- Hermina Metland Cibitung<\/a><\/li>
- 25 September 2023<\/li><\/ul><\/div>
KISTA OVARIUM<\/a><\/h3>
KISTA OVARIUM adalah kantong berisi cairan yang timbul pada indung telur atau ovarium. Kista ini umumnya muncul selama wanita mengalami masa subur atau menstruasi. \n\n Setiap wanita memiliki dua buah ovarium, masing-masing di sebelah kanan dan kiri rahim. Organ tubuh yang berukuran sebesar biji kenari tersebut menjadi bagian dari sistem reproduksi wanita. \n\n Ovarium memiliki fungsi utama untuk menghasilkan sel telur setiap bulan (dimulai dari masa pubertas hingga memasuki menopause), dan menghasilkan hormon estrogen serta progesteron. Fungsi ovarium sangat mungkin mengalami gangguan, salah satu yang sering ditemui adalah kista. \n \nGEJALA KISTA OVARIUM \nKetika kista masih berukuran kecil, biasanya penderita tidak akan merasakan adanya gejala. Setelah ukuran kista mulai membesar, gejala baru akan terasa. \nJENIS KISTA OVARIUM \n1. Kista Fungsional : \n a. Kista Folikel \n b. Kista Korpus Luteum \n2. Kista Patologis : \n a. Kista Dermoid \n b. Kista Adenoma \n c. Endometrioma \nDIAGNOSIS KISTA OVARIUM \nKista ovarium bisa terdeteksi saat penderita melakukan pemeriksaan USG. \n \nSahabat Hermina....jika ada keluhan di sekitar perut bagian bawah atau peranakkan, segeralah kontrol ke Hermina yah.... Atau bisa di diskusikan dengan dokter SpOG yang Sahabat Hermina kenal. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Metland Cibitung<\/a><\/li>
- 20 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Gejala Diabetes Melitus<\/a><\/h3>
Sebagai salah satu masalah kesehatan yang berbahaya dan banyak ditemukan di tengah masyarakat Indonesia, Diabetes harus mendapatkan penanganan sedini mungkin untuk menghindari berbagai efek yang lebih buruk di kemudian hari. \n\n Diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Namun demikian ada beberapa gejala yang harus diwaspadai sebagai syarat kemungkinan diabetes. \n\n \n Pada DM Tipe I gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, cepat merasa lelah (fatigue), iritabilitas, dan pruritus (gatal-gatal pada kulit). \n Pada DM Tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. DM Tipe 2 seringkali muncul tanpa diketahui, dan penanganan baru dimulai beberapa tahun kemudian ketika penyakit sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi. Penderita DM Tipe 2 umumnya lebih mudah terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan makin buruk, dan umumnya menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf. \n \n\n Salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mendapatkan penanganan sedini mungkin adalah dengan mengetahui dan peka terhadap berbagai gejala diabetes melitus yang muncul pada tubuh. \n\n Gejala Penyakit Diabetes Melitus \n\n Berdasarkan gejalanya Diabetes Melitus dibagi menjadi 2, yaitu gejala utama dan gejala tambahan. Diantaranya adalah sebagai berikut: \n\n 1. Gejala Utama: \n\n A. Intensitas buang air kecil yang cukup sering \n\n B. Cepat merasa lapar \n\n C. Sering merasa haus \n\n 2. Gejala Tambahan: \n\n \n Berat badan menurun cepat tanpa ada penyebab yang jelas \n Kesemutan \n Gatal di daerah kemaluan pada wanita \n Keputihan pada wanita \n Luka yang sulit sembuh \n Impotensi pada pria \n Bisul yang hilang timbul \n Penglihatan yang kabur \n Cepat lelah \n Mudah mengantuk \n \n\n Untuk Sahabat Hermina jika mengalami gejala seperti diatas jangan panik ya. Sahabat bisa konsultasi dan percayakan kepada dokter spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Hermina Metland Cibitung. \n\n Dengan mengetahui berbagai gejala diabetes melitus diatas, diharapkan masyarakat dapat memahami dan bersegera untuk melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat, sesaat setelah mengalami beberapa gejala di atas. \n\n Tetap terapkan perilaku hidup sehat dengan memakan makanan yang bergizi, berolahraga atau aktivitas fisik ringan minimal 30 menit sehari dan rutin melakukan cek gula darah ke fasilitas kesehatan terdekat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Metland Cibitung<\/a><\/li>
