- Hermina OPI Jakabaring<\/a><\/li>
- 29 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Batuk Rejan (Pertusis) : Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi & Mengapa Bahaya Bagi Bayi?<\/a><\/h3>
Mengenal Batuk Rejan \nBatuk rejan, juga dikenal sebagai pertusis, adalah penyakit infeksi pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Ini adalah penyakit yang sangat menular dan umumnya mempengaruhi anak-anak, meskipun orang dewasa juga dapat terinfeksi. \n\n Gejala utama batuk rejan meliputi tiga tahap: \n\n \n Tahap catarrhal: Tahap ini mirip dengan pilek biasa, dengan gejala seperti hidung tersumbat, bersin, batuk ringan, dan demam rendah. Tahap ini berlangsung selama satu hingga dua minggu. \n Tahap paroksismal: Tahap ini ditandai oleh serangan batuk yang parah dan berulang-ulang. Batuk dapat berlangsung selama beberapa menit, dan sering kali disertai dengan "serangan napas" atau suara mengi yang keras ketika penderita mencoba bernapas setelah serangan batuk. Batuk pada tahap ini bisa sangat kuat dan berat, menyebabkan kelelahan dan mungkin muntah. Tahap ini dapat berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan. \n Tahap konvalesen: Tahap ini merupakan tahap pemulihan. Gejala batuk perlahan-lahan mulai membaik, meskipun batuk ringan masih mungkin terjadi selama beberapa minggu. \n \n\n \n\n Batuk rejan dapat sangat berbahaya bagi bayi yang belum divaksinasi atau bayi di bawah usia satu tahun. Komplikasi yang mungkin terjadi termasuk infeksi telinga tengah, pneumonia, kejang, kerusakan otak, dan bahkan kematian. \n\n Pencegahan Batuk Rejan \n\n Pencegahan terbaik untuk batuk rejan adalah melalui imunisasi rutin menggunakan vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus). Vaksin DPT diberikan dalam serangkaian dosis saat bayi dan anak-anak masih muda. Vaksinasi juga dapat membantu melindungi ibu hamil dan anggota keluarga lainnya dari penularan penyakit. \n\n Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala batuk yang parah dan berkepanjangan, penting untuk mencari perawatan medis segera. Dokter dapat mendiagnosis batuk rejan melalui pemeriksaan fisik, tes laboratorium, dan analisis sampel lendir dari hidung atau tenggorokan. Pengobatan biasanya melibatkan pemberian antibiotik untuk membantu mengurangi keparahan dan durasi penyakit. \n\n \n\n Penting juga untuk menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi batuk rejan, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi seperti bayi dan anak-anak kecil yang belum divaksinasi sepenuhnya. Selain itu, menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan secara teratur dan menutup mulut saat batuk atau bersin dapat membantu mencegah penyebaran penyakit ini. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina OPI Jakabaring<\/a><\/li>
- 29 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kesiapan Mental Sebelum Menikah: Memperkuat Pondasi Emosional untuk Hubungan yang Sehat<\/a><\/h3>
Pernikahan adalah langkah besar dalam kehidupan seseorang, dan selain kesiapan fisik dan praktis, kesiapan mental juga sangat penting. Kesiapan mental sebelum menikah melibatkan persiapan pikiran, emosi, dan sikap yang sehat untuk membangun hubungan yang kuat dan berkelanjutan. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa aspek penting dari kesiapan mental sebelum menikah. \n\n \n\n \n Mengenali dan Menerima Diri Sendiri: Penting untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang siapa diri Anda, keinginan, nilai-nilai, dan harapan dalam hidup. Keterampilan ini membantu Anda mengenal diri sendiri dengan baik, dan memungkinkan Anda untuk berkomunikasi secara jujur dengan pasangan tentang kebutuhan dan harapan Anda. \n \n\n \n\n \n Memahami Komitmen: Pernikahan adalah janji untuk saling mendukung dan bertahan dalam suka dan duka. Memahami arti komitmen ini adalah kunci untuk menghadapi tantangan yang mungkin muncul dalam pernikahan. Penting untuk memiliki kesediaan untuk bekerja sama dan berkomitmen untuk membangun hubungan yang sehat dan berkelanjutan. \n \n\n \n\n \n Mengelola Konflik dengan Baik: Konflik adalah bagian alami dari setiap hubungan. Kesiapan mental sebelum menikah mencakup kemampuan untuk mengelola konflik dengan baik dan berkomunikasi secara efektif. Belajar mendengarkan dengan empati, menghormati pandangan pasangan, dan mencari solusi yang saling menguntungkan adalah keterampilan penting yang akan membantu memperkuat ikatan Anda. \n \n\n \n\n \n Membangun Kepercayaan: Kepercayaan adalah pondasi yang kuat dalam setiap hubungan. Sebelum menikah, penting untuk membangun kepercayaan yang saling menguntungkan antara Anda dan pasangan. Ini melibatkan keterbukaan, kejujuran, dan kesetiaan. Menunjukkan komitmen untuk mempertahankan kepercayaan dan menghormati privasi pasangan juga penting dalam menjaga hubungan yang sehat. \n \n\n \n\n \n Mempersiapkan Peran Baru: Pernikahan membawa perubahan peran dan tanggung jawab baru dalam hidup Anda. Mempersiapkan mental untuk peran sebagai pasangan, pendamping, dan mungkin orang tua di masa depan adalah bagian penting dari kesiapan sebelum menikah. Hal ini melibatkan membahas harapan, tujuan, dan tanggung jawab bersama dalam pernikahan. \n \n\n \n\n \n Mencari Dukungan: Membangun hubungan yang sehat membutuhkan dukungan dari lingkungan sosial dan keluarga. Sebelum menikah, penting