- Hermina Arcamanik<\/a><\/li>
- 07 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Hati – hati Mata Malas (Ambliopia) Pada Anak<\/a><\/h3>
Ambliopia (Mata Malas) adalah kemampuan penglihatan yang buruk pada salah satu ataupun kedua mata yang disebabkan oleh cacat pada perkembangan penglihatan normal semasa kanak-kanak dapat menyebabkan kondisi seumur hidup atau kurang jelasnya penglihatan akibat perkembangan penglihatan yang tidak sempurna dalam otak. Otak manusia membutuhkan stimulasi visual untuk berkembang sepenuhnya. Pada saat perkembangan anak sejak lahir hingga usia 8 tahun, apapun yang menghalangi atau menggangu jelasnya penglihatan dapat menyebabkan ambliopia. \n\n Penyebab Mata Malas yaitu karena ukuran kacamata tinggi seperti astigmatisme (kelainan pada kelengkungan kornea atau lensa mata), hiperopia (rabun dekat) dan miopia (rabun jauh), mata juling (strabismus), atau apapun yang menghalangi aksis visual pada satu mata (contohnya kelopak mata turun, katarak anak). Mata malas (ambliopia) biasanya hanya mempengaruhi satu mata, tetapi apabila kedua mata kurang mendapat visual yang baik dan jelas untuk periode yang berkepanjangan, kondisi dapat timbul pada kedua mata. Diagnosa dini meningkatkan kemungkinan suksesnya pengobatan, karena setelah usia 8 tahun, kerusakan visual dapat menjadi permanen. Sebaliknya, jika anak anda tidak mengalami ambliopia hingga usia 8 tahun, maka kemungkinan untuk mengidap ambliopia sangatlah kecil. \n\n Anak yang mengidap ambliopia biasanya tidak mengeluh tentang penglihatan yang buruk, sehingga masalah ini terkadang baru diketahui saat penglihatan kedua mata diperiksa (contohnya saat tes mata di sekolah). Kadang kala, orang tua menyadari bahwa mata anaknya juling (strabismus) yaitu ketika satu mata tampak tidak sejajar dengan mata lainnya. \n\n Seorang anak beresiko lebih tinggi mengidap mata malas apabila dia memiliki rabun jauh (miopia) atau rabun dekat (hiperopia), perbedaan ukuran kacamata yang besar antara mata satu dengan lainnya, gangguan penglihatan karena cacat sejak lahir seperti kelopak mata turun, katarak atau luka pada mata serta mata juling (mata yang tidak sejajar). \n\n Adapun jenis perawatan yang harus dilakukan apabila anak mengalami mata malas yaitu: Pertama, jika ada ketidaknormalan ukuran kacamata, anak perlu diberikan kacamata yang sesuai untuk digunakan sepanjang waktu. Kemudian, anak perlu didorong untuk menggunakan mata yang malas. Ini biasanya dilakukan dengan menambal atau menutup mata yang baik, biasanya untuk beberapa jam setiap hari. Pengobatan mungkin memakan waktu beberapa bulan, dan bahkan beberapa tahun, dan seringkali lebih efektif ketika dimulai pada usia dini. Jika mata malas terlambat terdeteksi (contohnya setelah usia 8 tahun), ada kemungkinan kerusakan visual tidak dapat disembuhkan. Karena itu sangatlah penting untuk memeriksakan mata anak ke dokter spesialis mata. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 07 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Bahaya Stunting pada Anak<\/a><\/h3>
Stunting merupakan kondisi serius pada anak yaitu kondisi gagal tumbuh yang diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis dan ditandai dengan tinggi badan anak di bawah rata-rata atau anak sangat pendek serta tubuhnya tidak bertumbuh dan berkembang dengan baik sesuai usianya dan berlangsung dalam waktu lama. \n\n Stunting pada anak tidak boleh dianggap sepele. Jika tidak diatasi, kondisi ini dapat mengganggu perkembangan otak serta menurunkan kemampuan mental dan tingkat kecerdasan anak. Kondisi ini dipicu oleh beberapa faktor sejak dalam kandungan ibu yang meliputi infeksi pada kehamilan, kekurangan gizi (malnutrisi) pada ibu hamil, gizi yang tidak optimal pada bayi dari sejak lahir hingga dua tahun pertama kehidupannya, infeksi berulang, atau stimulasi yang buruk dari lingkungan. \n\n Anak dikatakan mengalami stunting jika memiliki tinggi badan yang lebih pendek daripada anak lain seusianya, atau tinggi badan anak berada di bawah standar kurva pertumbuhan yang dibuat oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). \n\n Pada tahun 2020, Indonesia menempati posisi ke-2 untuk jumlah stunting terbanyak di Asia Tenggara. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sekitar 1 dari 3 balita Indonesia mengalami stunting \n\n \n\n Penyebab Stunting pada Anak. \n\n \n\n Penyebab stunting pada anak terjadi akibat kurangnya asupan gizi pada anak dalam 1.000 hari pertama kehidupannya, yaitu semenjak anak masih di dalam kandungan hingga berusia 2 tahun. Stunting pada anak bisa disebabkan oleh masalah pada saat kehamilan, persalinan, penyusuan, atau setelahnya, seperti pemberian MPASI yang tidak mencukupi asupan nutrisi. \n\n \n\n Ciri-Ciri Stunting pada Anak \n\n \n\n Ciri-ciri umum stunting pada anak dapat terlihat dari perawakan anak yang kerdil saat mencapai usia 2 tahun, anak mungkin juga memiliki tubuh kurus (wasting) atau perkembangan tubuhnya tidak sesuai dengan normal. Walaupun terlihat pendek dan kurus, tubuh anak tetap proporsional. Namun perlu diingat, tidak semua anak yang pendek disebut stunting. \n\n Selain mengalami gangguan pertumbuhan, berikut adalah beberapa ciri-ciri stunting pada anak: \n\n \n\n -Mengalami penurunan tingkat kecerdasan, gangguan berbicara, dan kesulitan dalam belajar \n\n -Memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah, sehingga