- 14 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Gejala Kanker Paru Sejak Dini<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, kanker paru merupakan salah satu penyakit yang mungkin sudah banyak diketahui oleh masyarakat. Biasanya kanker paru akan sangat mudah terjadi kepada seseorang yang sering terpapar dengan asap rokok, baik perokok aktif maupun perokok pasif. Selain itu juga mudah menyerang masyarakat yang bekerja dengan asbes, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan paparan oven arang. \n\n Menurut pengertiannya, kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan, terutama asap rokok. Melihat urgensi tersebut, penting bagi kita untuk bersegera untuk melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan sesaat setelah merasakan gejala kanker paru. \n\n Kanker ini dimulai pada organ paru dan paling sering terjadi pada orang yang merokok. Dua jenis utama kanker paru-paru adalah kanker paru-paru sel kecil dan kanker paru-paru bukan sel kecil. Penyebab kanker paru-paru termasuk merokok, perokok pasif, paparan racun tertentu, dan riwayat keluarga. \n\n Kanker ini dapat mempengaruhi pasien pada usia berapa pun. Kondisi ini dapat dikelola dengan mengurangi faktor risiko Anda. Silakan diskusikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut. \n\n Penanganan bervariasi namun mungkin mencakup operasi, kemoterapi, terapi radiasi, terapi obat yang ditargetkan, dan imunoterapi. \n\n Gejala Pada Kanker Paru \n\n Gejala termasuk batuk (sering dengan darah), nyeri dada, napas berbunyi, dan penurunan berat badan. Gejala ini sering tidak muncul sampai kanker sudah pada tahapan lanjut. Pada tahap awal, kanker paru tidak menyebabkan gejala apapun. Namun mencapai tahap tertentu, gejala akan muncul dengan seperti berikut: \n\n \n Batuk berkelanjutan dan bertambah parah, hingga akhirnya mengalami batuk darah. \n Mengalami sesak napas dan rasa nyeri di dada. \n Berat tubuh menurun \n Kehilangan selera makan \n Suara menjadi serak \n Perubahan pada bentuk jari, yaitu ujung jari menjadi cembung \n Pembengkakan pada muka atau leher \n Sakit kepala \n \n\n Dengan mengetahui dan memahami gejala diatas, diharapkan dapat segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat, hal ini dilakukan agar pasien bisa mendapatkan penanganan sedini mungkin dari petugas kesehatan, sehingga gejala kanker paru tidak bertambah lebih parah. \n\n Ketika mengalami gejala- gejala diatas, segeralah hubungi dokter Tantrie Desti Lianawati, SpP di RS Hermina Metland Cibitung agar mendapatkan penanganan lebih lanjut. Beliau praktek pada hari Senin-Sabtu pukul 09.00-15.00 \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Metland Cibitung<\/a><\/li>
- 30 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
CEGAH TUMOR DENGAN GERAKAN C-E-R-D-I-K<\/a><\/h3>
\n\n Halo Sahabat Hermina, mendengar kata Tumor adalah momok yang menakutkan. Namun apa sih sebenernya Tumor itu? Tumor adalah benjolan yang muncul akibat pertumbuhan sel - sel tubuh yang berlebihan. Hal ini bisa terjadi saat dimana pembentukan sel-sel tubuh baru terus terjadi tetapi sel- sel yang seharusnya mati masih tetap bertahan. \n\n Tumor bersifat jinak maupun ganas. Tumor jinak tidak menyebar dan menyerang sel- sel normal disekitarnya, sedangkan tumor ganas bersifat menyebar kebagian tubuh lain dan menyerang sel - sel di sekitarnya. \n\n Ada beberapa faktor yang diduga dapat memicu tumbuhnya tumor, diantaranya: \n\n \n \n