- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 21 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Obstruksi Usus Pada Anak<\/a><\/h3>
Obstruksi usus adalah penyumbatan pada usus, dapat terjadi di usus halus, usus besar, maupun usus dua belas jari. Hal ini dapat terjadi pada anak maupun dewasa, akan tetapi 1:2000 bayi yang baru lahir mengalami kejadian ini. Sumbatan dalam usus dapat menyebabkan penumpukan makanan, cairan, asam lambung, atau gas. Obstruksi usus pada bayi sangat berbahaya dan mengancam jiwa. \n\n \n\n Penyebab obstruksi usus: \n\n \n \n Usus terpelintir \n \n \n Usus terlipat \n \n \n Kelainan struktur usus \n \n \n Radang usus \n \n \n Hernia \n \n \n Kanker usus besar \n \n \n Penumpukan tinja \n \n \n\n \n\n Sebagian besar kasus obstruksi usus pada bayi disebabkan intususepsi. Tanda yang paling jelas adalah anak tiba-tiba menangis keras akibat sakit perut. Hal ini dikarenakan usus mempunyai bentuk yang panjang seperti tabung. Beberapa gejala lain yang menyertai adalah: \n\n \n \n Mual \n \n \n Muntah kuning kehijauan \n \n \n Demam \n \n \n Diare \n \n \n Lemas \n \n \n Benjolan atau pembengkakan pada perut \n \n \n BAB mengandung darah atau lender \n \n \n BAB berwarna merah dan menggumpal seperti jeli \n \n \n\n \n\n Intususepsi adalah kondisi usus yang terlipat dan menyusup ke dalam bagian usus di sampingnya. Biasanya terjadi pada bayi atau anak usia kurang dari 3 tahun. Intususepsi merupakan keadaan darurat medis dimana memerlukan penanganan darurat untuk menghindari muntah berlebihan yang dapat menyebabkan dehidrasi, kehilangan elektrolit, syok serta infeksi. \n\n \n\n Penyumbatan yang terjadi pada usus menyebabkan tekanan pada usus, dan Ketika tekanan semakin besar usus dapat robek dan mengeluarkan isinya ke rongga perut, termasuk mengeluarkan bakteri. \n\n \n\n Tatacara penanganan obstruksi usus antara lain: \n\n \n \n Memberikan cairan melalui infus, hal ini dilakukan untuk mencegah dehidrasi \n \n \n Memasukkan selang ke dalam usus dengan memasukkan kateter ke dalam perut melalui hidung, tujuannya adalah mengurangi tekanan di dalam usus \n \n \n Pembedahan/operasi \n \n \n\n \n\n Gaya hidup yang cocok untuk anak penderita obstruksi usus \n\n \n \n Perbanyak minum air putih \n \n \n Berikan makanan yang mudah dicerna dan cair seperti sup, bubur \n \n \n Diet rendah serat, tanpa biji-bijian dan kacang-kacangan \n \n \n\n \n\n Obstruksi tidak hanya dapat terjadi pada usus, obstruksi dapat terjadi dimana saja pada saluran cerna seperti: \n\n \n \n Kerongkongan \n \n \n Perut \n \n \n dubur \n \n \n\n \n\n Pentingnya bagi para orangtua untuk waspada Ketika anaknya mengalami gejala-gejala seperti yang telah kami sebutkan diatas. Sehat Bersama Hermina. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekalongan<\/a><\/li>
- 21 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Fakta dan Mitos Seputar Kemahilan<\/a><\/h3>
Banyak sekali mitos yang bersebaran di masyarakan, salah satunya adalah mengenai mitos seputar kehamilan yang dapat menyebabkan ibu hamil menjadi khawatir akan hal-hal yang belum tentu kebenarannya, misal mitos mengenai ibu hamil tidak boleh makan nanas karena dapat menyebabkan keguguran. \n\n Memang sulit menghentikan atau membatasi berkembangnya mitos kehamilan di masyarakat. Oleh karena itu, ibu hamil perlu banyak menggali informasi yang sebenarnya agar tidak terlalu khawatir. \n\n Mari simak penjelasan mengenai sejumlah mitos kehamilan dibawah ini. \n\n \n\n Mitos seputar kehamilan dan faktanya \n\n 1. Makan nanas dapat menyebabkan keguguran \n\n Mitos yang cukup populer dalam masyarakat salah satunya adalah mengenai nanas, bahwa ibu hamil tidak boleh makan nanas karena dapat menyebabkan keguguran, faktanya itu tidak benar, nanas mengandung vitamin C yang tinggi dan baik di konsumsi oleh ibu hami. Tetapi tetap tidak boleh dikonsumsi berlebihan karena nanas juga mengandung senyawa bromelain, karena dapat memecah protein dan menyebabkan mulut rahim menjadi lunak, akan tetapi menurut teori dibutuhkan ratusan nanas untuk dapat menyebabkan efek tersebut. \n\n 2. Makan pisang dempet dapat menyebabkan kelahiran kembar siam \n\n Mitosnya ibu hamil tidak boleh makan pisang bersama-sama, mitosnya bisa menyebabkan bayi yang dikandungnya terlahir kembar siam.Ada penelitian yang menyatakan bahwa bahan makanan hasil rekayasa genetika dapat berdampak buruk pada tubuh. \n\n Hal ini didasarkan pada serangga yang menjadi kebal terhadap pestisida dan gulma menjadi lebih liar karena penyerbukan dengan sari tumbuhan yang lebih baik.Orang Jawa percaya bahwa pisang dengan kelainan genetik mempengaruhi anak yang dikandung ibunya.Meski begitu, mitos ini belum bisa dibuktikan atau dijelaskan secara ilmiah. \n\n 3. Susu kedelai tidak baik buat Ibu Hamil \n\n Ada juga kepercayaan populer bahwa mengonsumsi susu kedelai dapat mempengaruhi perkembangan janin. Itu sama sekali tidak berdasar. Sebaliknya, kandungan zat besi pada susu kedelai bermanfaat bagi ibu dan janin. Susu kedelai mengandung senyawa penting seperti asam lemak, omega-3, dan asam folat untuk kesehatan janin. Secara khusus, omega-3 membantu pekembangan bayi, dan asam folat membantu mencegah cacat lahir. \n\n Artinya ibu hamil boleh minum susu kedelai tanpa khawatir akan mengganggu tumbuh kembang bayi. \n\n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 21 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Ini Hal yang Harus Ibu Lakukan Jika Anak Terlambat Imunisasi<\/a><\/h3>
Imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak. Namun, terkadang ada situasi di mana anak terlambat mendapatkan imunisasi yang dianjurkan. Jika Anda sebagai orang tua menghadapi situasi ini, ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan untuk memastikan kesehatan anak tetap terjaga. \n\n \nPertama-tama, orang tua perlu konsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Dokter akan memberikan penjelasan mengenai risiko yang mungkin terjadi akibat keterlambatan imunisasi. Selain itu, dokter juga akan memberikan saran mengenai langkah-langkah yang harus diambil. \n \nSelanjutnya, orang tua perlu membuat jadwal imunisasi yang baru. Berdasarkan saran dari dokter, orang tua dapat menentukan waktu yang tepat untuk melakukan imunisasi yang terlewat. Penting untuk mengikuti jadwal yang baru dengan disiplin agar efektivitas vaksin dapat maksimal. \n \nSelain itu, orang tua juga perlu memastikan bahwa anak dalam kondisi sehat saat menjalani imunisasi. Jika anak sedang sakit, sebaiknya menunda imunisasi hingga anak benar-benar pulih. Kondisi kesehatan yang baik akan meningkatkan efektivitas vaksin dan mengurangi risiko efek samping. \n \nSelama menunggu jadwal imunisasi yang baru, orang tua dapat melakukan langkah-langkah lain untuk menjaga kesehatan anak. Misalnya, memberikan makanan bergizi, memastikan anak mendapatkan cukup istirahat, dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar. \n \nSelain itu, orang tua juga perlu memperhatikan perkembangan anak secara keseluruhan. Jika ada tanda-tanda penyakit atau gangguan kesehatan lainnya, segera konsultasikan dengan dokter anak. Memantau kesehatan anak secara rutin akan membantu mencegah dan mengatasi masalah kesehatan yang mungkin timbul. \n \nDalam situasi yang tidak ideal seperti terlambat imunisasi, penting bagi orang tua untuk tetap tenang dan mengikuti saran dari dokter anak. Melakukan imunisasi sesuai jadwal yang baru dan menjaga kesehatan anak secara keseluruhan akan membantu melindungi anak dari penyakit berbahaya. Keselamatan dan kesehatan anak adalah prioritas utama, dan dengan langkah-langkah yang tepat, orang tua dapat memastikan anak mendapatkan perlindungan yang efektif melalui imunisasi, dan sebagai orang tua, Anda memiliki peran penting dalam memastikan anak Anda mendapatkan perlindungan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Purwokerto<\/a><\/li>
- 21 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Sering Alami Perubahan Emosi Mendadak? Ketahui Gangguan Bipolar<\/a><\/h3>
Gangguan bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang kompleks yang mempengaruhi suasana hati seseorang, pola tidur, tingkat energi, dan kemampuan untuk berfungsi secara normal dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah gangguan serius yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang, hubungan pribadi, kinerja sekolah atau pekerjaan, dan bahkan menyebabkan pemikiran yang berbahaya atau perilaku impulsif. \n\n Gangguan bipolar, dulunya dikenal sebagai gangguan manik-depresif, adalah gangguan suasana hati yang ditandai dengan perubahan ekstrem dalam suasana hati, energi, dan tingkat aktivitas. Penderita gangguan bipolar mengalami episode depresi yang dalam, yang diikuti oleh episode mania atau hipomania. Episode depresi ditandai dengan perasaan sedih, kehilangan minat atau kegembiraan dalam aktivitas sehari-hari, perubahan berat badan, gangguan tidur, kelelahan, dan pikiran tentang kematian atau bunuh diri. Sementara itu, episode mania atau hipomania ditandai dengan suasana hati yang meningkat, energi yang tinggi, impulsif, dan perilaku berisiko. \n\n Jenis- jenis gangguan Bipolar : \n\n \n \n Gangguan Bipolar Tipe I: Ini melibatkan episode mania yang parah yang dapat berlangsung selama satu minggu atau lebih. Episode depresi juga mungkin terjadi. \n \n \n Gangguan Bipolar Tipe II: Pada tipe ini, individu mengalami episode depresi yang serius bergantian dengan episode hipomania, yang merupakan tingkat mania yang lebih rendah dari pada tipe I. \n \n \n Gangguan Bipolar Campuran: Ini adalah kombinasi dari gejala mania dan depresi dalam satu periode. \n \n \n Gangguan Siklotimik: Ini melibatkan perubahan suasana hati yang lebih ringan, dengan episode hipomania dan depresi yang lebih ringan namun persisten. \n \n \n\n Penyebab pasti gangguan bipolar belum sepenuhnya dipahami, namun, faktor-faktor berikut dapat berkontribusi: \n\n \n \n Genetika: Orang dengan anggota keluarga yang menderita gangguan bipolar memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi ini. \n \n \n Ketidakseimbangan Kimia Otak: Perubahan dalam neurotransmiter otak, seperti serotonin, dopamin, dan noradrenalin, dapat memainkan peran dalam timbulnya gangguan bipolar. \n \n \n Stres dan Trauma: Kejadian stres atau trauma emosional dapat memicu episode gangguan bipolar pada individu yang rentan. \n \n \n Gaya Hidup dan Lingkungan: Faktor-faktor lingkungan, seperti gaya hidup, kebiasaan tidur yang tidak teratur, dan konsumsi zat-zat tertentu, juga dapat mempengaruhi perkembangan gangguan bipolar. \n \n \n\n Diagnosis gangguan bipolar melibatkan evaluasi medis menyeluruh oleh profesional kesehatan mental. Hal ini