- Hermina Karawang<\/a><\/li>
- 25 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Pentingnya Skrining Mata Pada Anak, Bunda Harus Waspada<\/a><\/h3>
Terdapat satu jenis kanker mata pada anak yang cukup berbahaya dan dapat menyebabkan kebutaan, yang disebut retinoblastoma. Retinoblastoma adalah kanker mata pada anak yang terbilang cukup langka, kanker jenis ini dimulai di bagian mata yang disebut retina. Retina adalah lapisan tipis jaringan saraf yang melapisi bagian belakang mata dan memungkinkan mata untuk melihat. Paling sering, retinoblastoma adalah unilateral, yang berarti hanya terjadi pada 1 mata. \n\n Namun, mungkin ada di kedua mata, yang disebut bilateral. Jika retinoblastoma menyebar, ia dapat menyebar ke kelenjar getah bening, tulang, atau sumsum tulang, yang merupakan bahan halus seperti spons yang ditemukan di dalam tulang besar. Anak-anak dapat lahir dengan retinoblastoma, tetapi penyakit ini jarang didiagnosis saat lahir. Kebanyakan anak-anak yang memulai pengobatan sebelum retinoblastoma telah menyebar di luar mata dapat sembuh. Salah satu tujuan penting pengobatan pada anak-anak dengan retinoblastoma adalah mencegah kebutaan. \n\n Anak-anak dengan retinoblastoma sering mengalami gejala atau tanda-tanda. Namun terkadang, anak-anak dengan retinoblastoma juga tidak memiliki gejala ini. Atau, penyebab gejala mungkin merupakan kondisi medis yang berbeda yang bukan kanker. Kadang-kadang, dokter menemukan retinoblastoma selama pemeriksaan bayi tapi paling sering, orang tua melihat gejala atau tanda-tanda seperti: \n\n \n Pupil yang terlihat putih atau merah, bukan hitam normal. \n Mata yang bersilangan (juling), satu mata memandang ke arah telinga sementara yang lain ke arah hidung atau lainnya. \n Penglihatan yang buruk. \n Mata merah dan tampak menyakitkan. \n Pupil membesar. \n Iris berwarna berbeda. \n \n\n Jika kamu khawatir tentang perubahan apapun yang terjadi pada mata anak, kamu bisa berbicara dengan dokter anak. Dokter anak akan menanyakan berapa lama dan seberapa sering anak mengalami gejala. Hal ini dilakukan untuk memastikan diagnosis.Diagnosis juga dapat menentukan sejauh mana kanker menyerang. Mengetahui tahapan perkembangan kanker mata pada anak ini membantu dokter untuk memutuskan jenis perawatan yang terbaik. Terdapat dua jenis tahapan yang akan terjadi, yaitu: \n\n \n Intraokular. Ini berarti bahwa kanker mata anak terjadi pada satu atau kedua mata, tetapi belum menyebar ke jaringan sekitarnya atau bagian lain dari tubuh. \n Ekstraokuler. Kanker mata pada anak berarti telah menyebar ke jaringan di sekitar mata atau ke bagian lain dari tubuh. \n \n\n Penyakit retinoblastoma dapat diobati dengan terapi laser, krioterapi, termoterapi, radioterapi, dan kemoterapi. Lalu, apabila tumor sudah menjadi ganas dan sulit untuk diatasi, dokter menyarankan untuk melakukan operasi pengangkatan bola mata. Setelah itu, dokter memasang bola mata buatan yang disambungkan dengan otot-otot mata agar dapat bergerak seperti mata asli, tetapi tidak dapat melihat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Wonogiri<\/a><\/li>
- 25 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengatasi Demam Anak Pasca Imunisasi: Panduan untuk Orangtua<\/a><\/h3>
Imunisasi adalah salah satu langkah terpenting dalam menjaga kesehatan anak Sahabat Hermina & melindungi mereka dari berbagai penyakit serius. Namun, tidak jarang setelah menerima vaksinasi, anak-anak dapat mengalami demam sebagai respons normal tubuh terhadap vaksin. Ini adalah tanda bahwa sistem kekebalan tubuh bekerja untuk mengenali dan melawan infeksi masa depan. Bagi orangtua, demam pasca-imunisasi dapat menjadi hal yang mengkhawatirkan, tetapi ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu anak merasa lebih baik. \n\n \n\n \n Kenali Tanda-tanda Demam Pasca-Imunisasi \n \n\n Setelah imunisasi, demam bia sanya muncul dalam 24-48 jam pertama. Tanda-tanda demam meliputi peningkatan suhu tubuh, kulit merah di sekitar area suntikan, dan gejala seperti rewel atau lemas. Biasanya, demam pasca-imunisasi bersifat ringan dan berlangsung hanya beberapa hari. \n\n \n\n \n Pertahankan Kenyamanan Anak Anda \n \n\n Pastikan anak Sahabat Hermina tetap nyaman selama mengalami demam pasca-imunisasi. Anda dapat memberikan minuman yang cukup dan makanan ringan. Juga, pastikan anak beristirahat yang cukup. \n\n \n\n \n Jangan Panik \n \n\n Penting untuk diingat bahwa demam pasca-imunisasi adalah respons normal tubuh terhadap vaksinasi. Ini adalah tanda bahwa sistem kekebalan sedang aktif membangun perlindungan terhadap penyakit yang diimunisasi. Sebagian besar kasus demam pasca-imunisasi bersifat ringan dan tidak perlu dikhawatirkan. \n\n \n\n \n Hindari Pemberian Obat Demam Rutin \n \n\n Tidak perlu memberikan obat demam rutin sebelum atau sesudah imunisasi, kecuali jika direkomendasikan oleh dokter anak Anda. Ini karena obat demam tertentu dapat mempengaruhi respons tubuh terhadap vaksin. \n\n \n Konsultasikan dengan Dokter \n \n\n Jika demam anak Anda sangat tinggi atau jika Anda merasa khawatir, segera konsultasikan dengan dokter anak Anda. Dokter akan memberikan panduan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan anak Anda. \n\n \n\n \n Teruskan Imunisasi Sesuai Jadwal \n \n\n Demam pasca-imunisasi bukan alasan untuk menghentikan atau menunda imunisasi anak Anda. Penting untuk terus melanjutkan imunisasi sesuai dengan jadwal yang telah direkomendasikan oleh dokter anak Anda. Ini adalah langkah penting dalam melindungi anak Anda dari penyakit serius. \n\n \n\n Demam pasca-imunisasi adalah bagian normal dari proses perlindungan kesehatan anak Anda. Dengan memahami tanda-tanda dan tindakan yang tepat, Sahabat Hermina dapat membantu anak Anda melewati fase ini dengan nyaman dan aman. \n\n \n\n Jika Sahabat Hermina memiliki pertanyaan atau kekhawatiran, selalu konsultasikan ke Rumah Sakit Hermina Wonogiri ke Dokter Spesialis Anak dr. Puji Mirantiningsih, Sp. A . Klik untuk informasi jadwal dokter Mira. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 24 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Lansia Sehat, Produktif, dan Mandiri Dengan GERMAS<\/a><\/h3>
