- Hermina Banyumanik<\/a><\/li>
- 30 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Lebih mengenal kontrasepsi, yuk simak penjelasanya<\/a><\/h3>
Hai Sahabat Hermina, setelah melahirkan bingung menggunakan KB apa? Yuk simak penjelasan berikut. \n\n Kontrasepsi adalah suatu usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan yang bersifat sementara dan permanen. \n\n Jenis kontrasepsi: \n\n \n kontrasepsi permanen : pada wanita tubektomi (pengikatan saluran tuba) dan pada laki- laki vasektomi ( pemutusan saluran sperma) \n kontrasepsi tanpa alat atau obat misal dengan senggama terputus , MAL (metode amenorhea laktasi) untuk ibu yang menyusui bayinya dan pantang berkala ( berhubungan diluar masa subur) \n kontrasepsi mekanis seperti penggunaan kondom,obat spermatisida (zat yg dapat mematikan sperma) \n kontrasepsi hormonal \n \n\n pil kontrasepsi \n\n pil-pil hormonal terdiri dari komponen estrogen dan progesteron atau salah satu dari komponen itu.pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang sampai saat ini dianggap paling efektif. Selain mencegah ovulasi, dan menghambat sperma masuk ke rongga rahim karena lendir serviks lebih kental. Untuk wanita yang sedang menyusui menggunakan pil yang hanya mengandung progesteron saja karena tidak akan mengganggu produksi ASI. \n\n Suntik digunakan untuk tujuan kontrasepsi pareteral,efel progestagen yang kuat dan efektif.mekanisme kerjanya menghalangi implantasi ovum,mengentalkan lendir serviks sehingga menghalangi sperma masuk rongga rahim.kontrasepsi suntik ada yg terdiri dari komponen estrogrn progesteron yang biasanya disuntikkan 1 bulan sekali dan yang komponen progesteron disuntikkan selama 3 bulan sekali .Untuk ibu yang sedang menyusui menggunakan suntik depo perovera ( 3 bulan ) karena tidak mengganggu produksi ASI. \n\n Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)/implat/susuk ~ suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel yang dibungkus kapsul silastic-silicone dan dimasukkan dibawah kulit. Cara ini cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung estrogen dan digunakan dalam jangka waktu yang lama. \n\n Kelebihan kontrasepsi hormonal: efektifitasnya tinggi, angka kegagalan kecil,keluhan nyeri haid berkurang. \n\n Efek samping kontrasepsi hormonal: \n\n kadang terjadi gangguan pola haid,seperti spotting,pola memanjang atau lebih pendek,mual,kepala pusing,timbul flek di wajah, perubahan libido dan berat badan. \n\n \n Kontrasepsi dengan AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) atau IUD \n \n\n dengan memasukkan alat yang mengandung tembaga ke dalam rahim untuk mencegah terjadinya kehamilan. \n\n Keuntungan menggunakan IUD adalah bisa dipakai dalam jangka waktu lama bisa sampai 5 tahun sehingga lebih ekonomis,tidak menimbulkan efek sistemik karena non hormonal. \n\n Efek samping yang kadang timbul antara lain kadang terjadi perdarahan atau spotting, rasa nyeri setelah pemasangan namun berangsur menghilang, gangguan pada suami saat berhubungan karena merasakan adanya benang IUD,namun bisa diatasi dengan pemotongan benang IUD. \n\n Jika terjadi kegagalan atau terjadi kehamilan tidak akan menimbulkan cacat pada bayi karena IUD terletak antara selaput ketuban dan dinding rahim.Jika terjadi kehamilan sebaiknya IUD diambil untuk mengurangi angka keguguran. Namun jika tidak memungkinkan IUD dibiarkan saja dengan pengawasan selama kehamilan. \n\n Pemasangan IUD dapat dilakukan saat menstruasi, setelah melahirkan,dan saat nifas selesai (40 hari). Kontrol sebaiknya dilakukan 1 bulan setelah pemasangan, rutin tiap tahun atau jika ada keluhan. \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Arcamanik<\/a><\/li>
- 05 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Pemeriksaan Pra Kelahiran Selama Masa Kehamilan<\/a><\/h3>
Pemeriksaan dilakukan untuk memberikan kepastian kepada calon orang tua akan perkembangan normal janin selama masa kehamilan dan tidak memiliki kelainan kongenital (kelainan struktur atau fungsi yang terjadi selama kehamilan dan dapat diidentifikasi prenatal, saat persalinan atau terdeteksi kemudian saat masa bayi seperti gangguan pendengaran). Sekitar 50% dari seluruh kelainan kongenital tidak berkaitan dengan etiologi spesifik, tetapi diketahui ada peranan faktor genetik , lingkungan, etiologi lain atau faktor risiko lain atau multifaktorial. \n\n Berdasarkan beratnya kelainan kongenital dibagi dua, yaitu kelainan kongenital mayor dan kelainan kongenital minor. kelainan kongenital mayor adalah Kelainan yang memberikan dampak besar pada bidang medis, operatif, kosmetik serta memiliki risiko kesakitan dan kematian tinggi. kelainan kongenital minor adalah kelainan yang kurang atau sedikit memberikan dampak pada bidang medis, operatif maupun kosmetik dan biasanya kurang mempengaruhi kelangsungan hidup. \n\n Penyebab dan faktor risikonya adalah faktor genetik berperan penting terjadinya kelainan genetik seperti Kelainan numerik (monosomi/trisomi/triploidi, dan lain-lain) atau kelainan struktural (translokasi/Delesi/Duplikasi/Inversi dan lain-lain), consanguinity (perkawinan dalam keluarga), usia orang tua (meningkatkan risiko abnormalitas kromosom contohnya adalah trisomi 21). Sosio ekonomi berperan secara tidak langsung karena 94% kelainan kongenital berat terjadi di negara dengan income rendah/menengah (berkaitan dengan ketidakcukupan asupan nutrisi selama hamil, peningkatan risiko terpapar infeksi atau akses ke sarana Kesehatan/skrining Kesehatan yang terbatas). Status nutrisi seperti Insufisiensi asam folat (meningkatkan risiko Neural Tube defect/NTD (kelainan kongenital pada sistem saraf pusat dimana tuba neural gagal untuk menutup), Intake Vitamin A berlebih (mempengaruhi perkembangan normal embrio/janin), Iodine (mikronutrien penting untuk produksi hormon tiroid dan perkembangan janin normal), defisiensi