termasuk wawancara klinis, observasi perilaku, dan pemeriksaan fisik untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab fisik dari gejala tersebut. Pengelolaan gangguan bipolar melibatkan kombinasi terapi obat dan terapi perilaku. Obat-obatan seperti stabilisator suasana hati, antipsikotik, dan antidepresan dapat membantu mengontrol gejala. Terapi perilaku, seperti terapi kognitif perilaku (CBT) atau terapi interpersonal, juga penting untuk membantu individu memahami dan mengelola gejala serta membangun strategi untuk mengatasi stres dan situasi pemicu lainnya. \n\n Gangguan bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang serius yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Meskipun memahami dan mengelola gangguan bipolar bisa menjadi tantangan, dengan perawatan yang tepat, dukungan sosial, dan perubahan gaya hidup, banyak individu dapat mengelola gejalanya dan menjalani kehidupan yang bermakna. Penting bagi individu yang mengalami gejala gangguan bipolar untuk mencari bantuan profesional segera untuk diagnosis dan perawatan yang tepat. Di RSU Hermina Purwokerto sahabat hermina dapat berkonsultasi mengenai gangguan bipolar dengan spesialis Kesehatan Jiwa. \n\n Akses pendaftaran bisa melalui 4 cara berikut ini: \n1. Download mobile aplikasi di Playstore (Ketik Halo Hermina) \n2. Hubungi Call Center 1500488 \n3. Melalui website -> www.herminahospitals.com \n4. Melalui aplikasi Halodoc \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Jatinegara<\/a><\/li>
- 20 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Penyakit Berbahaya yang Terlalu Sering Diabaikan<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, dalam kehidupan yang serba cepat seperti saat ini, seringkali kita cenderung mengabaikan tanda-tanda kesehatan yang muncul dalam tubuh kita. Bahkan, beberapa penyakit berbahaya seringkali diabaikan atau dianggap enteng oleh banyak orang, padahal mereka dapat menjadi ancaman serius bagi kesejahteraan kita. Penyakit berbahaya ini dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya, namun seiring dengan kemajuan teknologi dunia kedokteran maka penyakit berbahaya ini dapat diketahui lebih cepat . Di bawah ini, kita akan menjelajahi beberapa penyakit berbahaya yang terlalu sering diabaikan oleh masyarakat, dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan dan deteksi dini. \n\n \n Kanker \n \n\n Kanker merupakan penyakit yang menakutkan bagi semua orang karena terjadinya mutase sel dan berkembang secara tidak terkendali. Tetapi sayangnya, seringkali tanda-tanda awalnya diabaikan atau dianggap sebagai masalah kecil. Kanker dapat muncul dalam berbagai bentuk dan gejala, mulai dari perubahan kulit yang tidak normal hingga rasa sakit yang berkepanjangan. Deteksi dini melalui pemeriksaan rutin dan kesadaran akan gejala-gejala kanker sangat penting untuk meningkatkan peluang penyembuhan. Contoh jenis kanker yang banyak diderita adalah kanker payudara, otak, usus. Kanker payudara merupakan salah satu penyumbang kematian cukup tinggi \n\n \n Diabetes \n \n\n Diabetes adalah penyakit nomor tiga terbanyak yang ada di Indonesia setelah penyakit jantung dan kanker. Diabetes merupakan penyakit kronis yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, termasuk gangguan ginjal, kebutaan, dan amputasi anggota tubuh. Namun, banyak orang mengabaikan gejala-gejala diabetes seperti kehausan yang berlebihan, sering buang air kecil, dan kelelahan yang terus-menerus. Pencegahan diabetes melalui gaya hidup sehat dan pemeriksaan rutin adalah kunci untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini. \n\n \n Penyakit Jantung Koroner \n \n\n Penyakit jantung koroner adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia, yang disebabkan oleh penyempitan dan penyumbatan yang terjadi pada pembuluh darah yang memberikan suplai darah dan oksigen ke jantung. Tetapi masih banyak orang yang mengabaikan faktor risiko dan gejala awalnya. Gejala seperti nyeri dada, sesak napas, dan detak jantung tidak teratur seringkali diabaikan atau dianggap sebagai masalah kecil. Menjaga pola makan sehat, berolahraga secara teratur, dan menghindari kebiasaan merokok dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit jantung. \n\n \n Hipertensi \n \n\n Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering disebut sebagai "pembunuh diam-diam" karena seringkali tidak menimbulkan gejala yang nyata. Namun, jika dibiarkan tidak terkendali, hipertensi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius seperti serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal. Memantau tekanan darah secara teratur dan mengadopsi gaya hidup sehat adalah langkah-langkah penting untuk mencegah dan mengelola hipertensi. \n\n \n Penyakit Menular Seksual (PMS) \n \n\n Penyakit menular seksual (PMS) seperti HIV/AIDS, sifilis, dan gonore merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, tetapi masih banyak orang yang enggan untuk menghadapi kenyataan ini. Edukasi tentang pendidikan seks dapat dimulai dari usia dini, sehingga anak-anak dapat mengetahui perilaku seksual yang sehat. Penggunaan kondom saat berhubungan seks, mengurangi jumlah pasangan seksual, dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu mencegah penyebaran PMS. \n\n Nah Sahabat Hermina, pentingnya kesadaran akan penyakit-penyakit berbahaya yang terlalu sering diabaikan tidak dapat diabaikan. Dengan memahami gejala-gejala awal dan faktor risiko, serta mengadopsi gaya hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, kita dapat mengurangi risiko terkena penyakit-penyakit ini dan meningkatkan kualitas hidup kita secara keseluruhan. Ingatlah, kesehatan adalah aset yang paling berharga, dan merawatnya harus menjadi prioritas utama dalam kehidupan kita. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Wonogiri<\/a><\/li>
