Apa Itu Sakit Usus Buntu? Yuk Kenali Gejala dan Penyebabnya !!!

Apa Itu Sakit Usus Buntu? Yuk Kenali Gejala dan Penyebabnya !!!

Penyakit usus buntu yaitu kondisi peradangan pada usus (apendiks). Kebanyakan penyebab usus buntu adalah infeksi yang tidak mendapat pertolongan sesegera mungkin. Nah, apendiks atau usus buntu merupakan organ berbentuk kantong berukuran 5-10 centimeter yang tersambung ke usus besar dari sisi kanan bawah perut. Gejala usus buntu pun mulanya berupa nyeri di daerah perut bagian kanan bawah. Selain itu, siapa pun bisa terkena radang usus buntu, tetapi penyakit ini paling sering menyasar mereka yang berusia antara 10 hingga 30 tahun. 

 

Penyebab Penyakit Usus Buntu

Ukuran dan lokasi usus buntu membuatnya mudah tersumbat dan terinfeksi. Ibaratnya, usus besar adalah “rumah” bagi banyak bakteri, dan jika terlalu banyak yang terperangkap di usus buntu, mereka tumbuh terlalu cepat dan dapat menyebabkan infeksi. Pada beberapa kasus, radang usus buntu awalnya terjadi dengan infeksi, dan terkadang infeksi sekunder. Pembengkakan di usus buntu dapat mengurangi atau menutup pembukaan dan menjebak lebih banyak bakteri di dalamnya. Penyebab umum penyakit usus buntu meliputi:

 

  1. Kotoran yang Mengeras (Batu Usus Buntu)

Endapan feses yang keras dan terklasifikasi yang dikenal sebagai fekalit, appendicolith, atau batu, atau batu appendix dapat termasuk di lubang appendix. Mereka membawa bakteri dan juga menjebak bakteri yang sudah ada di dalam usus buntu.

  1. Hiperplasia Limfoid

Sistem limfatik, yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh, membantu melawan infeksi dengan memproduksi dan melepaskan sel darah putih ke dalam jaringan.

Hal tersebut dapat menyebabkan jaringan limfoid di usus buntu membengkak, bahkan ketika infeksi aslinya ada di tempat lain di tubuh. Jaringan bengkak diusus buntu dapat menyumbatnya dan menyebabkan infeksi di dalamnya.

  1. Radang Usus Besar

Peradangan di usus besar dari infeksi atau penyakit radang usus dapat memengaruhi usus buntu. Infeksi dapat menyebar, atau peradangan itu sendiri dapat mengiritasi.

Selain itu, penyebab lain yang bisa terjadi di antaranya:

  • Adanya infeksi saluran pernapasan yang dapat menyebabkan kelenjar getah bening dalam dinding usus menjadi bengkak
  • Penebalan atau pembengkakan jaringan dinding usus buntu akibat infeksi saluran pencernaan atau bagian tubuh lainnya.
  • Cedera akibat trauma pada perut
  • Tumor

 

Faktor Risiko Usus buntu

Apendisitis atau penyakit usus buntu bisa menyerang siapa saja. Tetapi beberapa orang mungkin lebih mungkin mengembangkan kondisi ini daripada yang lain. 

Faktor risiko untuk penyakit usus buntu meliputi:

  • Usia

Apendisitis paling sering menyerang kisaran usia 10-30 tahun tetapi dapat terjadi pada usia berapapun

  • Jenis Kelamin

Penyakit usus buntu lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.

  • Riwayat Keluarga

Orang yang memiliki riwayat keluarga apendisitis berada pada risiko tinggi untuk mengembangkannya.

Selain itu , usus buntu juga kerap berkaitan dengan gaya hidup yang kurang sehat

Pasalnya, ada beberapa kebiasan sepele yang dapat meningkatkan risiko terjadinya usus buntu.

 

Gejala Penyakit Usus Buntu

Gejala penyakit usus buntu pada masing-masing pengidapnya akan bervariasi, tergantung pada lokasi, usia, serta posisi usus buntu. Namun, gejala radang usus buntu secara umum dapat menyebabkan ciri tertentu.

Apa yang dirasakan saat sakit usus buntu? Berikut ini beberapa gejala saat alami usus buntu :

  • Rasa nyeri mendadak yang berawal pada sisi kanan perut bagian bawah.
  • Nyeri tiba-tiba yang berawal pada sekitar pusar dan sering berpindah ke perut kanan bawah.
  • Rasa nyeri yang memburuk jika pengidapnya batuk, berjalan atau melakukan gerakan menggelegar lainnya.
  • Mual dan Muntah
  • Kehilangan selera makan
  • Demam ringan yang dapat memburuk seiring perkembangan penyakit
  • Perut Kembung.

 

Pencegahan Penyakit Usus Buntu

Hingga saat ini, belum ada cara pasti yang dapat dokter lakukan untuk mencegah radang usus buntu. Meski begitu, kamu dapat melakukan beberapa penerapan pola hidup sehat dapat mengurangi risikonya.

Berikut adalah beberapa penerapan pola hidup sehat yang dapat kamu lakukan: 

  • Jaga tubuh tetap terhidrasi dengan minum air putih dalam jumlah yang cukup
  • Memperbanyak konsumsi makanan sumber serat seperti buah dan sayuran
  • Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala
  • Mengkonsumsi makanan yang tinggi probiotik seperti yogurt agar kesehatan pencernaan terjaga
  • Rutin berolahraga minimal 30 menit.

Jika mengalami gejala diatas dan tidak kunjung membaik segera konsultasikan kesehatan anda di RSU Hermina Medan dengan dokter spesialis bedah digestif.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.