Terlalu banyak makan berlemak \n \n \n Paparan sinar matahari dan radiasi yang berlebihan \n \n \n Infeksi virus atau bakteri \n \n \n Konsumsi obat-obatan imunosupresif \n \n \n Konsumsi minuman beralkohol \n \n \n Merokok \n \n \n Obesitas \n \n \n\n Gejala utama tumor adalah munculnya benjolan yang dapat terlihat dari luar tetapi ada juga yang tidak terlihat dari luar jika tumbuh di organ dalam misalnya di tenggorokan, usus, pankreas, rahim, ginjal ,dan sebagainya. Benjolan yang tumbuh di organ dalam akan diketahui setelah dilakukan pemeriksaan oleh Dokter. \n\n Pada kasus tumor yang bersifat ganas atau kanker, seringkali muncul gejala seperti demam, lemas, hilang nafsu makan, sulit menelan, perubahan warna kulit, berat badan turun drastis, terdapat perdarahan atau memar yang tidak diketahui penyebabnya Segera periksakan diri ke Dokter bila muncul gejala- gejala di atas. Karena bisa jadi gejala-gejala tersebut menandakan adanya tumor ganas dalam tubuh. \n\n Tumor yang bersifat jinak bisa menjadi ganas dan berubah menjadi kanker bila tidak dilakukan deteksi awal atau pencegahan. Resiko kematian akibat keganasan akibat tumor yang tidak disadari pertumbuhannya oleh penderita dapat dicegah dengan gerakan CERDIK : \n\n \n \n Cek kesehatan secara berkala \n \n \n Enyahkan asap rokok \n \n \n Rajin aktivitas fisik \n \n \n Diet sehat dengan kalori seimbang \n \n \n Istirahat yang cukup \n \n \n Kelola stres \n \n \n\n Ketika mengalami gejala- gejala diatas, segeralah hubungi dokter bedah, dr. Riza Maulana Nasution, SpB di RS Hermina Metland Cibitung agar mendapatkan penanganan lebih lanjut. Beliau praktek pada hari Senin-Jumat pukul 14.00-21.00 dan Sabtu pukul 14.00-19.00 \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Metland Cibitung<\/a><\/li>
- 24 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Radang Sendi, penyakit yang identik dengan faktor U<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, sering dengar ga sih jika penyakit radang sendi itu akibat factor U? Jadi apa dan kenapa sih penyakit radang sendi ini bisa terjadi? Penyakit radang sendi atau arthritis adalah kondisi pembengkakan dan nyeri pada satu ada lebih bagian persendian. Kondisi ini bisa juga ditandai dengan rasa kaku dibagian sendi yang terkena. Rasa nyeri ini umumnya memburuk seiring bertambahnya usia. \n\n Apa penyebab radang sendi? \n\n Penyebab radang sendi bermacam – macam. Diantaranya infeksi, penyakit degeneratif, penyakit autoimun, dan penumpukan batu kristal asam urat \n\n Berdasarakan penyebabnya, radang sendi dibedakan menjadi dua jenis : \n\n \n Osteoarthritis \n \n\n Osteoarthritis merupakan jenis radang sendi yang paling umum dan rentan menyerang lansia. Kondisi ini terjadi karena bagian tulang rawan mengalami pengikisan dan terjadi dalam waktu yang lama. Infeksi atau cedera sendi juga menjadi salah satu penyebab proses peradangan ini. \n\n \n Rheumatoid Arthritis \n \n\n Reumathoid arthristis merupakan salah satu penyakit penyakit autoimun, artinya sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang lapisan kapsula sendi ( suatu jembran yang membungkus seluruh sendi). Ketika sistem imun menyerang membran ini, maka terjadilah peradangan dan pembengkakan. Perjalanan inilah yang akan merusak tulangrawan dari sendi. \n\n Apa faktor yang mampu meningkatkan resiko radang sendi? \n\n \n Riwayat keluarga\n\n \n Beberapa jenis radang sendi diturunkan dalam keluarga, jika orangtua atau saudara kandung mengalami kondisi ini, kamu beresiko juga untuk mengalaminya \n \n \n Usia\n \n Resiko osteoarthritis, rheumatoid arthritis dan penyakit asam urat meningkat seiring bertambahnya usia \n \n \n Jenis kelamin\n \n Wanita lebih beresiko terkena penyakit radang sendi dibandingkan pria \n \n \n Riwayat cedera