- 20 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Memahami Risiko Tinggi pada Kehamilan: Langkah-langkah untuk Menjaga Kesehatan Ibu dan Bayi<\/a><\/h3>
Kehamilan adalah periode yang menarik dan penuh harapan dalam kehidupan seorang wanita. Namun, bagi sebagian wanita, kehamilan juga dapat membawa risiko tinggi yang perlu diperhatikan dengan serius. Risiko-risiko ini bisa bervariasi, mulai dari masalah kesehatan kronis yang sudah ada sebelumnya hingga komplikasi yang muncul selama kehamilan. Memahami risiko tinggi pada kehamilan sangat penting agar langkah-langkah pencegahan dan pengelolaan yang tepat dapat diambil untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi. \n\n \n\n Faktor Risiko Tinggi pada Kehamilan \n\n Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko komplikasi pada kehamilan. Beberapa di antaranya termasuk riwayat kesehatan ibu sebelumnya, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, atau riwayat kehamilan yang sulit atau berujung pada komplikasi. Selain itu, usia ibu juga bisa menjadi faktor risiko. Wanita yang hamil di usia di atas 35 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami komplikasi seperti komplikasi seperti preeklampsia, kelahiran prematur, sampai kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah yang beresiko stunting. \n\n \n\n Pentingnya Pemeriksaan Prenatal \n\n Pemeriksaan prenatal secara teratur sangat penting untuk mendeteksi dan mengelola risiko tinggi pada kehamilan. Selama kunjungan prenatal, dokter akan memantau perkembangan kesehatan ibu dan bayi serta memberikan saran tentang gaya hidup sehat dan perawatan yang diperlukan. Tes medis tambahan, seperti ultrasonografi dan tes darah, juga dapat dilakukan untuk menilai risiko secara lebih akurat. \n\n \n\n Langkah-langkah untuk Menjaga Kesehatan \n\n Untuk mengurangi risiko komplikasi pada kehamilan, ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh ibu hamil: \n\n \n Pemantauan Kesehatan: Ikuti semua janji prenatal dan berkomunikasi dengan dokter tentang perubahan atau masalah kesehatan yang mungkin timbul selama kehamilan. \n Gaya Hidup Sehat: Menerapkan gaya hidup sehat termasuk makan makanan bergizi, berolahraga secara teratur (sesuai dengan saran dokter), dan menghindari kebiasaan yang berisiko seperti merokok atau mengonsumsi alkohol. \n Perhatian pada Tanda Bahaya: Ketahui tanda-tanda bahaya seperti preeklampsia, perdarahan, atau penurunan gerakan janin, dan segera hubungi dokter jika ada gejala tersebut. \n Konsultasi dengan Ahli: Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli seperti ahli gizi, bidan, atau konselor jika diperlukan untuk mendapatkan dukungan tambahan selama kehamilan. \n \n\n \n\n Kesimpulan \n\n Memahami risiko tinggi pada kehamilan dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk menjaga kesehatan adalah kunci untuk memastikan kehamilan yang sehat dan aman bagi ibu dan bayi. Dengan perawatan prenatal yang tepat dan perhatian terhadap tanda-tanda bahaya, banyak komplikasi yang terkait dengan kehamilan dapat dicegah atau dikelola dengan baik. \n\n \n\n Sahabat Hermina, sebagai seorang sahabat yang peduli dengan kesehatanmu, ingatlah selalu pentingnya berkonsultasi dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi di RS Hermina Wonogiri, terutama dengan dr. Charly Haposan M. S., Sp.OG dan dr. Cakrabumi Whisnubroto, Sp.OG. Mereka adalah ahli yang dapat memberikanmu perawatan terbaik selama masa kehamilan dan membantu menjaga kesehatanmu serta bayimu dengan baik. Jangan ragu untuk mendapatkan nasihat dan perawatan dari mereka untuk memastikan kehamilanmu berjalan lancar dan aman. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 19 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Yuk Kenali Golden Period dalam Penanganan Stroke<\/a><\/h3>
Stroke merupakan bisa menjadi penyebab kematian serta dapat menjadi cacat seumur hidup. Bisa saja Stroke juga dapat mengakibatkan beberapa dampak jangka panjang pada kesehatan dan kehidupan. Cara yang baik untuk dapat menolong meminimalkan risiko yang terjadinya cacat jangka panjang atau kematian yaitu memberikan pengobatan pada momen golden hour atau golden period. Namun yang sangat disayangkan, tak semua orang mengetahui hal ini. Inilah sebabnya tak sedikit penderita stroke yang akhirnya mengalami cacat permanen atau bahkan dapat kehilangan nyawa. Lantas, apa sih pengertian golden hour atau golden period dalam melakukan penanganan stroke? \n\n Arti Golden Period atau Golden Hour dalam Penanganan Stroke \n\n Stroke timbul saat pembuluh darah yang mengalir di daerah otak pecah atau tersumbat. Mengakibatkan, aliran darah terhambat dan otak tidak mendapatkan lagi oksigen serta nutrisi penting untuk bekerja secara normal. Ini diibarat mesin pada tubuh, kelainan fungsi yang terjadi pada otak dapat berdampak buruk pada kesehatan serta membahayakan