Iodine berat selama kehamilan dan masa neonatal berkaitan dengan efek buruk yang ireversibel (meningkatkan risiko abortus, mortalitas bayi, hipotiroidisme neonatal/penurunan produksi hormon tiroid pada bayi baru lahir, kretinisme/kekurangan yodium dan retardasi neuron psikomotor/gangguan intelektual. Lingkungan seperti Bekerja/tinggal dekat atau di sekitar pembuangan sampah, pabrik atau tambang (terutama pada ibu dengan defisiensi nutrisi). Infeksi Maternal (Infeksi Virus seperti rubella, cytomegalovirus, herpes simpleks dan infeksi lainnya seperti toksoplasmosis, Sifilis dan lain-lain). \n\n Beberapa pemeriksaan pra kelahiran yang biasanya dilakukan selama masa kehamilan yaitu pemeriksaan fisik rutin dilakukan oleh dokter atau bidan untuk memantau tanda-tanda vital ibu hamil, seperti tekanan darah, detak jantung, dan berat badan. Selain itu, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan fisik untuk memastikan bahwa perkembangan janin berjalan dengan baik. Pemeriksaan menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar janin di dalam Rahim (USG). USG dapat digunakan untuk menentukan usia kehamilan, memeriksa pertumbuhan dan perkembangan janin, serta mendeteksi kelainan struktural jika ada. Tes darah dilakukan untuk memeriksa kadar gula darah, kelainan genetik, dan infeksi yang dapat mempengaruhi kehamilan. Tes laboratorium untuk mendeteksi protein atau gula yang dapat menandakan masalah kesehatan, serta tes lainnya sesuai kebutuhan. Pemeriksaan deteksi dini seperti tes keterlambatan perkembangan, tes keterlambatan mental, tes keterlambatan motorik dapat direkomendasikan sesuai risiko yang mungkin dihadapi oleh ibu dan janin. Pemeriksaan gula darah dilakukan untuk memeriksa risiko diabetes gestasional, yaitu diabetes yang muncul selama kehamilan. Tes HIV dan sifilis untuk mendeteksi dan mengelola infeksi yang dapat ditularkan dari ibu ke janin. Konseling genetik khususnya untuk ibu yang memiliki risiko genetik tertentu atau memiliki riwayat kelainan genetik dalam keluarga. \n\n Pemeriksaan ini dapat bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan ibu, usia kehamilan, dan faktor risiko lainnya. Penting untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan selama kehamilan untuk menentukan pemeriksaan apa yang paling sesuai untuk situasi individu. \n\n Download aplikasi Hermina Mobile Apps untuk memudahkan akses kesehatan dan pendaftaran ke RS Hermina Arcamanik. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 21 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mitos vs Fakta: Hubungan Seksual Saat Hamil, Memang Boleh?<\/a><\/h3>
Saat seorang wanita hamil, seringkali muncul pertanyaan tentang apakah aman atau bahaya untuk berhubungan seksual. Mitos seputar keamanan hubungan seksual selama kehamilan seringkali dapat menimbulkan kebingungan. Yuk, simak faktanya. \n\n Mitos Seputar Berhubungan Seksual Saat Hamil \n\n \n \n Mitos: "Berhubungan seksual dapat merusak janin." Fakta: Hubungan seksual sama sekali tidak membahayakan janin mengingat janin terlindung oleh cairan ketuban. \n \n \n Mitos: "Berhubungan seksual bisa menyebabkan keguguran." Fakta: Faktanya, sekitar 75% dari keguguran kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik dan tidak ada hubungan antara hubungan seksual dengan keguguran. \n \n \n Mitos: “Saat hamil, wanita tidak tertarik pada aktivitas seksual." Fakta: Perasaan terhadap aktivitas seksual dapat bervariasi dipengaruhi oleh perubahan hormone saat hamil, namun banyak wanita masih merasa nyaman dan tertarik menikmati hubungan seksual selama kehamilan. \n \n \n\n Berbahayakah Bagi Ibu Hamil? \n\n Pada kehamilan normal: Berhubungan seksual umumnya aman selama kehamilan tersebut normal tanpa komplikasi. Posisi yang nyaman dapat membantu mengurangi tekanan pada perut. \n\n Kondisi Khusus: Pada kasus kehamilan dengan risiko tinggi atau kondisi medis tertentu seperti ari-ari menutupi jalan lahir, riwayat kontraksi prematur, atau setelah ketuban pecah sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan keamanan berhubungan intim. \n\n Manfaat Berhubungan Seksual Saat Hamil \n\n \n \n Meningkatkan Kesejahteraan Emosional: Hubungan seksual dapat meningkatkan kesejahteraan emosional pasangan dan membantu menjaga koneksi di tengah perubahan fisik dan emosional selama kehamilan. \n \n \n Mengurangi Stres: Aktivitas seksual yang aman dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kualitas tidur, memberikan dampak positif pada kesehatan ibu dan janin. \n \n \n\n Kapan Tidak Aman untuk Berhubungan Seksual \n\n \n \n Pendarahan atau kontraksi: Jika terjadi pendarahan atau kontraksi, segera konsultasikan dengan dokter. \n \n \n Ketuban Pecah: Jika ketuban pecah maka akan terbuka hubungan janin dengan dunia luar sehingga meningkatkan risiko infeksi. Oleh karena itu, berhubungan seksual sebaiknya dihindari. \n \n \n\n Berhubungan seksual saat hamil umumnya aman dan bahkan dapat memiliki manfaat kesehatan. Namun, penting untuk berkomunikasi terbuka dengan pasangan dan berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan keamanan kehamilan Anda. Setiap keputusan harus didasarkan pada kenyamanan dan kesehatan ibu dan janin. Konsultasikan permasalahan kehamilan dengan dokter spesialis obgyn di RS Hermina Podomoro. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Grand Wisata<\/a><\/li>
- 21 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Normal Nggak Sih, Mual dan Muntah Berlebihan Selama Hamil?<\/a><\/h3>