untuk memiliki jaringan dukungan yang kuat. Bicarakan dengan teman dekat, keluarga, atau konselor yang tepercaya untuk mendapatkan perspektif dan saran yang berharga. \n \n\n \n\n \n Menyadari Realitas Perkawinan: Penting untuk memiliki pemahaman realistis tentang pernikahan. Tidak semua hari akan menjadi indah, dan pernikahan membutuhkan kerja keras dan komitmen yang berkelanjutan. Memahami bahwa ada tantangan, pengorbanan, dan kompromi yang terlibat dalam pernikahan akan membantu Anda lebih siap menghadapinya. \n \n\n \n\n Kesiapan mental sebelum menikah adalah langkah penting untuk membangun hubungan yang sehat dan memperkuat pondasi emosional Anda. Melalui pemahaman diri, komitmen, komunikasi yang efektif, dan kesiapan menghadapi tantangan, Anda dapat mempersiapkan diri untuk pernikahan yang bahagia dan memuaskan. Ingatlah bahwa pernikahan adalah perjalanan bersama, dan teruslah belajar, tumbuh, dan beradaptasi bersama pasangan Anda sepanjang hidup Anda bersama. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 29 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Faktor Resiko Kanker Ovarium<\/a><\/h3>
Wanita yang mengalami resiko mendapatkan kanker ovarium dalam hidupnya adalah sekitar 1 banding 75. Kesempatan seumur hidupnya meninggal akibat kanker ovarium adalah 1 banding 100. \n\n Dalam penelitian yang dilakukan, hanya 1 persen wanita yang sadar bahwa sering buang air kecil dapat menjadi salah satu gejala kanker ovarium. Ini termasuk juga gejala lainnya, seperti kehilangan nafsu makan dan sering merasa kenyang setiap saat. Gejala sekecil apapun dan tanggap terhadap beberapa pemicu risiko kanker ovarium bisa membantu para wanita menyelamatkan hidupnya. Ingin tahu lebih banyak mengenai kanker ovarium? Konsultasikan dengan dokter spesialis obsgyn konsultan onkologi di RSU Hermina Medan \n\n Mengetahui data statistik di atas, alangkah pentingnya untuk mengetahui faktor risiko dari kanker ovarium. Berikut ini uraian informasinya. \n\n \n Peningkatan Usia \n \n\n Semua wanita dapat berisiko terkena kanker ovarium tanpa memandang usia. Namun, tingkat kanker ovarium paling tinggi pada wanita berusia 55–64 tahun. Usia rata-rata wanita didiagnosis penyakit ini adalah 63 tahun. \n\n \n Menggunakan Terapi Pergantian Hormon \n \n\n Biasanya dokter memberikan terapi penggantian hormon untuk meringankan gejala yang berhubungan dengan menopause (hot flashes, keringat malam, sulit tidur, kekeringan Miss V) yang terjadi ketika tubuh menyesuaikan diri dengan penurunan kadar estrogen. Terapi penggantian hormon biasanya melibatkan pengobatan dengan estrogen saja (untuk wanita yang telah menjalani histerektomi; pengangkatan rahim) atau kombinasi estrogen dengan progesterone. \n\n Wanita yang menggunakan terapi hormon menopause berisiko lebih tinggi terkena kanker ovarium. Ada kemungkinan menggunakan kombinasi estrogen dan progesterone selama lima tahun atau lebih secara signifikan meningkatkan risiko kanker ovarium pada wanita yang belum menjalani histerektomi. \n\n \n Tidak Pernah Hamil \n \n\n Tidak pernah hamil atau hamil di atas usia 35 tahun cukup memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker ovarium. \n\n \n Pola Makan \n \n\n Terdapat penurunan tingkat kanker ovarium pada wanita yang mengonsumsi makanan tinggi sayuran atau makanan rendah lemak. The American Cancer Society merekomendasikan makan berbagai makanan sehat, dengan penekanan pada sumber nabati. Batasi jumlah daging merah dan daging olahan. Meskipun efek dari rekomendasi diet ini pada risiko kanker ovarium tidak 100 persen pasti, menjalankannya dapat membantu mencegah beberapa penyakit ataupun jenis kanker lainnya. \n\n \n Menggunakan Perawatan Kesuburan \n \n\n Pengobatan kesuburan dengan fertilisasi in vitro (IVF) tampaknya meningkatkan risiko jenis tumor ovarium yang dikenal sebagai "garis batas" atau "potensi ganas yang rendah". Namun, penelitian ini perlu digali lebih dalam lagi. Ada baiknya sebelum menggunakan obat kesuburan, pasangan mendiskusikan potensi risikonya dengan dokter. \n\n \n\n \n Mutasi Genetik \n \n\n Faktor risiko paling signifikan untuk kanker ovarium adalah mutasi genetik yang diwariskan pada salah satu dari dua gen; gen kanker payudara 1 (BRCA1) atau gen kanker payudara 2 (BRCA2). Gen-gen ini bertanggung jawab atas sekitar 10–15 persen dari semua kanker ovarium. \n\n Karena gen ini terkait dengan kanker payudara dan ovarium, wanita yang mengalami kanker payudara juga memiliki risiko kanker ovarium. \n\n \n Kegemukan \n \n\n Ternyata terdapat hubungan antara obesitas dan kanker ovarium. Obesitas dikaitkan dengan risiko kanker ovarium yang hampir 80 persen lebih tinggi pada wanita berusia 50–71 tahun. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kendari<\/a><\/li>
- 29 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Ini Pentingnya Meningkatkan Self Awarness Terhadap Karang Gigi!<\/a><\/h3>
