- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 14 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>
Sakit Perut Tak Tertahan Waspada Batu Empedu<\/a><\/h3>
Cholelithiasis atau batu empedu adalah endapan cairan pencernaan yang mengeras yang dapat terbentuk di kantong empedu. \n\n Kantong empedu adalah organ kecil yang terletak tepat di bawah organ hati. Kantong empedu berfungsi menampung cairan pencernaan yang disebut empedu untuk dikeluarkan ke usus. Di Amerika Serikat, 6% pria dan 9% wanita memiliki batu empedu, kebanyakan tanpa gejala (asimptomatik). Pada pasien dengan batu empedu asimptomatik yang ditemukan secara kebetulan, persentase kemungkinan berkembangnya gejala atau komplikasi adalah 1% hingga 2% per tahun. Batu empedu asimtomatik yang ditemukan di kandung empedu biasanya tidak memerlukan pengobatan kecuali jika timbul gejala. Namun, penelitian mengatakan sekitar 20% dari batu empedu asimptomatik ini baru akan menunjukkan gejala selama 15 tahun. \n\n Penyebab Penyakit Batu Empedu \n\n \n Kolesterol Jenuh: Biasanya, empedu dapat melarutkan jumlah kolesterol yang dikeluarkan oleh hati. Tetapi jika hati mengeluarkan jumlah kolesterol yang banyak di luar kapasitas empedu untuk melarutkannya, maka kelebihan kolesterol dapat mengendap dan menjadi kristal. Kristal tersebut kemudian akan terperangkap dalam lendir kandung empedu. Seiring waktu, kristal dapat tumbuh membentuk batu dan menyumbat saluran yang akhirnya menghasilkan penyakit batu empedu. \n Kelebihan bilirubin: Bilirubin, adalah pigmen kuning yang berasal dari pemecahan sel darah merah, akan masuk ke empedu setelah diproses di hati. Kondisi tertentu seperti pada kelainan darah tertentu menyebabkan hati memproduksi banyak bilirubin melalui proses pemecahan hemoglobin/sel darah merah yang selanjutnya menumpuk sehingga dapat terbentuk menjadi batu empedu. \n Hipomotilitas kandung empedu atau gangguan kontraktilitas kandung empedu: Jika kandung empedu tidak mengosongkan secara efektif, empedu dapat menjadi terkonsentrasi dan membentuk batu empedu \n \n\n Gejala Penyakit Batu Empedu \n\n Pasien dengan penyakit batu empedu biasanya datang dengan gejala kolik bilier (episode nyeri hilang timbul pada perut kanan atas yang konstan, tajam, sering diikuti dengan mual dan muntah). Nyeri tersebut muncul saat batu menyumbat pada saluran kandung empedu saat berkontraksi. Saat kantong empedu rileks, batu akan jatuh kembali ke kantong empedu, dan rasa sakit mereda dalam waktu 30 sampai 90 menit. Kontraksi kandung empedu muncul saat ada rangsangan tertentu, seperti saat kita sedang mengkonsumsi makanan berlemak yang mungkin baru akan muncul setelah -+1 jam makan. Frekuensi nyeri bervariasi, tidak selalu muncul setiap hari, dan pada beberapa orang tidak mengeluh nyeri setelah konsumsi makanan berlemak. \n\n Diagnosis Batu Empedu \n\n USG, merupakan pilihan lini peertama untuk penegakkan batu empedu dengan sensitivitas 84% dan spesifisitas 99% dibandingkan dengan metode penegakkan radiologi yang lain. \n\n Pengobatan Batu Empedu \n\n Terkadang pasien bisa mengeluarkan batu empedu tanpa menyadarinya. Kendati demikian, jika pengidapnya kesakitan, dokter kemungkinan akan merekomendasikan pengobatan batu empedu berupa operasi. Dalam kasus yang jarang terjadi, dokter juga dapat merekomendasikan penggunaan obat-obatan. Berikut adalah penjelasan pengobatan batu empedu yang bisa kamu jalani. Berdasarkan prosedur non bedah dan pembedahan: \n\n 1. Perawatan Non-Bedah \n\n Jika operasi tidak sesuai dengan kondisi individu, seperti jika pasien adalah individu yang jauh lebih tua, ada beberapa cara lain yang dapat dokter coba lakukan untuk menyingkirkan batu empedu, antara lain: \n\n Terapi pelarutan oral. Prosedur ini biasanya mencakup penggunaan obat ursodiol dan chenodiol untuk memecah batu empedu. Obat-obatan ini mengandung asam empedu, yang bekerja untuk memecah batu. Perawatan ini paling cocok untuk memecah batu kolesterol isa dan bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk bisa bekerja sepenuhnya. \n\n Litotripsi gelombang kejut. Prosedur ini melibatkan lithotripter sebagai mesin yang menghasilkan gelombang kejut yang melewati seseorang. Gelombang kejut ini dapat memecah batu empedu menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. \n\n Drainase perkutan kandung empedu. Prosedur ini melibatkan penempatan jarum steril ke dalam kantung empedu untuk menyedot (mengeluarkan) empedu. Kemudian, dokter akan memasukkan alat berupa selang untuk membantu drainase tambahan. \n\n 2. Pembedahan \n\n Kolesistektomi, yang merupakan operasi untuk mengangkat kantung empedu. Karena kantung empedu bukanlah organ penting, kamu bisa hidup sehat tanpanya. \n\n Ada dua jenis kolesistektomi: \n\n \n Kolesistektomi Laparoskopi. Dalam prosedurnya, dokter bedah biasanya akan membuat tiga atau empat sayatan pada perut. Kemudian dokter akan memasukkan perangkat kecil yang menyala ke salah satu sayatan, memeriksa batu, dan dengan hati-hati mengeluarkan kantong empedu. \n Kolesistektomi Terbuka. Operasi ini biasanya dokter lakukan ketika kantong empedu meradang, terinfeksi, atau terluka. Operasi ini juga dapat terjadi jika masalah terjadi selama kolesistektomi laparoskopi. \n \n\n Komplikasi Penyakit Batu Empedu \n\n \n Peradangan kantong empedu. Batu empedu yang tersangkut di leher kandung empedu dapat menyebabkan radang kandung empedu (kolesistitis). Kolesistitis dapat menyebabkan rasa sakit dan demam yang parah. \n Penyumbatan saluran empedu. Batu