- Hermina Periuk Tangerang<\/a><\/li>
- 30 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Campak pada Anak, Waspadai Gejala dan Penularannya<\/a><\/h3>
Campak pada Anak, Waspadai Gejala dan Penularannya \n\n Campak merupakan suatu infeksi yang sangat menular yang diakibatkan oleh virus morbili atau virus campak, kejadian campak ini sering terjadi kepada anak-anak tetapi bisa juga di seluruh usia namun lebih rentan di usia anak-anak. Penyakit ini termasuk dikategorikan menjadi kejadian luar biasa, karena campak ini akan menyerang hampir 100% terhadap anak yang tidak kebal terhadap virus tersebut yang menyebabkan kematian. Kematian pada campak sebagian besar disebabkan oleh komplikasi diantaranya diare, pneumonia, dan ensefalitis. Virus morbili atau virus campak tersebut dapat hilang atau mudah mati terhadap cahaya atau panas. \n\n Penularan campak ini bisa melalui droplet atau percikan air liur yang keluar dari mulut, hidung atau tenggorokan yang terinfeksi campak pada saat batuk, bicara, bersin. Masa penularan adalah empat hari sebelum timbulnya ruam sampai setelah empat hari setelah timbul ruam. Puncaknya penularan pada saat gejala awal atau disebut fase prodromal yaitu pada 1-3 hari pertama sakit. Periode antara infeksi awal dan gejala pertama penyakit ini adalah 7-18 hari, rata-rata sampai 10 hari. \n\n Tanda dan gejala campak ini awalnya mengalami demam diatas 38,5 derajat celcius selama tiga hari atau lebih, dan disertai dengan gejala-gejala lainnya seperti batuk pilek, mata merah serta berair, diare, bercak atau ruam kemerahan dimulai dari belakang telinga sampai terjadi ruam makulopapular seperti area kulit yang berubah warna, ada juga tanda khas seperti bercak putih atau koplik spot di bagian dasar merah di pipi bagian dalam. \n\n Campak ini bisa dicegah dengan pemberian vaksinasi campak atau MR yaitu measless rubella campak atau MMR. Fungsi dan tujuan dari imunisasi untuk mencegah komplikasi, yang diberikan tiga kali yaitu pada usia 9 bulan lalu diberikan kembali lanjutannya di usia 18 bulan dan di usia 5 tahun sebelum masuk anak sekolah itu wajib diberikan karena termasuk program imunisasi nasional. Apabila tidak mendapat imunisasi campak merupakan salah satu faktor risiko kematian akibat campak. Kematian akibat campak pada anak dipengaruhi oleh infeksi sekunder oleh bakteri, efek imunosupresif oleh virus, keterlibatan organ multisistem, tingkat keparahan campak pada saat datang ke fasyankes status gizi dan komorbid pasien. \n\n Jika Sahabat Hermina mengalami gejala penyakit campak diatas sebaiknya konsultasikan ke dokter anak di RSU Hermina Periuk Tangerang untuk mendapatkan penanganan yang tepat. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Makassar<\/a><\/li>
- 29 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Metode RICE, Pertolongan Pertama Saat Mengalami Cedera Olahraga <\/a><\/h3>
Saat Melakukan aktivitas fisik khusunya sedang berolahraga, tidak jarang beberapa orang mengalami cedera saat sedang berolahraga. Terlebih lagi jika sebelum melakukan olahraga tidak diawali dengan pemanasan atau streching yang cukup. Cedera fisik bisa menjadi akut diakibatkan karena adanya otot yang ditarik terlalu kuat dan memar akibat benturan dan hal ini menyebabkan rasa nyeri. Hal tersebut menandakan bahwa adanya jaringan yang rusak dan juga menimbulkan gejala seperti bengkak, lebam dan sulit untuk digerakkan serta melakukan mobilisasi. \n\n Saat terjadi cedera, perlu melakukan metode RICE sebagai upaya pertolongan pertama untuk mencegah terjadinya perburukan kondisi. RICE merupakan singkatan dari beberapa tahapan yaitu Rest, Ice, Compression dan Elevation. Berikut merupakan cara untuk menangani dan menyembuhkan cedera olahraga dengan metode RICE : \n\n \n \n Rest (Istirahatkan) \n \n \n\n Segera hentikan aktivitas fisik ketika tubuh merasakan nyeri. Hal ini karena rasa nyeri menandakan telah terjadi kerusakan pada bagian tertentu. Pada tahapan rest, mengistirahatkan tubuh bertujuan untuk menghentikan luka untuk mempercepat masa pemulihan pasca cedera. Mengistirahatkan bagian tubuh yang mengalami cedera dilakukan dengan cara tidak memberikan beban yang berlebih dan tekanan pada bagian tubuh yang mengalami cedera. Disarankan untuk menghentikan aktivitas pada bagian tubuh yang cedera selama 24-48 jam. Gunakanlah alat bantu seperti tongkat jika bagian cedera pada kaki dan penyangga bagian cedera pada tangan. \n\n \n \n Ice (Kompres Es) \n \n \n\n Lakukan kompres menggunakan es pada area tubuh yang cedera. Hal ini bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan. Suhu dingin membuat area cedera menjadi lebih kebal dari rasa nyeri. Hindari untuk menempelkan es secara langsung ke permukaan kulit. Lakukan kompres es menggunakan handuk atau kain. Lalu kompres bagian yang cedera selama kurang lebih 10-15 menit dan lakukan sebanyak 2-3 kali sehari. \n\n \n \n Compression (Berikan sedikit tekanan) \n \n \n\n Lakukan dengan cara memberikan sedikit tekanan yang merata pada area tubuh