Diabetes Retinopati Mengancam Kebutaan

Diabetes Retinopati Mengancam Kebutaan

Diabetes adalah kondisi dimana tubuh tidak memproduksi cukup insulin untuk merubah gula menjadi energi, menyebabkan penumpukan gula dalam darah. Ini mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk Diabetes Retinopati yang merupakan salah satu penyebab utama kebutaan baru pada orang dewasa di Indonesia .

Diabetes Retinopati adalah gangguan pembuluh darah di retina pada pasien yang mengidap diabetes melitus. Ini merupakan penyebab utama kebutaan baru pada orang dewasa di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Resiko diabetes retinopati meningkat seiring lamanya penyakit diabetes. Sekitar 60-80% pasien dengan diabetes selama 15 tahun atau lebih mengalami kerusakan pembuluh darah pada mata mereka. Beberapa pasien ini memiliki resiko mengalami kebutaan. Terutama bagi penderita diabetes dengan gula darah yang tidak terkontrol.

Pada tahap awal, gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah tipis retina, awalnya akan muncul bintik darah kecil dengan kumpulan peradangan pada retina.

Kemudian akan berkembang menjadi Retinopati proliferative (komplikasi yang disebabkan diabetes semakin parah) yang berkembang dari bintik perdarahan kecil menjadi perdarahan bola mata yang merupakan penyebab dari sebagian besar kebutaan pada penderita diabetes.

Pada kondisi ini, pembuluh darah baru tumbuh pada permukaan retina dan saraf optik. Pembuluh darah baru ini cenderung untuk pecah dan darah mengalir ke dalam rongga mata. Luka pada jaringan pembuluh darah yang pecah dapat juga berkontraksi dan menarik retina, menyebabkan terlepasnya retina dan kebutaan. Pada beberapa kasus, pembuluh darah baru dapat juga tumbuh pada iris mata (daerah berbentuk gelang pada mata yang dibatasi oleh pupil/bagian yang memberi warna pada mata dan sklera/bagian putih dari mata) dan menyebabkan terbentuknya glaukoma/kerusakan pada saraf mata, yang juga mengakibatkan kebutaan.

Penglihatan anda mungkin memburam secara bertahap yang sering kali tidak disadari. Pada beberapa pasien, kebocoran pembuluh darah mengalir ke dalam makula mata, yaitu bagian retina yang bertanggung jawab untuk penglihatan sentral (pusat), menyebabkan hilangnya penglihatan.

Dokter mata mungkin menyarankan prosedur pemeriksaan Funduscopy (pemeriksaan mata yang dinilai dapat mendeteksi dini berbagai penyakit serius secara akurat) kemudian Fundus Fluorescein Angiografi (FFA) yaitu teknik untuk memeriksa sirkulasi retina dan koroid (bagian fundus) menggunakan pewarna fluoresen dan kamera khusus sehingga dapat membantu deteksi dini efek diabetic retinopati.

Pada retinopati proliferatif (komplikasi yang disebabkan diabetes sudah semakin parah), pasien mungkin mengalami penglihatan berkabut atau kebutaan ketika perdarahan terjadi. Walaupun kemungkinan tidak merasa nyeri sama sekali, bentuk diabetic retinopati parah ini membutuhkan perhatian medis secepatnya.

Pada penderita diabetes, sebaiknya mengontrol kadar gula darah dan tekanan darah untuk mengurangi resiko diabetes retinopati. Sayangnya, meskipun kadar gula darah terkontrol dengan baik, resiko diabetes retinopati tidak sepenuhnya hilang.

Pengobatan laser digunakan untuk menutup kebocoran pembuluh darah yang tidak normal. Pancaran kecil energi laser dapat menutup kebocoran pembuluh darah dan membentuk skar/bekas luka kecil di dalam mata. Skar laser ini mengurangi pertumbuhan pembuluh darah baru dan menyebabkan pembuluh darah muda yang ada mengkerut dan menutup.

Namun, pengobatan laser tidak dapat digunakan pada setiap pasien. Prosedur yang disebut vitrektomi/operasi untuk mengobati berbagai macam gangguan pada retina, bersamaan dengan prosedur operasi lainnya dibutuhkan untuk kasus-kasus kompleks dimana terjadi pendarahan vitreous (perdarahan yang terjadi di dalam bola mata) ke dalam mata dan pembentukan jaringan luka. Deteksi dini melalui pemeriksaan mata dan perawatan yang sesuai adalah kunci kesuksesan pengobatan.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.