empedu dapat memblokir tabung (saluran) di mana empedu mengalir dari kantong empedu atau hati ke usus kecil. Sakit parah, penyakit kuning dan infeksi saluran empedu dapat terjadi karena kondisi ini. \n Penyumbatan saluran pankreas. Saluran pankreas adalah tabung yang mengalir dari pankreas dan terhubung ke saluran empedu sesaat sebelum memasuki duodenum. Cairan dari pankreas, yang membantu pencernaan, mengalir melalui saluran pankreas. Batu empedu dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran pankreas, yang dapat menyebabkan radang pankreas (pankreatitis). Pankreatitis menyebabkan nyeri perut yang intens dan konstan dan biasanya memerlukan rawat inap. \n Kanker kantung empedu. Orang dengan riwayat batu empedu memiliki peningkatan risiko kanker kantung empedu. Meski begitu, kanker ini sangat jarang terjadi. \n \n\n Jika Anda mengalami tanda dan gejala tersebut dan mencurigai penyebabnya adalah batu empedu, segeralah konsultasikan dengan dokter untuk memastikan diagnosis kondisi yang Anda alami, sehingga pengobatan dapat segera dilakukan. \n\n \n\n Sumber: \n\n Tanaja J, Lopez RA, Meer JM. Cholelithiasis. [Updated 2022 Aug 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470440/ \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 28 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Apa itu Varises ? Bagaimana Agar Tidak Terkena Varises ?<\/a><\/h3>
Varises adalah pelebaran dan pembengkokan vena yang paling sering terjadi pada bagian tubuh bagian bawah atau kaki berwarna kebiruan atau keunguan dengan pelebaran minimal 3 mm bila diukur pada pasien dalam posisi tegak. Faktor risiko dari penyakit ini biasanya karena riwayat keluarga yang memiliki penyakit vena, lebih sering terjadi pada perempuan, usia, obesitas, kehamilan, konstipasi, tumor, dan berdiri terlalu lama. \n\n Gejala-gejala varises meliputi: \n\n \n Muncul di salah satu atau kedua sisi anggota tubuh \n Rasa sakit, terbakar, gatal atau kesemutan \n Bengkak \n Biasanya timbul di malam hari setelah pasien berdiri seharian, akan hilang ketika pasien duduk atau mengangkat kaki \n \n\n Berbagai macam tindakan untuk mengobati varises termasuk perawatan konservatif dan terapi intervensi. \n\n Yang termasuk perawatan konservatif adalah: \n\n \n Merubah gaya hidup dengan menghindari berdiri terlalu lama dan mengejan terlalu lama \n Olahraga \n Tidak menggunakan pakaian yang ketat \n Menghindari faktor risiko kardiovaskular \n Hindari terjadinya pembengkakan di area perifer yaitu pergelangan kaki, kaki, tangan, dan lengan \n Menurunkan berat badan \n Phlebotonics, yaitu terapi oral dan topikal yang dapat meningkatkan tonus vena, meningkatkan hiperpermeabilitas kapiler, dan menurunkan kekentalan darah dengan tujuan mengurangi gejala insufisiensi vena kronis \n \n\n Hal diatas dilakukan apabila tidak ingin melakukan tindakan operatif atau pembedahan, tidak mengingkan intervensi dan pasien yang sedang hamil. \n\n Yang termasuk terapi intervensi adalah: \n\n \n Ablasi termal, yaitu prosedur minimal invasif dengan menghancurkan vena yang rusak menggunakan laser atau gelombang radio \n Skleroterapi Endovenosa yaitu menyuntikkan vena superfisial dengan obat khusus yang menyebabkan penyusutan dan pengempisan hingga varisesnya hilang \n Operasi, tetapi dilakukan apabila setelah ablasi termal dan skleroterapi tidak sembuh juga \n \n\n Dalam penentuan untuk memilih pengobatan yang tepat apabila seseorang mengalami varises dan sudah mengeluhkan rasa sakit atau tidak nyaman harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien. Tujuan dari pengobatan varises adalah untuk meredakan gejala, mencegahnya agar tidak bertambah parah, dan menghindari komplikasi berupa luka atau perdarahan. \n\n Konsultasikan kesehatan anda di RS Hermina Balikpapan, apabila anda memiliki gejala varises seperti yang telah dijelaskan diatas, segera konsultasikan ke dokter spesialis agar dilakukan penanganan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangerang<\/a><\/li>
- 12 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Baru Selesai Melakukan Tindakan Sunat? Ikuti Cara Berikut Agar Luka Sunat Cepat Sembuh!<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina ! Sunat atau yang biasa disebut dengan khitan merupakan tindakan membersihkan atau memotong seluruh ataupun hanya sebagian kulit penutup depan pada penis. Dengan berkembangnya zaman dan teknologi yang ada pada dunia kesehatan, sunat sangat direkomendasikan untuk kesehatan laki-laki dikarenakan dapat mengurangi resiko terkena penyakit menular dan dapat menjaga kebersihan. Umumnya luka sehabis sunat atau khitan memakan waktu sampai 6 minggu. Pada dua minggu pertama sehabis sunat, mungkin akan terasa perih bagi pasien sunat pada area penis. Oleh karena itu, selama 48 jam setelah melakukan sunat area jahit harus dijaga agar tetap kering dan hindari berenang selama dua minggu untuk percepatan pemulihan. \n\n Apa Yang Terjadi Jika Sunat Tidak Dilakukan Dengan Benar? \n\n Meskipun sunat merupakan salah satu tindakan medis yang aman untuk dilakukan, ia tetap memiliki beberapa risiko, contohnya seperti : \n\n \n Iritasi yang terjadi pada ujung penis \n Infeksi \n Rasa sakit \n Pendarahan \n Bereaksi pada obat anestesi \n \n\n Pada beberapa kasus yang sangat jarang terjadi, proses penyembuhan pada kulup yang tidak tembus dengan baik dan bisa menempel pada ujung penis (perekatan penis). Apabila hal tersebut terjadi, maka dokter ataupun orang yang melakukan sunat harus melakukan tindakan