Gerakan masyarakat hidup sehat atau disebut dengan Germas merupakan sebuah budaya hidup sehat yang dilakukan secara rutin serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat. Pengertian Lansia ialah seseorang yang sudah memasuki usia 60 tahun atau lebih. Sedangkan Pra Lansia yaitu seseorang yang akan memasuki usia lanjut (45-59 tahun). \n\n \n\n Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan oleh lansia, sebagai berikut : \n\n \n Kenali Perubahan Pada Lansia \n \n\n \n Kekuatan tubuh menurun, seperti mudah lelah, kulit keriput, gigi tanggal/goyang, air liur berkurang \n Daya ingat menurun, seperti mudah lupa, tidak merasa haus, nafsu makan berkurang, kebutuhan jumlah jam tidur berkurang \n Pendengaran/ penglihatan berkurang \n Gangguan keseimbangan, seperti mudah jatuh \n Kekebalan menurun, seperti mudah infeksi \n Gangguan pencernaan lebih sering terjadi, seperti mudah diare, sembelit, kembung \n \n\n \n\n \n Persiapan Diri Untuk Memasuki Masa Lansia Atau Pra Lansia \n \n\n \n Menerima sebagai proses alamiah \n Meningkatkan kesabaran, berfikir positif dan optimis, serta meningkatkan rasa percaya diri, misalnya dengan melakukan kegiatan/pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan \n Tetap setia dengan pasangan yang sah, dan meningkatkan hubungan harmonis dalam keluarga, pertemanan dan partisipasi dengan lingkungan masyarakat \n Mempersiapkan dana untuk biaya hidup dan jaminan kesehatan, (BPJS Kesehatan atau asuransin lainnya) \n Meningkatkan kesehatan dengan menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), dan makan dengan gizi seimbang \n \n\n \n\n \n Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Bagi Lansia/Pra Lansia \n \n\n \n Mendekatkan diri kepada Tuhan yang Maha Kuasa \n Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur, misalnya sekurang-kurangnya 1 tahun sekali. Untuk deteksi dini terhadap penyakit kronis, dan gunakan obat sesuai anjuran petugas kesehatan \n Pengaturan gizi/diet seimbang \n \n\n Contoh : Makanlah beraneka ragam makanan, Diet sesuai dengan kebutuhan yang dianjurkan sesuai kondisi kesehatan meliputi sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, Banyak makan sayuran dan buah, Banyak sumber makanan kalsium, Minum air putih yang cukup minimal 2 liter (8 gelas) per hari \n\n \n\n \n Memelihara Kebersihan Tubuh Secara Teratur \n \n\n \n Menerapkan mandi 2x sehari dengan sabun mandi, dan gunakan pakaian, serta alas kaki yang nyaman dan aman \n \n\n \n\n \n Memelihara kebersihan Gigi dan Mulut \n \n\n \n Menerapkan menggosok gigi 2x sehari, apabila menggunakan gigi palsu dilepas dan dibersihkan setiap hari \n \n\n \n\n \n Membiasakan Melakukan \n \n\n \n Melakukan aktifitas fisik seperti : berjalan, menyapu, mencuci \n Latihan fisik (senam, berjalan, berenang, dsb) Sekurangnya 30 menit sehari 3 kali seminggu \n \n\n \n\n \n Jauhi Asap Rokok Dan Zat Adiktif Lainnya (tidak merokok, minuman keras, ganja) \n \n\n \n\n \n Kembangkan Hobi Sesuai Dengan Kemampuan \n \n\n Contoh : Merangkai bunga/berkebun, melukis, memasak, merajut, melakukan rekreasi aman dan nyaman (wisata, nonton film, dll) \n\n \n\n \n Istirahat Yang Cukup Dan Kelola Stres Dengan Baik \n \n\n \n\n \n Terus Melakukan Kegiatan Mengasah Otak \n \n\n Contoh : Bermain catur, mengisi teka-teki silang, membaca buku, menari, bermain musik, bercerita, bersosialisasi, dll \n\n \n\n Berikut ini merupakan masalah kesehatan yang dapat terjadi pada Lansia dan Pra Lansia , yaitu : \n\n \n Penyakit Tekanan Darah Tinggi ( Hipertensi ) \n Penyakit Kencing Manis ( Diabetes Melitus ) \n Pengeroposan Tulang ( Osteoporosis ) \n \n\n \n\n Sahabat Hermina, jadi secara umum tujuan dari Germas adalah menjalani hidup yang lebih sehat. Karena gaya hidup sehat akan memberi banyak manfaat, mulai dari peningkatan kualitas kesehatan hingga peningkatan produktivitas seseorang. Apabila Sahabat Hermina memiliki keluhan masalah pada kesehatan Lansia/Pra Lansia segera berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam di RSU Hermina Solo. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 23 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Benarkah Makan Gorengan Dapat Memicu Amandel ?