Sebelum membahas apa itu karang gigi, kita perlu mengetahui dua istilah. Istilah pertama adalah dental plak dan yang kedua adalah karang gigi. Dental plak merupakan deposit lunak hasil dari campuran mikro organisme atau bakteri yang ada di dalam rongga mulut dengan sisa makanan yang kita konsumsi dan juga dengan protein yang ada pada air liur. Dental plak ini akan melengket pada permukaan gigi, permukaan gigi tiruan yang digunakan, dan pada tambalan gigi. Karang gigi lanjutan dari dental plak, merupakan deposit keras hasil dari mineralisasi atau pengerasan dari dental plak, biasanya dimulai pada hari pertama hingga ke-14 sejak pembentukan dental plak. \n\n \n\n Penyebab terbentuknya dental plak & karang gigi: \n\n \n Faktor Lokal merupakan factor yang memang ada didalam kondisi rongga mulut pasien \n \n\n \n Pada pasien dengan susunan gigi geliginya yang tidak rapih, maka akan mudah untuk menjadi tempat akumulasi plak dan sulit untuk membersihkannya \n \n\n \n\n \n Gigi yang telah dicabut dan tidak digantikan. Gigi yang sudah dicabut akan menyebabkan gigi di sekitarnya menjadi miring atau terjadi pergeseran. Apabila terjadi gigi miring ataupun gigi yang bergeser, akhirnya mudah terjadi retensi sisa makanan pada gigi tersebut. \n Behel atau kawat gigi akan menjadi media yang sangat baik untuk dental plak melengket. Jadi, bagi pasien yang menggunakan behel ataupun kawat gigi harus ekstra dalam membersihkan giginya. \n \n\n \n\n \n\n \n Faktor Kebiasaan. Untuk factor kebiasaan ini memang berasal dari kebiasaan pasien itu sendiri. \n \n\n \n Jarang menggosok gigi ataupun menggosok gigi dengan cara yang tidak benar. Untuk aturan menggosok gigi direkomendasikan minimal 2 kali sehari setelah sarapan pagi dan sebelum tidur, untuk durasi menggosok gigi itu sendiri minimal 2 menit. \n Mengunyah di satu sisi saja. Saat melakukan pengunyahan akan ada stimulasi & rangsangan untuk keluarnya saliva/ air liur. Saliva berfungsi sebagai pembersih alami dari sisa-sisa makanan. Sisi yang tidak digunakan untuk mengunyah akan terjadi penumpukan plak dan karang gigi yang lebih banyak akibat tidak adanya stimulai saliva. \n Bernafas melalui mulut akan membuat rongga mulut menjadi lebih kering. \n Merokok \n \n\n Cara mencegah akumulasi dental plak dan terbentuknya karang gigi \n\n \n Sikat gigi 2x sehari dengan benar \n Gunakan dental floss/ benang gigi untuk menghilangkan dental plak pada daerah celah gigi \n \n\n \n\n \n Menggunakan pasta gigi terutama yang mengandung fluoride \n \n\n Karang gigi tidak bisa dihilangkan dengan cara rumahan tetapi anda bisa ke dokter gigi untuk melakukan pembersihan karang gigi atau biasa disebut scalling. Scalling merupakan perawatan non invasive dimana cara kerjanya menggunakan getaran mekanis. Disarankan untuk melakukan pembersihan karang gigi setiap 6 bulan sekali. \n\n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciputat<\/a><\/li>
- 29 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kenali dan Waspadai Campak pada Anak <\/a><\/h3>
Campak merupakan penyakit yang sering dijumpai pada anak-anak. Campak merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Banyak juga penyakit lain yang disebabkan oleh virus sehingga menimbulkan gejala yang mirip satu dengan lainnya. Terkadang pada saat kondisi anak yang muncul bintik merah sering kita sangka dengan campak. Ternyata belum tentu itu merupakan penyakit campak. Penyakit campak ditularkan melalui droplet atau percikan ludah dari penderita campak tersebut. \n\n Tanda dan gejala campak: \n\n \n Demam selama 3-4 hari disertai munculnya bercak merah-merah yang tumbuh mulai dari belakang kepala, belakang telinga, wajah, leher dan terakhir badan \n Muncul bercak di pipi bagian dalam berwarna putih keabu-abuan dengan dasar kemerahan \n Muncul gejala lain seperti batuk pilek, mata berair, atau mata merah \n Gangguan saluran pencernaan seperti diare \n Kemerahan yang muncul biasanya lama kelamaan akan menghitam dan menghilang \n Jika berat bisa sampai mengakibatkan penurunan kesadaran, infeksi susunan saraf pusat dan radang paru-paru \n \n\n Imunisasi atau vaksin yang belum lengkap menjadi faktor resiko anak terkena campak, biasanya banyak orang tua yang tidak memberikan imunisasi campak lagi apabila anaknya diduga sudah pernah mengalami campak. Sebaiknya orang tua memastikan apakah benar anak tersebut mengalami campak atau hanya virus lain yang menyerupai. Sebaiknya pun apabila anak diduga sudah pernah mengalami campak tetap diberikan imunisasi campak agar dapat memastikan anak sudah terbentuk antibodi untuk melawan virus campak. \n\n Apa yang harus orangtua lakukan apabila mencurigai anak terkena campak? \n\n Orang tua segera agar segera berkonsultasi dengan dokter spesialis anak agar dapat dipastikan apakan Si Kecil benar terkena campak. Selain itu cukupi kebutuhan cairan anak agar tidak dehidrasi. Dan jangan lupa untuk memberikan vitamin A selamat 2 hari kepada anak. \n\n Jadwal Pemberian Vaksin Campak \n\n Berdasarkan data Kemenkes RI, sejak pandemi COVID-19 telah terjadi penurunan angka cakupan imunisasi dasar lengkap secara signifikan dari 84,2% pada tahun 2020 menjadi 79,6% pada tahun 2021. Apabila imunisasi campak terlewatkan maka, orang tua perlu segera melakukan kejar imunisasi agar Si Kecil terhindar dari bahaya penyakit campak. Segera menuju fasilitas kesehatan untuk memberikan imunisasi kepada Si Kecil. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bitung<\/a><\/li>
- 29 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Cuaca Panas, Yuk Jaga Si Kecil Agar tetap sehat..<\/a><\/h3>