atau prosedur sunat lainnya untuk pasien tersebut. \n\n \n\n Beberapa Upaya Agar Proses Pemulihan Luka Sunat Agar Lebih Cepat \n\n Jika dilakukan dengan baik dan benar, sunat atau khitan dapat memberikan manfaat. Supaya pemulihan dapat berlangsung lebih cepat. Untuk bayi yang baru disunat, beberapa cara berikut dapat dilakukan orang tua untuk pemulihan luka sunat dengan cepat, seperti : \n\n \n Mencuci bagian-bagian yang terdapat luka dengan lembut serta keringkan sampai benar-benar kering. \n Mengoleskan salep antobiotiok tiap setelah pergantian popok \n Menggunakan pereda nyeri yang aman untuk bayi serta sudah direkomendasikan oleh dokter \n \n\n \n\n Sementara untuk langkah pemulihan pasca sunat pada orang dewasa, dapat melakukan beberapa langkah pemulihan berikut : \n\n \n Menggunakan pakaian dalam yang longgar agar penis tak tergesek kain, penggunaan pakaian dalam yang terlalu pas bisa menyebabkan ketidaknyaman yang diakibatkan penis tergesek oleh kain. \n Menjaga penis agar tetap bersih dan kering \n Dilarang untuk menggaruk ataupun menarik penis pada masa penyembuhan \n Menghindar aktivitas seksual terlebih dahulu sampai 6 minggu \n Tidak melakukan pekerjaan berat maupun olahraga setelah sunat \n \n\n \n\n Jika setelah melakukan sunat mengalami pendarahan yang parah dan tidak berhenti, kalian dapat memeriksakan diri pada dokter bedah, terutama jika sakit berlanjut seperti kesulitan buang air kecil, pembengkakan sekitar penis, serta penis mengeluarkan nanah. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangerang<\/a><\/li>
- 06 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Penyakit Hirschsprung<\/a><\/h3>
Penyakit Hirschsprung dikenal juga dengan “megakolon kongenital” mempunyai karakter tidak adanya sel ganglion saraf pada dinding usus. Panjang usus yang dapat terkena penyakit Hirschsprung bervariasi. Hilangnya sel ganglion saraf dari dinding usus ini dapat mengakibatkan sumbatan pada usus dan membuat bayi/anak kembung. \n\n \n\n Insidensi \n\n \n 1:5000 kelahiran hidup \n Perempuan = Laki-laki \n Usus yang terkena dari usus rektum hingga usus besar à Dapat menentukan beratnya suatu penyakit Hirschsprung \n \n\n \n\n Apakah pasien dengan penyakit Hirschsprung mempunya kelainan genetik yang lain? \n\n Sebanyak 15-25% bayi/anak yang terlahir dengan penyakit Hirschsprung memiliki kelainan genetik yang lainnya. \n\n \n\n Bagaimana gejala penyakit Hirschsprung dan bagaimana cara menegakkan diagnosis? \n\n \n\n Gejala : \n\n Biasanya gejala terlihat usia 24 jam pertama setelah lahir dengan lambatnya pengeluaran mekonium diikuti perut kembung, sulit buang air besar (BAB), dan muntah berwarna hijau. Saat dilakukan pemeriksaan colok dubur, biasanya akan terjadi pengeluaran gas/mekonium/feses yang menyemprot. \n\n Diagnosis : \n\n Cara menegakkan diagnosa dengan melakukan: \n\n \n Foto polos perut yang memperlihatkan pelebaran usus besar dan rektum yang menyempit \n Pemakaian kontras enema dapat memperlihatkan zona transisi \n Biopsi rektum untuk pemeriksaan patologi dan melihat tidak adanya sel ganglion saraf dan pelebaran syaraf (> 40 mikron) \n \n\n \n\n Komplikasi yang dapat timbul dari penyakit Hirschsprung \n\n Penyakit yang paling sering timbul adalah Hirschsprung associated enterocolitis (HAEC). HAEC biasanya dapat membuat feses berbau lebih masam dengan feses yang cair dan berwarna kelabu. \n\n \n\n Bagaimana terapi pada pasien HAEC? \n\n \n Irigasi rektum \n \n\n Irigasi rektum berfungsi untuk mengurangi pelebaran dari usus saat terjadi penyakit Hirschsprung maupun pada bayi/anak yang mengalami HAEC. Irigasi rektum dilakukan dengan cara memasukkan kateter silikon halus ke anus/dubur. Kemudian diberikan cairan infus yang hangat dan diharapkan dapat membawa keluar feses maupun gas yang tidak dapat keluar karena penyempitan dari usus yang tidak memiliki sel ganglion saraf. Irigasi ini dapat dilakukan secara mandiri oleh keluarga dengan memperhatikan langkah-langkah dan aturan yang sudah diajarkan oleh petugas kesehatan/Dokter. Irigasi rektum dilakukan setiap hari, kali per hari, dan dilakukan hingga cairan yang keluar berwarna jernih. \n\n Pada pasien dengan HAEC, irigasi rektum pertama kali harus dilakukan di pusat kesehatan/ Rumah sakit dan diawasi oleh tenaga kesehatan/Dokter \n\n \n Antibiotik \n Mengatasi dehidrasi \n \n\n \n\n Terapi utama Penyakit Hirschsprung \n\n Terapi utama Penyakit Hirschsprung adalah dengan mengambil usus yang tidak mempunyai sel ganglion saraf dengan cara operasi (pull-through). \n\n Bila bayi/anak dalam keadaan yang belum optimal dilakukan operasi pull-through atau bila usus terlalu lebar untuk dilakukan pull-through maka pilihan utama adalah pengalihan pengeluaran feses dengan kolostomi (penempatan usus di perut). Bila keadaan bayi/anak sudah optimal dan ukuran usus sudah baik untuk dilakukan pull-through, maka operasi dapat dilakukan. \n\n \n\n Komplikasi post pull-through \n\n Bayi/anak dengan Penyakit Hirschsprung sebelum atau sesudah dilakukan operasi utama, dapat terjadi HAEC. Maka orang tua/pengasuh bayi/anak harus terus memperhatikan keadaan bayi/anak. \n\n Komplikasi bisa terjadi cepat atau lambat. \n\n \n\n Jika ada keluhan mengenai penyakit Hirschsprung ataupun ingin konsultasi mengenai gejalaHirschsprung, dan informasi seputar Hirschsprung, dapat mendatangi dokter spesialis Bedah Anak untuk konsultasi serta pemberian informasi mengenai Hirschsprung lebih lanjut. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 12 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Bedah Minimal Nyeri dengan Teknik Laparoskopi: Pengobatan Modern untuk Penyakit yang Efektif dan Aman<\/a><\/h3>
