Mengenal Perbedaan antara Dyspepsia Fungsional dan Dyspepsia Organik

Mengenal Perbedaan antara Dyspepsia Fungsional dan Dyspepsia Organik

Halo sahabat Hermina, pasti kalian sudah tidak asing lagi ya dengan istilah dyspepsia atau sering dikenal dengan gangguan asam lambung. Dyspepsia, atau yang lebih dikenal sebagai gangguan pencernaan, adalah kondisi umum yang mempengaruhi saluran pencernaan manusia. Salah satu bentuk dyspepsia yang sering terjadi adalah dyspepsia fungsional dan dyspepsia organik. Meskipun keduanya berhubungan dengan masalah pencernaan, terdapat perbedaan penting antara keduanya. Artikel kali ini akan menguraikan perbedaan antara dyspepsia fungsional dan dyspepsia organik.

 

Dyspepsia Fungsional:

Dyspepsia fungsional adalah kondisi di mana seseorang mengalami gangguan pencernaan tanpa adanya kelainan organik yang dapat diidentifikasi. Ini berarti bahwa meskipun gejala gangguan pencernaan seperti nyeri perut, rasa kembung, mual, dan sensasi terbakar di dada dapat dialami, tidak ada penyebab organik yang dapat ditemukan melalui pemeriksaan medis. Gejala dyspepsia fungsional seringkali bersifat kronis dan dapat terjadi berulang-ulang. Faktor-faktor seperti stres, kecemasan, dan pola makan yang buruk dapat mempengaruhi perkembangan dyspepsia fungsional.

 

Dyspepsia Organik:

Dyspepsia organik adalah kondisi di mana seseorang mengalami gejala gangguan pencernaan yang disebabkan oleh kelainan organik yang dapat diidentifikasi. Dalam kasus dyspepsia organik, dokter dapat menemukan penyebab spesifik dari gejala yang dialami pasien melalui pemeriksaan medis, tes laboratorium, atau pemeriksaan pencitraan. Contoh kondisi organik yang dapat menyebabkan dyspepsia termasuk tukak lambung, gastroenteritis, refluks asam, infeksi bakteri H. pylori, atau penggunaan obat-obatan tertentu.

 

Perbedaan antara dyspepsia fungsional dan dyspepsia organik dapat dilihat dari beberapa aspek:

Penyebab:

Dyspepsia fungsional tidak memiliki penyebab organik yang dapat diidentifikasi, sementara dyspepsia organik memiliki penyebab yang jelas dan dapat dideteksi melalui pemeriksaan medis.

 

Pemeriksaan Medis:

Dalam dyspepsia fungsional, hasil pemeriksaan medis seperti tes darah, pemeriksaan pencitraan, atau biopsi tidak akan menunjukkan kelainan organik. Namun, dalam dyspepsia organik, hasil pemeriksaan medis dapat mengungkapkan kelainan organik yang mendasari.

 

Pengobatan:

Pengobatan dyspepsia fungsional umumnya melibatkan manajemen gejala dan perubahan gaya hidup seperti mengatur pola makan, menghindari makanan yang memicu gejala, mengelola stres, dan mengonsumsi obat pereda gejala seperti antasida. Di sisi lain, dalam kasus dyspepsia organik, pengobatan akan ditujukan untuk mengatasi penyebab organik yang mendasari, seperti antibiotik untuk infeksi H. pylori atau obat yang mengurangi produksi asam lambung.

 

Meskipun ada perbedaan antara dyspepsia fungsional dan dyspepsia organik, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan penyebab dan pengobatan yang tepat. Hanya dokter yang dapat melakukan diagnosis yang akurat berdasarkan riwayat medis, gejala yang dialami, dan pemeriksaan medis yang relevan.

Pada akhirnya, penting untuk diingat bahwa kesehatan pencernaan yang baik dapat dicapai melalui pola makan sehat, manajemen stres, dan gaya hidup yang seimbang. Jika Sahabat Hermina mengalami gejala dyspepsia yang mengganggu, jangan ragu untuk segera periksa ke RS Hermina Samarinda agar dapat memperoleh diagnosis dan pengobatan yang tepat. Salam sehat

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.