Dua garis biru yang sudah lama dinantikan akhirnya muncul juga. Bahagia tentu saja dirasakan para calon orang tua. Bisa menjalani kehamilan yang sehat pasti jadi harapan para calon ibu. Namun, nggak jarang nih berbagai tantangan kehamilan muncul. Salah satunya adalah kondisi mual dan muntah. \n\n Mual dan muntah sebenarnya kondisi yang umum terjadi pada kehamilan trimester pertama. Namun, jika terjadi secara terus-menerus sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya mulai waspada karena bisa jadi tanda hiperemesis gravidarum. Apa itu? \n\n \n\n Pengertian \n\n Hiperemesis gravidarum (HEG) adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari. \n\n Gejala \n\n Gejala dimulai pada awal kehamilan, sebelum usia kehamilan 16 minggu. Beberapa gejala yang dapat terjadi berupa: \n\n Mual dan muntah, setidaknya satu di antaranya parah \n\n Ketidakmampuan untuk makan atau minum secara normal \n\n Badan lemas dan aktivitas harian lebih terbatas \n\n BAK makin sedikit atau keruh \n\n Mata dapat terlihat lebih kuning dan cekung \n\n Napas atau urin berbau aseton \n\n Berat badan turun \n\n Konstipasi \n\n Gangguan kesadaran \n\n \n\n Pencegahan \n\n Modifikasi diet dengan mengonsumsi makanan dalam jumlah yang kecil tetapi frekuensi lebih sering. Hindari makanan yang pedas dan berlemak, serta makanan yang berbau tajam dan dapat merangsang mual. Konsumsi makanan atau minuman yang mengandung jahe mungkin bermanfaat \n\n Hindari pemicu mual dan muntah, misalnya bebauan yang tajam, ruangan pengap, keributan, dan cahaya silau. Selain itu, stamina yang baik juga harus dijaga dengan istirahat yang cukup. \n\n \n\n Penatalaksanaan \n\n Terapi awal HEG dapat berupa penggantian multivitamin prenatal dengan suplemen asam folat tunggal. Selain itu konsumsi jahe sebanyak 250 mg 4x sehari dapat mengurangi gejala. Pemberian vitamin B6 (pyridoxine) atau doxylamine cukup efektif pada kasus HEG tanpa dehidrasi. Namun jika gejala memberat, pasien dapat diberikan antihistamine (seperti dimenhidrinat atau difenhidramin) atau dopamine antagonist (seperti ondansetron atau metoklorpramid). Dehidrasi yang terjadi pada HEG perlu koreksi penggantian cairan dengan tepat. \n\n \n\n Resiko dan Komplikasi \n\n Kejadian efek samping jangka panjang dan efek samping pada fetal karena HEG jarang terjadi. HEG merupakan keluhan yang umum terjadi selama kehamilan dan dapat hilang sendiri setelah kehamilan berjalan lebih lanjut. Walaupun demikian, waspadai gejala HEG yang memberat karena dapat menimbulkan dehidrasi, gangguan elektrolit, malnutrisi, hingga ensefalopati Wernicke. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Samarinda<\/a><\/li>
- 10 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Infeksi Saluran Kemih Selama Kehamilan, Tanda Bahaya dan Cara Mencegahnya<\/a><\/h3>
Selama kehamilan, perempuan sering mengalami berbagai perubahan hormon yang dapat membuat mereka lebih rentan terhadap berbagai masalah kesehatan. Salah satu masalah yang sering terjadi pada masa kehamilan adalah infeksi saluran kemih (ISK). ISK adalah kondisi yang terjadi ketika bakteri masuk ke dalam saluran kemih dan menyebabkan infeksi pada bagian tersebut. ISK selama kehamilan bisa menjadi masalah serius jika tidak ditangani dengan tepat, karena dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya bagi ibu dan janin. \n\n \n\n Tanda dan Gejala ISK Selama Kehamilan \n\n Tanda dan gejala ISK selama kehamilan mirip dengan gejala ISK pada umumnya. Beberapa gejala yang mungkin dialami ibu hamil adalah: \n\n \n\n \n Sering buang air kecil: Ibu hamil mungkin merasa harus buang air kecil lebih sering dari biasanya. \n Rasa panas atau nyeri saat buang air kecil: Saat buang air kecil, ibu hamil dapat merasakan sensasi terbakar atau nyeri pada saluran kemih. \n Urine berbau tidak sedap: Bau urine yang tidak sedap juga dapat menjadi tanda ISK. \n Urine berwarna keruh: Urine yang keruh atau berwarna kemerahan juga dapat mengindikasikan adanya infeksi. \n Nyeri panggul atau punggung bawah: Ibu hamil dengan ISK mungkin merasa nyeri atau tidak nyaman di daerah panggul atau punggung bawah. \n \n\n \n\n Tanda Bahaya ISK Selama Kehamilan \n\n Selain gejala di atas, ada beberapa tanda bahaya yang harus diwaspadai oleh ibu hamil yang mengalami ISK. Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa tanda bahaya berikut, segera hubungi dokter atau pergi ke unit gawat darurat: \n\n \n Demam tinggi: Demam dengan suhu lebih dari 38 derajat Celsius bisa menjadi tanda bahwa infeksi telah menyebar ke ginjal atau menyebabkan komplikasi lain yang serius. \n Menggigil: Jika ibu hamil mengalami menggigil atau gemetar, bisa jadi ini adalah tanda bahwa infeksi sedang menyebar dan perlu penanganan segera. \n Nyeri perut yang parah: Nyeri perut hebat atau tekanan di bagian perut bawah bisa mengindikasikan infeksi ginjal atau bahkan infeksi saluran kemih yang menyebar. \n Darah dalam urine: Jika ibu hamil melihat darah dalam urine, segera hubungi dokter karena ini bisa menjadi tanda infeksi yang serius. \n \n\n \n\n Cara Mencegah Infeksi Saluran Kemih Selama Kehamilan \n\n Meskipun ISK bisa menjadi masalah yang umum selama kehamilan, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mencegahnya. Beberapa cara mencegah ISK selama kehamilan adalah sebagai berikut: \n\n \n\n \n Minum banyak air putih: Memastikan tubuh selalu terhidrasi dengan baik dapat membantu mengeluarkan bakteri dari saluran kemih. \n Jaga kebersihan area genital: Membersihkan area genital dengan benar dan secara teratur adalah langkah penting untuk mencegah bakteri masuk ke dalam saluran kemih. \n Segera kencing setelah buang air besar atau hubungan seksual: Kencing segera setelah buang air besar atau hubungan seksual dapat membantu mengeluarkan bakteri dari saluran kemih. \n Hindari penggunaan produk perawatan pribadi yang mengiritasi: Beberapa produk perawatan pribadi seperti deodoran atau semprotan pembersih bisa mengiritasi area genital dan meningkatkan risiko infeksi. \n Konsultasikan dengan dokter tentang suplemen atau obat yang aman untuk kehamilan: Beberapa suplemen atau obat mungkin meningkatkan risiko ISK selama kehamilan, konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsinya. \n \n\n \n\n Infeksi saluran kemih selama kehamilan bisa menjadi masalah yang serius jika tidak ditangani dengan tepat. Ibu hamil perlu waspada terhadap gejala ISK dan segera menghubungi dokter jika mengalami tanda bahaya. Selain itu, langkah-langkah pencegahan sederhana dapat membantu mengurangi risiko ISK selama kehamilan. Dengan menjaga kesehatan saluran kemih, ibu hamil dapat memastikan kesehatan diri sendiri dan janin yang dikandungnya. Selalu konsultasikan dengan Dokter Kandungan kepercayaan sahabat Hermina untuk mendapatkan perawatan dan nasihat yang tepat mengenai ISK selama kehamilan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 24 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