<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, siapa yang tidak suka makan gorengan? Hampir setiap orang menyukai makan gorengan ya. Namun apakah benar makan gorengan dapat memicu penyakit amandel atau tonsilitis? \n\n Tonsilitis atau radang amandel adalah peradangan pada amandel yang ada di langit-langit mulut bagian cincin Waldeyer, dan biasanya disebabkan oleh virus Epstein Barr. Penyebaran infeksinya melalui udara (droplet) melalui tangan dan ciuman. Tonsilitis dapat diklasifikasikan berdasarkan waktu timbulnya, yaitu tonsilitis akut dan tonsilitis kronis. Tonsilitis akut adalah peradangan pada amandel yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus yang terjadi dalam waktu 3 minggu. Tonsilitis kronis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan pembesaran amandel disertai episode infeksi berulang \n\n \nPenyebab dan Gejala Radang Amandel atau Tonsilitis \n\n Peradangan pada tonsil disebabkan oleh bakteri disertai juga dengan gejala nyeri tenggorokan dan suhu tubuh meningkat. Tenggorokan akan terasa nyeri sehingga penderita sulit untuk menelan dan keadaan umumnya lemah. Tonsil tampak memerah dan bengkak dan kriptanya biasanya tertutup oleh lapisan fibrosa atau purulen, yang tampak sebagai titik-titik putih atau garis putih. Kelenjar leher biasanya membesar sehingga dirasakan nyeri. \n\n Prevalensi Kasus Radang Amandel atau Tonsilitis \n\n WHO memperkirakan 287.000 anak di bawah usia 15 tahun mengalami radang amandel, dimana 248.000 (86,4%) akan menjalani pengangkatan amandel dan 39.000 anak lainnya (13,6%) hanya akan menjalani operasi amandel. \n\n Sedangkan berdasarkan data epidemiologi penyakit THT di 7 provinsi Indonesia pada bulan September 2012, angka kejadian tonsilitis kronis setelah rinosinusitis akut tertinggi sebesar 3,8% selama periode 2012-2013. Di Indonesia, jumlah kunjungan rawat jalan untuk radang amandel sebanyak ± 55.383 orang, sedangkan jumlah pasien rawat inap untuk radang amandel sebanyak ± 37.835 orang. \n\n Beberapa Faktor Pemicu Terjadinya Tonsilitis \n\n \n Usia \n \n\n Usia merupakan salah satu faktor terjadinya tonsilitis karena fungsi tonsil akan meningkat pada umur 3 tahun kemudian menurun dan akan mengalami peningkatan lagi pada umur 10 tahun, kemudian ukuran tonsil yang membesar akan meningkat lagi pada umur 11-20 tahun dan kemudian akan mengalami penurunan sejalan dengan bertambahnya usia, sehingga pada usia anak-anak lebih rentan untuk terjadinya infeksi. \n\n \n Kebiasaan Mengonsumsi Makanan Mengandung MSG \n \n\n MSG adalah bentuk garam dari asam glutamate, yang juga termasuk bahan tambahan pangan yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai penyedap rasa, penggunaan glutamat dosis tinggi dikaitkan dengan berbagai variasi kelainan neuroendokrin dan sistem kekebalan tubuh. Reseptor glutamat memainkan peran penting dalam patogenesis gangguan yang diinduksi oleh MSG. Limfosit T dapat mengekspresikan beberapa jenis reseptor glutamat yang mengontrol respon imun, aktivasi, maturasi, dan apoptosis atau kematian sel. MSG juga menyebabkan cedera endotel yang menyebabkan kurangnya penyerapan sel darah dan trombosit, penurunan sirkulasi dan pembentukan thrombus. Mengonsumsi MSG secara berlebihan dapat menimbulkan gejala rasa gatal dan sakit pada tenggorokan. \n\n \n Kebiasaan Mengonsumsi Makanan Berminyak \n \n\n Selain mengonsumsi makanan yang mengandung penyedap rasa, mengonsumsi makanan yang berminyak secara terus menerus juga dapat menimbulkan gejala tonsilitis. Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya yaitu suhu pemanasan minyak sampai terbentuk akrolein yang tidak diinginkan, akrolein inilah yang dapat menyebabkan timbulnya rasa gatal pada tenggorokan. \n\n \n Terlalu Banyak Mengonsumsi Air Dingin \n \n\n Terlalu banyak mengonsumsi air dingin juga dapat memicu meradangnya tonsil, karena air dingin dapat merangsang dan meregangkan sel epitel pada tonsil sehingga lama kelamaan akan mengakibatkan tonsil hipertrofi (Wahyuni & Yuliawati, 2017). Minuman dingin juga dapat menyebabkan terjadinya vasokontriksi sehingga pembuluh darah mengecil dan jumlah sel darah putih berkurang sehingga memperberat kerja imun tonsil. \n\n Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan berminyak seperti gorengan dapat menjadi salahsatu pemicu Tonsilitis atau Amandel. Apabila Sahabat Hermina memiliki keluhan dan ingin berkonsultasi dengan Dokter Spesialis THT dapat menghubungi Admin kami 0821-3552-2454. \n\n \n\n \n\n Referensi : \n\n Mita, Devi Nendes. (2017). Analisis faktor risiko tonsilitis kronik. UNIMUS. \n\n Nizar, Muhammad, Qamariah, Nur, & Muthmainnah, Noor. (2016). Identifikasi Bakteri Penyebab Tonsilitis Kronik Pada Pasien Anak Di Bagian Tht Rsud Ulin Banjarmasin. Berkala Kedokteran, 12(2), 197–204. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.20527/j bk.v12i2.1867 \n\n P. Van den Broek, L. Feenstra. Debruyne, F. Marres, H. A. .. (2011). Buku Saku Ilmu Kesehatan Tenggorok, Hidung, dan Telinga, 12th edn, Editited by N. In Iskandar. \n\n Ramadhan, Febri, Sahrudin, Sahrudin, & Ibrahim, Karma. (2017). Analisis faktor risiko kejadian tonsilitis kronis pada anak usia 5-11 tahun di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017. Haluoleo University. \n\n Rusli, Malahayati, Miralza Diza, and Alda Rizky. "Hubungan Usia dan Konsumsi Makanan dengan Gejala Tonsilitis Pada Pasien Poli THT RSUD H. Hanafie Muara Bungo." Zona Kedokteran: Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Batam 12.1 (2022): 36-43. \n\n Sari, Layla Tunjung, Yuli Kusumawati, S. K. M., & Ambarwati, S. Pd. (2014). Faktor pencetus tonsilitis pada anak usia 5-6 tahun di wilayah kerja puskesmas bayat kabupaten klaten. Universitas Muhammadiyah Surakarta. \n\n Siregar, Anggita Rahma Agusli. (2019). Hubungan Faktor Risiko dengan Gejala Tonsilitis pada Anak di SDS Islam Annizam Medan. \n\n Wahyuni, Sri, & Yuliawati, Ratna. (2017). Hubungan Usia, Konsumsi Makan dan Hygiene Mulut dengan Gejala Tonsilitis Pada Anak di SDN 005 Sungai Pinang Kota Samarinda. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 22 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Tanda Jamur Kulit yang Harus Segera Ditangani<\/a><\/h3>
