anak, ibu, fisioterapi

Waspada Anak Terlambat Bicara

Sahabat Hermina, anak mengalami keterlambatan bicara menjadi hal yang dikhawatirkan oleh para orang tua. Karena kemampuan berbahasa merupakan salah satu komponen terpenting dalam perkembangan anak. Bahasa dapat diartikan sebagai segala bentuk komunikasi ketika pikiran dan perasaan seseorang disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Selain itu, komunikasi efektif diperlukan dalam proses belajar, perkembangan emosi dan sosial, serta dalam kehidupan bermasyarakat. Perkembangan komunikasi sejalan dengan kemajuan perkembangan anak terutama dalam hal kognitif, sosial emosi dan adaptasi.

 

Sekitar 15% pada anak usia 2 tahun mengalami keterlambatan bicara (late talking toddlers). Penyebabnya multifactorial, bisa karena keturunan (genetic), pengaruh dari sosioekonomi (termasuk tingkat pendidikan) orang tua dan masalah medis lain. Sekitar setengah dari anak tersebut perkembangan bicara dan bahasanya akan kembali normal saat di follow up di usia 3-5 tahun, namun mereka mungkin masih mengalami kekurangan. Literatur lain menyebutkan anak dengan keterlambatan bicara sekitar 60% akan mengejar hingga usia 4 tahun tanpa ada masalah.

 

Lalu, perkembangan seperti apa yang perlu diwaspadai oleh para orang tua?

 

Usia 0-3 Bulan:

• Kurang respons

• Kurangnya kepekaan terhadap suara

• Kurangnya kepekaan terhadap lingkungannya

• Menangis dengan pola yang sama saat lelah, lapar atau nyeri

• Masalah dalam menghisap atau menelan.

 

Usia 3-6 Bulan:

• Tidak bisa fokus, mudah overstimulasi

• Kurangnya kepekaan terhadap bunyi, tidak melokalisir sumber bunyi/speaker

• Kurangnya kepekaan terhadap orang dan benda di lingkungannya

 

Usia 6-9 Bulan:

• Tidak tampak memahami dan menikmati penghargaan sosial dari interaksi

• Kurangnya koneksi dengan orang dewasa (seperti kurangnya kontak mata, tatapan mata resiprokal, permainan sosial resiprokal)

• Tidak dapat ”babbling” atau bisa dengan sedikit/tanpa konsonan

 

Usia 9-12 Bulan:

• Mudah marah dengan bunyi yang tidak mengganggu bagi orang lain

• Tidak menunjuk dengan jelas keinginannya akan suatu benda

• Tidak mengkoordinasikan tindakan antara benda dan orang dewasa

• Kurangnya pola yang konsisten dari ”babbling” yang berulang

• Kurangnya respons yang menunjukkan pemahaman kata-kata atau bahasa tubuh

• Bergantung secara eksklusif pada konteks untuk pemahaman bahasa

 

Usia 12-18 Bulan:

• Kurangnya bahasa tubuh untuk berkomunikasi

• Tidak mencoba menirukan atau secara spontan memproduksi satu kata

• Tidak persisten dalam berkomunikasi (seperti memberikan benda pada orang dewasa untuk minta bantuan, namun putus asa dengan mudahnya jika orang dewasa tidak memberikan respon segera)

• Pemahaman kosakata yang terbatas (memahami kurang dari 50 kata atau frase tanpa bahasa tubuh atau petunjuk konteks)

• Produksi kosakata terbatas (bicara kurang dari 10 kata)

• Kurangnya pertumbuhan produksi kosakata (dari 12 sampai 18 bulan)

 

Usia 18-24 Bulan

• Bergantung pada bahasa tubuh tanpa bahasa verbal

• Produksi kosakata terbatas (kurang dari 50 kata)

• Tidak menggunakan kombinasi dua kata

• Produksi konsonan terbatas

• Percakapan tidak bertujuan

•Regresi dalam perkembangan bahasa, berhenti berbicara atau memulai menggemakan frase yang dia dengar, umumnya tidak tepat

 

 

Stimulasi pada anak memang seharusnya dilakukan sejak dini agar anak terhindar dari masalah keterlambatan berbicara atau speech delay. Namun, jangan khawatir, Sahabat Hermina bisa melakukan beberapa hal seperti berdiskusi mengenai hal-hal yang menarik bagi mereka, misalnya membahas tentang kartun kesukaan atau kegiatan yang dilalui selama satu hari, belajar bernyanyi bersama dengan makukan nyanyian dengan memberikan sedikit gerakan tarian agar anak merasa tertarik dan bercerita dengan menggunakan buku-buku dongeng yang dilengkapi gambar-gambar menarik merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi speech delay pada anak.

Categories