Bedah minimal invasif telah menjadi revolusi dalam dunia bedah modern, termasuk dalam teknik bedah laparoskopi. Teknik ini telah menjadi pilihan yang semakin populer bagi pasien dan dokter karena berbagai manfaat, terutama mengurangi nyeri pasca operasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang bedah minimal nyeri dengan teknik laparoskopi, termasuk definisi, indikasi dan manfaat dalam prosedur ini. \n\n Definisi Bedah Minimal Nyeri dengan Teknik Laparoskopi \n\n Bedah minimal nyeri dengan teknik laparoskopi, atau dikenal juga sebagai bedah laparoskopi adalah prosedur bedah yang dilakukan dengan menggunakan peralatan khusus yang dimasukkan melalui beberapa sayatan kecil di dinding abdomen, tanpa memerlukan sayatan besar yang diperlukan dalam bedah terbuka konvensional. Selama prosedur laparoskopi, dokter menggunakan kamera khusus (laparoskop) yang dimasukkan melalui salah satu sayatan kecil untuk memandu dan melihat area yang akan dikerjakan. Alat bedah khusus juga dimasukkan melalui sayatan lainnya untuk melakukan tindakan yang diperlukan, seperti mengangkat organ, memperbaiki jaringan yang rusak, atau mengangkat tumor. \n\n Indikasi untuk Bedah Minimal Nyeri dengan Teknik Laparoskopi \n\n Bedah minimal nyeri dengan teknik laparoskopi digunakan untuk mengobati berbagai kondisi medis, termasuk tetapi tidak terbatas pada: \n\n \n Penyakit kantung empedu: Laparoskopi kolesistektomi, atau pengangkatan kantung empedu adalah salah satu prosedur laparoskopi yang paling umum dilakukan. Prosedur ini digunakan untuk mengobati penyakit batu empedu, kolesistitis (peradangan kantung empedu), atau komplikasi lain yang melibatkan kantung empedu. \n Hernia: Laparoskopi herni, seperti hernia inguinal (pada daerah pangkal paha) atau hernia ventral (pada dinding abdomen), dapat dilakukan dengan teknik laparoskopi. Proses ini melibatkan penempatan jaringan atau jaringan sintetis untuk memperbaiki celah pada dinding abdomen yang melemah. \n Penyakit usus: Beberapa kondisi usus, seperti penyakit Crohn, kolitis ulseratif, atau divertikulitis, dapat diobati dengan teknik laparoskopi. Ini melibatkan pengangkatan sebagian atau seluruh usus yang terkena. \n Tumor: Laparoskopi dapat digunakan untuk mengangkat tumor pada organ dalam abdomen seperti kista ovarium, tumor rahim, atau tumor hati. \n \n\n Manfaat dari bedah minimal nyeri dengan teknik laparoskopi antara lain: \n\n \n Nyeri pasca operasi yang lebih sedikit: Salah satu manfaat utama dari teknik laparoskopi adalah mengurangi nyeri pasca operasi. Karena sayatan yang digunakan dalam laparoskopi lebih kecil dan lebih dangkal dibandingkan dengan bedah terbuka konvensional, pasien biasanya mengalami nyeri yang lebih sedikit setelah operasi. Hal ini dapat mengurangi kebutuhan akan penggunaan obat penghilang rasa sakit yang kuat dan mempercepat pemulihan pasca operasi. \n Luka yang lebih kecil dan bekas luka yang lebih baik: Dalam laparoskopi, hanya beberapa sayatan kecil yang diperlukan untuk memasukkan alat bedah, sehingga menghasilkan luka yang lebih kecil pada dinding abdomen. Ini dapat mengurangi risiko komplikasi seperti infeksi, perdarahan, dan hernia pada bekas luka. Selain itu, bekas luka yang lebih kecil juga lebih kosmetik dan dapat mengurangi ketidaknyamanan estetik bagi pasien. \n Waktu pemulihan yang lebih cepat: Karena laparoskopi mengurangi trauma pada jaringan di sekitar area yang dikerjakan, pasien biasanya memiliki waktu pemulihan yang lebih cepat dibandingkan dengan bedah terbuka konvensional. Pasien sering dapat pulang lebih cepat dari rumah sakit dan kembali beraktivitas normal lebih cepat, sehingga mengurangi dampak sosial dan ekonomi dari pemulihan pasca operasi. \n Risiko komplikasi yang lebih rendah: Bedah minimal nyeri dengan teknik laparoskopi cenderung memiliki risiko komplikasi yang lebih rendah dibandingkan dengan bedah terbuka konvensional. Karena sayatan yang lebih kecil dan akses yang lebih terbatas ke area yang dikerjakan, risiko perdarahan, infeksi, dan komplikasi lainnya dapat berkurang. \n Keuntungan kosmetik: Dalam laparoskopi, bekas luka yang lebih kecil dan lebih sedikit dapat menghasilkan penampilan kosmetik yang lebih baik dibandingkan dengan bekas luka bedah terbuka konvensional. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri pasien dan mengurangi ketidaknyamanan estetik. \n Pengurangan waktu rawat inap dan biaya: Karena waktu pemulihan yang lebih cepat dan risiko komplikasi yang lebih rendah, laparoskopi dapat mengurangi waktu rawat inap pasien di rumah sakit dan biaya perawatan secara keseluruhan. Hal ini dapat menguntungkan bagi pasien maupun sistem perawatan kesehatan secara keseluruhan. \n \n\n Namun, perlu diingat bahwa tidak semua pasien dan kondisi medis cocok untuk laparoskopi. Keputusan mengenai jenis prosedur bedah yang paling sesuai harus dibuat berdasarkan konsultasi dengan dokter yang berpengalaman dan pertimbangan individual setiap pasien. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pasteur<\/a><\/li>
- 11 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
Nyeri Buang Air Besar ? Awas Mungkin ini Gejala Fistula Ani, atasi dengan Tindakan Metode Laser Proctology FiLAC<\/a><\/h3>