Hallo Sahabat Hermina, Cuaca panas yang saat ini terjadi, tidak hanya membuat aktivitas si kecil menjadi terganggu, namun juga menyebabkan terjadinya berbagai potensi penyakit yang dapat menyerang si kecil. Yuk waspada terhadap cuaca panas. \n\n Penyakit Panas Yang Perlu Diwaspadai Si kecil : \n\n \n Dehidrasi, Heatstroke dan iritasi kulit yang ditandai dengan kelelahan, kulit kering serta warna air kencing yang keruh. \n Sakit kepala Sebelah (Migrain) akibat terpapar panas matahari ataupun terpapar polusi yang berlebihan. \n Panas dalam akibat kondisi cuaca yang panas dan diperparah dengan asupan makanan yang kurang tepat, seperti gorengan atau makanan pedas. \n Demam tinggi akibat paparan sinar matahari, sehingga menyebabkan suhu tubuh meningkat. Apabila tidak mendapatkan penanganan, akan berbahaya dan merusak otak serta organ-organ vital di dalam tubuh kita. \n \n\n Gejala Yang Harus Di Waspadai Si Kecil Di Saat Cuaca Panas : \n\n \n Keringat berlebih \n Kulit terasa panas dan kering \n Rasa berdebar atau jantung terasa berdetak lebih cepat \n Kulit terlihat pucat \n Kram pada kaki maupun abdomen \n Mual, muntah, pusing \n Urin yang sedikit dan berwarna kuning pekat \n \n\n Bagaimana Melindungi Si Kecil Dari Cuacas Panas : \n\n \n Cegah dehidrasi dengan minum air yang banyak. Jangan menunggu haus \n Hindari kontak dengan sinar matahari secara langsung, gunakan topi atau payung \n Memakai baju yang berbahan ringan dan longgar \n Hindari menggunakan baju berwarna gelap agar tidak menyerap panas \n Sebisa mungkin berteduh diantara jam 11 pagi – 3 siang \n Gunakan sunscreen minimal 30 SPF pada kulit yg tidak tertutup oleh baju sebelum keluar rumah \n \n\n Dengan mengetahui beberapa penyakit yang mungkin terjadi akibat cuaca yang panas seperti saat ini, diharapkan bisa membuat kita jauh lebih waspada dan melakukan persiapan dalam menghadapi cuaca panas. Bila Si Kecil, mengalami gejala dan penyakit akibat cuaca panas dapat konsultasi ke dokter spesialis anak RS Hermina Bitung dengn dr.Ketut Indriani,SpA, MH.Kes \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Manado<\/a><\/li>
- 29 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Eating Disorders: Mengenal Perilaku Gangguan Makan<\/a><\/h3>
Eating disorders adalah kondisi perilaku yang ditandai dengan gangguan makan yang berhubungan erat dengan kesehatan mental. Eating disorders dapat mempengaruhi kondisi kesehatan secara menyeluruh melingkupi kesehatan secara fisik, mental, maupun social. \n\n Perilaku gangguan makan ini diderita oleh 5% populasi dunia, kebanyakan penderita eating disorder berada di umur dewasa muda dan banyak diderita oleh wanita. Namun perilaku gangguan makan ini juga diderita oleh pria dan dapat dialami oleh semua umur. \n\n Gangguan makan berkaitan erat dengan pola makan, perubahan berat badan, dan perilaku cemas terhadap makanan. Beberapa penderita gangguan makan menolak untuk makan dan ada juga yang makan dengan jumlah yang banyak. Para penderita gangguan makan ini tidak dapat mengontrol pikiran dan respon mereka terhadap makanan. Hal ini didasarkan pada rasa cemas yang dirasakan secara mental maupun emosional dari penderita. \n\n Beberapa jenis gangguan makan (eating disorders): \n\n \n Anorexia Nervosa \n \n\n Anoreksia ditandai dengan perilaku dimana seseorang membatasi asupan makanan untuk masuk kedalam tubuh. Tidak jarang, penderita anoreksia dengan sengaja membiarkan dirinya kelaparan dengan tujuan penurunan berat badan yang membuat dirinya lebih kurus. Penderita anoreksia memiliki obsesi untuk terlihat kurus, meskipun berat badan penderita sudah dibawah normal. Anoreksia menyebabkan penderita mengalami gangguan pada siklus haid bagi wanita, malnutrisi, dehidrasi, kerontokan rambut, constipasi, mudah lelah, stress, dan depresi. \n\n \n\n \n Bulimia Nervosa \n \n\n Bulimia adalah perilaku ketika seseorang makan dengan jumlah yang banyak dan dengan intensitas yang sering, namun takut untuk mengalami kenaikan berat badan. Penderita bulimia memilih untuk memuntahkan kembali makanan yang sudah dimakan. Bahkan ada penderita yang sengaja menyiksa dirinya dengan olahraga berlebihan, dan puasa dengan jumlah jam yang tidak dapat dikontrol. Biasanya penderita bulimia tidak banyak diketahui orang sekitarnya karena penderita bulimia biasanya memiliki berat badan yang normal. Namun, penderita bulimia dapat dilihat gejalanya lewat seringnya pergi ke toilet tepat setelah makan, radang di tenggorokan akibat seringnya memuntahkan makanan. Penderita bulimia dapat memiliki gangguan kesehatan di bagian lambung dan tenggorokan akibat perilaku memuntahkan makanan. \n\n \n\n \n Binge-eating disorder \n \n\n Penderita binge-eating disorder memiliki kesulitan untuk mengontrol pola makan. Mereka mengonsumsi makanan dengan porsi besar, biasanya mereka makan sampai terlalu kenyang, selalu makan meskipun tidak merasa lapar. Namun berbeda dengan penderita bulimia, mereka tidak memiliki keinginan untuk mengeluarkan makanan dari tubuhnya. Penderita binge-eating disorder biasanya mengalami depresi akibat rasa malu karena makan dengan porsi yang banyak. Penderita jenis gangguan makan ini dapat mengalami komplikasi kesehatan seperti obesitas, diabetes, hipertensi, dan gangguan pada jantung. \n\n Perilaku gangguan makan memang erat hubungannya dengan kesehatan mental. Oleh karena itu, perawatan untuk penderita gangguan makan harus dapat menangani seluruh komplikasi yang ada, yaitu secara psikologis, maupun secara fisik. Selain menangani kebutuhan gizi ideal, para penderita gangguan makan dapat dilatih untuk mengubah kebiasaan makan secara sehat, baik pola makan maupun asupan makanan. Sehingga penderita ganguan makan dapat memulihkan kesehatan secara fisik, emosional, dan psikologis. \n\n Jika anda atau orang-orang terdekat sedang mengalami masalah gangguan makan, segera hubungi dokter kesayangan di RS Hermina terdekat yaa! \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bitung<\/a><\/li>