lebih mudah sakit, terutama akibat penyakit infeksi \n\n -Berisiko mengalami penyakit diabetes, hipertensi, dan obesitas ketika dewasa nanti \n\n \n\n Seluruh ciri-ciri anak stunting tersebut adalah dampak dari kurangnya nutrisi, seringnya terkena penyakit, dan salahnya pola asuh pada 1.000 hari pertama kehidupan anak. \n\n \n\n Cara mencegah Stunting pada Anak \n\n Cara mengatasi stunting adalah dengan memberi anak nutrisi yang memadai sejak dari dalam kandungan, setelah baru lahir, dan selama masa pertumbuhan. Pelajari cara mencegah stunting pada anak berikut ini: \n\n \n\n \n Penuhi Nutrisi Selama Kehamilan \n \n\n Ibu hamil harus mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang selama kehamilan, bahkan sebelum masa kehamilan. Ini untuk memastikan bahwa janin akan mendapat nutrisi yang optimal di dalam rahim, lahir sehat, dan juga mendapat bekal nutrisi yang baik setelah lahir. \n\n \n\n \n Penuhi Nutrisi Si Kecil dengan Optimal \n \n\n Cara mencegah stunting adalah dengan memberikan buah hati Anda nutrisi lengkap dan asupan bergizi. Nutrisi penting dan esensial untuk si Kecil adalah vitamin (A, B kompleks, C, D, E, dan K), mineral (kalsium, magnesium, fosfor, sulfur, sodium, kalium, dan klorida), protein, lemak sehat, karbohidrat, dan cairan. Setelah itu, orang tua disarankan memberi si Kecil susu bernutrisi yang sesuai dengan usianya. Manfaat susu untuk menjaga sistem imun, mendukung pertumbuhan tulang dan gigi, memproduksi energi, menutrisi otak, serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan. \n\n \n\n \n Mempraktikkan Kebersihan yang Benar \n \n\n Masalah stunting juga dapat dipicu akibat kebersihan lingkungan yang buruk. Maka dari itu, orang tua dan seluruh anggota keluarga harus mempraktikan kebersihan yang tepat, misalnya, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah menyiapkan makanan. \n\n \n\n \n Mengatasi Anak yang Susah Makan \n \n\n Salah satu pemicu gizi buruk adalah akibat anak yang susah makan. Ada beberapa penyebab anak tidak mau makan, termasuk alergi atau intoleransi makanan, refluks, muntah, diare, sembelit, kolik, atau kondisi kesehatan yang lebih serius lainnya. Orang tua dapat menerapkan cara mengatasi anak yang susah makan, sebagai berikut: \n\n - Memberikan variasi makanan yang sehat dan beragam.. \n\n - Melengkapi kebutuhan gizi seimbang, termasuk sepertiga buah dan sayuran, sepertiga karbohidrat seperti nasi, dan sepertiga protein seperti daging, ikan, atau sumber protein vegetarian lainnya. \n\n - Konsumsi minuman sehat seperti susu, teh buatan rumah, jus sayur dan buah, infused water, yoghurt, dan lainnya. \n\n - Berikan si Kecil camilan sehat seperti potongan buah, salad sayur, oatmeal, keju, atau olahan nikmat lain yang dibuat sendiri. \n\n \n\n \n Konsultasi dengan Tim Pelayanan Kesehatan \n \n\n Orang tua harus telaten memberikan si Kecil makanan bergizi seimbang setiap hari. Selain itu, penting untuk konsultasi kesehatan anak secara rutin baik di Posyandu, Puskesmas, atau pusat pelayanan kesehatan terdekat. Dokter akan membantu memeriksa kesehatan anak dan memberikan saran terbaik demi tumbuh kembang anak. Sementara orang tua juga harus peduli dan memerhatikan detail pertumbuhan anak dari waktu ke waktu. \n\n \n\n Jika sahabat Hermina ingin berkonsultasi tentang stunting pada anak bisa langsung berkonsultasi dengan dokter anak di Rumah Sakit Hermina Depok. \n\n \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina OPI Jakabaring<\/a><\/li>
- 06 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
CEGAH WASIR DENGAN GAYA HIDUP SEHAT<\/a><\/h3>
\n CEGAH WASIR DENGAN GAYA HIDUP SEHAT \n\n Hemoroid atau wasir adalah kondisi pembengkakan pembuluh darah di anus dan rektum bagian bawah. Kondisi ini mirip dengan varises. Hemoroid dapat berkembang di dalam rektum atau di bawah kulit di sekitar anus. \n\n Meskipun bukan kondisi yang parah, Hemoroid bisa menimbulkan ketidaknyamanan pada pengidapnya. Ada banyak pilihan pengobatan, tapi yang terbaik adalah mencegahnya. \n\n Hemoroid bisa dicegah dengan gaya hidup sehat. Lantas, gaya hidup sehat seperti apa yang bisa dijalani untuk mencegah Hemoroid? \n\n Beberapa Gaya Hidup Sehat yang Bisa Mencegah Hemoroid : \n\n \n Hindari Menunda BAB \n \n\n Meskipun ini adalah saran yang masuk akal, tapi masih banyak orang yang mengabaikannya. Jika kamu menunda BAB (buang air besar), tinja akan menjadi keras dan kering di usus. Hal ini justru membuatnya lebih sulit untuk dikeluarkan. Jika kamu berusaha keras untuk mengejan, maka risiko terkena Hemoroid pun meningkat. \n\n \n Jangan Terlalu Lama Duduk Di Toilet \n \n\n Semakin banyak waktu yang kamu habiskan di toilet, semakin besar kemungkinan kamu akan mengejan untuk BAB. Posisi duduk memberi tekanan ekstra pada pembuluh darah anus. Kedua faktor ini meningkatkan risiko Hemoroid. \n\n \n Konsumsi Makanan Berserat Setiap Hari \n \n\n Untuk mencegah Hemoroid, konsistensi tinja harus lunak dan mudah dikeluarkan. Agar konsistensi tinja lunak, maka kamu harus makan makanan berserat (buah dan sayuran) dan banyak minum air untuk mencegah dehidrasi. Kekurangan serat adalah penyebab paling umum Hemoroid. \n\n \n Berolahraga \n \n\n Olahraga ringan membantu memperbaiki atau mencegah banyak masalah usus dan pencernaan, termasuk Hemoroid. Ketika kamu tidak aktif secara fisik, semua organ tubuh pun melambat, termasuk usus. Olahraga