Hamil Tetap Nyaman Tanpa Morning Sickness<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina siapa disini yang sedang mengalami Morning Sickness (Mual dan muntah) saat hamil ? kehamilan tentunya menjadi momen yang paling ditunggu oleh semua pasangan. Namun awal kehamilan adalah masa yang tidak mudah dilewati oleh sahabat hermina. Pada fase ini, Sahabat hermina akan mengalami banyak keluhan sebagai reaksi alami dari perubahan yang terjadi pada tubuh. \n\n Keluhan yang hampir sering dirasakan oleh sahabat hermina adalah tentang perjuangan melawan rasa mual dan muntah saat hamil muda. Walau sering dikenal dengan nama morning sickness, mual dan muntah ini tidak hanya terjadi pada pagi hari, hal ini bisa terjadi sepanjang hari. \n\n Mual atau muntah pada kehamilan biasa dimulai pada trimester pertama dan akan mencapai puncak pada sekitar minggu ke-9, rasa mual akan berangsur membaik setelah melewati usia kehamilan di 12 minggu. \n\n Tips Atasi Morning Sickness : \n\n 1. Cukupi kebutuhan cairan \n\n Kebutuhan cairan saat hamil lebih banyak dari saat sebelum hamil. Tetap cukupi kebutuhan cairan dengan minum air putih sebanyak 10-12 gelas per harinya. Jika kebutuhan cairan terpenuhi, suhu tubuh juga akan terjaga dengan baik. Saat terhidrasi dengan baik, rasa mual dan ingin muntah bisa berkurang. \n\n 2. Makan sedikit demi sedikit \n\n Saat hamil, asam lambung kerap meningkat. Hal tersebut sering membuat nafsu makan berkurang karena rasa mual tak tertahankan. Solusinya, makanlah sedikit demi sedikit tetapi sering. Memaksakan makan banyak bisa memperberat kerja sistem pencernaan, sehingga mual malah akan bertambah. Hindari jenis-jenis makanan yang terlalu merangsang, berbumbu, bersantan, dan terlalu berminyak karena akan menstimulasi rasa mual menjadi semakin parah. \n\n 3. Sibukan diri sahabat hermina pada hal yang disukai \n\n Mengalihkan pikiran pada hal lain yang disukai bisa membantumu melupakan rasa mual sementara waktu. Berjalan-jalan menghirup udara luar juga dapat mengurangi rasa mual Sahabat hermina. \n\n 4. Istirahat yang cukup dan hindari stres \n\n Stres berperan penting menyebabkan gangguan mual saat hamil. Apabila memiliki kecemasan, cobalah berbagi dengan pasangan. Bangun suasana yang nyaman agar ibu hamil mampu melewati tahap ini dengan baik \n\n Jika cara menghilangkan mual saat hamil di atas tidak membuat gejala berkurang atau sahabat hermina merasa keadaan semakin parah, konsultasikan segera keluhan sahabat hermina dengan Dokter Spesialis Kandungan agar Sahabat Hermina bisa segera diatasi dengan pengobatan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Purwokerto<\/a><\/li>
- 17 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
Sedang Hamil ? Jangan Abaikan Jika Mom's Mengalami Tanda Berbahaya Seperti Ini<\/a><\/h3>
Kehamilan adalah periode yang penuh kegembiraan dan harapan bagi calon ibu dan keluarganya. Namun, kehamilan juga bisa melibatkan beberapa masalah dan bahaya yang perlu diwaspadai. Memahami tanda-tanda bahaya dan masalah kehamilan adalah penting untuk memastikan kesehatan dan keamanan ibu dan bayi yang belum lahir. Kali ini, akan membahas mengenai beberapa tanda bahaya dan masalah umum yang dapat muncul selama kehamilan. \n\n \n \n Perdarahan Vaginal yang Abnormal: Perdarahan selama kehamilan tidak normal dan harus selalu diperhatikan. Perdarahan bisa menjadi tanda adanya masalah serius seperti plasenta previa (plasenta menutupi serviks), plasenta abruptio (plasenta terlepas sebelum melahirkan), atau ancaman keguguran. Jika Anda mengalami perdarahan vaginal yang tidak normal, segera hubungi tenaga medis untuk mendapatkan evaluasi dan perawatan yang tepat. \n \n \n Nyeri Abdomen yang Parah: Nyeri abdomen yang parah atau kronis selama kehamilan dapat menandakan masalah seperti kehamilan ektopik (implantasi sel telur di luar rahim), preeklampsia (tekanan darah tinggi yang serius selama kehamilan), atau keretakan pada rahim. Jika Anda mengalami nyeri abdomen yang tidak biasa atau parah, segera konsultasikan dengan dokter untuk penilaian lebih lanjut. \n \n \n Preeklampsia: Preeklampsia adalah kondisi serius yang dapat terjadi pada ibu hamil dan ditandai dengan tekanan darah tinggi, proteinuria (protein dalam urine), dan kerusakan organ yang mungkin terjadi. Jika Anda mengalami gejala seperti sakit kepala parah, gangguan penglihatan, nyeri perut yang hebat, dan mual yang parah, segera cari bantuan medis. \n \n \n Gerakan Janin yang Tidak Normal: Perubahan gerakan janin juga dapat menjadi tanda bahaya selama kehamilan. Jika Anda merasakan penurunan drastis dalam gerakan janin atau jika tidak merasakan gerakan sama sekali, segera hubungi dokter Anda. Ini bisa mengindikasikan masalah dalam pertumbuhan atau perkembangan janin. \n \n \n Infeksi: Infeksi selama kehamilan dapat memiliki dampak serius pada kesehatan ibu dan bayi yang belum lahir. Infeksi seperti infeksi saluran kemih (ISK), infeksi vagina atau ragi, atau infeksi menular seksual (IMS) harus diobati segera untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. Jika Anda mengalami gejala seperti demam, nyeri saat buang air kecil, keputihan yang berbau