yang cedera dengan perban atau pembalut yang elastis. Hal ini bertujuan untuk mencegah pembengkakan pada area yang cedera. Hindari untuk mengaitkan perban terlalu keras. \n\n \n \n Elevation (Mengangkat Lebih Tinggi Bagian yang Cedera) \n \n \n\n Mengangkat bagian tubuh yang mengalami cedera dilakukan untuk meminimalisir pembengkakan. Contoh jika bagian tubuh yang mengalami cedera di kaki, maka teknik elevasi dapat dilakukan dengan meletakkan kaki secara lurus dan diganjal dengan bantal sehingga posisi kaki menjadi lebih tinggi ketika duduk atau tidur. \n\n \n\n Untuk menghindari terjadinya cedera saat berolahraga, sangat disarankan untuk melakukan pemanasan dan pendinginan yang cukup sebelum dan setelah melakukan olahraga. Periode emas penanganan cedera adalah kurang lebih 24-36 jam. Metode RICE hanya efektif untuk kejadian cedera tahap ringan hingga sedang. Segera lakukan konsultasi ke dokter spesialis orthopedi dan traumatologi jika cedera semakin parah meskipun sudah melakukan metode RICE \n\n Salam sehat \n\n \n \n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciledug<\/a><\/li>
- 28 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Batuk Yang Tidak Kunjung Sembuh<\/a><\/h3>
Batuk adalah mekanisme pertahanan tubuh untuk membersihkan lendir, alergen, atau polutan, sehingga kamu tidak terus menerus menghirupnya. Batuk biasanya bukan penyakit yang harus dikhawatirkan. Batuk terbagi atas dua jenis, batuk kering dan batuk berdahak. Batuk kering adalah batuk yang tidak disertai dahak atau lendir. Sedangkan batuk berdahak biasanya ditandai dengan lendir yang terasa mengganjal di tenggorokan. \n\n Penyebab Batuk Berdahak yang Tidak Kunjung Sembuh \n\n Ada kondisi yang ditandai dengan gejala batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh, seperti: \n\n 1.Alergi \n\n Kalau batuk berdahak yang kamu alami disertai dengan gatal-gatal, mata dan hidung berair, hidung tersumbat, dan hidung meler, bisa jadi kamu mengalami energi \n\n 2.Asma \n\n 3.Asam Lambung \n\n Asam lambung juga dapat memicu batuk berdahak. Kalau batuk yang kamu idap tak kunjung sembuh dan kerap dibarengi dengan mulas, bisa jadi kamu mengidap asam lambung. \n\n 4.Bronkitis Kronis \n\n Ketika fungsi paru-paru menurun, tubuh tidak mampu membersihkan partikel yang masuk ke saluran udara dengan baik. Akibatnya, saluran udara membengkak dan menghasilkan lendir berlebih. Kondisi ini disebut sebagai penyakit bronkitis. \n\n 5.Tuberkulosis \n\n Tuberkulosis adalah penyakit saluran nafas yang ditandai gejala batuk berdahak kronis. Tuberkulosis disebabkan oleh mycobacterium yang masuk ke dalam aliran darah dan kelenjar getah bening. Kondisi ini sering menyerang individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. \n\n 6.Penyakit Langka \n\n \n\n Selain batuk berdahak kronis, penyakit-penyakit di atas pastinya menimbulkan gejala lain. Oleh karena itu, kamu harus jeli untuk membedakan penyakit-penyakit tersebut. Terpenting adalah jangan mengabaikan batuk berdahak kronis karena bisa jadi batuk yang dialami menandai kondisi yang lebih serius. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Galaxy<\/a><\/li>
- 28 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Faktor Pemicu dan Pencegahan Terhadap Bunuh Diri<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, adanya keinginan untuk bunuh diri seringkali dikaitkan dengan depresi. Nyatanya, orang yang berkeinginan untuk melakukan bunuh diri bukan hanya karena depresi, melainkan adanya faktor pemicu lainnya. WHO menyatakan bahwa depresi menjadi penyakit yang berada di deretan ke-4 di dunia yang di prediksi akan menjadi gangguan kesehatan utama. Saat ini bunuh diri masih menjadi isu kesehatan yang serius dikalangan masyarakat. Pada tahun 2019, terdapat sekitar 800.000 orang meninggal akibat bunuh diri dan peringkat tertinggi berada pada usia muda. Di Asia Tenggara, angka bunuh diri tertinggi berada di Negara Thailand yaitu sebesar 12,9 (per 100.000 populasi), Singapura (7,9), Vietnam (7,0), Malaysia (6,2), Indonesia (3,7), dan Filipina (3,7). \n\n Menurut pendekatan Psikiatri, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya depresi yakni adanya faktor genetik dan non-genetik. Faktor genetik mencakup gangguan neurokimiawi, gangguan neuroendokrin, hingga adanya perubahan neurofisiologi. Faktor non-genetik (psikososial) yakni kehilangan objek atau seseorang yang dicintai, hilangnya harga diri, serta tidak berdayanya pola asuh keluarga yang depresif. \n\n Faktor Pemicu Meningkatkan Risiko Bunuh Diri \nDengan adanya sikap peduli terhadap orang-orang terdekat, artinya kita telah membantu untuk melakukan pencegahan tindakan bunuh diri. Ada beberapa kondisi seseorang yang dapat meningkatkan risiko melakukan bunuh diri yakni: \n\n \n Orang yang memiliki gangguan mental, jiwa atau mengalami depresi. Depresi ialah kondisi dimana perasaan orang itu menurun, sering merasa sedih, tidak memiliki semangat, hilangnya minat untuk menikmati hidup, merasa mudah lelah atau kehilangan