Fistula ani adalah saluran kecil yang terbentuk di antara rektum atau bagian ujung usus besar dengan kulit di dekat anus. Fistula ani biasanya terjadi akibat infeksi di dekat anus yang menyebabkan penumpukan nanah atau abses di jaringan sekitarnya. \n\n Fistula yang terbentuk pada saluran anus tersebut bisa menyebabkan kulit di sekitar lubang anus terhubung dengan saluran anus, sehingga kotoran dapat keluar melalui fistula tersebut. \n\n Gejala akibat fistula ani : \n\n \n Nyeri dan bengkak di sekitar anus \n Adanya perdarahan dari anus \n Tercium adanya bau tajam atau tidak sedap di sekitar kulit anus \n Terbentuknya lubang di kulit dan muncul cairan atau feses dari lubang tersebut \n Kulit kemerahan dan terasa perih akibat iritasi \n \n\n Terdapat beberapa teknik yang bertujuan untuk mempertahankan sfingter ani salah satunya adalah metode FiLAC (Fistula-tract Laser Closure). FiLAC adalah teknik minimal invasif yang digunakan dalam mengobati fistula anorektal. Jaringan yang terkena dihancurkan dan ditutup menggunakan pancaran laser secara radial 360° secara terkendali. Energi laser dikirim ke saluran fistula ani sehingga menginduksi penghancuran epitel fistula dan pemusnahan simultan dari saluran fistula yang tersisa dengan efek penyusutan. Penggunaan serat radial dapat memberikan kontrol yang baik kepada operator dapat digunakan pada jalur yang kompleks. \n\n Keunggulan tindakan FiLAC \n\n \n Waktu operasi lebih singkat \n Luka operasi minimal \n Penyembuhan relatif lebih cepat \n Presisi bedah dinilai lebih baik \n Nyeri pasca operasi berkurang signifikan \n Tingkat kekambuhan lebih sedikit \n Sfingter anus dan jaringan sekitarnya dapat dipertahankan dengan baik \n \n\n Sebagian besar fistula perianal berasal dari abses perianal atau bisul di anus. Karena dianggap sepele atau karena dianggap sudah sembuh atau karena operasi yang kurang bersih maka Fistula perianal ini tumbuh subur. Akibatnya membentuk muara di kulit sekitar anus yang selalu basah berbau dan gatal. Yuk segera konsultasikan kesehatan Anda, jika mengalami gejala seperti diatas kepada Dokter Spesialis Bedah di RS Hermina Pasteur. Untuk melakukan Appointment dapat melalui website, Aplikasi Halo Hermina atau dapat melalui Call Center 1500 488 \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciputat<\/a><\/li>
- 30 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
Waspada Bahaya dan Kenali Penyebab Benjolan Payudara<\/a><\/h3>
Benjolan atau tumor payudara merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian terbanyak pada wanita. Tumor payudara secara definisi merupakan suatu benjolan abnormal yang tumbuh tidak pada tempatnya yaitu pada payudara. \n\n \n\n Penyebab Tumor Payudara \n\n Penyebab tumor payudara itu sendiri adalah multifaktorial, yang bisa kita nilai adalah faktor resikonya. Faktor resiko tumor payudara dapat kita bagi menjadi dua, yaitu faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor resiko tumor payudara yang tidak dapat dimodifikasi adalah jenis kelamin, jenis kelamin wanita lebih memiliki resiko terkena tumor payudara dibanding laki-laki meskipun tidak menutup kemungkinan laki-laki juga dapat mengalami tumor payudara. Selain itu faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia dan juga ras. Sedangkan faktor resiko tumor payudara yang dapat dimodifikasi adalah gaya hidup seperti berat badan yang berlebih, pola makan, kebiasaan jarang berolahraga. \n\n \n\n Benjolan pada payudara sering dikaitkan dengan keganasan atau kanker, padahal tidak semua benjolan pada payudara merupakan suatu keganasan atau kanker. Benjolan pada payudara ada yang bersifat jinak dan ada yang bersifat ganas. Benjolan payudara yang bersifat jinak pertumbuhannya lambat dan biasanya memiliki bentuk benjolan yang bisa digerakkan. Kebalikan dari itu, benjolan yang bersifat ganas pertumbuhannya lebih cepat dan bentuk benjolannya keras tidak bisa berpindah atau bergerak. \n\n \n\n Benjolan payudara yang perlu diwaspadai atau dicurigai merupakan suatu keganasan: \n\n \n \n Membesarnya cepat \n \n \n Timbul nyeri yang menetap \n \n \n Lama kelamaan ada perubahan pada bentuk payudara seperti permukaan kulit payudara yang seperti kulit jeruk \n \n \n Keluar cairan kemerahan pada puting susu \n \n \n Luka borok pada payudara pada payudara yang ada benjolan \n \n \n\n \n\n Apabila Sahabat Hermina menemukan ada benjolan pada payudara, jangan terlalu panik dan segeralah menuju fasilitas kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan apakah benar ini merupakan suatu benjolan atau bukan. Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang seperti USG atau mamografi untuk dapat menegakkan diagnosa dengan tepat dan dapat melakukan penanganan yang tepat dan cepat. Sehingga komplikasi kanker yang kemungkinan akan muncul dapat dihindari. \n\n \n\n Butuh pemeriksaan patologi anatomi atau biopsi untuk menentukan apakah jenis benjolan payudara merupakan suatu keganasan atau tidak. Sampel jaringan pada benjolan di ambil dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium di laboratorium patologi anatomi. Namun masih banyak masyarakat yang takut melakukan pemeriksaan ini. Padahal apabila dilakukan lebih dini maka diagnosa dan penanganan akan dilakukan lebih cepat dan tepat sehingga semakin tinggi peluang kesembuhannya. \n\n \n\n Simak penjelasan selengkapnya di Hermina Podcast pada link berikut! (klik disini) \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciledug<\/a><\/li>
- 24 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
Duduk terlalu lama bisa sebabkan Ambeien ? Yuk Kenali Faktor Resikonya<\/a><\/h3>