tidak sedap, atau luka pada daerah genital, konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat. \n \n \n Gangguan Kualitas dan Kuantitas Air Ketuban: Air ketuban adalah cairan yang melindungi janin di dalam rahim. Jika ada gangguan dalam kualitas atau kuantitas air ketuban, ini bisa menjadi tanda masalah yang mempengaruhi perkembangan janin. Dokter dapat melakukan pemeriksaan ultrasonografi untuk menilai kondisi air ketuban dan memberikan perawatan yang sesuai. \n \n \n Masalah Pembekuan Darah: Beberapa kondisi medis yang mempengaruhi pembekuan darah dapat meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan. Misalnya, trombosis vena dalam (DVT) atau trombofilia (kelainan pembekuan darah) dapat meningkatkan risiko keguguran atau kelahiran prematur. Jika Anda memiliki riwayat masalah pembekuan darah, penting untuk berbicara dengan dokter Anda untuk mendapatkan perawatan yang tepat. \n \n \n Diabetes Gestasional: Diabetes gestasional adalah kondisi di mana tingkat gula darah menjadi tinggi selama kehamilan. Ini dapat menyebabkan komplikasi baik bagi ibu maupun bayi. Jika Anda mengalami gejala seperti kehausan yang berlebihan, sering buang air kecil, atau peningkatan berat badan yang tidak wajar, konsultasikan dengan dokter untuk melakukan tes gula darah dan mengelola kondisi dengan benar. \n \n \n Keadaan Kesehatan Mental yang Buruk: Kehamilan juga dapat mempengaruhi kesehatan mental ibu. Gangguan seperti depresi prenatal atau kecemasan prenatal dapat berdampak pada kesejahteraan ibu dan perkembangan bayi. Penting untuk mencari bantuan medis dan dukungan sosial jika Anda merasa cemas, depresi, atau kesulitan menjalani kehamilan. \n \n \n\n Mengetahui tanda bahaya dan masalah kehamilan ini sangat penting untuk memastikan kehamilan yang sehat dan aman bagi ibu dan bayi yang belum lahir. Jika sahabat hermina mengalami gejala atau ketidaknyamanan, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis yang ahli pada bidangnya. Di RS Hermina Purwokerto sahabat hermina bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis Obgyn. \n\n Untuk memudahkan mengakses pelayanan & pendaftaran di RS Hermina Purwokerto, berikut caranya: \n\n \n Download mobile aplikasi di Playstore (Ketik Halo Hermina) \n Hubungi Call Center 1500488 \n Melalui website -> www.herminahospitals.com \n Melalui aplikasi Halodoc \n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina OPI Jakabaring<\/a><\/li>
- 27 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
7 Tips Mudah Ibu Hamil Untuk Kehamilan Yang Sehat dan Nyaman<\/a><\/h3>
Hamil merupakan impian bagi setiap wanita yang telah membangun rumah tangga. Bagi wanita yang telah memperoleh kehamilan, pasti akan mengupayakan segala cara agar bisa mendapatkan kehamilan yang sehat. mencapai kehamilan yang sehat, bisa diraih mulai dari menjaga kesehatan diri dan janin dalam kandungan. \n\n Terdapat beberapa tips mudah yang bisa dilakukan ibu hamil dalam mendapatkan kehamilan yang sehat hingga waktu persalinan tiba. Menjaga kesehatan kehamilan harus dilakukan oleh setiap ibu hamil, hal ini bermanfaat agar janin dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sampai tiba saatnya untuk dilahirkan ke dunia. Jadi, ibu hamil harus berusaha untuk senantiasa menjalani pola hidup yang sehat dan pola pikir yang sehat pula untuk mewujudkan kehamilan yang sehat. \n\n Oleh karena itu, lakukan tips berikut untuk menggapai kehamilan sehat: \n\n 1. Rutin Melakukan Pemeriksaan Kehamilan \n\n Untuk membantu ibu hamil dalam mempersiapkan apa saja yang perlu dilakukan selama kehamilan hingga menjelang persalinan, sangat disarankan untuk rutin melakukan konsultasi dan pemeriksaan kehamilan. Di sisi lain, pemeriksaan kehamilan yang dilakukan secara rutin dapat membantu ibu hamil mengantisipasi akan kemungkinan yang bisa saja terjadi selama kehamilan. Dokter juga akan menganjurkan langkah perawatan yang tepat serta metode persalinan terbaik untuk ibu dan janin. \n\n 2. Rutin Berolahraga \n\n Tidak sedikit yang beranggapan bahwa berolahraga ketika masa kehamilan dapat membahayakan ibu hamil maupun janin yang dikandungnya. Sesungguhnya, hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Banyak manfaat yang dapat diraih oleh ibu hamil bila melakukan olahraga secara rutin, antara lain: \n\n \n Menghindari dan meringankan nyeri dan sakit selama hamil \n Memudahkan bentuk tubuh kembali seperti semula setelah bayi lahir \n Membentuk daya tahan tubuh yang dibutuhkan seiring dengan bertambahnya usia kehamilan \n Mengurangi stres \n Meningkatkan sirkulasi darah pada tungkai juga pada seluruh tubuh \n \n\n Walaupun olahraga bermanfaat dilakukan selama masa kehamilan, hanya saja pemilihan jenis olahraga diperlukan agar tidak memberikan dampak buruk, baik pada ibu hamil maupun janin. Hindari olahraga yang terlalu berat dan dapat memberikan tekanan yang besar pada sendi. serta pertimbangkan juga jenis olahraga yang dipilih berdasarkan kemampuan, agar tubuh tidak terlalu memaksakan diri hingga kelelahan atau dehidrasi. \n\n Jenis olahraga yang baik dilakukan untuk ibu hamil adalah renang, yoga, pilates, jalan cepat dan senam kegel, atau konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran dalam memilih jenis olahraga yang tepat dalam menggapai hamil sehat. \n\n 3. Istirahat Yang Cukup \n\n Salah satu cara tubuh untuk mengingatkan agar memiliki waktu istirahat yang cukup, adalah dengan timbulnya rasa lelah yang dialami pada beberapa bulan pertama masa kehamilan yang disebabkan oleh kadar hormone kehamilan yang tinggi dalam tubuh. \n\n Ibu hamil dapat mencoba teknik relaksasi yang aman selama masa kehamilan, seperti yoga, peregangan, pijat ibu hamil atau latihan pernapasan. Akan tetapi, lebih baik konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum melakukannya. \n\n 4. Perhatikan Asupan Nutrisi \n\n Demi meraih kehamilan