sendi sebelumnya\n \n Individu yang pernah mengalami cedera pada persendian misalnya cedera saat aktifitas olahrga, akan lebih beresiko terkena penyakit ini \n \n \n Obesitas\n \n Kelebihan berat badan dapat memberikan tekanan pada persendian terutama lutut, pinggul, dan tulang belakang \n \n \n \n\n Penyakit radang sendi ditandai dengan gejala seperti : nyeri berskala ringan hingga sangat berat, kaku pada sendi, bengkak pada sendi, muncul kemerahan pada sendi yang meradang, serta ruang gerak sendi menjadi terbatas atau terganggu. \n\n Untuk mendiagnosis penyakit radang sendi, dokter akan anamnesis dan pemeriksaan fisik, serta melakukan beberapa pemeriksaan penujnjang yang diperlukan. Di antaranya : tes laboratorium, melakukan rontgent , CT Scan, MRI, maupun USG. \n\n Setelah dilakukan rangkaian pemeriksaan yang diperlukan, maka dokter akan memberikan terapi sesuai kondisi dan kebutuhan pasien, melalui obat – obatan, Terapi fisik, atau Tindakan operasi jika diperlukan. \n\n Bagaimana mencegah radang sendi? \n\n Penyakit radang sendi bisa dicegah dengan memiliki pola makan yang sehat, rajin berolahraga, menjaga berat badan tetap ideal, dan selalu bverhati – hati saat beraktifitas agar terhindar dari cedera. \n\n Ketika mengalami gejala- gejala diatas, segeralah hubungi dokter Antonius Haratua Pakpahan, SpOT di RS Hermina Metland Cibitung agar mendapatkan penanganan lebih lanjut. Beliau praktek pada hari Senin, Selasa, Jumat pukul 08.00-10.00 dan Kamis pukul 16.00-18.00 \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Metland Cibitung<\/a><\/li>
- 13 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
Bahaya Demam Tifoid <\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, tahu gak apa itu Demam Tifoid ? Demam tifoid merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi, kuman ini dapat ditemukan pada makanan dan minuman yang terkontaminasi. Kuman ini dapat ditularkan ke orang lain melalui feses atau urin orang yang sudah terinfeksi kuman Salmonella typhi. \n\n Masa inkubasi demam tifoid antara 10-14 hari. Infeksi kuman ini bisa menyebar ke seluruh tubuh dan mempengaruhi banyak organ. Dengan perawatan yang cepat dan tepat, maka komplikasi serius yang berakibat fatal dapat dihindari. \n\n Demam tifoid sangat umum terjadi pada negara- negara berkembang. Kuman ini dapat menyerang semua usia. Penyakit ini dapat dicegah dengan menghindari faktor – faktor resikonya. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut. \n\n Gejala demam tifoid yang muncul ketika tubuh terinfeksi kuman Salmonella typhi adalah : \n\n \n Demam yang meningkat setiap hari hingga mencapai 39-40C \n Nyeri kepala \n Lemah dan lelah \n Gangguan pencernaan, seperti diare dan sembelit \n Nyeri perut \n Hilang nafsu makan mual dan muntah \n Kapan saya harus periksa ke dokter? \n \n\n Segera berkonsultasi ke dokter bila mengalami gejala diatas \n\n Bagaimana mendiagnosis penyakit Demam tifoid? \n\n Melalui anamnesis atau menanyakan gejala yang dirasakan serta melakukan pemeriksaan fisik. \nTes darah atau kultur jaringan, dokter akan menganjurkan pemeriksaan darah seperti widal atau tubex test. \n\n Bagaimana mengobati demam tifoid? \n\n Istirahat yang cukup serta pemberian obat yang tepat dapat mempercepat penyembuhan dan mencegah komplikasi. Pengobatan ini bisa dilakukan di rumah maupun di rumah sakit, tergantung tingkat keparahan penyakit. \n\n Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah demam tifoid? \n\n Cara terbaik untuk mencegah demam tifoid adalah dengan menjaga kebersihan dan memperbaiki sanitasi. Selain itu melakukan vaksinasi, menjaga kebersihan tangan, menghindari makan makanan mentah dan memilih makanan yang diolah dan disajikan secara higienis juga efektif mencegah terjangkit demam tifoid. \n\n Untuk Sahabat Hermina jika mengalami gejala seperti diatas jangan panik ya. Sahabat bisa konsultasi dan percayakan kepada dokter spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Hermina Metland Cibitung. Salam Sehat \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Metland Cibitung<\/a><\/li>