Tidak sedikit orang pernah mengalami infeksi jamur kulit, namun tidak semua orang mengerti cara penanganan yang tepat saat kita mengalami kondisi ini. Secara alami jamur dapat hidup dan berkembang biak di kulit namun biasanya tidak menimbulkan masalah jika jumlahnya meningkat baru akan menimbulkan masalah kelainan kulit. Infeksi jamur di kulit ada yang bersifat menular dan sering mengganggu kenyamanan, infeksi jamur biasanya menginfeksi kulit di area kulit yang lembab, seperti pada lipatan kulit (ketiak, sela-sela jari, lipat paha, dan area kelamin). Oleh karena itu Sahabat Hermina penting untuk mengenali penyebab dan cara mengatasi infeksi jamur. \n\n \n\n Jenis-jenis jamur kulit \n\n Terdapat beberapa jenis infeksi jamur kulit yang sering terjadi, diantaranya adalah : \n\n \n Kurap (tinea) \n \n\n Menjadi salah satu jenis infeksi jamur kulit yang mudah sekali menular dan bisa terjadi di berbagai area tubuh, seperti di kulit kepala (tinea capitis), badan (tinea corporis), selangkangan (tinea cruris), atau di kaki (tinea pedis). \n\n \n Jamur kuku (tinea unguium) \n \n\n Seperti namanya, jamur kuku terjadi di bagian kuku baik tangan maupun kaki, untuk jenis jamur ini juga menular \n\n \n Panu (ținea versicolor) \n \n\n Panu umumnya tidak menular seperti jamur kuku dan kurap, panu biasanya menyerang pada lapisan atas kulit \n\n \n Kandidiasis \n \n\n Kandidiasis adalah infeksi jamur kulit yang banyak menyerang di bagian tubuh yang lembab seperti ketiak, selangkangan, sela sela jari, lipatan pada payudara dan lainnya, kandidiasis umumnya tidak menular. \n\n \n\n Tips atasi infeksi jamur kulit \n\n Salah satu penanganan yang bisa diberikan saat terinfeksi jamur kulit adalah menggunakan obat anti jamur, terutama antijamur topikal (oles) seperti krim atau salep. Gunakan obat oles sesuai dengan anjuran dari dokter atau sesuai dengan arahan yang biasa tertera pada kemasan. \n\n Sahabat Hermina bisa melakukan beberapa cara untuk mencegah infeksi jamur kulit diantaranya : \n\n \n Menjaga kebersihan kulit \n Biasakan mengganti pakaian dalam setiap hari \n Jangan biarkan badan terlalu lama dalam keadaan basah atau berkeringat \n Jangan menggunakan handuk, atau pakaian dengan bergantian dengan orang lain \n Gunakan pakaian yang mudah menyerap keringat saat sedang berolahraga \n Hindari pemakaian celana yang terlalu ketat \n Mandi secara teratur \n \n\n Jika Sahabat Hermina merasa kondisi infeksi jamur kulit tidak kunjung membaik dan bahkan terasa begitu tidak nyaman, segera lakukan konsultasi Dokter Spesialis Kulit di RS Hermina terdekat, atau bisa juga berkonsultasi secara online melalui aplikasi Halo Hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 22 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Menguap dapat Mengeluarkan Kotoran Telinga, benarkah ?<\/a><\/h3>
Telinga adalah salah satu organ penting yang wajib dijaga kesehatannya, namun tidak semua orang tau bagaimana cara membersihkan telinga dengan baik dan benar, jika kesehatan dan kebersihan telinga tidak dijaga dengan baik dapat menimbulkan gangguan pada pendengaran dan keseimbangan. \nMerawat kebersihan dan kesehatan telinga penting dilakukan untuk mencegah berbagai masalah pada telinga, seperti infeksi telinga, telinga berdenging, hingga gangguan pendengaran atau bahkan tuli mendadak. \nSerumen atau kotoran telinga adalah gumpalan lunak yang dihasilkan secara alami dari kelenjar minyak di bagian luar liang telinga. Serumen tersebut berfungsi sebagai pelindung, mulai dari melindungi telinga dari debu, pertumbuhan kuman patogen, dan menjaga agar binatang tidak masuk dalam telinga. Pada dasarnya, serumen tidak berbahaya jika jumlahnya tidak berlebihan. \nNamun, produksi serumen yang terlalu banyak dapat berdampak pada kualitas pendengaran seseorang. Keluhan yang dapat timbul akibat kotoran yang memenuhi liang telinga antara lain telinga terasa penuh dan kadang disertai gangguan komunikasi dengan lawan bicara. Maka itu, penting untuk membersihkan kotoran telinga sebelum timbul keluhan lebih parah. \n\n \nBolehkah membersihkan telinga dengan cotton bud ? \nTelinga otomatis membersihkan dirinya ketika kita berbicara, mengunyah atau kegiatan menggerakan rahang. Biasanya, jika sudah kotor, kotoran telinga keluar dengan sendirinya bersama dengan gerakan rahang yang membuat otot pipi bergerak. Lalu, apakah masih perlu membersihkan telinga dengan cotton bud ? Faktanya, membersihkan telinga dengan cotton bud adalah tindakan yang kurang tepat. Sahabat Hermina boleh menggunakan cotton bud, namun hanya untuk bagian daun telinga saja, hindari menggunakan cotton bud untuk bersihkan telinga bagian dalam. \nMengorek telinga dengan cotton bud membuat kotoran semakin masuk ke dalam dan menyebabkan kotoran malah mengendap pada bagian dalam telinga yang panjangnya 2,5-3 cm saja. Kotoran yang mengendap dapat menjadi keras dan menghambat sirkulasi dalam telinga. Kondisi ini menyebabkan seseorang mengalami gangguan pendengaran. Pada dasarnya telinga memiliki mekanisme untuk membersihkan dirinya sendiri, sehingga kita tak perlu membersihkan sendiri bagian dalamnya. Sahabat Hermina hanya perlu mengusap bagian luar telinga dengan sabun dan air, lalu keringkan