yang sehat, ibu hamil disarankan untuk senantiasa mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh, seperti karbohidrat, protein, vitamin, serta beragam mineral penting lainnya seperti kalsium, zat besi dan folat. Hal ini disebabkan karena ibu hamil membutuhkan 300 kalori ekstra pada 6 bulan pertama kehamilan. Asupan nutrisi juga dapat ditunjang dengan mengonsumsi vitamin prenatal yang sesuai dengan dosis anjuran dokter. Terdapat beberapa makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari oleh ibu hamil untuk dikonsumsi, seperti: \n\n \n Makanan yang belum matang atau belum dimasak secara sempurna \n Jenis ikan tertentu yang memiliki kandungan merkuri yang tinggi, seperti ikan tuna dan ikan sarden \n Minuman berkafein \n Menuman bersoda \n \n\n 5. Melakukan Pemeriksaan Gigi Secara Rutin \n\n Mungkin ada yang beranggapan, bahwa hamil dan gigi tidak memiliki pengaruh apapun dan tidak ada hubungan aapa-apa. Sejatinya, fluktuasi hormone progesterone dan esterogen pada masa kehamilan dapat menyebabkan ibu hamil menjadi lebih rentan terkena penyakit gusi. oleh karena itu, ibu hamil sangat dianjurkan agar selalu menjaga kesehatan gigi dan mulut. \n\n Di sisi lain, terdapat sebuah studi yang menjabarkan bahwa penyakit gigi dan gusi bisa mengakibatkan kelahiran prematur, hingga meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan yang rendah. Hal ini disebabkan karena bakteri pada gigi dan gusi yang bisa mencapai rahim hingga mempengaruhi perkembangan bayi. \n\n Jadi, untuk para ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan gigi dengan menyikat gigi secara rutin, menggunakan benang gigi serta rutin melakukan pemeriksaan gigi ke dokter gigi. \n\n 6. Menjaga Kesehatan Mental \n\n Matoritas ibu hamil akan merasakan perubahan emosi yang cepat ketika masa kehamilan. Akan tetapi, bila perubahan suasana hati yang dirasakan terlalu ekstrem hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, alangkah baiknya agar ibu hamil melakukan pemeriksaan ke dokter demi mendapatkan jawaban tentang bagaimana cara mengatasinya. \n\n 7. Tidak Merokok \n\n Merokok merupakan hal yang harus dihindari oleh setiap orang, apalagi pada ibu hamil. Bila ingin menggapai kehamilan yang sehat, alangkah baiknya untuk tidak merokok. Karena janin bisa terpapar zat berbahaya bila ibu hamil aktif merokok. \n\n Penting untuk diketahui, bahwa merokok bisa meningkatkan risiko keguguran, bayi lahir prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, bayi lahir cacat, hingga sindrom kematian bayi mendadak. Di sisi lain, ibu hamil yang aktif merokok juga berkaitan dengan risiko bayi meninggal saat lahir, kehamilan ektopik dan solusio plasenta. \n\n Untuk meraih kehamilan yang sehat, ibu hamil bukan hanya disarankan untuk tidak merokok, namun juga menghindari asap rokok atau perokok pasif. \n\n Menjaga kesehatan dan menjaga kondisi kehamilan merupakan hal penting untuk menggapai kehamilan yang sehat. Jangan pernah ragu untuk melakukan konsultasi kesehatan dengan dokter kandungan, serta jangan pernah menunda-nunda untuk melakukan pemeriksaan rutin selama hamil. Karena bermanfaat agar kondisi kesehatan ibu hamil dan janin senantiasa terpantau dan terjaga. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Galaxy<\/a><\/li>
- 17 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
Amankah Berhubungan Intim Saat Masa Kehamilan?<\/a><\/h3>
Nah, pasti cukup banyak pasangan suami istri yang mempertanyakan hal tersebut. Yuk kita bahas pada artikel ini, apakah aman atau tidak ya? \n\n Berhubungan intim saat hamil sebenarnya dapat dikatakan aman namun dapat juga terbilang tidak aman. Jadi, aman atau tidak nih? Sahabat Hermina, berhubungan intim dapat dikatakan tidak aman saat kandungan ibu hamil bermasalah yang artinya masa kehamilannya memiliki resiko, seperti memiliki riwayat pada proses kelahiran bayi prematur, mengalami perdarahan, dan memiliki riwayat keguguran saat hamil. Namun dapat dikatakan aman jika kehamilan tersebut tidak beresiko, yang artinya pada setiap pemeriksaan kandungan hasilnya selalu dalam keadaan baik. \n\n Kapan saat yang aman untuk berhubungan intim? \n\n \n Trimester 1 sebenarnya aman saja untuk berhubungan intim, namun biasanya keinginan wanita untuk berhubungan intim akan cukup menurun dikarenakan wanita harus beradaptasi dengan berbagai perubahan besar - besaran yang terjadi akibat kenaikan hormon estrogen dan progesteron. \n Pada Trimester 2 dianjurkan untuk berhubungan intim sekitar minggu ke-16 kehamilan, karena hormon dalam tubuh sudah mulai stabil sehingga gejala awal hamil seperti mual, muntah, dan badan lemas sudah mulai mereda. Dianjurkan sebanyak satu kali dalam satu minggu. \n Pada Trimester 3 justru sangat dianjurkan oleh dokter untuk melakukan hubungan intim terutama ketika mendekati waktu kelahiran agar membantu proses pelebaran vagina yang berguna untuk memudahkan persalinan. \n \n\n Apakah boleh mengeluarkan sperma di dalam, saat kehamilan? \n\n Nah, Sahabat Hermina sebenarnya tidak ada halangan untuk mengeluarkan sperma di dalam jika kondisi kehamilan terbilang baik, namun hal ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman. Rasa tidak nyaman tersebut disebabkan karena sperma mengandung protein yang akan membuat rahim berkontraksi. Sehingga dianjurkan untuk tidak mengeluarkan di dalam kecuali pada trimester akhir. \n\n Perlu diketahui juga ya! Bahwa berhubungan intim tidak akan menyakiti janin. Karena janin di dalam kandungan telah terlindungi oleh selaput ketuban, otot rahim dan lendir serviks. Jadi Sahabat Hermina tidak perlu khawatir karena hal tersebut hanya mitos belaka yang berkembang di masyarakat. \n\n Sahabat Hermina, saat menjalani masa kehamilan, sangat diperlukan untuk rajin melakukan konsultasi pada dokter kandungan dan aktif serta jujur akan apa yang dirasakan yaa! Jangan ragu untuk konsultasikan kesehatan kandungan Sahabat Hermina bersama dr. Marliana Ritung, SpOG dokter spesialis kandungan di RS Hermina Galaxy. Buat janji dokter jadi lebih mudah melalui aplikasi Halo Hermina dan melalui Call Center kami di 1500488. Untuk lihat jadwal praktek dokter terupdate, Sahabat Hermina dapat mengakses melalui website resmi RS Hermina di www.herminahospitals.com. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Banyumanik<\/a><\/li>