- 27 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Apa Itu Spesialis Ortodonti ? Apa Saja Pemeriksaan dan Perawatan Yang Dilakukan?<\/a><\/h3>
Hallo Sahabat Hermina, memiliki masalah pada gigi sering kali ditemui oleh kita dan bingung untuk memilih dokter gigi atau spesialis ortodonti. Meski sama-sama ahli mengenai gigi dan mulut, kedua profesi ini pada dasarnya berbeda. Nah Sahabat Hermina Yuk kita cari tau apa itu spesialis orthodonti. \n\n Spesialis Ortodonti : \n\n Spesialis ortodonti adalah sebuah cabang ilmu kedokteran gigi yang memperlajari pertumbuhan dan perkembangan struktur gigi-geligi, tulang rahang/kepala dan muka dari bayi, masa kanak-kanak hingga dewasa. \n\n Tujuan Ortodonti : \n\n Tujuannya dari Spesialis Ortodonti adalah : \n\n \n Untuk mengarahkan atau mengkoreksi pertumbuhan dan perkembangan struktur-struktur tersebut dengan hasil akhir yang harmonis antara hubungan gigi-geligi, tulang rahang dan muka dan juga fungsi pengunyahan dapat dilakukan dengan lebih sempurna. \n Untuk mendukung upaya pembersihan gigi-geligi dan kesehatan gusi yang lebih baik. \n Untuk memperbaiki penampilan gigi dan wajah yang akan mempengaruhi kepercayaan diri dalam kehidupan sosial. \n \n\n Jenis Alat-Alat Ortodonti : \n\n \n Alat lepasan : Alat ortodonti yang dapat dilepas-pasang oleh pasien. Dapat berfungsi menggerakkan gigi namun pergerakannnya terbatas. Bisa juga sebagai retensi setelah perawatan ortodonti selesai. \n Alat fungsional : Alat yang dipakai pada masa pertumbuhan. Untuk mengarahkan pertumbuhan rahang. \n Alat cekat : Alat ortodonti yang menempel digigi dengan bahan khusus dapat memperbaiki susunan gigi dengan pergerakan maksimal. Merupakan alat ortodonti yang pada umumnya dipakai jaman saat ini atau sering disebut jaman now. \n \n\n Jenis-Jenis Perawatan Ortodonti : \n\n Ada berbagai jenis alat yang biasa digunakan dalam perawatan ortodonti, di antaranya alat ortodonti lepasan, alat ortodonti cekat, alat ortodonti kombinasi lepasan dan cekat, serta alat ortodonti untuk anak-anak dalam masa tumbuh kembang. \n\n \n\n Alat ortodonti cekat atau yang dikenal dengan behel atau braces adalah salah satu alat ortodonti yang dipasang permanen pada gigi geligi pasien selama perawatan ortodonti. Penggunaannya memiliki fungsi yang luas untuk memperbaiki oklusi dan susunan gigi pada berbagai kasus dan usia. Ada beberapa jenis braces yang bisa digunakan untuk perawatan ortodonti, disesuaikan dengan kasus dan keperluan pasien, seperti metal braces, ceramic braces, self ligating braces, dan lingual braces. \n\n Pemeriksaan Dan Perawatan Yang Bisa Dilakukan Oleh Dokter Gigi Spesialis Ortodonti : \n\n Dokter gigi spesialis ortodonti memiliki kewanangan atau kompetensi untuk melalukan beberapa pemeriksaan dan perawatan gigi dan mulut, yaitu: \n\n \n Melakukan pengawasan pada tumbuh kembang gigi dan rahang anak dan remaja. \n Melakukan analisis susunan gigi dan rahang berdasarkan cetakan gigi maupun hasil pemeriksaan radiologi \n Mendiagnosis kelaianan susunan gigi maupun rahang \n Membuat rencana perawatan untuk mengembalikan susunan gigi dan rahang \n Memasang alat untuk membantu merapikan susunan gigi seperti kawat gigi cekat, kawat gigi lepasan beserta alat lain yang biasanya menyertai perawatan behel seperti peninggi gigitan, alat ekspansi rahang dan molar band. \n Melakukan kontrol selama dan setelah proses perawatan gigi selesai \n Memasang alat untuk merawat posisi rahang yang abnormal, seperti head gear. \n Melakukan operasi untuk merapikan susunan gigi dan rahang. \n \n\n Bila Sahabat Hermina, ingin melakukan pemeriksaan dan perawatan gigi dapat ke drg. Farizka,SpOrt (Spesialis Ortodonti) \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Yogya<\/a><\/li>
- 27 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Cara Mengatasi Mata Minus Pada Anak<\/a><\/h3>
\n\n Mata minus dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. Namun, mata minus pada anak kerap kali sulit terdeteksi atau tersamar dengan kondisi lain. Padahal, mata minus dapat mengganggu aktivitas sehari-harinya, terlebih dalam kegiatan belajar. \n\n Mata minus atau rabun jauh merupakan salah satu gangguan kesehatan mata yang menyebabkan seseorang tidak bisa melihat objek jarak jauh dengan jelas. Mata minus pada anak diketahui berkaitan dengan beberapa faktor, seperti keturunan, kebiasaan membaca buku terlalu dekat, atau sering main gadget untuk waktu yang lama. \n\n Ketika miopi terjadi, anak tidak bisa melihat benda-benda yang letaknya jauh dengan jelas, alias pandangan mata mereka akan mengabur pada objek benda jauh. Sebaliknya, semakin didekatkan, objek tersebut akan semakin jelas terlihat. Ibu bisa mengamatinya dengan mudah ketika anak membaca. Jika jarak baca mereka terlalu dekat, artinya mungkin anak menunjukkan gejala rabun jauh atau miopi. \n\n Penyebabnya \n\n Anak mengidap rabun jauh, ia memiliki bola mata yang sedikit lebih panjang dari biasanya dari depan ke belakang. Sinar cahaya yang berfungsi sebagai