dengan kain atau handuk. \n \nCara menjaga kesehatan telinga yang tepat \nMenjaga kebersihan tubuh dengan cara mandi setiap hari, terutama setelah bepergian ke luar rumah. Cara ini membantu melunakkan kotoran telinga akibat air yang mengalir dari kepala saat mandi atau mencuci rambut. \nSahabat Hermina juga dapat menghindari membersihkan telinga secara mandiri dengan cotton bud karena hal ini berpotensi mendorong kotoran telinga masuk lebih dalam. \n \nHindari mengorek telinga dengan alat yang tidak bersih serta benda tajam dan runcing karena dapat mengakibatkan luka pada liang telinga bahkan gendang telinga. Kerusakan yang ditimbulkan dapat bersifat sementara atau permanen. \nLalu, hindari juga memasukkan cairan atau obat tetes telinga tanpa rekomendasi dari dokter. Kesalahan dalam terapi dapat merusak pendengaran. \nSahabat Hermina bisa mengkonsultasikan masalah kesehatan telinga pada Dokter Spesialis THT di RS Hermina terdekat, bisa juga berkonsultasi secara online melalui aplikasi Halo Hermina. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Kendari<\/a><\/li>
- 22 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Masih Kecil Tapi Gigi Sudah Bermasalah? Simak Penjelasannya!<\/a><\/h3>
Sebagian besar orang tua yang sudah memiliki anak ada yang memperhatikan pertumbuhan gigi anak, tetapi ada juga orang tua yang cuek dalam memperhatikan kesehatan serta pertumbuhan gigi pada anaknya. Hal ini yang menyebabkan sebagian anak mengalami permasalahan pada pertumbuhan gigi. Untuk itu, para orang tua perlu mengetahui pada usia berapa anak harus memeriksakan gigi ke dokter gigi. \n\n Untuk menjawab permasalahan diatas perlu diketahui bahwa, sebaiknya anak mulai dibawa ke dokter spesialis gigi ketika anak mulai tumbuh gigi pertama atau pada saat anak usia 6 (enam) bulan. Tujuannya adalah agar orang tua mengerti bagaimana cara merawat dan membersihkan gigi anak, serta orang tua juga tau bagaimana cara mencegah munculnya permasalahan gigi. Selanjutnya, orang tua juga perlu mengetahui bahwa banyak masalah yang muncul ketia anak akan tumbuh gigi, bahkan sebelum gigi muncul pun rasa nyeri sudah ada. Hal ini berdasarkan American Academy of Pediatric Dentistry, alasannya adalah untuk memonitor tumbuh kembang gigi geligi dan rahang pada anak. Kemudian untuk mendeteksi dini adanya permasalahan pada gigi geligi dan jaringan pendukung di mulut anak. Oleh karena itu orang tua sangat perlu untuk memperhatikan pertumbuhan gigi pada anaknya, terutama pada pertumbuhan gigi geligi. \n\n Selain itu juga perlu diketahui idealnya berapa lama tenggang waktu anak harus periksa gigi ke dokter spesialis gigi yaitu dianjurkan setiap 3-6 bulan sekali. Yang bertujuan untuk menghindari masalah pertumbuhan gigi pada anak. Karena jika tidak maka akan muncul permasalahan gigi pada anak seperti keterlambatan pertumbuhan gigi anak. Kemudian, gigi anak berlubang dan gusi meradang. Selanjutnya ada juga permasalahan pada susunan gigi yang tidak rapih, sehingga gigi anak akan terlihat berjejal. Oleh karena itu, untuk menghindari hal tersebut orang tua harus memperhatikan pertumubuhan gigi dan kesehatan gigi pada anak, agar gigi anak dapat tumbuh dengan rapih dan terhindar dari permasalahan gigi yang sering muncul pada anak. \n\n Nah itulah informasi seputar permasalah pada gigi, jika sahabat hermina mempunyai keluhan seputar kesehatan, segera konsultasikan ke Dokter Spesialis di RSU Hermina Kendari. Sahabat hermina juga dapat membuat janji dengan dokter spesialis menggunakan aplikasi Halo Hermina Mobile App, bisa didapatkan melalui Play Store dan App Store \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 22 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Skrining Pra Pernikahan: Apa, Mengapa, dan Bagaimana?<\/a><\/h3>
Skrining Pra Pernikahan: Apa, Mengapa, dan Bagaimana? \n\n Skrining pra pernikahan adalah serangkaian pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh calon pengantin sebelum menikah. Tujuan dari skrining ini adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan masing-masing pasangan, baik fisik maupun mental, serta untuk mencegah atau mengatasi kemungkinan adanya penyakit yang dapat menurun pada keturunan atau menular antara pasangan. \n\n Apa saja yang termasuk dalam skrining pra pernikahan? \n\n Skrining pra pernikahan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: \n\n \n Pemeriksaan fisik secara lengkap, termasuk tekanan darah, berat badan, tinggi badan, denyut nadi, suhu tubuh, dan lain-lain. \n Pemeriksaan penyakit hereditas, yaitu penyakit yang dapat diturunkan dari orang tua ke anak, seperti thalasemia, hemofilia, sindrom Down, dan lain-lain. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan darah dan tes genetik. \n Pemeriksaan penyakit menular, yaitu penyakit yang dapat menular antara pasangan atau dari ibu ke janin, seperti HIV/AIDS, hepatitis B, sifilis, gonore, klamidia, dan lain-lain². Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan darah dan tes laboratorium. \n Pemeriksaan organ reproduksi, yaitu pemeriksaan untuk mengetahui fungsi dan kesehatan organ reproduksi pasangan, seperti rahim, ovarium, saluran tuba, testis, prostat, dan lain-lain. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan fisik dan ultrasonografi. \n \n\n Mengapa skrining pra pernikahan penting dilakukan? \n\n Skrining pra pernikahan penting dilakukan karena memiliki beberapa manfaat, antara lain: \n\n \n Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab pasangan terhadap kesehatan diri sendiri dan pasangannya¹. \n Mencegah atau mengurangi risiko terjadinya komplikasi kehamilan dan persalinan akibat penyakit hereditas atau menular \n Mencegah atau mengurangi risiko terjadinya cacat bawaan atau kelainan genetik pada anak. \n Mencegah atau mengurangi risiko penularan penyakit antara pasangan atau dari ibu ke janin¹. \n Membantu pasangan untuk merencanakan kehamilan dan keluarga berdasarkan kondisi kesehatannya. \n \n\n Bagaimana cara melakukan skrining pra pernikahan? \n\n Skrining pra pernikahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: \n\n \n Menghubungi pusat kesehatan terdekat yang menyediakan layanan skrining pra pernikahan. Biasanya skrining ini dapat dilakukan di puskesmas, rumah sakit umum, rumah sakit khusus ibu dan anak, atau klinik swasta. \n Menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk skrining pra pernikahan. Dokumen-dokumen ini antara lain adalah kartu identitas (KTP), kartu keluarga (KK), surat nikah (jika sudah menikah), surat pengantar dari kelurahan dan KUA (jika belum menikah), serta hasil pemeriksaan kesehatan sebelumnya (jika ada). \n Melakukan pemeriksaan kesehatan sesuai dengan tahapan yang telah ditentukan. \n Mendapatkan hasil pemeriksaan kesehatan dan konsultasi dengan dokter. Dokter akan memberikan penjelasan dan saran mengenai kondisi kesehatan pasangan, serta langkah-langkah yang perlu dilakukan jika ada masalah atau gangguan kesehatan. \n \n\n \n\n Skrining Pra Pernikahan adalah langkah penting yang perlu dilakukan sebelum menikah untuk memastikan kondisi kesehatan pasangan yang akan membentuk keluarga baru. Dengan menjalani skrining ini, calon pasangan dapat mencegah risiko penularan penyakit menular serta melindungi masa depan anak-anak mereka dari kelainan genetik yang dapat diturunkan. Oleh karena itu, penting bagi semua calon pengantin untuk menyadari pentingnya skrining pra pernikahan dan menjalankannya sebagai bagian dari persiapan pernikahan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 22 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Pencegahan Stroke: Mengurangi Risiko Serangan Stroke<\/a><\/h3>
Halo sahabat Hermina, Kesehatan adalah aspek penting dalam kehidupan manusia. Bagi calon pasangan yang akan memasuki kehidupan pernikahan, menjaga kesehatan secara terencana menjadi langkah yang bijaksana. Dalam artikel ini, kita akan membahas dua topik utama, yaitu pencegahan stroke dan skrining pra nikah. Mari kita simak lebih lanjut: \n\n Pencegahan Stroke: Mengurangi Risiko Serangan Stroke \n\n Stroke merupakan kondisi medis serius yang dapat membahayakan nyawa. Namun, dengan adanya langkah-langkah pencegahan yang tepat, risiko stroke dapat dikurangi. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat Anda lakukan: \n\n \n Menjaga tekanan darah normal \n \n\n \n Aturlah pola makan dengan mengonsumsi makanan rendah garam dan tinggi serat. \n Hindari konsumsi alkohol secara berlebihan. \n Ketahui tanda-tanda hipertensi dan segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami tekanan darah tinggi. \n \n\n \n Mengatur pola makan yang sehat \n \n\n \n Konsumsi makanan bergizi seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, ikan, dan daging tanpa lemak. \n Kurangi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, kolesterol, dan gula. \n \n\n \n Hindari kebiasaan merokok \n \n\n \n Merokok meningkatkan risiko stroke. Jika Anda merokok, segera berhenti atau cari bantuan untuk berhenti merokok. \n \n\n \n Menjaga berat badan ideal \n \n\n \n Kontrol berat badan dengan pola makan sehat dan rajin berolahraga secara rutin. \n Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan program penurunan berat badan yang tepat. \n \n\n \n Aktif dalam menjalani gaya hidup sehat \n \n\n \n Lakukan aktivitas fisik secara teratur, seperti berjalan cepat, berenang, atau bersepeda selama minimal 30 menit setiap hari. \n Lakukan juga latihan kekuatan atau yoga untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh. \n \n\n \n Kelola stres dengan baik \n \n\n \n Temukan cara untuk mengelola stres, seperti meditasi, olahraga, atau kegiatan hobi yang menyenangkan. \n Jika membutuhkan bantuan, konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan strategi pengelolaan stres yang efektif. \n \n\n \n Periksakan kesehatan secara teratur \n \n\n \n Lakukan pemeriksaan tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah secara rutin. \n Ikuti anjuran dokter dan lakukan tes medis lainnya yang diperlukan. \n \n\n Dengan mengikuti langkah-langkah pencegahan di atas, Anda dapat mengurangi risiko serangan stroke dan menjaga kesehatan dengan lebih baik. \n\n Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Yogya<\/a><\/li>
- 22 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Benarkah Suntik Putih Dapat Merusak Ginjal<\/a><\/h3>