membantu menjaga limbah bergerak melalui saluran usus. Dengan begitu bisa mencegah sembelit dan tinja yang kering dan keras. \n\n \n Temui Dokter \n \n\n Jika kamu mengalami masalah terkait Hemoroid, segera temui dokter agar ia bisa mengevaluasi gejala yang kamu alami. Kamu bisa membuat jadwal kunjungan dokter di rumah sakit terdekat. \n\n Jika sudah terlanjur mengidap Hemoroid dan tidak mendapatkan penanganan segera, maka kemungkinan komplikasi bisa terjadi. Meskipun jarang, komplikasi yang biasa terjadi yaitu : \n\n \n Anemia. \n \n\n Kehilangan darah kronis dari wasir dapat menyebabkan anemia, dimana kamu tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen ke sel-sel tubuh. \n\n \n Wasir “tercekik” \n \n\n Jika suplai darah ke wasir internal terputus, wasir mungkin “tercekik”, yang dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa. \n\n \n Pembekuan darah \n \n\n Terkadang, gumpalan bisa terbentuk di wasir. Meskipun tidak berbahaya, tapi kondisi ini bisa sangat menyakitkan. \n\n Jika sudah mengalami gejala Hemoroid dan ragu untuk langkah penyembuhannya, segera konsultasikan langsung bersama dokter. \n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangerang<\/a><\/li>
- 06 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Waspadai Risiko Fatal di Balik Cedera Kepala<\/a><\/h3>
Cedera Kepala atau yang lebih kita kenal sebagai gegar otak adalah cedera kepala yang berdampak kepada fungsi otak. Selain karena benturan dan guncangan pada kepala, gegar otak umumnya terjadi karena guncangan keras pada tubuh bagian atas. \n\n Berikut adalah beberapa jenis cedera kepala yang sering ditemui dan disebabkan oleh cedera fisik berat. \n\n \n Gegar otak atau concussion, jenis cedera kepala yang sering disebabkan benturan terhadap benda tumpul, biasanya disertai gangguan ingatan \n Luka memar atau kontusio, cedera kepala jenis ini menyebabkan munculnya luka memar dan pembengkakan pada otak \n Pendarahan otak atau hematoma, cedera yang tergolong serius karena bisa menyebabkan Anda hilang kesadaran atau kerusakan otak permanen akibat tekanan berlebih di otak \n Patah tulang tengkorak, tengkorak anda yang kuat juga bisa retak akibat benturan yang sangat kuat \n \n\n \n\n Gegar Otak pada anak Butuh Penanganan Khusus \n\n Anak yang mengalami cedera di kepala sebaiknya mendapat pengawasan orang dewasa selama 24 jam pertama setelah kecelakaan. Hal ini diperlukan karena anak-anak, terutama balita, belum tentu dapat mengkomunikasikan yang mereka rasakan, sehingga perubahan perilaku apa pun perlu dipantau lebih jauh. Gejala lain yang perlu diwaspadai adalah muntah, meracau, gangguan penglihatan dan kejang. \n\n \n\n Bagaimana Ciri-ciri Orang yang Terkena Gegar Otak? \n\n \n Pingsan/tidak sadarkan diri selama beberapa waktu \n Terasa seperti berada di tengah kabut \n Telinga berdenging \n Mual dan muntah \n Mata berkunang-kunang dan pusing. \n Sakit kepala \n Cara bicara yang menjadi kurang jelas. \n Kelelahan \n Gangguan pada keseimbangan tubuh \n Linglung, tidak dapat segera menjawab ketika ditanya \n \n\n \n\n Mencegah Cedera Kepala \n\n \n Untuk menghindari risiko, sangat penting untuk mencegah terjadinya cedera kepala dengan beberapa cara berikut ini. \n Kenakan helm tiap kali mengendarai motor, bersepeda, mengenakan sepatu roda, dan aktivitas sejenis lainnya \n Kenakan perlengkapan pengaman saat berolahraga dan berekreasi yang berisiko, seperti arung jeram dan flying fox \n Kenakan sabuk pengaman saat berkendara di dalam mobil. \n Ciptakan rumah yang aman untuk anak dan lansia \n Olahraga teratur dapat membantu memperkuat otot tubuh dan keseimbangan tubuh \n Selalu baca dan patuhi petunjuk standar keselamatan di mana saja, baik dalam perjalanan, di tempat rekreasi, maupun di tempat umum lainnya \n \n\n Nah Sahabat Hermina, pemulihan pada kasus cedera kepala sangat dipengaruhi oleh kondisi keparahan cedera kepala yang dialami. Semakin berat akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pulih. \n\n Jangan lupa konsultasikan dengan dokter Hermina untuk pengobatan yang tepat dan sesuai kondisi kesehatan anda. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina OPI Jakabaring<\/a><\/li>
- 06 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
TIPS MENJAGA KESEHATAN KULIT SENSITIF<\/a><\/h3>
Jika anda pernah memiliki reaksi kulit berupa ruam kemerahan, biduran, bruntusan/jerawat disertai sensasi gatal atau perih setelah menggunakan produk skincare tertentu, setelah mengkonsumsi makanan tertentu atau reaksi tersebut datang akibat cuaca ekstrem, maka bisa jadi anda memiliki kulit sensitif. \n\n Pemilik kulit sensitif pada dasarnya memiliki kulit yang mudah teriritasi. Lalu bagaimana cara menjaga kesehatannya? \n\n Cara Menjaga Kesehatan Kulit Sensitif \n\n Berikut daftar DO and DON’T yang wajib diketahui untuk menjaga kesehatan kulit sensitif: \n\n DO : \n\n 1. Menggunakan pelembab/moisturizer \n\n Pilih pelembab yang memiliki formula bebas alergi (hypoallergenic) serta bebas dari zat aditif seperti parfum, pewarna, dan alkohol. Kandungan pelembab mengandung ceramide sangat dianjurkan dipilih pada kulit sensitif dengan gangguan sawar kulit (atopi). Oleskan pelembab setelah mandi 2x sehari terutama pada kulit yang kering dan pecah-pecah. \n\n 2. Double Cleansing \n\n Kulit sensitif juga membutuhkan double cleansing untuk memastikan semua residu kotoran terangkat dari