- 27 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
Pentingnya Mencegah Stunting di 1000 Hari Pertama<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina tahu kan jika mencegah lebih baik dari pada mengobati? Nah… sama hal nya dengan Stunting. Pentingnya mencegah Stunting lebih dini. Apa sih Stunting itu? Stunting adalah Perawakan pendek yang disebabkan karena kekurangan gizi dalam waktu yang lama ( terutama pada 1000 HPK) \n\n Apa saja penyebab Stunting ? \n\n \n \n Kesehatan dan gizi Ibu yang kurang. \n \n \n\n Ibu stunting, anemia, jarak persalinan terlalu rapat, kehamilan remaja \n\n \n \n Praktek pemberian makan bayi dan anak tidak adekuat. \n \n \n\n Tidak IMD, tidak ASI eksklusif, MPASI kurang berkualitas \n\n \n \n Infeksi pada 1000 HPK \n \n \n\n Pola asuh, sanitasi dan higienitas buruk, sosial ekonomi kurang, minimnya layanan kesehatan \n\n \n\n Bagaimana dampak Stunting? \n\n \n \n Jangka pendek \n\n \n \n Kelemahan sistem imun \n \n \n Gangguan perkembangan otak \n \n \n Prestasi dan IQ rendah \n \n \n \n \n Jangka panjang \n\n \n \n Perawakan pendek \n \n \n Risiko tinggi diabetes, penyakit metabolik saat dewasa \n \n \n Produktivitas kurang \n \n \n \n \n\n Dan ini Cara Pencegahan Stunting \n\n \n \n Nutrisi yg seimbang dan suplemen tambah darah pada ibu hamil \n \n \n Inisiasi menyusui dini dan ASI ekslusif \n \n \n MPASI berkualitas \n \n \n Pantau pertumbuhan dan perkembangan Balita \n \n \n Imunisasi lengkap dan kapsul vitamin A \n \n \n Perilaku hidup bersih dan sehat \n \n \n\n Nah Bunda, jika bunda ingin mengetahui lebih lanjut tentang perkembangan buah hatinya, segera konsultasikan ke dokter Merry Lia Desvina, SpA. \n\n \n\n Untuk pendaftaran ke Spesialis Anak, khususnya ke dokter Merry Lia Desvina, SpA, dapat dilakukan melalui pendaftaran online : \n\n 1. Call Center: 1500 488 \n\n 2. Mobile apps: Halo Hermina (tersedia untuk IOS dan Android) \n\n 3. Website: www.herminahospitals.com \n\n Sehat Bersama RS Hermina Metland Cibitung \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Metland Cibitung<\/a><\/li>
- 15 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal TBC Paru Pencegahan dan Pengobatannya<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina mungkin sudah tidak asing dengan penyakit Tuberkulosis (TBC). Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycrobacterium Tuberculosis. Penyakit ini dapat menyerang semua bagian tubuh namun yang tersering menyerang Paru. Saat ini Indonesia merupakan negara dengan kasus TBC terbanyak ke 2 di dunia setelah India. \n\n Kuman TBC ini berukuran sangat kecil yaitu 0,3-0,5 µm dengan panjang 1-4 µm sehingga mudah sekali terhirup melalui percikan dahak yang berasal dari batuk atau bersin penderita TBC. Kuman TBC terhirup melalui saluran napas menuju paru dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain seperti kelenjar getah bening, sistem saraf pusat, saluran kemih, pencernaan, kulit dll. Tidak semua orang yang terpajan akan menjadi sakit TBC, Jika daya tahan tubuh lemah orang tersebut akan menjadi sakit TBC dan jika daya tahan tubuh kuat maka orang tersebut akan tetap sehat. \n\n Gejala sakit TBC yaitu batuk terus menerus selama 2 minggu atau lebih, disertai gejala lain seperti batuk darah atau batuk dahak bercampur darah, sesak napas, nyeri pada dada, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, berkeringat malam walaupun tidak terdapat kegiatan dan demam. Penyakit TBC ini dipastikan