\n\n Suntik putih merupakan salah satu treatment yang kerap kali dilakukan oleh para perempuan demi mendapatkan kulit yang cerah dengan instan. Harga dari Suntik putih sendiri juga beragam bahkan mulai dari ratusan ribu Rupiah saja sudah bisa mendapatkan suntik yang aman. \n\n Pada dunia kedokteran sebenarnya suntik putih itu seniri tidak ada, para ahli biasanya lebih menyarankan untuk melakukan brightening injection. Jadi sebenarnya, zat aktif yang disuntikkan bukanlah untuk memutihkan, tetapi untuk mencerahkan. \n\n Suntik putih yang bisa menimbulkan bahaya bagi tubuh adalah suntik abal-abal, ada 2 bahaya yang akan ditimbulkan oleh suntik putih abal-abal yakni jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka pendek bisa berupa reaksi alergi, baik ringan maupun berat, sedangkan, untuk bahaya jangka panjang dari suntik putih abal-abal adalah kerusakan para organ pencernaan, kerusakan pada hati, ginjal, hingga kematian. \n\n Di dalam whitening injection, terdapat beberapa zat seperti asam traneksamat (atau transamin), glutathione, vitamin C, dan vitamin E. \n\n Selain untuk memutihkan kulit, prosedur whitening injection juga dapat menangani masalah penuaan pada kulit dan menghilangkan bekas luka. produk whitening injection yang dijual di pasaran dapat disuntikkan ke pembuluh darah, otot, atau di bawah kulit. \n\n Namun, tidak semua produk memiliki izin dari FDA maupun BPOM. Akhirnya, banyak wanita yang terjebak dan membeli produk belum tersertifikasi (tidak aman) di pasaran. Dampak buruknya, organ kesehatan terkena imbas. \n\n Semua yang masuk ke tubuh akan dimetabolisme dan dibuang jika tidak terpakai. Organ yang berfungsi untuk melakukan hal ini di antaranya hati dan ginjal. Jadi, jika ada racun yang masuk ke tubuh, organ tadi yang akan bekerja keras membuangnya. \n\n Jika sembarangan menyuntikkan benda asing ke tubuh, maka tentu akan berpotensi merusak salah satu organ tersebut. Sangat tidak disarankan melakukan whitening injection sendiri di rumah. Jika tetap ingin melakukannya, dapatkan treatment di klinik kecantikan yang telah mendapatkan izin praktik. \n\n Untuk mendapatkan kulit cerah dan glowing dengan aman, sebenarnya cukup mudah, perbanyak mengonsumsi sayuran dan buah yang mengandung serat dan antioksidan. Selain itu, penggunaan skincare yang sesuai jenis kulit juga penting untuk menunjang kulit sehat. Jangan lupa selalu menggunakan pelembap setelah mencuci wajah. \n\n Pelembap dapat memberi dan mengunci kelembapan pada kulit, serta mempertahankan keremajaan kulit. Menjalani pola hidup sehat dan menghindari asap rokok juga penting bagi yang menginginkan kulit sehat, cantik, dan glowing. \n\n Efek Samping Suntik Putih \n\n Vitamin C adalah nutrisi yang dibutuhkan tubuh karena memiliki banyak manfaat, mulai dari meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah kerusakan sel, hingga membentuk kolagen. Namun, tubuh tidak bisa memproduksinya, sehingga perlu mendapatkannya dengan mengonsumsi makanan. \n\n Sementara itu, glutathione sebenarnya sudah ada secara alami di tubuh, hanya saja produksinya bisa menurun seiring bertambahnya usia. Glutathione memiliki sifat antioksidan dan antipenuaan yang diketahui bekerja dengan cara menghambat hiperpigmentasi di kulit akibat paparan sinar matahari. \n\n Karena memiliki banyak manfaat, kedua zat tersebut dijadikan bahan kandungan dalam suntik putih. Namun, terlalu banyak menggunakan vitamin C dan glutathione bisa menyebabkan efek samping suntik putih, antara lain: \n\n \n Gangguan pencernaan \n Kerusakan pada jantung dan hati \n Batu ginjal \n Sindrom Stevens-Johnson \n Asma \n \n\n Oleh karena itu, jika ingin mencerahkan kulit dengan melakukan suntik putih, perhatikan lagi tujuan penggunaan dan dosisnya. terhindar dari efek samping suntik putih yang tidak diinginkan, bisa berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter untuk mengetahui cara memutihkan kulit yang aman, sebelum melakukan prosedur tersebut. \n\n Untuk menghindari efek suntik putih, juga bisa melakukan cara alami untuk membuat kulit menjadi sehat, cerah, dan kencang, seperti mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C, menggunakan masker alami, mengeksfoliasi kulit dengan menggunakan luluran, serta mengoleskan tabir surya saat akan beraktivitas di luar ruangan pada siang hari. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Manado<\/a><\/li>
- 22 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Apa Benar Usia Mempengaruhi Kualitas Pendengaran ? Yuk Kenali Presbikusis <\/a><\/h3>
Gangguan pendengaran terkait usia atau yang dikenal dengan presbikusis adalah gangguan pendengaran yang terjadi secara bertahap pada kedua telinga dan umum terjadi seiring bertambahnya usia. Penyakit ini dialami lebih dari separuh orang dewasa pada saat mencapai usia 65 tahun. Gangguan pendengaran ini sering dianggap sebagai suatu hal yang normal dalam proses penuaan, akibatnya terlambat diberikan penanganan yang berdampak terjadinya penurunan kualitas hidup dan isolasi sosial. \n\n Presbikusis menyebabkan gangguan pendengaran secara bertahap pada kedua telinga dan paling sering mempengaruhi kemampuan untuk mendengar suara bernada tinggi seperti dering telepon atau kicauan burung. Selain itu, penderita presbikusis sering kali mengalami keluhan telinga berdenging, kesulitan mendengar seseorang berbicara di tempat yang bising, bahkan rasa sakit pada telinga ketika lawan bicara menaikan volume suara. \n\n Bagaimana mencegah presbikusis? Presbikusis merupakan suatu proses degenerasi atau penuaan pada indera pendengaran, sehingga sulit dicegah. Namun ada beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk mencegah agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjut pada pendengaran anda. Diantaranya yaitu menghindari suara bising, menggunakan alat pelindung telinga apabila anda bekerja di tempat yang berisiko terpapar bising, melakukan pemeriksaan telinga dan skrining pendengaran rutin ke dokter THT. \n\n Kapan saya harus