Mengenali Perbedaan Masalah Kejiwaan & Gangguan Kejiwaan
Menurut UU Kesehatan Jiwa no.18 th.2014:
A. Orang dengan masalah kejiwaan (ODMK): orang yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan & perkembangan dan/ kualitas hidup sehingga memiliki resiko mengalami gangguan jiwa.
Dengan prevalensi: 15-30%
B. Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ): orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perasaan & perilaku, yang termanifestasikan dalam kumpulan gejala (sindroma) dan/ adanya perubahan perilaku yang bermakna, menimbulkan hambatan, dan penderitaan dalam menjalankan fungsi sebagai manusia.
Prevalensi: 1 orang/mil atau sekitar 1%
* Mengapa penting untuk dipahami?
- Kesadaran mengenai kesehatan mental sangatlah penting karena kesmen merupakan bagian dari kesehatan manusia secara utuh dan mempengaruhi fungsi keseharian manusia, interaksi sosialnya, dan produktivitasnya.
- Dampak yang harus ditanggung ketika muncul pemahaman yg keliru ttg hal ini sangat besar, (1) muncul labeling, stigma negatif dan pengucilan yg memperburuk kondisi mental sse; (2) yg menerima labeling dapat terhambat potensi2nya, rendah diri, memperburuk kondisi kesmennya; (3) menghambat penanganan yg benar dan meningkatkan resiko maltreatment oleh non-profesional.
*Stres, Cemas & Depresi
- Stres merupakan respon manusia secara psikis dan fisiologis terhadap tuntutan internal maupun eksternal
-wajar, ditemui sehari2
-bisa berdampak negatif (distress), tapi juga berdampak positif/memotivasi (eustress).
-distress lah yg beresiko berkembang menjadi masalah psikologis (cemas, tertekan, bingung, agresi dll), dan apabila tidak ada penyelesaiannya/ tdk dikelola dgn baik dapat berkembang menjadi gangguan jiwa (gg.cemas, gg.mood spt depresi, psikotik dll)
Sehingga antara stres, cemas dan depresi dapat terkait satu sama lain.
*Deteksi Dini Masalah Kejiwaan
- bukan hal yg tabu untuk menceritakan permasalahan yang kita alami atau rasakan pada pihak lain, asalkan: pihak tsb profesional (terjamin kerahasiaan masalah, berdasar kode etika profesi, memiliki keterampilan2 mendengar aktif dan konseling, serta objektif)
- Indikator kapan harus konsul ke profesional keswa:
(1) merasakan ketidaknyamanan dalam bertindak atau menjalani keseharian
(2) sudah berupaya mencari solusi dan menyelesaikan sendiri, namun belum berhasil
(3) mengarah pada perilaku pelarian yang tidak sehat/tdk produktif/ kecanduan, spt: kecanduan game, gadget, berkurung di kamar, dll.
(4) muncul keluhan2/ kekhawatiran dari orang2 sekitar kita
(5) baru saja mengalami kejadian traumatis.
*Deteksi Dini Gangguan Jiwa:
(A) rasa tidak nyaman, tidak produktif, kebingungan yang terus menerus
(B) perubahan mood yang drastis terus menerus
(C) muncul ide, pikiran atau tindakan menyakiti diri sendiri dan/orang lain
(D) muncul tindakan menyimpang dari norma sosial dan kebiasaan
(E) orang lain banyak yg merasa tidak nyaman dengannya
-A-E durasi terus menerus lebih dari 2 minggu
(F) ada ketidak konsistenan antara pikiran, perasaan dan tindakan ybs
(G) ada keyakinan2 yg keliru, halusinasi pada panca indera
-durasi F dan G, 6 bulan muncul terus menerus
*profesional keswa: psikolog dan psikiater
- psikiater melakukan pendekatan medis utk menghilangkan gejala2 gangguan jiwa
-psikolog melakukan pendekatan konseling dan psikoterapi dalam membantu klien/pasien menemukan alternatif2 solusi bagi problem kejiwaannya, membantu merestrukturisasi kepribadian dan pola2 interaksi klien/pasien yg dianggap menjadi faktor resiko gangguan kejiwaan.
*PENUTUP
- kesehatan mental/jiwa merupakan kontinum yg rentangnya luas dan batasannya "abu-abu", namun dengan bantuan profesional di bidang keswa dapat dipahami dan ditangani.
- pemahaman diri dan pengelolaan aset diri (pikiran, emosi dan motivasi bertindak/sikap) dapat meningkatkan kondisi kesehatan mental sse.
- masalah kesehatan jiwa bukan hal yang tabu/aib, namun kondisi psikis manusia yg perlu support dan pengelolaan yg baik, spt halnya masalah kesehatan pada umumnya.
- gangguan jiwa dapat dikelola dan diobati sehingga sembuh, semakin cepat tertangani dan mendapat support lingkungan sosialnya, maka semakin baik prediksi kesembuhannya.
Kartika Sari Dewi, S.Psi., M.Psi., Psikolog
(Psikolog Klinis Remaja & Dewasa RS Hermina Banyumanik)