kulit. Kamu bisa memilih produk yang dikhususkan untuk kulit sensitif, dan melakukan gerakan memutar saat membersihkan wajah. \n\n 3. Gunakan sabun yang lembut \n\n Gunakan juga sabun dengan formulasi yang dikhususkan untuk kulit sensitif. Biasanya sabun ini memiliki PH yang sama dengan kulit kisaran 6-7. Ciri lain sabun yang lembut ini mengandung sedikit busa dan terasa lembut di kulit saat pemakaian serta kandungannya bebas parfum, paraben dan sodium lauril sulfat (SLS free). \n\n 4. Gunakan Sunscreen / tabur surya \n\n Sinar UV dapat menyebabkan kulit sensitif karena dapat menembus ke dalam lapisan kulit dan memicu terjadinya reaksi fotosensitivitas/sunburn di kulit. Jadi, pastikan untuk selalu menggunakan tabir surya setiap hari dan reapply setiap 3 jam sekali untuk menjaga kulitmu agar tidak mengalami sensitivitas yang meningkat. \n\n DON’T: \n\n 1. Hindari kontak dengan alergen dan produk perawatan kulit yang memicu alergi \n\n Bahan-bahan alergen dapat dijumpai pada makanan tertentu, produk habis pakai rumah tangga seperti deterjen, produk hygiene seperti deodoran, pasta gigi dan sebagainya. Penggunaan kosmetik yang mengandung pencerah kulit/bleaching seperti AHA-BHA, asam retinoat, hidrokuinon, kojic acid dan sebagainya baiknya dikonsultasikan terlebih hulu ke dermatolog/dokter spesialis kulit, karena penggunaan yang tidak tepat indikasi dan sembarangan akan mengakibatkan kerusakan sawar kulit yang selanjutnya akan memicu kulit sensitif. \n\n 2. Hindari mandi air panas suhu > 40oC dan mandi > 10 menit \n\n Suhu air mandi yang terlalu panas dan durasi mandi yang terlalu lama juga dapat mempercepat kerusakan sawar kulit. \n\n 3. Hindari eksfoliasi kulit terlalu sering \n\n Mengangkat sel kulit mati memang penting untuk menjaga wajah tetap cerah dan bebas komedo. Namun, perlu hati-hati jangan terlalu sering. Lakukan eksfoliasi 1 bulan sekali pada kulit sensitif. \n\n Konsultasi diperlukan tidak saat kulit bermasalah saja namun juga sebaiknya dilakukan sebelum memilih produk kosmetik yang tepat di wajah terutama pada pemilik kulit sensitif, mengingat tidak semua produk kosmetik cocok dipakai pada kulit sensitif. Konsultasikan masalah kesehatan kulit anda dengan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin untuk mendapatkan kulit yang sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 05 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Persiapan Anak Sekolah dari sisi Psikolog Klinis<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina apa yang dapat kita siapkan jika Anak mau sekolah? Apakah sudah cukup baik persiapanya? Yuk, simak artikel ini dan perhatikan Milestone pada Anak. \n\n \n\n Apa Saja Tingkat Perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu, yuk kita simak Persiapan Anak Sekolah dari sisi Psikolog Klinis \n\n \n\n Motorik Kasar \n\n Melibatkan Otot besar, melompat, memanjat, menari, melempar menangkap \n\n ini awal untuk pengembangan lainnya \n\n Motorik Halus \n\n Melibatkan otot kecil, koordinasi mata dan tangan, memegang, menulis, menggambar \n\n Ini membantu anak untuk mengikuti kegiatan akademik disekolah \n\n Bahasa/Kognitif \n\n Mampu bicara yg baik kosakata ataupun artikulasi yang jelas, berminat pada kata baru dan artinya, mampu menghitung jari, mendengar dan mengulang hal penting dan cerita, mampu menyebutkan hari dalam seminggu, \n\n Jika anak belum mampu maka akan mengalami hambatan dalam penerimaan akademik disekolah \n\n Sosial \n\n Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain- main dengan mereka, berpartisipasi dalam permainan, dapat mengikuti aturan permainan \n\n Ini sangat penting untuk kemampuan anak dalam penyesuaian diri di lingkungan sekolah \n\n Emosi \n\n Anak belajar mengelola emosi yang dirasakan, membantu mengenali perasaan pada anak, mengenal lingkungan sehingga dapat menangani konflik bersama – sama \n\n \n\n\n \n \n \n Fisik \n \n \n Emosional \n \n \n Sosial \n \n \n Intelektual \n \n \n \n \n Berjalan \n \n \n Dapat Mengekspresikan diri \n \n \n Mendengarkan \n \n \n Menggunakan peralatan dengan tepat \n \n \n \n \n Berayun \n \n \n Membuat musik \n \n \n Bermain bersama \n \n \n Membaca \n \n \n \n \n Mendaki \n \n \n Bereksperimen \n \n \n Mengeksplor \n \n \n Menulis \n \n \n \n \n Meluncur \n \n \n Menanggapi kebutuhan pribadi \n \n \n Komunikasi verbal \n \n \n Menggambarkan/menceritakan \n \n \n \n \n Berlari \n \n \n Menemukan objek \n \n \n Berbagi \n \n \n Mengamati \n \n \n \n\n\n \n\n Pertumbuhan & Perkembangan Anak \n\n Apa Yang Akan Terjadi Jika Anak Belum Siap ? \n\n \n \n Enggan untuk sekolah \n \n \n Bosan disekolah \n \n \n Menangis jika akan sekolah / belajar \n \n \n Sulit mengikuti pembelajaran di sekolah \n \n \n Prestasi belajar menurun \n \n \n Minder / turunnya kepercayaan diri \n \n \n Mengalami Bullying \n \n \n Stres pada anak \n \n \n Merasa tidak berharga / Low Self-Esteem \n \n \n Merasa bodoh / tidak akan mampu mengerjakan \n \n \n Ragu – ragu / tidak yakin akan diri / keputusan diri \n \n \n\n \n\n Apakah Anak Bisa Sendiri atau Harus di Stimulasi ? \n\n Karena motorik kasar, halus, dan kemampuan lainnya akan lebih optimal didapatkan jika anak diberikan stimulasi yang sesuai dengan usianya. \n\n \n\n Stimulasi Motorik Kasar \n\n \n \n Bermain bola, berlari \n \n \n Melompat satu kaki \n \n \n Sepatu roda \n \n \n Bermain sepeda \n \n \n Lompat tali \n \n \n