dengan pemeriksaan rontgen dada dan dahak. Pemeriksaan dahak dilakukan pada saat sewaktu pasien datang ke RS dan ketika pagi hari. Pencegahan penularan TBC dapat dilakukan dengan cara : \n\n \n\n \n \n Menutup mulut saat batuk atau bersin \n \n \n Tidak meludah disembaran tempat \n \n \n Jika meludah harus di tempat yang terkena sinar matahari atau di tempat yang diisi sabun atau karbol \n \n \n Buka jendela rumah lebar-lebar agar udara dan sinar matahari masuk (karena kuman TBC mati jika terkena sinar matahari) \n \n \n Bagi penderita TBC meminum obat dengan teratur sampai selesai pengobatan \n \n \n Menerima vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin) saat bayi sebelum usia tiga bulan. \n \n \n\n Pengobatan TBC \n\n Kuman TBC sulit dimatikan dengan satu jenis obat saja, sehingga ini yang menjadi alasan mengapa pengobatan TBC harus dalam bentuk obat kombinasi dengan tujuan mematikan dan mencegah kekebalan kuman. Pengobatan OAT terdiri dari 2 fase yaitu fase Intensif pada dua bulan pertama dan fase lanjutan empat bulan berikutnya. \n\n Selain itu penyembuhan TBC memerlukan kepatuhan pasien untuk menelan obat anti tuberkulosis (OAT) secara rutin dan teratur selama minimal 6 bulan bahkan lebih hingga 12 bulan tergantung berat ringannya penyakit TBC yang diderita pasien. \n\n Sahabat Hermina, setelah kita mengetahui penyakit TBC ini membuat kita lebih waspada terhadap penyakit ini, penanganan sedini mungkin dapat meminimalisir komplikasi yang mungkin terjadi. Segera hubungi dokter jika mengalami gejala-gejala ini. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Metland Cibitung<\/a><\/li>
- 06 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Lebih Dalam Tumor Payudara dan Lakukan SADARI <\/a><\/h3>
Tumor payudara umumnya ditandai dengan tumbuhnya benjolan di sekitar payudara. Sebagian besar benjolan di payudara dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan dan tidak berisiko menjadi kanker payudara. \n\n Meski demikian, bukannya tidak mungkin benjolan di payudara berkembang menjadi tumor ganas (kanker). Nah, ada beberapa perbedaan antara benjolan payudara yang bersifat jinak dan benjolan yang berbahaya atau ganas (kanker). \n\n Kanker payudara merupakan kanker dengan jumlah kasus terbanyak, dan menjadi salah satu penyebab kematian utama akibat kanker, karena sebagian besar pasien kanker payudara datang berobat pada stadium lanjut. Padahal, jika terdeteksi dini dan segera diterapi, sebetulnya kanker bisa dikalahkan. \n\n Berikut langkah-langkah yang bisa Anda ikuti saat melakukan SADARI 7-10 hari setelah menstruasi: \n\n 1. Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. \n\n 2. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala. dorong siku ke depan dan cermati payudara; dan dorong siku ke belakang dan cermati bentuk maupun ukuran payudara. \n\n 3. Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada Anda. \n\n 4. Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak. \n\n 5. Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting. Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi. \n\n 6. Pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya. \n\n ini sebabnya mengapa pemeriksaan payudara secara mandiri, konsultasi ke dokter bedah dan pemeriksaan mammografi (imaging) secara rutin penting dilakukan. \n\n Menurut keterangan National Institutes of Health dan Kemenkes RI, saat kanker tumbuh, ciri-cirinya bisa berupa: \n\n 1. Terasa benjolan di payudara dan sering kali tidak terasa nyeri. \n\n 2. Terdapat perubahan tekstur kulit payudara, kulit payudara mengeras dengan permukaan seperti kulit jeruk \n\n 3. Perhatikan apabila terdapat luka pada bagian payudara yang tidak sembuh. \n\n 4. Keluar cairan dari puting. \n\n 5. Terdapat cekungan atau