energi dan gejala lain seperti frustasi, rasa rendah diri, rasa bersalah, tidak berharga, perubahan napsu makan, sulit tidur dan memiliki pikiran untuk mencelakai diri sendiri. \n Orang yang memiliki ganggguan kepribadian amabng atau Borderline Personality Disorder, seringkali merasa dirinya hampa, kesulitan mengendalikan emosional merasa tidak berharga, kecenderungan memiliki rasa tidak nyaman hinga adanya upaya bunuh diri. Penyabab BPD sendiri yakni pernah mengalami peristiwa traumatis, seperti kasus pelecehan, kekerasan, atau penelantaran saat masa kecil seperti pola asuh yang tidak baik atau menyaksikan keluarganya melakukan bunuh diri. \n Skizofrenia. Orang dengan Skizofrenia berisiko untuk mengakhiri hidupnya dengan cara melukai dirinya sendiri dan tidak mampu membedakan realita dan halusinasi. Seringkali orang dengan Skizofrenia mendengar adanya suara yang menghantui seperti “kamu bodoh, kamu tidak akan bisa”, “lebih baik kamu mati saja, sudah tidak berguna lagi”. Awalnya pengidap Skizofrenia akan bertahan, kemudian mulai marah, dan lama-kelamaan akan melakukan upaya untuk menyakiti diri sendiri tanpa disadari. \n Seseorang dengan gangguan adiksi yang membuat orang memiliki ketergantungan atau kecanduan zat terlarang seperti narkoba, alkohol atau rokok, sehingga berisiko tinggi untuk melakukan upaya bunuh diri. \n Penderita Anoreksian atau seseorang yang merasa dirinya gemuk sehingga membuat penderitanya merasa depresi dan frustasi untuk melakukan berbagai upaya untuk menurunkan berat badan dengan berbagai cara. \n \n\n Sahabat Hermina, ini tanda-tanda seseorang memiliki pemikiran untuk bunuh diri: \n\n a. Adanya kecenderungan menutup diri atau menyendiri \nb. Tidak bersemangat, murung, sedih, dan mudah merasa lelah \nc. Depresi terselubung, terlihat sangat senang untuk menutupi perasaannya \nd. Berkurangnya napsu makan \ne. Merasa cemas dan gelisah yang sangat ekstrim \nf. Mencoba menyakiti diri sendiri, merasa tidak memiliki alasan untuk hidup dan merasa bahwa bunuh diri sebagai jalan keluar. \n\n Lalu, apa yang harus kita lakukan jika orang disekitar kita memiliki pemikiran untuk bunuh diri? Beberapa hal ini bisa kamu lakukan untuk membantu mencegahnya: \n\n \n Jangan pernah anggap remeh atau bercanda orang yang memiliki pemikiran untuk melakukan tindakan bunuh diri, sebagai orang terdekat kita harus menumbuhkan sikap peduli dan luangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah yang dialami. Jangan biarkan ia memendam perasaannya sendiri. \n Cari bantuan profesional dan fasilitasi untuk konsultasi ke Psikolog atau Psikiater \n Puji dan motivasi untuk pencapaian yang telah ia lakukan selama ini. Motivasi bahwa tidak semua kegagalan menjadi akhir dari segalanya \n Jangan memberi nasehat atau menceramahi orang yang sedang depresi, karena semakin disalahkan maka akan semakin besar pula rasa bersalah dan keinginannya untuk melakukan tindakan bunuh diri. \n \n\n Sahabat Hermina, itulah pentingnya menanamkan stigma ke masyarakat agar tidak ragu dan malu untuk berkonsultasi ke Dokter Spesialis Kejiwaan atau Psikolog. Sebab orang dengan gangguan jiwa masih dapat pulih dengan bantuan Profesional, support dari orang dan lingkungan sekitar. Jangan ragu untuk konsultasikan kesehatan Sahabat Hermina bersama Dokter Spesialis Kejiwaan atau Psikiater kami di RS Hermina Galaxy. Caritahu informasi seputar kesehatan bersama Rumah Sakit Hermina Galaxy dengan follow akun instagram dan tiktok kami di @rsuherminagalaxy. Buat janji dokter jadi lebih mudah melalui aplikasi Halo Hermina dan melalui call center kami di 1500488. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 28 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Apa itu Varises ? Bagaimana Agar Tidak Terkena Varises ?<\/a><\/h3>
Varises adalah pelebaran dan pembengkokan vena yang paling sering terjadi pada bagian tubuh bagian bawah atau kaki berwarna kebiruan atau keunguan dengan pelebaran minimal 3 mm bila diukur pada pasien dalam posisi tegak. Faktor risiko dari penyakit ini biasanya karena riwayat keluarga yang memiliki penyakit vena, lebih sering terjadi pada perempuan, usia, obesitas, kehamilan, konstipasi, tumor, dan berdiri terlalu lama. \n\n Gejala-gejala varises meliputi: \n\n \n Muncul di salah satu atau kedua sisi anggota tubuh \n Rasa sakit, terbakar, gatal atau kesemutan \n Bengkak \n Biasanya timbul di malam hari setelah pasien berdiri seharian, akan hilang ketika pasien duduk atau mengangkat kaki \n \n\n Berbagai macam tindakan untuk mengobati varises termasuk perawatan konservatif dan terapi intervensi. \n\n Yang termasuk perawatan konservatif adalah: \n\n \n Merubah gaya hidup dengan menghindari berdiri terlalu lama dan mengejan terlalu lama \n Olahraga \n Tidak menggunakan pakaian yang ketat \n Menghindari faktor risiko kardiovaskular \n Hindari terjadinya pembengkakan di area perifer yaitu pergelangan kaki, kaki, tangan, dan lengan \n Menurunkan berat badan \n Phlebotonics, yaitu terapi oral dan topikal yang