Lomba balap karung \n \n \n Dll \n \n \n\n \n\n Stimulasi Motorik Halus \n\n \n \n Menggambar / menulis (pakai alat tulis besar dulu) \n \n \n Mencocok \n \n \n Melipat \n \n \n Memotong \n \n \n Membandingkan \n \n \n Berkebun \n \n \n Menjemur \n \n \n Menjapit \n \n \n Dll \n \n \n\n \n\n Stimulasi Bahasa \n\n \n \n Mengenal banyak kata \n \n \n Mengingat \n \n \n Mengenal musim \n \n \n Melihat majalah \n \n \n Berkunjung ke Perpustakaan/ toko buku \n \n \n Membaca tanda lalu lintas \n \n \n Melakukan kesalahan agar dikoreksi anak \n \n \n\n \n\n Stimulasi Memahami Emosi \n\n \n \n Bangun bonding / pendekatan pada anak \n \n \n Tahan reaksi awal kita ketika sedang marah pada anak, menjadi pendengar yang baik \n \n \n Validasi emosi anak \n \n \n\n \n\n Stimulasi diberikan sesuai usia dan diberikan secara terus – menerus dibiasakan agar rutin agar perkembangannya dapat berjalan sesuai dengan usianya. Jika Sahabat Hermina mengalami kendala, konsultasikan kepada Psikolog Klinik kami di RS Hermina Balikpapan dan Hubungi kami di 1500488. Salam Sehat Sahabat Hermina. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 05 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Insomnia dan Hipersomnia <\/a><\/h3>
Pernah dimana kita merasakan sulit tidur atau kebalikannya sering tidur? sebenarnya gangguan tidur itu apa? mengapa hal tersebut bisa terjadi dan bagaimana cara mengatasinya? tidur yang cukup adalah terdiri dari 8 jam/ hari. waktu tidur terlalu lama atau sedikit dapat menimbulkan gangguan baik mental dan fisik. \n\n gangguan tidur yang pertama adalah insomnia. \n\n Insomnia \n\n insomnia adalah gangguan tidur yang menyebabkan penderita sulit tidur dan merasa tidak cukup untuk tidur. insomnia terdiri dari insomnia primer dan sekunder. \n\n insomnia primer adalah gangguan tidur yang tidak didasari oleh gangguan medis. sedangkan insomnia sekunder adalah gangguan tidur yang didasari oleh gangguan medis misalnya konsumsi alkohol, depresi, dan lain-lain. \n\n Gejala yang dirasakan diantaranya \n\n \n Sulit tidur atau tidur tidak nyenyak. sulit tidur menyebabkan pasien mengalami kesulitan konsentrasi, menurunkan daya ingat, sampai gangguan fisik dan psikis. \n Penyebab insomnia diantaranya mengalami stres, mengalami peristiwa yang traumatis, perubahan kebiasaan tidur seperti tidur di tempat baru, mengalami jet lag, mengonsumsi obat-obatan tertentu. \n \n\n faktor risiko mengalami insomnia diantaranya masalah mental seperti gangguan kecemasan, hingga gangguan stres pasca trauma, perubahan hormon pada wanita yang mengalami menstruasi, perjalanan jauh. \n\n pencegahan diantaranya dengan jangan terlalu banyak tidur di siang hari, kurangi minuman alkohol dan kafein, menghindari makan dan minum yang banyak sebelum tidur. \n\n Hipersomnia \n\n Gangguan tidur yang kedua adalah hipersomnia \n\n Hipersomnia adalah rasa kantuk yang berlebihan di siang hari walaupun malam nya sudah tidur dengan cukup. hipersomnia dapat mengganggu aktivitas sehari-hari misal saat berkendara. penyebabnya juga dibagi menjadi dua macam diantaranya primer dan sekunder, primer ketika tidak ada gangguan medis yang mendasari melainkan akibat gangguan genetik yang menyebabkan produksi histamin didalam otak berkurang sekunder ketika ada gangguan medis yang mendasari seperti hipertiroidisme, kondisi psikis, efek samping obat sedatif, dan minum alkohol. \n\n Gejala hipersomnia diantaranya adalah \n\n \n mudah marah \n Glisah dan tersinggung \n Tidak nafsu makan, sakit kepala, sulit berkonsentrasi \n Sulit berpikir dan bicara cepat \n Lelah ekstrim yang berlangsung terus menerus & kantuk yang tidak mereda di siang hari. \n \n\n pencegahan diantaranya membuat jadwal tidur dan bangun tidur pada jam yang sama setiap harinya, tidak konsumsi minuman berkafein dan alkohol, tidak bekerja dan belajar hingga larut malam, konsumsi makan teratur dan istirahat cukup. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Daan Mogot<\/a><\/li>
- 05 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Apa itu jerawat ? Penyebab & Cara Mencegah Jerawat<\/a><\/h3>
Apa itu jerawat ? \nJerawat atau yang sering juga disebut sebagai acne adalah penyakit peradangan kronis pada folikel pilosebasea. Biasanya jerawat / akne sering terjadi pada usia 14-17 thn pada wanita dan usia 16-19 thn pada pria. \n \nDimana saja bisa muncul jerawat / acne ? \nSelain di wajah, akne juga dapat muncul di bahu, dada bagian atas dan punggung bagian atas. Lokasi kulit lain seperti leher, lengan atas dan glutea / bokong kadang – kadang juga dapat terkena. \n \nFaktor apa saja yang dapat menyebabkan jerawat ? \nBerikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya jerawat : \n1. Faktor hormonal \nPeningkatan kadar hormon dapat menyebabkan peningkatan produksi minyak yang menyebabkan timbulnya jerawat \n2. Penggunaan kosmetik yang tidak tepat \nPenggunaan kosmetik yang tidak tepat pada kulit yang berminyak dan berjerawat dapat menyebabkan penyumbatan pada pori – pori sehingga menimbulkan jerawat \n3. Stress psikis \nStress psikis dapat memicu kegiatan kelenjar sebasea / kelenjar minyak. \n4. efek samping dari obat – obat tertentu \n5. kebersihan kulit wajah \n \nBagaimana cara mencegah munculnya jerawat ? \n1. Diet rendah lemak dan karbohidrat rendah gula (indeks glikemik) \n2. Melakukan perawatan kulit untuk membersihkan permukaan kulit dari kotoran seperti