Masalah Kolesterol, Perlukah Minum Obat?

Masalah Kolesterol, Perlukah Minum Obat?

Dalam zaman sekarang ini, kolesterol bukan lagi menjadi istilah yang asing di masyarakat. Banyak pasien yang datang ke dokter mengatakan “kolesterol saya tinggi” dengan sudah membawa hasil tes laboratorium, baik itu dari pemeriksaan secara mandiri, check up rutin perusahaan tempat kerja, atau karena ada berbagai keluhan yang dirasakan. Sebenarnya bagaimana cara kita mengatasi masalah kolesterol ini dengan tepat?

Pertama, penyakit ini sebenarnya paling tepat disebut sebagai gangguan lemak darah (dislipidemia: dis-lipid-emia). “Dis” artinya gangguan, “lipid” artinya lemak, dan “emia” artinya darah. Mengapa disebut demikian? Karena sebenarnya tubuh manusia itu mengandung banyak jenis komponen lemak. Tidak selalu semuanya mengalami gangguan. Kadang hanya beberapa komponen saja yang kadarnya tidak normal dalam darah. Gangguan lemak dalam darah itu bermacam-macam jenisnya. Contoh, ada pasien yang kadar kolesterol LDL-nya saja yang tinggi, namun pasien lain hanya trigliserida-nya yang tinggi. Ada juga yang memiliki gangguan campuran, seperti LDL dan trigliserida dua-duanya tinggi. Bisa juga kadar keduanya normal/tinggi, namun kolesterol HDL-nya ternyata yang terlalu rendah. Itu juga tidak baik. Bahkan sekarang ini, semakin banyak komponen lemak darah lain yang bisa diperiksa, misalnya apolipoprotein B dan lipoprotein (a). Jadi, metabolisme lemak darah di dalam tubuh manusia itu kompleks, sehingga diagnosis dan pengobatannya tidaklah semudah perkiraan banyak orang. Oleh karena itu, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui apakah Anda menderita penyakit dislipidemia dan termasuk jenis yang mana gangguannya.

Kedua, perlu diketahui bahwa gangguan lemak darah seringkali tidak menimbulkan gejala apa pun. Tanda-tanda khas penyakit ini pun jarang didapatkan dari pemeriksaan fisik seseorang. Akibatnya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita dislipidemia, lalu tiba-tiba mengalami komplikasi seperti penyakit jantung koroner (penyumbatan pembuluh darah jantung) atau stroke iskemik (penyumbatan pembuluh darah otak). Jadi, langkah yang paling tepat untuk mendeteksi dislipidemia adalah melalui pemeriksaan darah di laboratorium. Bila Anda berisiko menderita penyakit gangguan lemak darah (seperti usia > 40 tahun, obesitas, hipertensi, diabetes, atau riwayat dislipidemia di keluarga), maka Anda perlu memeriksakan diri. Karena banyak jenis pemeriksaannya dan tidak semuanya selalu terjangkau, Anda sebaiknya berkonsultasi lebih dulu dengan dokter untuk dapat diarahkan tes yang tepat sesuai kondisi Anda.

Ketiga, pengobatan dislipidemia tergantung dari jenis gangguan lemak darahnya. Dokter dapat memberi resep bila diperlukan, namun tidak semua kasus dislipidemia jawabannya harus dengan minum obat. Pengaturan diet dan olahraga sangat penting dalam penanganan dislipidemia. Menghentikan perilaku yang tidak sehat seperti merokok dan minum alkohol juga tak kalah pentingnya. Selain itu, mengatasi penyakit lain yang berhubungan (seperti diabetes dan tiroid) juga dapat memperbaiki gangguan lemak darah. Ketika Anda akhirnya dianjurkan mendapat obat khusus dislipidemia, maka Anda perlu mengerti pertimbangan manfaat dan risikonya setelah berdiskusi dengan dokter. Pemilihan obat tentunya berdasarkan prinsip untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang lebih besar daripada risiko efek samping yang mungkin timbul. Manfaat dari obat dislipidemia ini perlu disadari, yaitu untuk mencegah komplikasi (seperti penyakit jantung, otak, pankreas) dan bukan untuk mengatasi gejala-gejala seperti pegal, pusing, dan sebagainya. Salah satu obat dislipidemia yang paling kuat bukti ilmiahnya adalah golongan statin. Ada 4 kelompok pasien yang paling jelas mendapat manfaat dari obat ini, yaitu menurunkan risiko penyakit jantung koroner ataupun stroke iskemik karena aterosklerosis (penumpukan lemak dalam pembuluh darah). Apakah Anda termasuk di antaranya? Berikut ini ada singkatan sederhana “KOLESTEROL” untuk mengingat 4 kelompok pasien ini.

KO : Kardiovaskular. Bila Anda sudah pernah menderita penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) karena aterosklerosis, maka obat golongan statin sangat bermanfaat untuk mencegah serangan jantung atau stroke berulang yang berisiko menjadi lebih parah bahkan sampai meninggal.

LE : Level LDL 190 mg/dL ke atas. Bila Anda belum pernah menderita penyakit kardiovaskular namun level (kadar) kolesterol LDL Anda sudah sangat tinggi ³ 190 mg/dL, maka Anda juga bisa mendapat manfaat yang serupa dari obat golongan statin ini.

STE : Skrining diabetes. Bila Anda berusia 40-75 tahun dan melalui skrining didapatkan diagnosis diabetes melitus (gula darah tinggi), maka Anda sangat berisiko untuk mengalami komplikasi penyakit kardiovaskular karena aterosklerosis. Obat golongan statin dianjurkan karena dapat mencegah komplikasi tersebut.

ROL : Risiko lanjut. Bila Anda tidak termasuk ketiga kelompok pasien di atas, namun berdasarkan penilaian risiko lanjutan dari dokter ternyata Anda berisiko tinggi untuk penyakit kardiovaskular, maka Anda juga bisa dianjurkan untuk mulai minum obat golongan statin.

Silakan diskusikan dengan dokter Anda mengenai jenis dan dosis obat, target pengobatan, maupun efek sampingnya agar terapi yang dilakukan dapat memberi manfaat seoptimal mungkin bagi kesehatan Anda.

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.