dapat meningkatkan tonus vena, meningkatkan hiperpermeabilitas kapiler, dan menurunkan kekentalan darah dengan tujuan mengurangi gejala insufisiensi vena kronis \n \n\n Hal diatas dilakukan apabila tidak ingin melakukan tindakan operatif atau pembedahan, tidak mengingkan intervensi dan pasien yang sedang hamil. \n\n Yang termasuk terapi intervensi adalah: \n\n \n Ablasi termal, yaitu prosedur minimal invasif dengan menghancurkan vena yang rusak menggunakan laser atau gelombang radio \n Skleroterapi Endovenosa yaitu menyuntikkan vena superfisial dengan obat khusus yang menyebabkan penyusutan dan pengempisan hingga varisesnya hilang \n Operasi, tetapi dilakukan apabila setelah ablasi termal dan skleroterapi tidak sembuh juga \n \n\n Dalam penentuan untuk memilih pengobatan yang tepat apabila seseorang mengalami varises dan sudah mengeluhkan rasa sakit atau tidak nyaman harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien. Tujuan dari pengobatan varises adalah untuk meredakan gejala, mencegahnya agar tidak bertambah parah, dan menghindari komplikasi berupa luka atau perdarahan. \n\n Konsultasikan kesehatan anda di RS Hermina Balikpapan, apabila anda memiliki gejala varises seperti yang telah dijelaskan diatas, segera konsultasikan ke dokter spesialis agar dilakukan penanganan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 27 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Waspadai Gejala dan Penyebab Diabetes Melitus<\/a><\/h3>
Pada umumnya diabetes mellitus disebut dengan sakit gula atau kencing manis. Dalam penjelasannya diabetes mellitus merupakan suatu penyakit metabolik di mana kadar gula dalam darah seseorang menjadi tinggi karena gula dalam darah tidak dapat digunakan oleh tubuh. \n\n \n\n Berikut ini penyebab diabetes mellitus, yaitu antara lain : \n\n \n Kekurangan Jumlah Insulin \n Tubuh tidak berespons baik terhadap insulin, karena terlalu banyak menerima asupan gula dengan jumlah berlebihan secara terus-menerus ( resisten insulin ) \n \n\n \n\n Yang dimaksud dengan insulin ialah : \n\n \n Hormon yang dihasilkan oleh pankreas \n Berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah, dengan cara memasukkan gula ke dalam sel \n Berpengaruh terhadap metabolisme karbohidrat,lemak dan protein \n \n\n \n\n Perlu di ketahui mengenai gejala-gejala diabetes mellitus : \n\n \n Mudah mengantuk \n Mudah merasa haus \n Mudah merasa lapar \n Kulit terasa gatal \n Pandangan menjadi kabur \n Luka akan sulit untuk sembuh \n Berat badan turun drastic \n Sering buang air kecil (BAK) \n \n\n \n\n Sahabat Hermina “Resiko Diabetes Type 2 pada orang obesitas 6x lebih tinggi” \n\n Generasi obesitas mengancam Indonesia pada usia : \n\n >15 tahun = 13,9% (Laki-laki) , 23,8% (Perempuan) \n\n 6-14 tahun = 9,5% (Laki-laki) , 6,4% (Perempuan) \n\n \n\n Penyebab obesitas bisa dikarenakan oleh faktor genetik, malas berolahraga, dan mengkonsumsi terlalu banyak makanan cepat saji. Lalu bahaya dari obesitas itu sendiri bisa menyebabkan penyakit stroke, penyakit hipertensi, dan penyakit diabetes mellitus.Tetapi perlu diketahui Sahabat Hermina,bahwa 80% komplikasi diabetes bisa dicegah dengan gaya hidup sehat dan gula darah terkontrol. \n\n \n\n 5 Pilar diabetes, yaitu : \n\n \n Edukasi \n \n\n Perluaslah wawasan secara terus menerus. Tak cukup hanya berhenti mengonsumsi gula. Ketahuilah tindakan pencegahannya \n\n \n Perencanaan Makanan \n \n\n Diet ala diabetes dilakukan dengan mempertahankan 3J : \n\n \n Jadwal makan yang tepat \n Jumlah asupan yang pas \n Jenis makanan yang sesuai takaran \n \n\n \n Cek Gula Darah \n \n\n Lakukan pemantauan kadar gula darah secara mandiri dan HbA1C setiap 1-3 bulan sekali di laboratorium \n\n \n Aktivitas Fisik \n \n\n Seorang penyandang diabetes harus aktif berolahraga seperti berenang, jogging, sepeda,yoga, dll, secara teratur. Konsultasilah terlebih dulu dengan dokter mengenai olahraga yang tepat untuk Anda \n\n \n Obat-obatan \n \n\n Disiplin dalam mengonsumsi obat-obatan atau insulin agar gula darah tetap terkontrol \n\n \n\n Sahabat Hermina Solo, ingin berkonsultasi atau memiliki keluhan dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Admin kami 0821-3552-2454. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Medan<\/a><\/li>
- 27 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Cegah Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak<\/a><\/h3>
