- Hermina Galaxy<\/a><\/li>
- 07 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Khawatir Imunisasi Si Kecil Tertunda ? Yuk Imunisasi Kejar<\/a><\/h3>
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Permenkes RI 12, 2017). \n\n Tujuan imunisasi terutama untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Menurut Permenkes RI (2017), program imunisasi di Indonesia memiliki tujuan umum untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Sedangkan, tujuan khusus dari imunisasi ini diantaranya, tercapainya cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) pada bayi sesuai target RPJMN (target tahun 2019 yaitu 93%), tercapainya Universal Child Immunization/UCI (prosentase minimal 80% bayi yang mendapat IDL disuatu desa/kelurahan) di seluruh desa/kelurahan, dan tercapainya reduksi, eliminasi, dan eradikasi penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. \n\n Saat ini, angka kematian anak di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan Negara maju dan Negara di Asean lainnya. Sebanyak 28 persen kematian disebabkan oleh diare (54 persen diare pada balita disebabkan oleh infeksi rotavirus) dan 20 persen lainnya disebabkan oleh radang paru/pneumonia. Pneumonia dapat disebbkan oleh berbagai kuman patogen di antaranya kuman HiB dan Pneumokokus. \n\n Faktanya, masih sering dijumpai anak yang belum atau terlambat mendapatkan imunisasi. Apalagi pada saat pandemi seperti sekarang. Beberapa anak sudah divaksin tetapi serial imunisasinya terputus. Namun, hal ini tidak menjadi hambatan untuk melanjutkan atau mengejar imunisasi. \n\n Imunisasi yang telah diberikan sebelumnya sudah menghasilkan antibodi, meskipun kadarnya belum optimal atau mencapai kadar proteksi untuk kurun waktu yang panjang. Oleh karena itu, imunisasi kejar tetap perlu dilakukan. \n\n Tujuannya untuk mencapai kadar proteksi individu terhadap penyakit, sehingga dapat menekan kejadian berbagai penyakit yang sebenarnya dapat dicegah. \n\n \n\n Kelompok Umur Imunisasi \n\n Pada bayi baru lahir sampai usia 12 bulan, imunisasi dasar wajib dipenuhi untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit yang berbahaya pada awal masa anak. Utamakan vaksin kombinasi pada imunisasi dasar dan selesaikan imunisasi dasar sebelum 12 bulan. Saat anak berusia 1-4 tahun, imunisasi ulangan bertujuan untuk memperpanjang masa kekebalan imunisasi dasar tersebut. Masa ini juga berfungsi untuk melengkapi imunisasi yang belum lengkap (catch up immunization). Imunisasi simultan bisa diberikan saat catch up. Imunisasi simultan adalah pemberian beberapa vaksin yang terpisah dalam beberapa injeksi dalam satu kali kunjungan. Imunisasi simultan tersebut diberikan dengan menyuntikkan dua jenis imunisasi di bagian tubuh yang berbeda. Imunisasi diulang pada usia sekolah (5-12 tahun) dan usia remaja 13-18 tahun sambil melengkapi imunisasi. Tabel di bawah adalah jadwal imunisasi terbaru (2020) dari IDAI. Kolom kuning menandakan imunisasi kejar. \n\n \n\n Sahabat Hermina, pemberian imunisasi yang tidak sesuai jadwal atau belum lengkap bukan merupakan hambatan untuk melanjutkan imunisasi. Oleh karena itu, jika ada imunisasi yang belum diberikan sesuai jadwal atau tertunda, pemberian imunisasi harus secepatnya diberikan. Kami tunggu kehadirannya untuk imunisasi sang buah hati di RS Hermina Galaxy, salam sehat \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Galaxy<\/a><\/li>
- 07 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Solusi Merapikan Gigi dengan Perawatan Ortodonti<\/a><\/h3>
Semakin berkembangnya ilmu ortodontik, semakin banyak orang yang ingin memperbaiki gigi yang tidak teratur. Ketidakberaturan gigi merupakan problema bagi beberapa individu karena dapat mengganggu fungsi pengunyahan, penelanan, bicara, dan gangguan temporomandibular joint (sendi rahang). \n\n Ketidakberaturan gigi juga merupakan faktor penyebab untuk terjadinya penyakit-penyakit periodontal akibat dari kebersihan gigi dan mulut yang buruk. Hal ini juga dapat berpengaruh pada penampilan wajah dan dapat mempengaruhi psikologis penderita. \n\n Perlu Sahabat Hermina ketahui, sebelum pemasangan kawat gigi ada beberapa tahapan yang harus dilewati. Berikut tahapan dalam pemasangan kawat gigi: \n\n 1. Cetak Gigi \n\n Cetak gigi berguna untuk menghitung ruang pada mulut dan gigi. \n\n 2. Rontgen Gigi \n\n Hasil rontgen gigi berguna untuk