nyawa. Keadaan ini bisa mempengaruhi berbicara, pendengaran, bergerak, makan, dan hampir semua proses vital. Inilah mengapa perlunya melakukan perawatan stroke secara tepat selama golden hour sangat krusial bagi nyawa pengidap stroke. Golden Hour atau Golden Period merupakan istilah yang digunakan untuk rentang waktu kehidupan penderita stroke melalui pengobatan dengan sesegera mungkin dilakukan. Apabila penderita stroke mendapatkan bantuan medis dalam periode tersebut, besar kemungkinan ia bisa bertahan dari komplikasi stroke. Pada penderita penyakit stroke, periode golden hour yaitu empat setengah jam (4,5 jam) setelah seseorang mengalami gejala stroke. Tanpa adanya penanganan cepat pada rentang waktu itu, penderita stroke sangat mungkin mengalami kerusakan otak secara permanen. \n\n Ciri - Ciri Stroke \n\n Untuk dapat lebih memahami dan mempelajari gejala serta tindakan pencegahan, hal utama yang perlu diketahui bahwa stroke terbagi menjadi dua jenis, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik disebabkan karena terjadinya penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah yang berujung pada penyumbatan aliran darah. Penyumbatan ini bisa bertambah karena pembentukan gumpalan atau timbunan lemak yang semakin menumpuk di pembuluh darah. Sementara itu, stroke hemoragik yaitu jenis stroke yang disebabkan karena pecah atau bocornya pembuluh darah otak. Kondisi ini disebabkan oleh banyak hal seperti trauma, konsumsi obat pengencer darah yang berlebihan, stroke iskemik, tekanan darah tinggi yang tidak terkendali, dan faktor lainnya. Supaya bisa lebih mudah mendapatkan diagnosis untuk stroke, dokter menentukan metode untuk mengidentifikasi kelainan ini yang dikenal dengan metode FAST, yaitu: \n\n \n F : Facial Dropping atau wajah yang tidak simetris \n A : Arm Weakness atau Tangan melemah atau tidak bisa digerakkan \n S : Speech difficulties atau Sulit Berbicara \n T : Times yang menunjukkan kedatangan penderita ke rumah sakit tepat waktu atau maksimal 4,5 jam setelah gejala muncul. \n \n\n Setelah stroke dapat diidentifikasi, langkah yang sangat penting adalah segera melakukan pemindaian otak dengan bantuan alat penunjang medis CT scan. Jika pemeriksaan CT scan tidak menunjukkan adanya perdarahan, obat penghancur bekuan darah bisa diberikan untuk melarutkan bekuan darah. \n\n Cara Mencegah Stroke \n\n Rata rata Sebagian besar stroke terjadi karena riwayat atau keturunan kesehatan keluarga. Meski begitu, bukan berarti masalah kesehatan ini tidak bisa dicegah. Berikut caranya: \n\n \n Tetap bergerak secara Fisik dengan rutin minimal 30 menit berolahraga \n Hindari atau tidak merokok sama sekali dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol \n Faktor risiko penyebab seperti kolesterol tinggi, hipertensi dan diabetes harus diidentifikasi dan diobati pada tahap awal dan segera mungkin karena ini bisa menjadi tanda awal stroke \n Gaya hidup sehat membantu menjaga tubuh tetap bugar dan sehat. Ini termasuk melakukan pola makan sehat. Tidur yang cukup dan dapat mengendalikan stres dengan baik. \n \n\n Lakukan Medical Check Up berkala guna untuk melakukan antisipasi gejala gejala stroke. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 19 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Cegah Stunting Dengan Gizi Tepat<\/a><\/h3>
Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. \n\n Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal seperti kita ketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya dapat dicegah. \n\n Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting. Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. \n\n \n\n Mengenal Stunting \n\n Mengutip Kementerian Kesehatan RI, stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tidak memadai. Karena itu, sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dan memperhatikan kesehatan tumbuh kembangnya, agar anak tidak mengalami stunting. Stunting merupakan kondisi di mana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan standar untuk usianya yang diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih rendah dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan WHO. \n\n \n\n Pemenuhan Gizi Anak \n\n Pemenuhan gizi anak juga harus dilakukan sejak Si Kecil masih di dalam kandungan. Pemenuhan gizi, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, menjadi upaya pertama dalam menghindari stunting. Pemenuhan gizi tersebut meliputi gizi selama kehamilan dan masa kanak-kanak hingga usia dua tahun. Kesehatan ibu hamil dan anak juga harus dijaga dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga mengurangi kekerapan terjadinya infeksi pada ibu hamil dan masa kanak-kanak. \n\n Pemantauan tumbuh-kembang anak secara berkala juga perlu dilakukan, baik sejak dalam kandungan, setiap bulan setelah kelahiran hingga berusia dua tahun, kemudian 6–12 bulan setelah berusia dua tahun, agar dapat segera dideteksi bila terjadi keterlambatan pertumbuhan untuk diintervensi. \n\n \n\n Cegah Stunting dengan Gizi \n\n Agar anak terbebas dari ancaman stunting, perlu memberikan berbagai makanan sehat kaya gizi untuk menunjang tumbuh kembang anak. Anak harus mendapatkan asupan makan yang cukup, sesuai usianya. Komposisi makanannya pun harus seimbang, antara karbohidrat, protein, lemak dan vitamin serta mineral. Semua zat gizi tentu baik