Penyebab dari penyakit jantung bawaan (PJB) pada anak tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor resiko yang bisa dihindari selama kehamilan untuk dapat mencegah anak lahir dengan PJB. ada faktor risiko PJB anak pada masa kehamilan ibu, tetapi bukan berarti hubungan itu berupa sebab akibat. Ada begitu banyak faktor risiko, tetapi setidaknya ada terdapat tiga faktor yang gencar dibahas di banyak literatur belakangan ini. Kalau penyebab tidak diketahui, tapi faktor risiko ada misalnya infeksi rubella, kekurangan asam folat, dan ibu hamil mengonsumi obat-obatan seperti untuk kejang. \n\n Ketiga faktor itu bisa mengakibatkan gangguan pada proses pembentukan janin. Sebelumnya, diketahui bahwa ibu perokok dan meminum alkohol, termasuk ke dalam faktor risiko bayi lahir dengan PJB. Akan tetapi, ternyata banyak kasus ibu yang tidak merokok juga melahirkan anak dengan PJB. Cara mencegahnya bisa dengan tidak melewatkan vaksin rubella. Tujuannya agar selama kehamilan, ibu tidak terkena infeksi apa pun. Penting pula bagi ibu untuk mengonsumsi makanan bergizi dan suplemen asam folat selama kehamilan. \n\n PJB merupakan penyumbang terbesar kedua (17 persen) setelah prematuritas sebagai penyebab kematian pada masa neonatus, menurut data di Indonesia pada 2017. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), satu dari 100 bayi baru lahir menderita PJB dengan 25 persennya merupakan PJB kritis atau dua hingga empat per 1.000 kelahiran hidup. \n\n Untuk anak yang ada gejalanya, bisa dilakukan pemeriksaan ekokardiografi. Saat ini, pemeriksaan oksimetri bisa dibilang sensitif, lebih cepat, dan murah dengan dipasang di tangan kanan dan kaki kiri. \n\n Keterlambatan diagnosis masih menjadi masalah di Indonesia. Pemeriksaan paling sederhana bisa melalui oksimeter, atau dengan stetoskop, jika terdengar murmur, maka harus berpikir memeriksakan jantungnya. \n\n Gejala klinis PJB di antaranya kenaikan berat badan yang lambat. PJB kritis bisa dijumpai di usia minggu pertama, 24-48 jam. \n\n Segera periksakan diri ke dokter spesialis anak konsultan jantung anak di RSU Hermina Medan jika Anda atau anak Anda mengalami gejala-gejala penyakit jantung bawaan seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Penanganan sejak dini perlu segera dilakukan untuk mencegah kondisi yang lebih serius. \n\n Jika pernah divonis mengalami penyakit jantung bawaan, lakukan kontrol secara berkala ke dokter untuk memantau perkembangan penyakit. \n\n Risiko bayi menderita penyakit jantung bawaan akan lebih tinggi pada ibu hamil yang menderita diabetes atau memiliki riwayat penyakit genetik dalam keluarga. Jika Anda sedang atau pernah menderita kondisi tersebut, konsultasikan dengan dokter terkait kemungkinan menurunkan penyakit jantung bawaan kepada bayi Anda. \n\n Segera ke IGD rumah sakit terdekat bila Anda atau anak Anda sulit bernapas, kulit dan bibir tampak kebiruan, atau mengalami pembengkakan di tungkai atau bagian tubuh lainnya. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciputat<\/a><\/li>
- 27 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Penyakit Autoimun, Musuh dalam Selimut?<\/a><\/h3>
Penyakit autoimun merupakan penyakit yang mana sistem kekebalan tubuhnya menyerang jaringan tubuh yang sehat termasuk kulit yang sehat. Penyakit ini membuat sistem imun tidak bisa lagi mengenali kawan dan mana lawan. Tidak sedikit juga pasien yang tidak menyadari bahwa dirinya adalah penderita autoimun. Karena banyak masyarakat yang mengira bahwa yang dideritanya hanya sekedar alergi. \n\n \n\n Bagaimana cara membedakan alergi dan penyakit autoimun? \n\n Alergi terjadi akibat ada pencetus alerginya atau disebut juga dengan alergen. Apabila alergen ini dihindari maka penyakit alergi tersebut akan sembuh atau hilang. Sedangkan autoimun tidak ada pencetusnya atau penyebabnya. \n\n \n\n Apakah penyakit autoimun merupakan penyakit menular? \n\n Penyebab penyakit autoimun bukanlah penyakit yang menular. Penyakit ini menyerang kekebalan tubuh sendiri yang bersifat personal. \n\n \n\n Penyakit autoimun dapat menyerang semua usia dan jenis kelamin, namun pada umumnya didapati pada usia di atas 25 Tahun dan sering dijumpai pada wanita. \n\n \n\n Contoh penyakit autoimun yang menyerang pada kulit antara lain: \n\n \n Psoriasis Vulgaris \n \n\n Merupakan salah satu penyakit autoimun yang menyerang pada kulit. Penyakit ini dicirikan dengan kulit yang kering menebal dan berkerak. Biasanya muncul di daerah dekat siku, lutut, pinggang bagian belakang. Psoriasis vulgaris ini harus segera diobati, karena dapat menyerang sendi. Selain itu apabila tidak diobati akan berkolaborasi dengan penyakit lain yang ada di dalam tubuh kita seperti jantung, kolesterol, dan asam urat. \n\n \n Vitiligo \n \n\n Merupakan salah satu penyakit autoimun yang menyerang kulit yang spesifik menyerang melanosit sehingga menyebabkan hilangnya warna kulit alami yang membuat kulit menjadi belang belang di beberapa area. \n\n \n Alopecia areata \n \n\n Merupakan penyakit autoimun yang mengakibatkan munculnya kebotakan-kebotakan setempat atau pitak dan mendadak. \n\n \n\n Bahaya sekali apabila Sahabat Hermina tidak mengetahui bahwa menderita penyakit autoimun dan mengira bahwa sekedar alergi dan menghindari makanan yang sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh. Segera konsultasikan ke Dokter agar mendapatkan diagnosa yang tepat dan mendapatkan pengobatan yang tepat pula. Karena apabila tidak segera ditangani maka akan bersifat merusak. \n\n \n\n Tonton episode Hermina Podcast tentang penyakit autoimun pada kulit selengkapnya dari dr. Muhammad Sjahrir, Sp.DV di channel youtube Hermina Hospitals (Klik Disini) \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Padang<\/a><\/li>