Ambeien adalah pembesaran atau pembengkakan pembuluh darah vena di sekitar bagian luar anus atau rektum. Banyak hal yang dapat menyebabkan ambeien. Namun, pada umumnya wasir disebabkan karena kesulitan buang air besar. \n\n Ada juga faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami wasir, yaitu: \n\n \n Kurang asupan serat, sehingga pencernaan Anda kurang lancar dan mengalami kesulitan saat buang air besar. \n Kegemukan \n Penuaan, semakin tua usia Anda, jaringan ikat di sekitar rektum dan anus menjadi lemah. \n Kehamilan, janin yang ada dalam rahim dapat menempatkan tekanan pada perut, sehingga pembuluh darah di rektum dan anus bisa membesar. \n \n\n Apakah benar duduk terlalu lama menyebabkan ambeien? \n\n Kebanyakan duduk dalam sehari atau mempunyai gaya hidup sedenter juga dapat menyebabkan Anda mengalami sembelit atau kesulitan buang air besar. Hal tersebut dapat membuat Anda menempatkan lebih banyak tekanan pada pembuluh darah vena di sekitar anus. Sehingga, akhirnya Anda dapat mengalami wasir. Jadi, duduk terlalu lama dapat menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko wasir secara tidak langsung, terutama saat Anda duduk lama di toilet. Jika Anda memang sedang menderita ambeien, duduk terlalu lama juga dapat membuat ambeien Anda bertambah buruk. \n\n Hal lain yang dapat Anda lakukan untuk mencegah wasir adalah sebagai berikut. \n\n \n Makan banyak serat dalam sehari. \n Minum banyak air. \n Jangan pernah menahan atau mengulur waktu saat ingin buang air besar. \n Jangan tegang atau menahan napas (mengejan) saat buang air besar. \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangerang<\/a><\/li>
- 23 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kapan dan Apa Saja Yang Disiapkan Untuk Melakukan Operasi Usus Buntu? Cari Tahu Lebih Dalam Disini!<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina ! Usus buntu adalah bagian tubuh manusia bagian dalam yang berwujud seperti kantong yang mirip dengan jari dan menyembul dari usus besar. Sedangkan operasi usus buntu merupakan salah satu dari prosedur medis yang bertujuan untuk pengangkatan appendix atau dalam bahasa Indonesia Usus Buntu. Prosedur medis ini dilakukan jika usus buntu telah terkena infeksi dan mengakibatkan timbulnya gejala penyakit radang usus buntu, operasi usus buntu merupakan cara efektf untuk mencegah infeksi serta peradangan pada usus buntu. \n\n Pada radang usus buntu, gejala primer yang dialami oleh penderita adalah sakit atau nyeri pada perut bagian kanan bawah. Nyeri yang dirasakan dapat bertambah parah dan melebar ke seluruh perut begitu juga pada saat bergerak penderita akan merasakan sakit yang cukup perih. Berikut merupaka keluhan lain pada radang usus buntu selain nyeri pada perut : \n\n \n Selera makan yang berkurang \n Perut terasa kembung \n Demam \n DIare \n Muntah atau mual \n \n\n \n\n Kapan waktu yang tepat radang usus buntu harus dioperasi? Radang usus buntu dapat mengakibatkan infeksi yang menjalar ke seluruh rongga perut dikarenakan keluarnya isi yang ada pada usus ke rongga perut. Maka dari itu, radang usus buntu harus cepat ditangani dikarenakan pecahnya usus buntu dapat mengakibatkan kematian. Berikut adalah alasan mengapa operasi usus buntu direkomendasikan standar penanganan : \n\n \n Usus buntu jika diangkat tidak menimbulkan masalah kesehatan yang signifikan dikarenakan usus buntu tidak memiliki peran yang jelas untuk kelangsungan hidup. \n Risiko timbulnya radang usus akan besar jika radang usus buntu di terapi tanpa melakukan tindakan operasi, contohnya seperti memakai antibiotik. \n \n\n \n\n Karena hal-hal yang disebutkan diatas, seringkali dokter mengusulkan untuk apendektomi atau opeasi pengangkatan usus buntu untuk mengatasi peradangan yang terjadi pada usus buntu. \n\n Apa saja yang harus disiapkan jika ingin menjalani operasi usus buntu? Biasanya pasien akan memberikan beberapa informasi penting terlebih dahulu seperti apa saja obat-obatan yang dikonsumsi, terapi apa yang sedang dijalani, dan apakah sedang mengidap penyakit lain. Sebelum memulai operasi biasanya pasien diberitahu apa saja yang harus di siapkan dan harus melakukan puasa selama 8 jam sebelum memulai operasi. Berikut adalah hal-hal yang harus dilakukan menjelang pelaksanaan operasi usus buntu : \n\n \n Menggunakan pakaian khusus yang disediakan oleh rumah sakit \n Melepaskan seluruh aksesoris dan perhiasan yang digunakan pada seluruh tubuh \n Memotong rambut pada tempat yang aka dijadikan pembedahan \n Tiduran pada meja operasi, selanjutnya dokter akan memberikan infus yang diberi cairan intravena \n Selanjutnya diberi bius total dan dokter akan mulai melaksanakan operasi usus buntu \n \n\n \n\n Setelah operasi berhasil dilaksanakan, tempat sayatan pada kulit dan otot pada perut akan disambungkan kembali dengan cara dijahit, setelah itu ditutup dengan perban agar tidak terjadi infeksi. Disaat proses operasi usus buntu berlangsung, seluruh kondisi tubuh akan dipantau terus oleh dokter anastesi dan proses pembedahan dilakukan oleh dokter bedah. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciputat<\/a><\/li>
- 02 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
Apakah Bahaya Ambeien Saat Hamil?<\/a><\/h3>