- 26 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
tanda bahaya kehamilan<\/a><\/h3>
Hai Sahabat Hermina, \nuntuk semua calon ibu dan ayah, yang sedang menanti kelahiran ananda tercinta. Selama kehamilan bisa saja ibu mengalami sesuatu hal yang ternyata adalah tanda bahaya kehamilan. Dalam buku kesehatan ibu dan anak yang didapatkan dari pelayanan kesehatan juga dijelaskan apa saja tanda bahaya ibu hamil. Para ibu bisa membaca dan menanyakan kepada bidan atau tenaga kesehatan yang mendampingi bunda selama hamil. Jika mengalami salah satu atau lebih tanda diantaranya segera datang ke pelayanan kesehatan terdekat ya bunda. \nbuat bunda bunda ni tanda bahaya dalam kehamilan merupakan gejala yang menunjukkan ibu atau bayi yang dikandungnya berada dalam kondisi bahaya. Gejala atau gangguan tersebut dapat terjadi secara mendadak, tanpa menunjukan adanya gejala sebelumnya. \nMacam-macam tanda bahaya kehamilan \n1. Perdarahan pervaginam \nPada masa awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting. Hal ini normal terjadi. Pada awal kehamilan trimester I, perdarahan yang tidak normal adalah perdarahan yang berwarna merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri. Perdarahan ini dapat berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan ektopik \n\n 2. Sakit kepala yang hebat \nSakit kepala yang terjadi dalam 12 minggu terakhir sebelum kelahiran berpusat disekitar kening dan atas mata. Sakit kepala yang menunjukkan masalah yang serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat, sakit kepala dapat bertahan lebih dari 2-3 jam. \n\n 3. Masalah penglihatan \nDikatakan masalah bila penglihatan tiba-tiba kabur dan berbayang, gangguan penglihatan seperti penglihatan ganda, seperti melihat titik-titik atau cahaya, hal ini merupakan gejala dari preeklamsi atau toksemia yang harus segera dilaporkan pada petugas kesehatan. \n\n 4. Bengkak pada daerah muka dan tangan \n\n Hampir setengah dari wanita hamil akan mengalami bengkak tungkai bawah pada usia kehamilan 6 bulan ke atas. Keadaan bengkak ini dapat dikatakan normal, dan dapat hilang dengan sendirinya setelah beristirahat dengan meninggikan kaki. Akan tetapi, bengkak dapat menunjukkan masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain dan bertahan lebih dari 24 jam. Bila dibiarkan, keadaan ini dapat membahayakan ibu dan janin. \n5. Nyeri perut yang hebat \nNyeri perut yang hebat dapat terjadi berupa kejang perut atau nyeri tajam dan menusuk serta disertai rasa hendak pingsan. Gejala ini merupakan gejala dari preeklamsi yang sewaktu waktu dapat menjadi eklamsi dan dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayinya. \n\n 6. Gerakan bayi tidak seperti biasanya \nIbu mulai merasakan gerakan bayinya pada minggu ke-18 sampai ke-20 dalam kehamilan pertama atau 2 minggu lebih cepat pada kehamilan ke dua. Jika ibu tidak merasakan gerakan janin selama 12 jam atau sesudah kehamilan 22 minggu, jika ditemukan hal ini pada ibu hamil, dianjurkan agar ibu cepat ke fasilitas kesehatan \n\n Tanda - tanda bahaya lainnya \nA. Hiperemesis Gravidarum \nKondisi ini terjadi jika ibu hamil mengalami kondisi muntah yang berlebihan dalam kehamilan 1-4 bulan. Muntah dapat terjadi tidak hanya pada pagi hari ataupun setiap makan atau minum. Jika dirasa kondisi muntah berlebih tersebut sudah sampai dalam tahap mengganggu kualitas hidup, sebaiknya segera periksakan kondisi ke fasilitas kesehatan terdekat. \n\n B. Preeklamsi dan Eklamsi \nPreeklamsi adalah penyulit kehamilan yang ditimbulkan oleh kehamilan itu sendiri. Preeklamsi yang masih ringan hanya menunjukkan gejala hipertensi Preeklamsi berat dapat diketahui dengan adanya kenaikan tekanan darah, gangguan penglihatan, dan nyeri epigastrium. Eklamsi dapat diketahui dengan adanya tanda dan gejala, seperti preeklamsi berat disertai adanya kejang \n\n C. Ketuban Pecah Dini \nKetuban pecah dini dapat diketahui dengan adanya hal-hal sebagai berikut: \nKeluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu. Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung \nPecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm. \n\n D. Mola Hidatidosa \nDengan penyebab yang tidak kita ketahui, kehamilan berkembang secara abnormal dan uterus terisi oleh gelembung-gelembung mirip buah anggur. Uterus pada kehamilan mola berukuran lebih besar daripada ukuran untuk usia kehamilan normal. Jantung janin tidak terdengar dan bagian-bagian tubuh janin tidak teraba. Pada keadaan ini bisa ditemukan perdarahan per vaginam yang sedikit dan berwarna gelap \n\n E. Kehamilan Ektopik \nKehamilan ini jarang dapat berlanjut lebih lama dari 6-10 minggu karena lokasi tidak sesuai bagi pertumbuhan plasenta dan tidak adanya tempat yang cukup untuk menampung kehamilan yang berkembang. Tanda dan gejala adalah amenore, perubahan dini pada payudara, pembesaran uterus, kehamilan positif, Akibat yang ditimbukan yaitu rasa nyeri pada abdomen bagian bawah. \n\n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Arcamanik<\/a><\/li>
- 21 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengapa Pemeriksaan Kehamilan Trimester Awal Penting?<\/a><\/h3>