dan diperlukan tubuh anak, namun beberapa zat gizi di bawah ini adalah yang terpenting untuk mencegah anak mengalami stunting : \n\n \n Protein, Protein adalah salah satu zat gizi makro yang amat penting untuk anak stunting. Diperlukan untuk pertumbuhan, pembentukan massa otot, dan meningkatkan daya tahan tubuh,”, banyak anak di negara berkembang kekurangan protein berkualitas dan asam amino esensial dalam diet yang memiliki konsekuensi buruk bagi pertumbuhan dan penurunan stunting. Susu, telur ayam, dan daging ayam adalah contoh sumber protein dengan skor asam amino (SAA) paling tinggi. Artinya, 100 persen protein susu dan telur ayam, atau 80 persen protein daging ayam, dapat diserap dan digunakan oleh tubuh. Sedangkan protein daging sapi hanya dapat diserap sebanyak 69 persen. Namun protein nabati juga perlu dikonsumsi. Beberapa jenis protein nabati, misalnya tahu, tempe, kacang kacangan juga dianjurkan untul selalu dikonsumsi setiap hari bersamaan dengan protein hewani. \n Zat besi Zinc atau seng, merupakan salah satu jenis mineral penting yang sangat dibutuhkan tubuh. Bagaimana tidak, keberadaannya di dalam tubuh dapat membantu memperkuat imunitas,Contoh : Daging,tiram, kacang-kacangan,Legum,Telur ,Coklat ,Baya, jamur, kacang polong, kacang mete. \n Zinc Mineral, esensial ini berperan dalam aktivasi dan sintesis hormon pertumbuhan, menjaga kekebalan tubuh, sebagai antioksi dan, fungsi pengecapan, serta stabilisasi membran sel,”. Beberapa contoh makanan yang kaya akan zinc adalah daging sapi, daging ayam, telur ayam, udang, kepiting, almond, buncis, labu, wijen, kacang hijau, dan produk susu. \n Kalsium dan vitamin D, Kalsium adalah komponen utama tulang, sementara vitamin D membantu proses metabolisme kalsium. Selain itu, kalsium pun dibutuhkan untuk sistem saraf, otot, dan jantung. \n Yodium Yodium, merupakan mineral yang penting untuk pertumbuhan berat dan tinggi badan serta perkembangan kecerdasan otak. Balita yang mengalami kekurangan yodium akan memiliki intelligent quotient (IQ) yang lebih rendah dibandingkan balita yang cukup yodium. \n \n\n Yodium adalah mineral yang dibutuhkan oleh kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid. Jika Anda kekurangan mineral ini, beberapa masalah kesehatan bisa terjadi. Salah satu cara untuk mencukupi kebutuhan mineral tersebut adalah dengan mengonsumsi makanan yang mengandung yodium. Contoh makanan yang mengandung yodium : Rumput laut, Ikan kod, Udang,Tuna,Susu dan Buah Plum. \n\n Konsultasikan gizi lengkap dengan dokter spesialis gizi klinik di RSU Hermina Pandanaran dengan dr. Etisa Adi Murbawani, Msi, Sp.GK(K). Dapatkan kemudahan pendaftaran melalui mobile aplikasi Halo Hermina, Call Center 1500 488 dan Website www.herminahospitals.com \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kemayoran<\/a><\/li>
- 19 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Lebih Dekat Kanker Sarkoma yang Sedang Diderita Alice Norin, Simak Penyebabnya!<\/a><\/h3>
Sarkoma merupakan jenis kanker langka yang dapat terjadi pada berbagai kelompok usia, termasuk orang dewasa, anak-anak, dan remaja. Artikel ini akan memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai sarkoma, termasuk jenis-jenis utamanya, gejala-gejalanya, dan tindakan penanganan yang diperlukan. \n\n 1. Jenis-Jenis Sarkoma: \n\n A. Sarkoma Jaringan Lunak \n\n \n Tumbuh di lemak, otot, saraf, pembuluh darah, dan kulit bagian dalam. \n Merupakan jenis paling umum, mencakup sekitar 80% dari seluruh kasus sarkoma. \n \n\n B. Sarkoma Tulang \n\n \n Tumbuh di tulang dan tulang rawan. \n Gejala meliputi nyeri konsisten, patah tulang, dan benjolan di dekat tulang. \n \n\n C. Sarkoma Jinak \n\n \n Tumbuh di jaringan ikat, seringkali di lengan, tungkai, persendian, atau perut. \n Meskipun bukan kanker secara teknis, sering ditangani oleh dokter kanker. \n \n\n 2. Gejala Sarkoma: \n\n A. Gejala Umum \n\n \n Nyeri, pembengkakan, dan nyeri tekan. \n Kesulitan bergerak normal, kelelahan, demam, penurunan berat badan, dan anemia. \n \n\n B. Gejala Sarkoma Tulang \n\n \n Nyeri konsisten yang semakin memburuk dari waktu ke waktu - pada tulang belakang, nyeri mungkin berasal dari tumor yang menekan saraf dan dapat dirasakan di lengan dan tungkai \n Patah tulang \n Benjolan yang membesar di dekat tulang \n \n\n C. Gejala Sarkoma Jaringan Lunak Lengan dan Tungkai \n\n \n Benjolan yang umumnya tidak menimbulkan rasa sakit - sarkoma jaringan lunak jarang menimbulkan rasa sakit \n Benjolan yang tidak hilang atau membesar seiring waktu \n Benjolan yang terasa keras dan tidak dapat digerakkan dengan mudah dengan menekannya \n Benjolan yang telah mencapai ukuran bola golf (meskipun sarkoma juga dapat berukuran sebesar kacang polong) \n Benjolan yang berada lebih dalam di dalam jaringan, bukan di dekat kulit \n \n\n D. Gejala Sarkoma Retroperitoneum \n\n \n Nyeri perut atau punggung yang tidak kunjung sembuh \n Perut kembung atau membesar \n Darah dalam tinja \n Merasa kenyang lebih cepat saat makan \n Kehilangan nafsu makan \n Fungsi kandung kemih atau usus yang tidak biasa yang tidak kunjung sembuh \n Penurunan berat badan yang tidak diinginkan \n \n\n 3. Konsultasi dan Penanganan: \n\n A. Konsultasi dengan Dokter Spesialis Kebidanan Dan Kandungan Konsultan Onkologi. \n\n \n Penting untuk mendapatkan diagnosa yang akurat. \n \n\n B. Diagnosis dan Pengobatan \n\n \n Pemeriksaan lebih lanjut seperti biopsi dapat diperlukan. \n Terapi yang tepat akan ditentukan berdasarkan jenis sarkoma dan tingkat keparahan. \n \n\n C. Perawatan Jangka Panjang \n\n \n Terapi radiasi, kemoterapi, atau pembedahan mungkin diperlukan. \n Pengelolaan gejala dan pemantauan secara teratur untuk pencegahan kambuh. \n \n\n Sarkoma merupakan jenis kanker yang kompleks dan dapat muncul dalam berbagai bentuk. Mengetahui gejala-gejala penting dan mendapatkan konsultasi dengan dokter spesialis adalah langkah kunci dalam penanganan sarkoma. Dengan pemahaman yang lebih baik, diharapkan artikel ini dapat memberikan panduan yang berguna bagi individu yang mungkin menghadapi tantangan kesehatan ini. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bitung<\/a><\/li>
- 19 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Stroke di Usia Muda, Kenali Faktor Resiko Penyakit Stroke!<\/a><\/h3>
Hallo sahabat Hermina, peningkatan faktor resiko stroke di usia muda sudah mengalami peningkatan, stroke identik dengan penyakit orang tua. Namun saat ini terdapat penyakit stroke ke arah usia produktif, hal ini bisa terjadi dari akibat pola hidup yang buruk, kolesterol tinggi, diabetes, dan tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol. \n\n Faktor Risiko Kejadian Stroke di Usia Muda \n\n Faktor risiko terjadinya stroke antara lain hipertensi, peningkatan kadar gula darah, peningkatan kadar kolesterol, dan obesitas. Di usia muda sepereti, gaya hidup yang kurang baik, pola makan yang tidak teratur, Mengkonsumis banyak makanan /minuman yang manis, asupan gizi yang tidak seimbang, merokok, konsumsi alkohol, serta jarang berolahraga. Namun stroke di usia muda memiliki beberapa faktor risiko yang berbeda dengan usia tua. Faktor risiko tersebut antara lain: \n\n \n Kelainan pembekuan darah \n \n\n Beberapa penyakit yang menyebabkan gangguan pembekuan darah seperti, sindrom antifosfolipid, anemia sel sabit, lupus, kanker dan lain sebagainya yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah. \n\n \n Kelainan jantung \n \n\n Adanya kelainan jantung seperti gangguan irama jantung, infeksi jantung, serta adanya kebocoran katup jantung (patent foramen ovale) akan meningkatkan risiko terjadinya stroke sumbatan. \n\n \n Kelainan pembuluh darah \n \n\n Kelainan pembuluh darah seperti pelebaran pembuluh darah (aneurisma) dan malformasi arteri vena merupakan penyebab tersering terjadinya stroke pendarahan di usia muda. \n\n \n Migrain \n \n\n Sebanyak 1/3 penderita stroke memiliki riwayat sakit kepala tipe migrain. Adanya migrain, terutama yang disertai dengan gejala penyerta seperti melihat kilatan cahaya, gangguan penglihatan, kesemutan dan kelemahan anggota gerak dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke sumbatan. \n\n \n Hamil, masa nifas, dan penggunaan obat kontrasepsi hormonal \n \n\n Kehamilan dan masa nifas dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke sumbatan terutama mulai dari trimester ketiga hingga 6 minggu pasca persalinan. Penggunaan kontrasepsi hormonal juga meningkatkan risiko terjadinya stroke sumbatan. \n\n \n Penggunaan obat-obatan terlarang \n \n\n Penggunaan obat-obatan terlarang seperti ganja, opioid dan kokain meningkatkan risiko terjadinya stroke , baik akibat langsung dari obat-obatan tersebut maupun akibat jalur penggunaan obat yang disuntikkan melalui pembuluh darah vena atau inhalasi. \n\n \n Genetik/faktor keturunan \n \n\n Beberapa kelainan genetik seperti penyakit Fabry, gangguan mitokondria (MELAS), cerebral small vessel disease (CADASIL) dan sindrom Marfan berisiko terjadinya terjadinya stroke sumbatan. \n\n Bila mengalami penyakit stroke dapat di konsultasikan ke Rumah Sakit Hermina Bitung dengan Dokter Spesialis Saraf dr. Erlindah Emawati,SpN \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Samarinda<\/a><\/li>
- 19 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Dulu Lebih Dekat Penyakit Jantung Koroner<\/a><\/h3>
Penyakit Jantung Koroner merupakan penyakit yang bisa menyebabkan kematian Nomor 1 di Dunia, dibanding penyakit Jantung, penyakit infeksi, Penyakit paru, kanker dan Aids. Faktanya, di dunia, hampir setiap 3 detik ada yang mengakami kematian akibat dari Penyakit Jantung Koroner serta total biaya pelayanan yang dihabiskan dari penyakit Jantung Koroner ini sebanyak 7,4 Triliun. \n\n Penyakit Jantung Koroner merupakan Penyakit Jantung yang terjadi akibat Penyempitan pembuluh darah koroner di jantung yang bisa menyebabkan terjadinya serangan jantung secara tiba - tiba. Penyakit ini terjadi karena adanya penyumbatan aliran darah arteri koroner, sehingga bisa menyebabkan penurunan suplai oksigen ke otot jantung. Proses terjadinya Penyakit Jantung koroner tanpa disadari sudah mulai timbul gejalanya dari usia dini, dimana terjadi penyumbatan darah arteri melalui pola hidup yang kurang baik. \n\n Serangan Jantung atau yang sering dikenal dengan angin duduk ini ditandai dengan keluhan rasa tidak nyaman di dada, yang berlangsung selama lebih dari 20 menit saat istirahat atau aktifitas yang disertai gejala keringat dingin atau bahkan kematian mendadak. Selain itu, gejala lainnya seperti: \n\n \n Nyeri seperti ditekan pada daerah dada. Terasa berat didaerah dada bahkan terasa terbakar \n Nyeri menyebar pada lengan, punggung, bahu, leher atau