penyusun gambar agar bisa terlihat berfokus di depan retina. Jadi, anak harus fokus langsung pada benda tersebut sehingga objek di kejauhan tampak buram dan tidak jelas. \n\n Rabun jauh pada anak terjadi karena gaya hidup atau kebiasaan yang kurang baik. Ini termasuk menonton televisi atau membaca buku dengan jarak terlalu dekat dan cahaya yang redup atau minim, bisa juga karena interaksi yang berlebihan terhadap gawai. Kurangnya aktivitas di luar rumah pun bisa memicu terjadinya miopi pada anak. \n\n Cara untuk mencegah anak mengalami rabun jauh \n\n \n Batasi waktu screen-time anak, terlebih menonton televisi, melihat layar komputer, atau bermain gawai tidak lebih dari dua jam sehari. \n Hindari anak menonton tivi, bermain komputer, atau membaca dalam jarak yang terlalu dekat. \n Jika anak terpaksa harus berinteraksi dengan komputer dalam waktu lama, pastikan pencahayaan layar tepat, begitu pula penerangan ruangan. Istirahatkan mata setiap 20 menit dengan cara melihat objek lain selain layar komputer. \n Cahaya berwarna biru putih dari layar ponsel atau tablet dapat memicu kerusakan mata jangka panjang dan memengaruhi kualitas tidur. Jadi, jauhkan semua perangkat elektronik setidaknya 3 jam sebelum tidur. Ini juga berlaku untuk orang dewasa. \n Beraktivitas di luar rumah, seperti bermain dengan teman bisa membantu mengurangi risiko rabun jauh pada anak. Namun, pastikan tidak dengan gawai. \n \n\n Penanganannya : \n\n \n Menggunakan kacamata minus \n Memberi anak makanan bergizi \n Memastikan penerangan cukup saat anak beraktivitas \n Membatasi penggunaan gadget \n Mengajarkan anak gerakan olahraga mata \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bekasi<\/a><\/li>
- 27 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kapan Sebaiknya, Sunat Pada Anak Laki-laki Dilakukan?<\/a><\/h3>
Sunat atau khitan biasanya dilakukan menjelang usia akil balik tetapi beberapa masyarakat memilih untuk melakukan sunat sejak lahir. keputusan para orang tua untuk melakukan sunat memiliki beberapa alasan diantaranya karena agama, budaya dan juga kesehatan. \n\n \n\n Manfaat sunat atau khitan atau secara medis kita kenalnya dengan sirkumsisi, antara lain: \n\n \n Lebih mudah menjaga kebersihan alat reproduksi \n \n\n Sunat membuat penis jadi lebih gampang dibersihkan. Kulup yang sudah disunat relatif membuat kotoran, bakteri, dan jamur sulit menyelinap di sela-sela kulit ujung penis. \n\n \n Mencegah infeksi saluran kencing \n \n\n Laki-laki yang disunat memiliki risiko terkena penyakit infeksi saluran kencing yang lebih rendah ketimbang laki-laki yang tidak disunat. Penyakit ini dapat berbahaya sampai memicu infeksi ginjal apabila tidak ditangani dengan tepat. \n\n \n Mencegah peradangan di kepala penis \n \n\n Kulup dan kepala penis yang tidak disunat rawan mengalami peradangan. Hal itu disebabkan kulup sulit untuk kembali ke posisi semula setelah ditarik atau penis menegang. \n\n \n Mencegah kanker penis \n \n\n Risiko laki-laki terkena penyakit kanker penis lebih rendah dibandingkan laki-laki yang tidak disunat. \n\n \n\n Kapan waktu yang tepat untuk dilakukan sunat atau khitan? \n\n Sunat atau khitan lebih baik dilakukan setelah lahir, walaupun sehat atau ada kelainan memang sebaiknya waktu bayi sudah disunat karena perawatannya mudah dan penyembuhannya lebih cepat dari anak yang lebih besar. \n\n \n\n Mitos atau fakta anak bisa lebih cepat tinggi jika dilakukan sunat? \n\n Fakta karena dengan dikhitan dapat terhindar dari infeksi berulang. Selama infeksi berulang anak menjadi susah makan, tentu saja dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Jika anak sudah dikhitan maka akan jarang terjadi infeksi dan secara tidak langsung pertumbuhannya lebih baik. \n\n \n\n Lakukan Metode Sunat yang Terbaik di Rumah Sakit \n\n Metode sunat yang terbaik adalah sunat konvensional. Sebelum sunat dilakukan, dokter akan memberikan anestesi(bius) pada pasien untuk meminimalkan rasa sakit selama proses sirkumsisi. Pada dasarnya, terdapat dua pilihan anestesi dalam metode sirkumsisi, yaitu anestesi lokal dan anestesi total. \n\n RS Hermina Bekasi dapat melakukan sunat/khitan/sirkumsisidengan peosedur pembedahan yang aman dan nyaman yang dilakukan oleh Dokter Spesialis Bedah Anak yang kompeten. \n\n \n\n Unduh Aplikasi Halo Hermina untuk membuat janji temu dengan dokter-dokter spesialis di Rumah Sakit Hermina Bekasi. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 26 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Bahaya Pneumonia ( Paru-Paru Basah ) pada Anak dan Cara Pencegahannya<\/a><\/h3>