debu, minyak, bakteri. \n3. Hidup teratur dan sehat, cukup istirahat \n4. hindari stress \n5. Penggunaan kosmetika secukupnya, baik banyakanya maupun lamanya \n6. Menghindari polusi debu, pemencetan lesi yang tidak lege artis \n \nFakta vs Mitos \nMitos 1 : Orang dewasa tidak dapat mempunyai jerawat \nTidak benar, pada survei dilakukan tetap ditemukan pasien dewasa yang masih memiliki masalah jerawat pada usianya di 30 an , 40 an dan bahkan 50 an \n \nMitos 2 : cokelat dan minuman soda dapat menyebabkan jerawat \nGagasan tentang pendapat ini masih belum memiliki data penelitian yang kuat. konsumsi makanan dan minuman yang tinggi kadar gula dan dairy products ( susu, keju, mentega) yang berlebihan dalam beberapa penelitian menunjukkan peningkatan keparahan jerawat, sehingga disarankan untuk membatasi asupan nya sehari-hari. \n \nMitos 3 : Jangan menggunakan sunscreen karena dapat memperparah jerawat \nKita hanya perlu memilih sunscreen yang tepat untuk kondisi kulit masing – masing \n \nMitos 4 : Make up menyebabkan jerawat \nMakeup dapat menimbulkan iritasi / jerawat pada kulit apabila menggunakan produk yang tidak tepat. Disarankan untuk memilih kosmetik yang non-comedogenic. Dan jangaan lupa untuk menghapus make up sebelum tidur \nMitos 5 : Sering mencuci muka itu baik \nMencuci muka setelah aktivitas seharian dan setelah memakai makeup memang disarankan. Tetapi apabila terlalu sering mencuci muka dapat menghilangkan kelembaban kulit. Dan tidak disarankan mencuci muka secara berlebihan, cukup 2 kali sehari. \n \n \nJerawat bisa membaik seiring waktu. Namun sebagian kondisi jerawat terkadang sulit untuk dicegah walaupun resiko faktor sudah dihindari, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter kulit jika keluhan yang muncul semakin memburuk. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 05 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Bangsal Kemuning (Penyakit Paru)<\/a><\/h3>
Sahabt Hermina, kerap mengalami sesak napas, batuk berkepanjangan, atau suara napas yang berbunyi (mengi) bisa menjadi tanda adanya masalah pada paru-paru. Apa saja jenis penyakit paru yang umum terjadi? Simak artikel berikut ini agar Anda dapat mengantisipasinya. \n\n Paru-paru merupakan salah satu organ yang berperan penting dalam menjalankan sistem respirasi (pernapasan). Saat udara mencapai paru-paru, akan terjadi pertukaran antara oksigen dari luar tubuh dengan karbon dioksida dari dalam darah. Jika paru-paru mengalami gangguan, maka proses ini pun akan ikut terganggu. \n\n Macam-Macam Penyakit Paru-paru \n\n Berikut ini adalah macam-macam penyakit yang dapat menyerang paru-paru: \n\n 1. Pneumonia \n\n Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan kantung-kantung udara di dalam paru menjadi meradang dan membengkak. Pneumonia sering kali disebut dengan paru-paru basah, sebab pada kondisi ini, paru-paru bisa dipenuhi oleh cairan atau nanah. \n\n Penyebab pneumonia adalah infeksi bakteri, virus, atau jamur. Penularan infeksi ini terjadi melalui udara yang terkontaminasi kuman dari penderita yang bersin atau batuk. \n\n 2. Tuberkulosis \n\n Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini tidak hanya menyerang paru-paru, tapi juga bisa menyebar ke bagian tubuh lain, seperti tulang, kelenjar getah bening, sistem saraf pusat, dan ginjal. \n\n Bakteri TBC menyebar di udara melalui percikan dahak atau cairan dari saluran pernapasan penderitanya, misalnya saat batuk atau bersin. \n\n 3. Bronkitis. \n\n Bronkitis adalah peradangan yang terjadi pada percabangan saluran udara yang menuju ke paru-paru atau bronkus. Salah satu penyebab yang paling sering adalah infeksi virus. \n\n Virus penyebab bronkitis biasanya ditularkan dari penderita melalui percikan dahak yang dikeluarkannya. Jika percikan dahak terhirup atau tertelan oleh orang lain, maka virus akan menginfeksi saluran bronkus orang tersebut. \n\n 4. Penyakit paru obstruktif kronis \n\n Penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK) adalah peradangan paru kronis yang menyebabkan terjadinya gangguan aliran udara baik menuju dan dari paru-paru. Ada dua jenis gangguan yang terjadi pada PPOK, yaitu bronkitis kronis dan emfisema. \n\n Pada bronkitis kronis, peradangan terjadi pada dinding bronkus (saluran yang membawa udara dari dan menuju ke paru-paru). Sedangkan pada emfisema, peradangan atau kerusakan terjadi pada aveoli (kantung kecil pada paru-paru). \n\n Faktor utama yang meningkatkan risiko terjadinya PPOK adalah paparan asap rokok dalam jangka panjang, baik secara aktif maupun pasif. Sedangkan faktor risiko lainnya adalah paparan debu, asap bahan bakar, dan uap bahan kimia. \n\n 5. Asma \n\n Asma adalah penyakit kronis yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran pernapasan, sehingga menyebabkan sesak napas. \n\n Penderita asma umumnya memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif. Saat penderita asma terpapar alergen atau pemicu, saluran pernapasannya akan meradang, membengkak, dan menyempit. Hal ini akan membuat aliran udara menjadi terhambat. Selain itu, akan terjadi peningkatan produksi dahak yang membuat penderitanya semakin sulit bernapas. \n\n Ada beberapa hal yang bisa memicu munculnya serangan asma, seperti paparan debu, asap rokok, bulu binatang, udara dingin, virus, dan zat kimia. \n\n Itulah macam-macam penyakit paru yang perlu Anda ketahui dan waspadai. Jika Anda kerap mengalami batuk berkepanjangan, sesak napas, napas berbunyi (mengi), atau bahkan nyeri dada, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter agar bisa diberikan penanganan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangerang<\/a><\/li>