Seperti diketahui pada wanita hamil dijumpai dan merupakan keadaan yang fisiologis menyertai kehamilan. betul karena jarang menimbulkan keluhan maka biasanya sering terabaikan saat pemeriksaan antenatal betul ya dokter sehingga seringkali penderita datang sudah mengalami komplikasi seperti perdarahan dan nyeri dan itu seharusnya bisa kita antisipasi pas saat awal kehamilan \n\n \n\n Selain itu, melahirkan secara normal juga menjadi keinginan kebanyakan wanita hamil. Karena wasir atau hemoroid ini salah 1 resiko untuk kontra indikasi terjadinya kelahiran normal. Apabila kita antisipasi dari awal maka seharusnya Ibu tetap bisa melahirkan secara normal. \n\n \n\n Karena tidak semua Ibu Hamil itu menderita hemoroid. Namun, salah 1 faktor predisposisi terjadinya hemoroid pada wanita itu adalah pada kehamilan dan itu yang harus diawasi. \n\n \n\n Tanda-tanda Hemoroid: \n\n \n \n Terjadi perdarahan misalnya pada saat buang air besar muncul darah yang menetes berwarna merah segar \n \n \n Mulai timbul benjolan pada saat buang air besar \n \n \n Pada kasus hemoroid yang sudah cukup besar biasanya muncul bercak pada pakaian dalamnya \n \n \n Dan pada kasus hemoroid yang lebih parah biasanya sudah mulai timbul nyeri, kesakitan, dan mulai bengkak pada anus \n \n \n\n \n\n Hemoroid pada dasarnya tidak berbahaya ya untuk kehamilan artinya benjolan yang ada di anus tidak akan membahayakan janin. Namun, yang membahayakan adalah apabila pendarahannya menimbulkan anemia yang menjadi salah satu pemberat kondisi ibu hamil. \n\n \n\n Kenapa Ibu Hamil Beresiko mengalami Hemoroid? \n\n Pada saat hamil, ada peningkatan hormon-hormon kehamilan yang mengakibatkan volume darah bertambah dan mengakibatkan pembuluh darah menjadi melebar. Sehingga pembuluh darah yang melebar tersebut dapat menyebabkan wasir atau hemoroid tersebut. \n\n Selain itu, pada ibu hamil terjadi peningkatan hormon progesteron, progesteron mempunyai efek yang membuat relaksasi otot termasuk gerakan ususnya yang jadi lambat, akibat gerakan usus yang lambat mengakibatkan buang air besar menjadi susah dan mengharuskan Ibu Hamil mengejan saat buang air besar. \n\n \n\n Selain pengaruh hormon kondisi janin yang membesar juga akan menambah tekanan di daerah panggul dan pembuluh darah di sekitar anus yang mengakibatkan gangguan pembuluh darah balik, akibatnya terjadi pelebaran pembuluh darah di anus. \n\n \n\n Penatalaksanaan Hemoroid pada Kehamilan \n\n Pada ibu hamil disarankan untuk tetap banyak makan makanan yang berserat. Tidak semua hemoroid pada ibu hamil harus di operasi, pada umumnya hemoroid pada ibu hamil itu bersifat sementara. Setelah melahirkan dalam waktu 1-2 bulan hemoroid akan regresi atau menghilang dengan sendirinya. Operasi dilakukan apabila hemoroid sudah mengakibatkan anemia atau hemoroid yang sudah besar sehingga Ibu Hamil mengalami kesakitan. \n\n \n\n Pencegahan Hemoroid pada Ibu Hamil \n\n \n \n Ibu hamil itu harus banyak makanan berserat seperti buah, agar-agar, chia seed dan minum air putih yang banyak \n \n \n Ibu hamil juga tetap rajin berolahraga, karena salah 1 penyebab ibu hamil susah buang air besar karena pengaruh progesteron, dengan olahraga gerakan usus tetap dipertahankan normal, konsultasikan ke dokter kandungan untuk jenis olahraga yang aman dilakukan sesuai kondisi masing-masing \n \n \n Ibu hamil jangan terlalu banyak lama dan tidak terlalu lama berdiri \n \n \n Senam hamil, senam kegel juga bisa membantu untuk memperkuat otot otot di daerah panggul sama di sekitar kanalis analis \n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Purwokerto<\/a><\/li>
- 22 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Gejala Kanker pada Anak, Orang Tua Wajib Tahu!<\/a><\/h3>
Penyakit kanker tidak hanya menyerang orang dewasa saja, anak-anak juga bisa mengalaminya. Sebagai orang tua, sebaiknya kita mengenali tanda-tanda kanker pada anak karena umumnya kondisi ini hampir sulit terdeteksi. \n\n Berbeda dengan orang dewasa, anak cenderung kesulitan dalam mengutarakan rasa sakit yang dialaminya. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, dari 175.000 anak di dunia didiagnosis kanker, lalu 90.000 di antaranya meninggal dunia. Bahkan, kanker merupakan penyebab kematian kedua terbesar pada anak usia 5-14 tahun. \n\n Ciri-ciri penyakit kanker pada anak hampir mirip dengan gangguan kesehatan lainnya. Namun, pada pasien kanker, biasanya kondisinya cenderung menetap, sering terjadi secara berulang, dan tidak kunjung hilang. Berikut beberapa gejala kanker yang umum dijumpai pada anak: \n\n \n\n \n Demam Berulang Tanpa Alasan yang Jelas \n \n\n Demam memang kondisi kesehatan yang wajar dialami anak-anak sebagai mekanisme alami tubuh dalam melawan infeksi. Ketika anak mengalami demam, maka sistem kekebalan tubuh si Kecil sedang bekerja. Biasanya, anak akan demam ketika terkena infeksi, sesudah imunisasi, atau akibat perubahan cuaca. Tetapi ada gejala demam yang perlu orang tua khawatirkan, yaitu demam yang terjadi berulang dan tanpa alasan yang jelas. Hal ini bisa menjadi ciri-ciri leukemia pada anak. \n\n \n\n \n Perdarahan yang Terjadi Tiba-tiba \n \n\n Apakah si Kecil selalu mengalami mimisan atau perdarahan lain yang terjadi secara tiba-tiba? Jika mimisan terlalu sering terjadi, setidaknya sampai 5 kali dalam satu bulan, sebaiknya patut diwaspadai karena bisa mengarah pada kanker. \n\n Ada tiga jenis kanker pada anak maupun orang dewasa, yang ditandai dengan perdarahan yang terjadi tanpa alasan, yaitu leukemia (kanker darah), limfoma (kanker kelenjar getah bening), dan karsinoma nasofaring. \n\n \n\n \n Benjolan di Beberapa Anggota Tubuh Anak \n \n\n Tanda kanker pada anak berikutnya yaitu munculnya benjolan atau pembengkakan di beberapa area tubuh, seperti leher, perut, dada, dan bisa juga di