tarikan di kulit payudara. \n\n 6. Pada pria, gejala kanker payudara termasuk benjolan payudara dan nyeri serta nyeri payudara. \n\n Sementara itu, kanker payudara pada stadium lanjut bisa menimbulkan berbagai gejala tambahan, seperti: \n\n 7. Sakit tulang \n\n 8. Nyeri payudara atau ketidaknyamanan. \n\n 9. Bisul kulit (skin ulcers). \n\n 10. Pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak (di sebelah payudara yang terkena kanker). \n\n 11. Penurunan berat badan. \n\n Nah, andaikan dirimu atau terdapat anggota keluarga yang mengalami gejala-gejala di atas, segeralah periksakan diri ke dokter. \n\n Dokter Salome dan tim siap membantu mengidentifikasi gejala tersebut dan memberikan penanganan segera. \n\n \n\n Untuk pendaftaran ke Spesialis Bedah, khususnya ke dokter Salome, SpB, silahkan melakukan pendaftaran online melalui: \n\n 1. Call Center: 1500 488 \n\n 2. Mobile apps: Halo Hermina (tersedia untuk IOS dan Android) \n\n 3. Website: www.herminahospitals.com \n\n Sehat Bersama RS Hermina Metland Cibitung \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Metland Cibitung<\/a><\/li>
- 25 Juli 2021<\/li><\/ul><\/div>
TIPS AMAN KONTROL KEHAMILAN DI RUMAH SAKIT SAAT PANDEMI<\/a><\/h3>
Kehamilan adalah sebuah anugerah dan sangat di nantikan oleh ayah dan bunda. kontrol kehamilan ke Rumah Sakit di saat pandemi ini menjadi sebuah kekhawatiran bagi bunda karena takut tertular virus Covid 19, padahal resiko tertular virus ini bisa terjadi di mana saja. \n\n Oleh karena itu berikut tips aman kontrol kehamilan di rumah sakit saat pandemi bagi bunda, karena pemeriksaan kehamilan sangat penting untuk mengetahui kondisi ibu dan janin. \n\n Tiga tips aman saat memeriksakan kehamilan di rumah sakit: \n\n \n Protokol Kesehatan ( 7 M ) \n Menerapkan protokol kesehatan dengan 7 M, yaitu dengan cara Mencuci tangan, Menggunakan Masker, Menjaga Jarak, Membatasi Mobilitas, Menghindari makan dan foto bersama, dan yang terakhir Mengikuti vaksinasi Covid 19 sesuai anjuran POGI (Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia) yaitu di atas usia kehamilan 12 minggu dan paling lambat usia kehamilan 33 minggu. \n Skrining Kesehatan \n Sebelum memasuki area rumah sakit, bunda akan melalui tahapan skrining kesehatan yang dibantu oleh petugas, salah satunya dengan melakukan pengukuran suhu badan dan mengisi beberapa pertanyaan pada kuesioner, di antaranya apakah ada riwayat demam, batuk, pilek dalam dua minggu terakhir. Untuk keamanan bersama buat bunda, bayi di dalam kandungan dan orang lain, di harapkan bunda menjawab pertanyaan dengan jujur,dan satu lagi hal penting di harapkan bunda saat kontrol hanya di temani satu pendamping. \n \n\n Telemedicine \nBila bunda mengalami demam, batuk , pilek atau keluhan lainnya dan khawatir untuk memeriksakan diri ke rumah sakit, bunda bisa memanfaatkan fasilitas "Halo Hermina" yaitu dengan melakukan konsultasi secara online dengan dokter kandungan di rumah sakit Hermina. \n \nDemikian tips aman kontrol kehamilan di rumah sakit agar bunda dan bayi tetap sehat dan aman, semoga bunda dan keluarga sehat selalu. \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/span>");
- 25 Juli 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 06 Oktober 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 15 Juli 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Agustus 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 13 September 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 24 Oktober 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 30 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 14 Desember 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 20 Januari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 25 September 2023<\/li><\/ul><\/div>