- 03 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Kehamilan Kembar atau Multipel<\/a><\/h3>
Kehamilan kembar/multipel adalah kehamilan dengan lebih dari 1 janin. Kehamilan kembar/multipel dapat terjadi melalui 2 mekanisme. Mekanisme pertama melalui pembuahan lebih dari 1 sel telur oleh masing-masing 1 sperma yang berbeda, dikenal dengan kembar fraternal. Mekanisme kedua melalui pembuahan 1 sel telur oleh 1 sperma, kemudian hasil pembuahan (zigot) mengalami pembelahan, dikenal dengan kembar identik. Kembar fraternal lebih sering ditemukan dibandingkan kembar identik. \n\n Kehamilan kembar lebih sering ditemukan pada pasangan yang menjalani program hamil menggunakan obat untuk menginduksi ovulasi. In vitro fertilization (IVF) atau program bayi tabung juga meningkatkan risiko kehamilan kembar. Perempuan berumur 35 tahun dan faktor riwayat keluarga juga meningkatkan kejadian kehamilan kembar. \n\n kehamilan kembar merupakan kehamilan yang berisiko terhadap ibu dan bayi. Risiko yang dialami oleh ibu adalah meningkatnya kejadian anemia, preeclampsia, diabetes gestasional dan perdarahan pasca persalinan. Risiko yang dialami oleh bayi paling banyak adalah prematuritas. Selain itu, risiko gangguan pertumbuhan dapat dialami oleh salah satu atau seluruh janin di dalam kandungan. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko kematian janin. \n\n Risiko pada janin juga tergantung pada korionisitas (chorionicity) plasenta. korionisitas adalah apakah masing-masing janin memiliki satu plasenta atau berbagi plasenta dengan janin lainnya. Oleh karena itu pada kehamilan kembar, pemeriksaan rutin untuk menilai kesehatan ibu dan perkembangan janin-janin perlu dilakukan. \n\n Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mencegah terjadinya kondisi medis terhadap ibu dan janin. Selain itu, persiapan persalinan menjadi lebih baik, sehingga mengurangi kejadian morbiditas dan mortalitas terhadap ibu dan bayi yang lahir. \n\n Apa saja yang perlu ditanyakan kepada dokter kandungan selama pemeriksaan? \n\n \n Jumlah janin \n Jumlah plasenta (ari-ari) dan kantung kehamilan \n Apakah pertumbuhan kedua janin sesuai untuk usia kehamilan \n \n\n Pilihan persalinan pada kehamilan kembar (persalinan normal atau seksio cesarea), ditentukan oleh beberapa hal, seperti: kondisi medis ibu, kesejahteraan janin, dan posisi janin. Hal-hal penting yang dapat dipetik dari artikel ini adalah kehamilan kembar adalah kehamilan berisiko tinggi yang memiliki dampak terhadap kesehatan ibu dan janin-janinnya. oleh karena itu, pemeriksaan rutin penting untuk mencegah resiko medis pada ibu dan janin. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciputat<\/a><\/li>
- 30 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Alami Keguguran yang Berulang? Ini Penyebab dan Pencegahannya<\/a><\/h3>
Tahukah sahabat hermina? 1 dari 6 pasangan di Indonesia pernah mengalami keguguran. Keguguran menjadi salah satu penggugur mimpi dari pasangan dalam memiliki keturunan, terlebih lagi terjadinya berulang. Hal tersebut menjadi suatu ketakutan bagi para pasangan maupun calon pasangan. Apa yang harus kita lakukan agar nanti pada saat mencoba hamil kembali tidak terjadi keguguran berulang? Dan apa tanda-tanda yang perlu kita waspadai? \n\n \n\n Sebelumnya, kita perlu tahu dulu apa definisi dari keguguran dan keguguran berulang. Sahabat Hermina, keguguran berhentian kehamilan di usia kurang dari 20 minggu dan berat lahir yang kurang dari 500 gram dengan tanda-tanda seperti mules, pendarahan, pembukaan mulut rahim. Beberapa penelitian mengatakan bahwa keguguran yang dapat dikatakan sebagai keguguran berulang adalah keguguran yang terjadi selama 3 kali. Namun, ada baiknya tidak sampai menunggu sampai ketiga kali. Apabila keguguran telah terjadi dua kali maka Sahabat Hermina Harus segera berkonsultasi dengan dokter kandungan. Apa faktor penyebab terjadinya keguguran berulang? \n\n \n\n Faktor yang mempengaruhi terjadinya keguguran berulang: \n\n \n\n \n \n Faktor janin: \n \n \n\n \n \n Kelainan kromosom, kromosom berasal dari sel telur dan sperma, artinya kualitas sperma dan kualitas telur dapat mempengaruhi terjadinya kelainan kromosom dan menyebabkan keguguran berulang. Kualitas telur dapat dipengaruhi oleh usia ibu sedangkan kualitas sperma dapat dipengaruhi faktor lain seperti kebiasaan ayah yang merokok, kebiasaan menggunakan pakaian ketat atau terkena panas pada bagian buah zakar. \n \n \n\n \n\n 2. Faktor Ibu \n\n \n \n Bentuk rahim \n \n \n Kelemahan mulut rahim \n \n \n Gangguan metabolik \n \n \n Gangguan autoimun \n \n \n Gangguan pembekuan darah \n \n \n Gangguan hormon reproduksi \n \n \n\n \n\n Pemeriksaan apa yang perlu dilakukan untuk mencegah kejadian keguguran berulang? \n\n \n \n Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) \n \n \n\n Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat apakah adanya kelainan rahim \n\n \n \n Pemeriksaan darah \n \n \n\n Pemeriksaan darah yang dilakukan seperti gangguan pembekuan darah, gangguan diabetes, autoimun, infeksi dalam rahim. Pemeriksaan darah juga disarankan untuk Ayah \n\n \n \n Analisa