rahang. \n Sulit bernafas, nafas terasa pendek \n Pusing bahkan berkeringat dingin \n Terasa Mual atau nyeri ulu hati \n Merasa Sangat lelah \n \n\n Penyakit Jantung koroner ini, bahkan bisa menimbulkan komplikasi apabila tidak ditangani, antara lain: \n\n \n Gagal Jantung, yaitu kondisi terjadi ketika jantung tidak bisa memompa darah secara efektif. Gagal jantung terjadi karena otot jantung telah rusak secara permanen akibat serangan jantung yang terjadi. \n Aritmia, yaitu kondisi ketika detak jantung berdebar secara tidak normal. Jantung berdegup sangat kencang hingga akhirnya berhenti berdetak dan terjadi henti jantung \n Syok kardiogenik, yaitu kondisi ketika otot jantung rusak parah dan tidak bisa lagi memasok darah ke tubuh dengan baik \n Jantung ruptur / retak, yaitu kondisi ketika otot dinding atau katup jantung sudah retak. \n \n\n Deteksi dini penyakit jantung sangat dianjurkan. Skrining yang bisa dilakukan yaitu \n1. Rekam jantung (elektrokardiografi) \n\n \n Treadmill Test \n Echocardiography (USG Jantung) \n CT Scan Jantung \n \n\n \n\n Bagi Sahabat Hermina, yang mau melakukan Skrining Jantung agar terhidar dari Penyakit Jantung Koroner, di RS Hermina Samarinda sudah tersedia dokter spesialis Jantung dan Pembuluh darah beserta Skrining Pencegahan Penyakit Jantung, sehingga Sahabat Hermina bisa merasakan aman dan tenang ketika berobat di RS Hermina Samarinda. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 18 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Gigi Belakang Tumbuh? Kenali Gigi Bungsu yang Tumbuh di Usia Dewasa<\/a><\/h3>
Gigi bungsu, atau dikenal juga sebagai gigi ketiga pada setiap kuadran mulut, biasanya tumbuh saat seseorang memasuki usia dewasa, yaitu sekitar usia 17 hingga 25 tahun. Proses tumbuhnya gigi bungsu bisa menjadi pengalaman yang unik dan kadang-kadang menimbulkan berbagai masalah kesehatan gigi, terutama dalam bentuk yang dikenal sebagai impaksi gigi. \n\n Apa itu Impaksi Gigi Bungsu? \n\n Impaksi gigi bungsu terjadi ketika gigi tersebut tidak dapat tumbuh secara normal atau keluar dari gusi dengan benar. Sebagian besar kasus impaksi gigi bungsu disebabkan oleh keterbatasan ruang di rahang atau posisi yang tidak tepat saat tumbuh. Gigi bungsu yang impaksi dapat menimbulkan rasa sakit, pembengkakan, dan bahkan infeksi jika tidak ditangani dengan baik. \n\n Gejala Impaksi Gigi Bungsu \n\n Meskipun gigi bungsu sering diasosiasikan dengan masa transisi dari remaja ke dewasa, ternyata pertumbuhannya terkadang tidak sempurna. Gejala impaksi gigi bungsu ditandai dengan: \n\n \n \n Rasa Sakit \n \n \n\n Gigi bungsu yang impaksi dapat menyebabkan rasa sakit yang tajam atau terus-menerus di area sekitar gigi tersebut. \n\n \n \n Pembengkakan dan Kemerahan \n \n \n\n Gusi di sekitar gigi bungsu yang impaksi dapat menjadi bengkak dan merah, menandakan kemungkinan adanya infeksi. Pembengkakan bisa meluas ke daerah leher disertai gejala sulit makan sampai sulit bernafas dan bisa berakibat fatal atau kematian. \n\n \n \n Ketidaknyamanan saat Mengunyah \n \n \n\n Kesulitan dalam mengunyah makanan dapat muncul karena posisi gigi bungsu yang tidak optimal. \n\n \n \n Sulit Membersihkan Gigi \n \n \n\n Keterbatasan akses membuat gigi bungsu sulit dibersihkan dengan menyikat atau menggunakan benang gigi, meningkatkan risiko penyakit gusi dan karies. \n\n Bagaimana Mengobati Impaksi Gigi Bungsu? \n\n Dengan memeriksakan ke dokter gigi, Anda dapat memantau perkembangan gigi bungsu selama pemeriksaan rutin dan menentukan apakah perlu tindakan lebih lanjut. Beberapa tindakan yang mungkin Anda lakukan: \n\n \n \n Pencabutan Gigi \n \n \n\n Jika gigi bungsu menimbulkan masalah yang serius, dokter gigi mungkin merekomendasikan pencabutan gigi untuk menghindari komplikasi lebih lanjut. \n\n \n \n Tindakan Bedah \n \n \n\n Dalam beberapa kasus yang lebih rumit, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengangkat gigi bungsu yang impaksi. \n\n \n \n Perawatan untuk Gejala \n \n \n\n Pereda nyeri atau obat anti-inflamasi dapat diresepkan untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. \n\n Pencegahan Impaksi Gigi Bungsu \n\n \n \n Pemeriksaan Rutin \n \n \n\n Pemeriksaan gigi rutin membantu dokter gigi untuk mengidentifikasi potensi impaksi gigi bungsu lebih awal. \n\n \n \n Perawatan Gigi yang Baik \n \n \n\n Menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi dan menggunakan benang gigi secara teratur dapat membantu mencegah masalah gigi, termasuk impaksi gigi bungsu. \n\n \n \n Konsultasi dengan Dokter Gigi \n \n \n\n Jika merasakan gejala impaksi gigi bungsu, segera berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mendapatkan perawatan yang tepat. \n\n \n\n Dengan pemahaman yang baik tentang impaksi gigi bungsu dan tindakan pencegahan yang sesuai, apabila sahabat Hermina mengalami rasa nyeri atau ketidaknyamanan ketika gigi belakang tumbuh, segera temui dokter gigi atau dokter spesialis bedah mulut di RS Hermina Podomoro untuk mendapatkan penanganan yang sesuai terkait kemungkinan impaksi gigi bungsu. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 18 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 19 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 20 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 20 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>