menemui dokter THT? Temui dokter THT jika anda merasa kesulitan mendengar atau jika seseorang yang dekat dengan anda merasa anda kesulitan dalam berkomunikasi. Presbikusis terjadi secara perlahan seiring berjalannya waktu, sehingga pada tahap awal anda mungkin tidak menyadari atau tidak akan terasa ada gangguan pendengaran. Namun, jika anda mengalami gangguan pendengaran secara tiba-tiba atau mendadak (dalam beberapa jam atau hari), segera temui dokter THT karena anda mungkin mempunyai masalah yang lebih serius daripada presbikusis. \n\n Gangguan pendengaran mendadak bisa disebabkan oleh infeksi atau penumpukan kotoran di telinga, dan bisa juga disebabkan oleh adanya masalah pada saraf pendengaran di telinga bagian dalam. Jika ini masalahnya, anda mungkin memerlukan obat-obatan untuk mencegah terjadi gangguan pendengaran permanen. Maka dari itu, jika sahabat hermina mengalami keluhan dan gangguan pada pendengaran, sangat disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan pada dokter spesialis THT di rumah sakit terdekat dan bisa juga untuk ke dokter spesialis THT di RSU Hermina Manado. Agar dapat segera mendapatkan penanganan dari keluhan yang dialami,semoga informasi ini bermanfaat untuk sahabat Hermina. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciruas<\/a><\/li>
- 21 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengubah Pola Sedentary Lifestyle pada Kaum Rebahan: Menuju Hidup Sehat yang Lebih Aktif<\/a><\/h3>
\n\n Kehidupan yang semakin modern seringkali membuat banyak orang cenderung menjalani pola hidup yang sangat kurang aktif, dikenal sebagai "sedentary lifestyle". Ini terutama berlaku bagi kaum rebahan, yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka dalam posisi duduk atau berbaring, tanpa banyak gerakan fisik. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai pentingnya mengubah pola sedentary lifestyle pada kaum rebahan dan memberikan beberapa saran yang dapat membantu mereka menuju hidup yang lebih sehat dan aktif. \n\n \n\n Mengapa Sedentary Lifestyle Berbahaya? \n\n Pola hidup yang kurang aktif memiliki dampak serius pada kesehatan. Penelitian telah menunjukkan bahwa pola sedentary lifestyle dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan penyakit lainnya. Selain itu, pola ini juga dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan otot dan kepadatan tulang, yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan lebih lanjut, seperti osteoporosis. \n\n \n\n Mengubah Pola Sedentary Lifestyle pada Kaum Rebahan \n\n Mengubah pola sedentary lifestyle pada kaum rebahan mungkin tidak mudah, tetapi dengan tekad dan komitmen, perubahan positif dapat dicapai. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu mereka: \n\n 1. Aktivitas Fisik Rutin \n\n Satu langkah penting untuk mengubah pola sedentary lifestyle adalah memasukkan aktivitas fisik ke dalam rutinitas harian. Ini tidak harus berarti berolahraga intensif. Bahkan, langkah sederhana seperti berjalan kaki ringan atau senam pagi dapat membantu meningkatkan tingkat aktivitas fisik. Cobalah untuk mengatur jadwal rutin untuk melakukan aktivitas fisik setiap hari. \n\n 2. Pergantian Kebiasaan \n\n Mengubah kebiasaan memerlukan waktu dan usaha, tetapi itu sangat penting. Alihkan kebiasaan rebahan dengan kegiatan yang lebih aktif. Misalnya, jika Anda biasanya menonton TV atau bermain game sepanjang hari, cobalah untuk membatasi waktu ini dan gantilah dengan aktivitas yang memerlukan gerakan fisik, seperti berkebun atau membersihkan rumah. \n\n 3. Menggunakan Teknologi Sehat \n\n Seiring dengan perkembangan teknologi, ada banyak aplikasi dan perangkat yang dapat membantu kaum rebahan untuk tetap aktif. Aplikasi kebugaran, pelacak aktivitas, dan perangkat wearable dapat membantu Anda memantau aktivitas fisik Anda dan memberikan motivasi untuk tetap bergerak. \n\n 4. Jaringan Dukungan \n\n Tidak perlu melakukan perubahan ini sendirian. Bergabunglah dengan komunitas atau kelompok yang memiliki tujuan serupa. Anda dapat mencari teman-teman yang ingin bergerak bersama atau mencari dukungan dari keluarga dan teman-teman untuk menjalani gaya hidup yang lebih aktif. \n\n 5. Berkonsultasi dengan Profesional Kesehatan \n\n Jika Anda memiliki masalah kesehatan yang mungkin membatasi aktivitas fisik Anda, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Mereka dapat memberikan saran dan panduan khusus untuk situasi Anda. \n\n \n\n Dengan mengambil langkah-langkah ini, kaum rebahan dapat mengubah pola sedentary lifestyle mereka dan memulai perjalanan menuju hidup yang lebih sehat dan aktif. Ingatlah bahwa perubahan memerlukan waktu, jadi bersabarlah dengan diri sendiri dan terus berusaha untuk mencapai tujuan kesehatan Anda. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 21 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 22 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 22 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 22 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 22 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 22 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 22 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 22 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 23 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 24 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 25 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 25 September 2023<\/li><\/ul><\/div>