Sperma \n \n \n\n Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat kualitas sperma \n\n \n\n Terapkan Pola Hidup Sehat \n\n Pola hidup merupakan salah satu faktor terbesar terjadinya keguguran berulang, terutama pada wanita. Pola hidup berkaitan dengan gangguan metabolik seperti peningkatan berat badan yang drastis, berat badan tidak ideal, stres yang berlebihan, kurang istirahat, gizi yang kurang dan menghindari terjadinya infeksi seperti rubella dan campak jerman. Tidak hanya untuk wanita, pria juga harus menerapkan pola hidup sehat, selain itu hindari merokok serta minum alkohol. Untuk itu baik Ibu maupun Ayah harus menerapkan pola hidup sehat. \n\n \n\n Sahabat Hermina, jangan berkecil hati apabila sahabat hermina mengalami keguguran. Ibu yang telah mengalami keguguran berulang, masih bisa untuk hamil dan melahirkan bayi yang sehat dengan evaluasi untuk mengetahui penyebabnya. Jangan lupa konsultasikan dengan dokter kandungan untuk mengetahui penyebabnya sehingga kehamilan terjaga dan Si Kecil yang di dambakan dapat hadir dengan sehat di tengah Keluarga. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekalongan<\/a><\/li>
- 30 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Bagaimana Cara Penganan Flu Pada Balita<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, hampir semua orang pernah mengalami Flu atau pilek, termasuk anak-anak dan balita. Daya tahan tubuh balita yang masih kurang optimal membuat mereka rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk flu. Pada orang dewasa atau anak-anak dengan flu, beberapa gejala klinis mungkin muncul, seperti demam, nyeri tubuh, batuk, pilek dan beberapa gejala terkait lainnya. Secara umum, anak yang terkena flu bisa sembuh dalam waktu kurang dari seminggu. Namun, pada beberapa anak, flu dapat berkembang menjadi infeksi yang lebih serius yang memerlukan perawatan di rumah sakit. \n\n Untuk mengatasi flu pada anak bisa dilakukan dengan memastikan anak mendapat cukup cairan dan istirahat. Jika ia tampak tidak nyaman, sebaiknya konsultasikan dengan dokter mengenai pemberian obat untuk mengurangi gejalanya. Jangan berikan antibiotik tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter. \n\n Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan di rumah untuk meringankan gejala flu yang diderita oleh balita : \n\n 1. Pastikan anak selalu merasa nyaman. Atur suhu ruangan agar tidak terlalu dingin, namun juga tidak terlalu pengap untuk memudahkan pernapasannya. \n\n 2. Pastikan anak terhidrasi dengan baik. Berikan ASI secara rutin jika usianya masih di bawah 6 bulan, apabila anak sudah di atas 6 bulan dapat diberikan air minum, jus buah buatan sendiri. \n\n 3. Biarkan anak beristirahat lebih banyak. Bila ia tertidur, usahakan jangan sampai terganggu agar tidak semakin rewel. \n\n 4. Baringkan anak dalam posisi tengkurap, lalu tepuk punggungnya dengan lembut. Tentunya hal ini dilakukan dalam pengawasan penuh dari orangtua. Pastikan kepalanya sudah bisa tegak dan menopang lehernya sendiri ya. Menepuk punggung anak dalam posisi tengkurap dapat meringankan kondisi hidung tersumbat serta memberikan kenyamanan \n\n 5. Meninggikan posisi kepala anak. Pada anak usia 1 tahun ke atas, meninggikan posisi kepala saat sedang tidur atau beristirahat di kasur bisa membantunya bernapas dengan lebih nyaman. Bunda bisa menambahkan handuk tipis atau bantal di bagian kepala Si Kecil ketika ia tidur dalam kondisi pilek. \n\n 6. Memandikan anak dengan air hangat agar ia bisa tidur lebih nyenyak dan membantu lendir lebih mudah keluar. \n\n Meski flu merupakan salah satu penyakit yang umum dialami balita, namun ada beberapa kondisi yang membuat orang tua perlu waspada dan segera berkonsultasi dengan dokter, antara lain : \n\n · Pilek yang diiringi batuk dan demam lebih dari 39 derajat Celsius pada anak di bawah usia 3 bulan, atau demam mencapai lebih dari 40 derajat Celsius pada anak di atas 3 bulan. \n\n · Demam berlangsung lebih dari dua hari. \n\n · Mata berair atau muncul kotoran mata. \n\n · Batuk semakin parah atau diiringi napas yang cepat, terdengar bunyi mengi saat bayi bernapas. \n\n · Perubahan signifikan pada pola makan atau tidur, sering mengantuk atau rewel. \n\n · Bayi menangis saat menyusu sambil menggosok atau menarik telinga, dan menangis ketika diletakkan di tempat tidur. \n\n · Pilek tidak membaik setelah 7-10 hari \n\n Balita dengan daya tahan tubuh yang belum sempurna, berisiko mengalami berbagai penyakit. Oleh karenanya, flu pada bayi yang disertai dengan gejala-gejala berat, harus diwaspadai. Konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang sesuai dan aman bagi bayi. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 30 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 30 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 03 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 05 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 05 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 05 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 05 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 06 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 06 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 06 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 07 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 07 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>