Pneumonia merupakan salah satu jenis penyakit berbahaya yang sering menyerang anak-anak. Penyakit ini sering ditandai dengan gejala batuk yang cukup lama, kemudian sesak napas dan demam. Meski gejalanya terlihat seperti sakit pada umumnya, namun jika tidak segera mendapat penanganan dapat menyebabkan kematian. Karena itu semua orang tua perlu tahu bahaya Pneumonia pada anak. \n\n Sampai saat ini diketahui faktor yang bisa menyebabkan Pneumonia pada anak cukup banyak. Mulai dari virus, bakteri hingga jamur. Jenis mikroba yang spesifik menyebabkan penyakit ini adalah bakteri Streptococcus pneumoniae dan Mycoplasma pneumoniae. \n\n \n\n Bahaya Pneumonia pada Anak-anak \n\n Anak-anak cukup rentan terhadap berbagai jenis penyakit, termasuk Pneumonia. Jenis penyakit ini cukup berbahaya karena bisa menyebabkan kematian. Bahkan di Indonesia masuk dalam kelompok 10 penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi. Penderita dapat mengalami radang paru-paru sehingga alveolus yang seharusnya berisi udara akan penuh dengan cairan. \n\n Sebagai satu-satunya organ yang berfungsi untuk pertukaran oksigen, fungsi paru-paru sangat penting. Jika fungsinya terhambat maka semua kerja organ tubuh akan terganggu. Tubuh bisa mengalami hipoksia atau kekurangan oksigen. \n\n Gejala yang muncul pada anak adalah sesak napas dan kesulitan untuk mendapatkan oksigen. Selain itu, tarikan napas terlihat lebih cepat dan muncul cekungan pada bagian dada sebelah bawah ketika si kecil sedang bernapas. Karena kekurangan oksigen, tubuh menjadi terlihat lebih biru dan napas tersengal-sengal. \n\n Untuk anak yang masih kecil, tanda paling jelas adalah lebih rewel karena merasakan tubuh yang tidak nyaman. Biasanya kondisi ini diikuti dengan nafsu makan yang turun drastis, muntah hingga tidak sadar karena kekurangan oksigen dalam tubuhnya. \n\n \n\n Faktor pemicu Pneumonia pada Anak \n\n Tubuh anak masih rentan sehingga sangat mudah terkena penyakit. Apalagi jika mengalami Pneumonia, menyebabkan mudah terjangkit penyakit lain. Kondisi sejak lahir dapat memicu Pneumonia pada anak. Apalagi secara umum imunitas anak-anak cukup rendah dibanding orang dewasa. Beberapa pemicu Pneumonia antara lain \n\n \n \n Tidak meminum ASI sejak masih bayi \n \n \n Kekurangan gizi atau malnutrisi \n \n \n Terjangkit infeksi seperti HIV, campak dan jenis penyakit lainnya \n \n \n Lahir prematur sehingga organ tubuh belum berfungsi secara sempurna \n \n \n Pemberian imunisasi yang kurang lengkap, terutama vaksin Pneumonia \n \n \n\n Selain faktor internal atau dari dalam tubuh si kecil, faktor eksternal juga turut menyebabkan anak-anak rentan mengalami Pneumonia. Penyebab dari luar tersebut diantaranya adalah: polusi udara, paparan debu dan asap rokok serta tinggal di lingkungan dengan tingkat kebersihan yang rendah. \n\n \n\n Cara Penanganan Penderita Pneumonia \n\n Pada anak yang mengalami Pneumonia, perlu segera dilakukan tindakan agar dampak yang muncul dari penyakit ini tidak semakin berbahaya. Begitu terlihat gejala penyakit, sebaiknya orang tua segera membawa si kecil untuk mendapat penanganan dokter. \n\n Penanganan pasien penyakit ini tergantung pada kondisi terakhir yang dialami. Biasanya dokter akan meresepkan antibiotik untuk menghambat pertumbuhan jamur dan kuman penyebab penyakit yang bisa berkembang cepat. \n\n Jika muncul gejala demam, dokter akan mengambil langkah pertama untuk menurunkan kondisi tersebut. Tidak jarang pasien mengalami dehidrasi sehingga perlu mendapat asupan cairan dari infus. Untuk mengatasi resiko akibat kurang oksigen, dokter akan melakukan terapi. Beberapa obat juga tidak jarang diberikan melalui suntikan. \n\n \n\n Cara Mencegah agar Anak Tidak Menderita Pneumonia \n\n Bahaya pneumonia pada anak dapat mengancam nyawa si kecil. Pencegahan agar tidak terjangkit penyakit ini sangat penting dilakukan. Jenis penyakit ini mudah menular melalui percikan ludah dan peralatan makan. Karena itu pastikan anak-anak tidak bertukar alat makan. Beberapa tindak pencegahan yang bisa dilakukan antara lain: \n\n 1. Mencukupi kebutuhan gizi \n\n Kekebalan tubuh berbanding dengan asupan gizi yang masuk. Untuk memastikan anak-anak tetap terjaga kesehatannya dan tidak rentan terjangkit penyakit, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan gizi yang cukup, baik jumlah maupun jenisnya. \n\n Untuk bayi sebaiknya mendapatkan asupan makanan dari ASI hingga usia 6 bulan. Selanjutnya bisa diberi makanan pendamping ASI dengan tekstur yang disesuaikan usia si kecil. Kecukupan gizi bisa diperoleh dari buah, sayur dan makanan sehat lainnya. \n\n 2. Imunisasi lengkap \n\n Imunisasi merupakan tindakan pencegahan agar anak tidak mudah terserang penyakit dengan meningkatkan kekebalan tubuhnya terhadap jenis bakteri,virus dan kuman tertentu. Begitu juga dengan Pneumonia, pemberian imunisasi dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak mudah terjangkit penyakit ini. \n\n 3. Pola hidup bersih dan sehat \n\n Selanjutnya yang sangat penting adalah penerapan pola hidup bersih dan sehat. Pastikan semua lingkungan rumah, pakaian dan peralatan yang digunakan sudah dicuci dan terbebas dari kuman sehingga penyebab penyakit tidak mudah tumbuh serta berkembang biak. \n\n Selain itu, pastikan anak-anak mandi dua kali sehari dengan menggunakan air bersih dan sabun yang bisa membunuh kuman. Beberapa anak sensitif terhadap bahan kimia tertentu. Karena itu ketika memilih sabun harus disesuaikan dengan kondisi tubuh si kecil. \n\n Bahaya Pneumonia pada anak tidak boleh disepelekan karena banyak pasien yang tidak tertolong. Upaya pencegahan terhadap penyakit ini sangat penting dilakukan, baik ketika anak-anak masih bayi hingga sekarang. Selain imunisasi, asupan gizi dan pola hidup sehat harus selalu diterapkan. \n\n \n\n Sahabat Hermina bisa mengkonsultasikan masalah seputar anak dengan Dokter Spesialis RS. Hermina terdekat, atau bisa berkonsultasi secara online melalui aplikasi Halo Hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 26 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Penularan HIV dan Kenali Apa Bahayanya<\/a><\/h3>