tempat-tempat yang tidak biasa di tubuh anak. \n\n Kondisi ini terjadi karena pembesaran kelenjar getah bening yang menjadi gejala awal kanker limfoma non-hodgkin. \n\n \n\n \n Penurunan Berat Badan Tanpa Alasan \n \n\n Anak dengan penyakit kanker sering mengalami penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas. Hal ini karena kanker membuat anak menjadi berkurang nafsu makan, mengalami mual, dan sering muntah. Alhasil, mereka kehilangan berat badan dalam waktu cepat. \n\n \n\n \n Sering Sakit Kepala dan Muntah \n \n\n Sakit kepala yang seringkali disertai muntah di pagi hari adalah tanda-tanda kanker yang harus diwaspadai. Kondisi ini menjadi tanda kanker otak dan kanker sarkoma jaringan lunak pada anak. \n\n Selain terjadi di pagi hari, sakit kepala sebagai tanda kanker bisa menyerang anak berulang tanpa henti dan tak kenal waktu. \n\n \n\n \n Kondisi lain yang sulit dijelaskan \n \n\n Selain kondisi di atas, ada beberapa gejala kanker pada anak yang tidak pernah dialami anak sebelumnya. Berikut ini beberapa diantaranya: \n\n \n Buang air kecil disertai darah \n Sakit perut atau bengkak yang tidak juga hilang \n Anak sering terbangun di malam hari karena rasa sakit pada tubuhnya, terutama punggung atau tulang \n Kejang tanpa sebab \n Perubahan perilaku dan suasana hati \n Terlalu sering mengalami memar, ruam bintik-bintik merah atau ungu kecil di tubuhnya. \n Imunitas menurun sehingga sering terkena infeksi atau gejala seperti flu \n Sering sesak nafas \n \n\n \n\n Itulah gejala-gejala kanker pada anak yang wajib Sahabat Hermina waspadai. Pastikan untuk menjaga Si Kecil dari hal-hal yang dapat mengaktifkan sel-sel kanker di dalam tubuhnya. Hindarkan pula Si Kecil dari paparan asap rokok, asbes di rumah, dan radiasi elektronik. Apabila Sahabat Hermina menemukan beberapa gejala diatas pada Si Kecil, segera konsultasikan ke Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Hermina Terdekat. \n\n Referensi : https://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/kenali-gejala-dini-kanker-pada-anak#_ftn1 \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Balikpapan<\/a><\/li>
- 21 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kenali apa itu Hernia<\/a><\/h3>
Turun berok, atau dalam istilah medis dikenal sebagai hernia seringkali terjadi, dan sesungguhnya dapat diobati. Hernia dapat dialami oleh pria maupun wanita. Yuk kita kenali apa itu Hernia, Sahabat Hermina. \n\n Definisi Hernia itu sendiri adalah suatu penonjolan / protrusi isi (viscus) suatu rongga melalui defek / bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan \n\n Hernia terdiri : cincin, kantong, isi hernia. \n\n Pembagian berdasarkan terjadinya : \n\n Hernia kongenital : H.diafragmatika, H.inguinalis lateralis, dll. \n\n Hernia akuisita : H.femoralis, H.inguinalis medialis, H.insisional, dll. \n\n Penyebab hernia kongenital adalah prosesus vaginalis peritoneum persisten, biasanya terjadi pada bayi dan anak. \n\n Sedangkan pada Hernia akuisita , didapat faktor penyebab seperti prosesus vaginalis yang tetap terbuka, peninggian tekanan intraabdomen dan kelemahan otot dinding perut. \n\n Pada pasien hernia, biasanya memiliki keluhan benjolan di lipat paha yang timbul hilang, muncul bila tekanan Intra abdomen meningkat (seperti mengedan, angkat beban berat), menghilang saat berbaring / reposisi manual. \n\n Keluhan seperti nyeri, muntah, atau timmbul gejala sistemik apabila sudah inkarserata atau strangulasi (isi kantong hernia berupa usus yang terlilit dan rusaknya aliran darah pada usus tersebut). \n\n Hernia Inguinalis Lateralis biasanya berbentuk benjolan lonjong di inguinal (lipat paha) yang berjalan dari kraniolateral ke kaudomedial (atas kebawah) \n\n Hernia Inguinalis Medialis biasanya berbentuk benjolan oval/bulat. \n\n \n\n \n\n Pengobatan \n\n Hernia merupakan salah satu dari banyak penyakit yang hanya bisa diobati dengan operasi. Indikasi operasi ada begitu Diagnosis ditegakkan. \n\n Pada pasien dewasa tindakan operasi dapat berupa Herniorrhapy : herniotomi + hernioplasti \n\n Herniotomi : kantong dibuka, isi didorong ke rongga abdomen, kantong proksimal dijahit ikat setinggi mungkin lalu dipotong \n\n Hernioplasti : memperkecil anulus internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis \n\n Jenis hernioplasti : Bassini, Halstedt, McVay, Shouldice, Fergusson, Tension Free Hernioplasty \n\n Pada pasein anak, tindakan berupa herniotomi. \n\n Bila ada keluarga, kerabat, bahkan Anda sendiri merasa pernah mengalami keluhan ini, ketahuilah bahwa Anda tidak sendirian, dan tidak perlu menderita dengan berdiam diri. Silakan datang menemui dokter Bedah Umum yang selayaknya dapat memberikan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat untuk Anda. \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 21 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 22 Februari 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 02 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 23 Maret 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 24 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 30 April 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 11 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Mei 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 06 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 12 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 28 Juni 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 14 Agustus 2023<\/li><\/ul><\/div>