Yuk Kenali! Demam Tifoid Dapat Menular Lewat Manusia Loh!

Yuk Kenali! Demam Tifoid Dapat Menular Lewat Manusia Loh!

Demam tifoid atau dengan nama lain tipes abdominalis atau demam enterik merupakan penyakit endemik di Indonesia yang berada di urutan ketiga dari sepuluh penyakit terbanyak rawat inap di rumah sakit. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi kuman yaitu, Salmonella enteric serotype Typhi, Salmonella enterides serotype Paratyphi A, B, C, yang sumber penularannya melalui manusia. Cara penularan penyakit ini melalui fecal – oral menggambarkan rute penularan penyakit ketika patogen dalam partikel tinja seseorang berpindah ke mulut orang lain, yang menjadi tinja atau air seni dari karier (pembawa penyakit yang tidak bergejala).

            Beberapa kasus demam tifoid yaitu kejadian pada bulan April tahun 2022, pada bulan tersebut makanan atau cemilan kinder joy yang terkontaminasi bakteri salmonella. Kemudian, pada tahun 1900 dikenal sebagai Typoid Mary yaitu seorang chef yang bertugas memasak untuk para pekerja, chef tersebut bernama Mary Malon yang dikucilkan di sebuah pulau karena menularkan penyakit tifoid.

            Kemudian untuk mengetahui penyakit demam tifoid, tentu ada gejala-gejala yang akan dialami, hal ini akan terjadi setelah 1-3 minggu terinfeksi. Gejala tersebut berupa sakit perut, buang air besar yang encer, sembelit, sakit kepala, gangguan kesadaran  seperti perasaan berkabut, demam tinggi, suhu tubuh lebih dari 37,5, lidah kotor, perut tegang, pembesaran pada hati, pembesaran pada limpa, perut terasa nyeri pada saat ditekan. Untuk mengetahui jika pasien mengalami demam tifoid maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan darah perifer lengkap, pemeriksaan fungsi hati, dan pemeriksaan widal/Tubex TF. Adapun kemungkinan lain dari gejala demam tifoid ini yaitu pasien mengalami malaria, demam dangue/demam berdarah, hepatitis, dan infeksi virus atau bakteri lainnya.

            Untuk pencegahan demam tifoid ini perlu diperhatikan dengan cara higiene pribadi, sanitasi terutama cuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum makan atau menyiapkan makanan, menghindari konsumsi makanan atau minuman yang disiapkan dalam kondisi tidak higienis, memastikan air untuk minum, masak, sikat gigi telah direbus, dan peralatan bekas makan dan minum dicuci dengan baik/diberi clorin.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.