- 27 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mitos atau Fakta Kalau Mengintip Menyebabkan Mata Bintitan? <\/a><\/h3>
Mata adalah organ tubuh manusia yang berguna untuk menunjang hampir seluruh kegiatan sehari-hari. Penting bagi setiap orang untuk menjaga kesehatan mata agar produktifitas harian tidak terganggu. Salah satu masalah Kesehatan yang bisa menyerang mata adalah Hordeolum atau yang lebih dikenal dengan mata bintitan. Bintitan terkadang masih disalah artikan oleh orang-orang, masih banyak yang beranggapan kalau mata bintitan disebabkan karena sering mengintip. Nah, Benarkah pernyataan tersebut atau hanya sekedar mitos? \n\n Untuk mengetahui mitos atau fakta antara bintitatan disebabkan karena mengintip, perlu diketahui terlebih dahulu apa itu bintitan. \n\n Apa Itu Bintitan pada Mata? \n\n Bintitan pada mata merupakan pembengkakan di kelopak mata bagian atas atau bagian bawah akibat infeksi atau peradangan pada kelenjer minyak. Bukan hanya pembengkakan saja, gejala akan disertai dengan kemerahan dan rasa perih pada area yang terkena. \n\n Penyebab Mata Bintitan \n\n Penyebab utama mata bintitan adalah infeksi bakteri Staphylococcus, yaitu bakteri yang umumnya hidup di kulit dan menyumbat kelenjar minyak di kelopak mata sehingga menimbulkan peradangan. Selain itu mata bintitan juga bisa disebabkan oleh kuman dan kulit mati yang terperangkap di ujung kelopak mata. \n\n Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena bintitan, yaitu: \n\n \n Menyentuh mata dengan tangan yang kotor \n Menggunakan alat kosmetik yang kotor dan sudah kadaluarsa \n Tidak membersihkan bekas kosmetik pada mata sebelum tidur \n Memakai lensa kontak yang tidak steril \n Peradangan pada ujung kelopak mata (blefaritis) merupakan jenis bintitan yang paling umum dan terjadi di luar kelopak mata. Bintitan eksternal bisa terjadi di kelopak mata atas ataupun bawah. Benjolannya akan terlihat mengarah ke sisi luar. \n \n\n \n\n Jenis-jenis Bintitan \n\n Berdasarkan lokasinya, bintitan terbagi atas dua jenis: \n\n \n Bintitan Eksternal \n \n\n Bintitan jenis ini disebabkan oleh adanya infeksi di kelenjar Zeis atau Moll pada mata. Kelenjar zeis dan kelenjar moll berada di pangkal bulu mata, baik bagian atas maupun bagian bawah. \n\n \n Bintitan Internal \n \n\n Bintitan internal adalah benjolan kecil yang terjadi di dalam kelopak mata. Kebanyakan muncul di kelenjar minyak pada jaringan kelopak mata. Bintitan jenis ini biasanya akan muncul pada kelopak mata atas. Benjolan mengarah ke sisi dalam sehingga kelopak mata perlu dibuka untuk dapat melihat benjolan dengan lebih jelas. Bintitan ini menekan mata sehingga membuat area sekitar mata terasa lebih sakit dari jenis eksternal. \n\n \n\n Gejala Bintitan \n\n Gejala utama bintitan adalah tumbuhnya bintil merah yang mirip dengan bisul kecil di kelopak mata, di dalam atau di luar kelopak mata. Gejala-gejala lain yang menyertai kondisi ini meliputi: \n\n \n Mata merah \n Mata berair \n Kelopak mata bengkak dan nyeri \n \n\n jadi, mengintip bisa menyebabkan mata bintitan itu mitos ya sahabat Hermina, karena faktanya bintitan pada mata disebabkan oleh bakteri Staphylococcus atau kulit mati yang hidup dan menyumbat kelenjar minyak di kelopak mata sehingga infeksi dan menyebabkan peradangan, dan bukan karena aktifitas mengintip. Meskipun demikian mejaga kesehatan dan penerapan pola hidup sehat tetap harus dilakukan agar terhindar dari penyakit dan masalah kesehatan terutama yang berhubungan dengan mata. Berikut langkah-langakah yang dapat kita lakukan agar terhindar dari mata bintitan. \n\n Karena faktor resiko bintitan banyak disebabkan oleh penerapan pola hidup yang kurang bersih dan sehat, maka perubahan gaya hidup sehat dapat membantu mencegah terkena bintitan. \n\n \n Cuci tangan Anda dengan sabun dan air hangat, atau gunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol, terutama sebelum menyentuh mata \n Selalu menjaga muka, kulit kepala, alis, dan tangan Anda dalam kondisi bersih \n Gunakan make up mata tipis-tipis atau tidak sama sekali, kemudian bersihkan sampai benar-benar bersih \n Jangan mencoba memencet timbilan \n Jangan gunakan lensa kontak saat mengalami benjolan pada kelopak mata \n Jaga lensa kontak agar tetap bersih dan bebas infeksi \n Cuci tangan sebelum menyentuh lensa kontak \n \n\n \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Banyumanik<\/a><\/li>
- 26 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Perempuan dan Kebahagiaan<\/a><\/h3>