HIV merupakan virus yang sangat berbahaya. Cara kerja virus ini dengan menyerang sistem kekebalan tubuh, sedangkan sistem kekebalan tubuh sangat penting agar tubuh secara mandiri bisa melawan kuman penyakit yang akan masuk. Sampai saat ini belum ada obat yang bisa melawan HIV. Waspada penularan HIV sangat penting dilakukan. \n\n Dalam tubuh, HIV akan menyerang sel CD4 yang berperan dalam melawan infeksi. Karena itu penderitanya sangat rentan mengalami infeksi oportunistik. Semua orang perlu waspada terhadap penularan HIV. Yang perlu diketahui virus ini tidak bisa menyebar dengan kontak biasa seperti berjabat tangan atau berpelukan. \n\n \n\n Waspada Penularan HIV \n\n Meski sangat menakutkan karena berbahaya, sebenarnya tidak sembarang orang dapat tertular virus ini. Selama menjalankan pola hidup sehat dan benar, tidak akan tertular. Virus berbahaya ini hanya bisa berpindah melalui cairan seperti darah, Air Susu Ibu, dan hubungan seksual. \n\n Beberapa cara penularan virus HIV : \n\n \n \n Hubungan seksual \n \n \n Berbagi jarum suntik \n \n \n Produk darah dan organ tubuh \n \n \n Ibu hamil positif HIV ke bayi \n \n \n\n Waspada terhadap penularan HIV sangat penting dilakukan. Caranya dengan menjalankan kehidupan secara benar, tidak sembarangan menggunakan jarum suntik dan tidak gonta-ganti pasangan. Pasien yang terjangkit virus HIV sangat rentan terhadap berbagai jenis penyakit lain sehingga jika sudah terjangkit harus benar-benar ekstra berhati-hati menjaga kesehatannya. \n\n \n\n Bahaya HIV \n\n Pasien HIV seringkali merasa rendah diri dan dikucilkan karena ketakutan masyarakat akan tertular. Sedangkan sesuai dengan karakteristik virus dan cara penyebarannya tidak mudah. Selama tidak ada kontak melalui cairan dengan pasien maka virus tersebut tidak akan dapat berpindah. \n\n Meski demikian menghindari penyebab virus ini sangat penting. Kita tidak tahu siapa yang membawa virus dan bagaimana akan berpindah. Kehati-hatian merupakan faktor dominan untuk bisa menjaga tubuh agar virus tidak bisa menyebar. Beberapa bahaya yang ditimbulkan oleh HIV antara lain: \n\n 1. TBC \n\n TBC atau Tuberkulosis sangat mudah menyerang pasien dengan virus HIV karena daya tahan tubuhnya yang rendah. Kuman penyakit ini sangat mudah menyebar melalui udara. Apabila ada pasien pengidap HIV yang terjangkit TBC maka harus segera mendapatkan antibiotik. Fungsinya untuk mematikan virus TBC tersebut. \n\n Selanjutnya pasien bagi pasien yang mengidap HIV sekaligus TBC harus segera mendapatkan penanganan dengan benar. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mematikan virus TBC sampai benar-benar sembuh. Selanjutnya penangan untuk HIV bisa dilanjutkan kembali. sampai saat ini TBC merupakan jenis penyakit mematikan paling tinggi bagi pengidap HIV. \n\n 2. Toksoplasmosis \n\n Penyakit ini merupakan infeksi yang timbul karena parasit bersel satu, toxoplasma gondii (T. gondii). Jenis parasit ini banyak ditemukan pada daging yang diolah belum matang. Selain itu juga sering ditemukan pada kotoran kucing. \n\n Secara umum jenis parasit ini bagi orang yang mempunyai daya tahan tubuh alami tidak terlalu berbahaya. Namun bagi pengidap HIV dimana tubuh kehilangan imunitas, parasit satu ini bisa menyebabkan gangguan kesehatan yang serius. Pasien bisa mengalami ensefalitis, yaitu infeksi serius yang terjadi pada otak. \n\n 3. Kriptosporidiosis \n\n Jenis penyakit ini dapat menyebabkan diare yang tidak segera sembuh. Penyebabnya adalah cryptosporidium. Jenis parasit ini bisa berasal dari usus hewan yang mengalami infeksi. Pada umumnya parasit ini masuk melalui makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi. \n\n Gejala penyakit tidak akan muncul secara langsung. Biasanya perlu waktu selama satu minggu setelah kuman masuk ke tubuh dan diare bisa berlangsung hingga dua minggu. Secara umum munculnya gejala pada masing-masing orang berbeda. Ada yang bisa bertahan sampai 24 hingga 36 bulan dan baru terlihat setelah kondisi pasien fatal. \n\n 4. Sitomegalovirus \n\n Jenis penyakit satu ini berkaitan dengan herpes. Cara penyebarannya melalui cairan dari dalam tubuh pasien. Gejala yang muncul pada masing-masing pasien berbeda-beda. Mulai dari berkurangnya penglihatan, saluran pencernaan, paru-paru sampai lemah tulang sehingga pasien kesulitan untuk berjalan. \n\n 5. Kandidiasis \n\n Kekebalan tubuh yang lemah merupakan sasaran bagi berbagai jenis virus dan kuman penyakit. Karena itu pengidap HIV sangat rentan untuk menderita berbagai penyakit termasuk Kandidiasis. Jamur dari penyakit ini berkembang dengan lebih cepat dan membentuk membran yang menempel pada organ berlendir seperti mulut, vagina dan lidah. \n\n Pada bagian yang diserang akan muncul lapisan berwarna putih. Apabila dilepaskan akan menimbulkan rasa perih yang luar biasa, selanjutnya pada bagian tersebut dapat mengalami pendarahan. \n\n Waspada penularan HIV harus terus dilakukan. Karena menyebabkan penurunan daya tahan tubuh, bisa mengundang berbagai jenis penyakit, bahkan pasien tidak jarang mengalami komplikasi. Jauhi penyakitnya jangan jauhi orangnya. \n\n Sahabat Hermina bisa mengkonsultasikan masalah seputar HIV dengan Dokter Spesialis RS. Hermina terdekat, atau bisa berkonsultasi secara online melalui aplikasi Halo Hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 26 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>