Pemeriksaan kandungan trimester pertama sangat penting dan krusial bagi Ibu dan juga calon bayi untuk memantau kemajuan proses kehamilan demi memastikan kesehatan pada ibu serta tumbuh kembang janin yang ada di dalamnya. Pada usia kehamilan trimester pertama, organ janin seperti sistem saraf, otak, dan jantung sudah mulai berkembang. \n\n \n\n Skrining pemeriksaan trimester bisa dilakukan lebih awal dibandingkan pemeriksaan pra persalinan lainnya. Sehingga Ibu hamil memperoleh hasil laporan di usia awal kehamilan. Pemeriksaan memberikan hasil yang dapat diandalkan dan menunjukan bahwa perkembangan janin Ibu baik-baik saja. \n\n \n\n Jika hasil laporan menunjukan resiko tinggi, pasangan memiliki waktu yang lebih panjang untuk mempertimbangkan pemeriksaan diagnostik lanjutan yang akan dilakukan, mengamati tumbuh kembang janin selama masa kehamilan, pengobatan yang mungkin dilakukan dan memastikan awal kehidupan yang baik untuk tumbuh kembang bayi. \n\n \n\n Pemeriksaan pra kelahiran dibagi 2 (dua), yaitu pemeriksaan non invasif dan pemeriksaan invasif. Pemeriksaan invasif yaitu pemeriksaan diagnostik yang digunakan untuk memastikan kelainan kromosom pada janin. Pemeriksaan invasif dilakukan dengan memasukan jarum ke dalam uterus. \n\n Pemeriksaan invasif yang umum diantaranya Amniocentesis dan Chorionic villus sampling. Amniocentesis adalah prosedur untuk memeriksa sampel cairan ketuban dan prosedur ini dapat disarankan kepada ibu hamil pada usia kehamilan 14–20 minggu. Chorionic villus sampling adalah pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk mendeteksi kelainan genetik pada janin. Pemeriksaan ini dilakukan saat usia kandungan 9.5-12.5 minggu. Pemeriksaan invasif memiliki tingkat resiko keguguran yang lebih tinggi dan komplikasi lain selama kehamilan. \n\n Pemeriksaan non invasif yaitu memiliki tingkat akurasi tinggi yang mendeteksi potensi kelainan kromosom pada janin. Pemeriksaan non-invasif umum diantaranya Nuchal Translucency Ultrasound (adalah pengukuran ketebalan cairan di bagian belakang leher janin yang umumnya dilakukan di usia kehamilan 10 hingga 13 minggu), Combined skrining (skrining gabungan) pada trimester pertama dan kedua (>12 minggu), Multiple marker blood test dilakukan pada pemeriksaan kedua, ketiga dan keempat (13- 18 minggu), NIPT - non invasive prenatal test adalah pemeriksaan pada awal masa kehamilan (prenatal) yang dilakukan secara non invasif untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya kelainan genetik pada janin (10 minggu). Pemeriksaan non invasif hanya memerlukan sebagian kecil sample darah ibu dan tidak memiliki resiko keguguran. \n\n Lakukanlah skrining pada trimester pertama kehamilan agar memiliki waktu lebih banyak untuk merencanakan serta mempersiapkan masalah kesehatan yang mungkin dimiliki janin. \n\n Download aplikasi Hermina Mobile Apps untuk memudahkan akses kesehatan dan pendaftaran ke RS Hermina Arcamanik. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina OPI Jakabaring<\/a><\/li>
- 15 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
PENTINGNYA MELAKUKAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN<\/a><\/h3>
Setiap kehamilan, dalam perkembangannya mempunyai risiko mengalami penyulit atau komplikasi, sehingga pelayanan antenatal harus dilakukan secara rutin, sesuai standar dan terpadu untuk pelayanan antenatal yang berkualitas (Kemenkes, 2010). \n\n Standar Pelayanan Minimal Antenatal Terpadu (10 T) yang harus dieberikan kepada ibu hamil terdiri dari : \n\n a. Timbang berat badan \n\n Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin. \n\n b. Ukur lingkar lengan atas (LiLA) \n\n Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). \n\n c. Ukur tekanan darah \n\n Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah 140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau proteinuria). \n\n d. Ukur tinggi fundus uteri \n\n Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Hasil pengukuran apabila tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu. \n\n e. Hitung denyut jantung janin (DJJ) dan presentasi janin \n\n Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari 160/menit menunjukkan adanya gawat janin. Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Hasil pemeriksaan pada trimester III apabila bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain. \n\n f. Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT) \n\n Ibu hamil harus mendapat imunisasi TT untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum. Ibu hamil diskrining status imunisasi TT-nya pada saat kontak pertama. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuaikan dengan status imunisasi ibu saat ini. \n\n g. Beri tablet tambah darah (tablet besi) \n\n Setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan. Tablet zat besi diberikan sejak kontak pertama untuk mencegah anemia gizi besi. \n\n h. Periksa laboratorium (rutin dan khusus) \n\n Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein dan urin, pemeriksaan kadar gula darah, pemeriksaan darah malaria di wilayah endemis malaria, pemeriksaan tes sifilis di daerah dengan risiko tinggi dan ibu hamil yang diduga Sifilis, pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV, dan pemeriksaan BTA pada Ibu hamil yang dicurigai menderita Tuberkulosis. \n\n Dengan ANC terpadu yang berkualitas, diharapkan semua kehamilan dapat terkawal dengan baik. Sehingga upaya terobosan ini diharapkan menjadi salah satu kunci untuk menurunkan kejadian kesakitan maupun kematian pada ibu maupun bayi. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 15 November 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 21 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 17 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 17 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 24 Juli 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 10 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 21 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 21 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 05 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>