Dalam konteks sosial dan budaya, definisi perempuan seringkali mencakup peran, harapan, dan standar yang ditetapkan untuk perempuan oleh masyarakat. Definisi perempuan juga dapat bervariasi lintas budaya dan konteks, dengan peran dan hak perempuan bervariasi dari faktor-faktor seperti agama, tradisi, dan nilai-nilai sosial yang dominan. \n\n Penting untuk diingat bahwa gender adalah konsep yang kompleks dan kompleksitasnya tidak dapat direduksi menjadi faktor biologis saja. Pengalaman dan identitas perempuan sangat bervariasi, termasuk perbedaan identitas gender, seksualitas, budaya dan pengalaman hidup. Definisi perempuan dapat berkembang seiring perubahan sosial, budaya, dan pengertian yang lebih luas tentang kesetaraan gender. Kesehatan mental wanita sangat penting untuk menjadi bahagia. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu wanita tetap sehat dan bahagia: \n\n 1. Self-care (Perawatan Diri): Jadikan waktu untuk merawat diri sendiri secara teratur. Ini dapat meliputi kegiatan seperti olahraga, meditasi, membaca buku, menjalankan hobi, atau menghabiskan waktu bersama teman-teman terdekat. Ingatlah bahwa menjaga kesehatan fisik dan emosional Anda adalah prioritas. \n\n 2. Mengelola stres: Terapkan strategi pengelolaan stres yang efektif, seperti latihan pernapasan, relaksasi otot, atau yoga. Juga, identifikasi faktor-faktor stres dalam hidup Anda dan cari cara untuk mengatasinya, seperti dengan mengatur waktu dengan baik, belajar mengatakan tidak, atau mencari dukungan dari orang-orang terdekat. \n\n 3. Memprioritaskan hubungan yang sehat: Jalin hubungan yang positif dengan orang-orang yang mendukung Anda dan memberikan rasa cinta, dukungan, dan pemahaman. Bersosialisasi secara teratur dengan teman dan keluarga, dan jangan ragu untuk mencari bantuan jika Anda merasa membutuhkannya. \n\n 4. Mengembangkan pola pikir yang positif: Sadari pikiran dan pola pikir negatif yang mungkin muncul, dan gantikan dengan pemikiran yang lebih positif. Latih diri Anda untuk menghargai diri sendiri, memaafkan diri sendiri, dan fokus pada hal-hal yang baik dalam hidup Anda. Juga, latih diri Anda untuk menerima perubahan dan menghadapi tantangan dengan sikap yang optimis. \n\n 5. Mengatur batas pribadi: Belajar mengatur batas-batas yang sehat dalam hubungan dan kegiatan sehari-hari Anda. Jangan ragu untuk mengatakan tidak jika Anda merasa terbebani atau jika permintaan orang lain melebihi kemampuan Anda. Menjaga keseimbangan antara kebutuhan Anda dan kebutuhan orang lain penting untuk menjaga kesehatan mental Anda. \n\n 6. Cari bantuan profesional: Jika Anda merasa kesulitan mengatasi masalah atau merasa terjebak dalam pola pikir yang negatif, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater. Mereka dapat membantu Anda mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang mungkin Anda hadapi. \n\n Ingatlah bahwa setiap wanita memiliki kebutuhan unik dan jalan hidup yang unik. Itulah mengapa penting untuk menemukan strategi yang paling cocok untuk Anda. Prioritaskan kesehatan mental Anda dan jangan ragu untuk mencari dukungan saat Anda membutuhkannya. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bogor<\/a><\/li>
- 26 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Virus Mematikan yang Mengintai dalam Gigitan Hewan (Rabies)<\/a><\/h3>
Waspada gigitan dari hewan bisa berdampak buruk jika hewan yang menggigit tersebut terinfeksi virus rabies. Tidak hanya melalui gigitan penularan rabies juga dapat menular melalui cakaran hewan yang terinfeksi rabies, melalui cakaran maka virus bisa terbawa menembus kulit dan masuk ke dalam tubuh. \n\n \n\n Rabies adalah penyakit zoonosis yaitu penyakit yang menular melalui hewan ke manusia melalui air liur, gigitan dan cakaran hewan yang terinfeksi oleh virus rabies (lyssavirus). Virus rabies akan menyerang sistem saraf pusat dan dapat mengakibatkan radang otak dan kematian jika tidak diobati dengan secepat mungkin. Setelah virus rabies memasuki tubuh manusia, virus akan menyebar melalui saraf perifer menuju otak dan sumsum tulang belakang. Pada proses ini dapat memakan waktu yang bervariasi, antara beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung pada jarak antara tempat virus memasuki tubuh dan otak. \n\n \n\n Gejala masa inkubasi virus rabies antara 4 sampai 12 minggu, setelah masa inkubasi orang yang tertular virus rabies akan mengalami beberapa gejala mirip flu, otot melemah, merasa terbakar atau kesemutan di area bekas gigitan, nyeri atau sakit kepala, demam, merasa gelisah, merasa terancam tanpa penyebab, halusinasi, insomnia, hingga kesulitan menelan makan atau minum serta produksi air liur berlebih. Gejala rabies pada manusia berkembang secara bertahap dengan dimulai gejala awal yang mirip flu lalu berkembang menjadi gangguan nuerologis. Meski berakibat fatal, penderita tetap memiliki peluang sembuh jika segera diobati setelah terpapar virus rabies. \n\n Pertolongan pertama yang bisa dilakukan jika baru saja terkena gigitan hewan yang terinfeksi virus, diantaranya: \n\n \n Jika luka terbukan atau ada perdarahan, dapat menekan area luka dengan kasa atau kain bersih yang sudah steril. \n Bersihkan luka gigitan atau cakaran hewan dengan air mengalir dan sabun dengan durasi waktu selama 10 sampai 15 menit. \n Lalu, oleskan cairan antiseptik dengan kandungan alkohol dengan kadar 70 persen atau povidone iodine ke area luka gigitan atau cakaran. \n Segera ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penangan yang tepat. \n \n\n Dokter akan memeriksa dan membersihkan luka gigitan atau cakaran hewan rabies, dan akan memberikan serum anti rabies (SAR) dan vaksin anti rabies (VAR). Bertujuan untuk membantu sistem imun atau kekebalan tubuh untuk melawan virus rabies sehingga infeksi pada otak dan kematian dapat dicegah. \n\n \n\n Tindakan pencegahan terhadap infeksi virus rabies adalah dengan cara mengurang faktor risiko dengan cara yaitu: \n\n \n Melakukan suntik vaksin anti rabies kepada hewan peliharaan. \n Menjaga kontak langsung dari hewan yang berpotensi terinfeksi virus rabies \n Menjaga hewan perliharan untuk tidak berinteraksi dengan hewan asing atau liar \n Melaporkan ke petugas kesehatan jika menemui seseorang atau hewan yang mengalami gejala rabies \n Dan mendapatkan vaksinasi dan serum untuk diri sendiri \n \n\n \n\n Oleh karena itu, perlu diwaspadai bahwa gigitan dari hewan yang terinfeksi virus rabies dapat berdampak buruk bagi kesehatan hingga kematian. Jika Sahabat Hermina terkena gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies jangan lah ragu untuk segera datang ke rumah sakit agar mendapatkan penanganan yang tepat. Dan untuk pencegahan, disarankan untuk melakukan vaksinasi pada hewan peliharaan dan menghindari kontak langsung dengan hewan yang berpotensi terinfeksi virus rabies. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Wonogiri<\/a><\/li>
- 26 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Benjolan Tubuh: Apakah itu Tanda Serius atau Masalah Ringan?<\/a><\/h3>
Benjolan tubuh adalah suatu kondisi yang dapat menimbulkan kekhawatiran dan kecemasan bagi banyak orang. Benjolan tersebut dapat muncul di berbagai bagian tubuh seperti leher, ketiak, payudara, pangkal paha, atau bahkan di bawah kulit. Ketika seseorang menemukan benjolan pada tubuhnya, pertanyaan yang sering muncul adalah apakah itu tanda serius atau masalah ringan yang tidak perlu dikhawatirkan. Untuk menjawab pertanyaan ini, penting untuk mengetahui beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sifat dan karakteristik dari benjolan tersebut. \n\n \n\n Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa tidak semua benjolan adalah tanda penyakit serius. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan benjolan, termasuk pembengkakan kelenjar getah bening, lipoma (tumor jinak lemak), kista, atau bahkan pembentukan keloid. Benjolan juga dapat muncul sebagai reaksi tubuh terhadap infeksi atau peradangan ringan. Dalam banyak kasus, benjolan semacam ini bisa hilang dengan sendirinya tanpa perlunya perawatan medis yang khusus. \n\n \n\n Namun, ada juga beberapa benjolan yang memerlukan perhatian lebih serius. Benjolan yang tidak menyebabkan nyeri, tetapi terus membesar dan tidak menghilang, harus segera diperiksa oleh dokter. Benjolan yang berubah warna, terasa keras atau terasa seperti batu, atau disertai dengan gejala lain seperti demam, penurunan berat badan, atau kesulitan bernapas juga harus segera ditangani. Dalam beberapa kasus, benjolan semacam ini dapat menjadi tanda adanya masalah serius seperti kanker atau infeksi yang memerlukan intervensi medis yang lebih lanjut. \n\n \n\n Jadi, bagaimana cara mengetahui apakah benjolan tersebut serius atau tidak? Yang terbaik adalah selalu berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mengambil riwayat medis lengkap, dan mungkin melakukan tes tambahan seperti tes darah, tes pencitraan, atau bahkan biopsi untuk memastikan diagnosis yang akurat. Melalui evaluasi ini, dokter akan dapat menentukan apakah benjolan tersebut memerlukan perawatan lanjutan atau tidak. \n\n \n\n Dalam menghadapi benjolan tubuh, penting untuk tidak panik tetapi juga tidak mengabaikannya. Mengabaikan benjolan yang serius dapat mengakibatkan komplikasi yang lebih parah di kemudian hari. Sebaliknya, panik berlebihan juga tidak membantu dalam menentukan keadaan sebenarnya. Paling penting, tetaplah waspada terhadap perubahan pada tubuh Anda dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika menemukan benjolan yang mencurigakan. \n\n \n\n Dalam kesimpulan, benjolan pada tubuh dapat menjadi tanda serius atau masalah ringan tergantung pada sifat dan karakteristiknya. Penting untuk tetap tenang, tetapi juga proaktif dalam mencari bantuan medis. Konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan evaluasi dan diagnosis yang akurat. Dengan pendekatan yang tepat, masalah benjolan tubuh dapat diidentifikasi dan ditangani dengan efektif, sehingga memastikan kesehatan dan kesejahteraan yang optimal. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 26 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 28 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 28 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 28 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 29 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>