mendeteksi masalah yang tidak bisa terlihat pada saat pemeriksaan visual. \n\n 3. Perawatan Pendahuluan (Tambal dan Scalling) \n\n Sebelum melakukan pemasangan kawat gigi, harus dipastikan bahwa gigi bersih dari karang gigi maupun gigi berlubang. Biasanya akan dilakukan penambalan untuk gigi berlubang. \n\n 4. Cabut Gigi (Bila Diperlukan) \n\n Jika kondisi gigi ada yang perlu dicabut, maka terlebih dahulu gigi tersebut akan dicabut. \n\n 5. Pemasangan Alat Ortho Lepasan/Cekat \n\n Setelah semua prosedur telah dilakukan, dokter siap dan bisa memasangkan kawat gigi sesuai dengan kebutuhan dan pilihan. \n\n 6. Kontrol Rutin \n\n Setelah memakai kawat gigi, Sahabat Hermina sebaiknya dan seharusnya melakukan kontrol rutin secara berkala. \n\n \n\n Memakai kawat gigi bukan berarti selesai, Sahabat Hermina. Diperlukan perawatan yang rajin dan rutin agar tidak terjadi masalah pada kesehatan gigi dan mulut. Berikut ini tips merawat kawat gigi dengan benar: \n\n \n Sebaiknya gunakan sikat gigi khusus orthodontik atau sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut \n Sikat gigi lebih lama dari biasanya \n Sikat sela-sela gigi (area antara gigi dengan behel) dapat mencegah plak dan bau mulut \n Hindari mengonsumsi makanan yang keras dan lengket \n Hindari makanan yang berdampak karies gigi yaitu yang mengandung gula tinggi \n Berkumur dengan obat kumur yang mengandung fluoride, yang dapat mencegah terjadinya karies gigi \n \n\n \n\n Sahabat Hermina, jangan ragu untuk konsultasikan masalah kesehatan gigi, termasuk perawatan ortodonti dengan dokter gigi spesialis ortodonsia di RS Hermina Galaxy ya. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bitung<\/a><\/li>
- 07 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Meningkatkan Sistem Kekebalan untuk Melawan Penyakit dan Virus COVID-19<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, menjaga kekebalan tubuh sangat penting untuk melawan penyakit di dalam tubuh, apalagi dalam kondisi pandemi COVID-19. Secara keseluruhan, sistem kekebalan tubuh Anda melakukan pekerjaan yang luar biasa membela Anda dari mikroorganisme penyebab penyakit. Namun, kadang-kadang gagal, sebuah kuman menyerang berhasil dan membuat Anda sakit. \n\n Apakah mungkin untuk campur tangan dalam proses ini dan membuat sistem kekebalan tubuh Anda lebih kuat? Bagaimana jika Anda memperbaiki pola makan? Mengonsumsi vitamin tertentu atau obat herbal? Membuat perubahan gaya hidup lainnya dengan harapan menghasilkan respon imun yang hampir sempurna? \n\n Ide untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh memang menarik, tetapi kemampuan untuk melakukannya telah terbukti sulit dipahami karena beberapa alasan. Sistem kekebalan tubuh adalah suatu sistem. Untuk berfungsi dengan baik, membutuhkan keseimbangan dan harmoni. Masih banyak yang peneliti tidak tahu tentang seluk-beluk dan keterkaitan respon imun. \n\n Peneliti mengeksplorasi efek dari diet, olahraga, usia, stres psikologis, dan faktor lainnya pada respon kekebalan tubuh, baik pada hewan dan manusia. Sementara itu, secara umum strategi hidup sehat adalah cara yang baik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda. \n\n \n\n Mengadopsi Strategi Hidup Sehat \n\n Baris pertama pertahanan adalah memilih gaya hidup sehat. Mengikuti pedoman menjaga kesehatan yang baik adalah langkah terbaik yang dapat diambil untuk menjaga sistem kekebalan tubuh yang kuat dan sehat. Setiap bagian tubuh Anda, termasuk sistem kekebalan tubuh, akan berfungsi lebih baik ketika terlindung dari serangan lingkungan dan didukung oleh strategi hidup sehat seperti: \n\n \n Tidak merokok \n Konsumsi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, dan rendah lemak jenuh \n Berolahraga secara teratur \n Menjaga berat badan yang sehat \n Kontrol tekanan darah \n Kurangi atau minum sedikit saja alkohol \n Dapatkan tidur yang cukup \n \n\n \n\n Ikuti juga protokol kesehatan untuk menghindari penyebaran penyakit, seperti rajin mencuci tangan dengan sabun pada air bersih yang mengalir dan memasak daging secara menyeluruh sampai benar-benar matang. \n\n Sahabat Hermina juga bisa melakukan tes skrining medis yang rutin secara berkala sesuai kategori risiko yang dimiliki. Tidak perlu ragu untuk datang ke rumah sakit dan konsultasikan masalah kesehatan Anda. Salam sehat. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Padang<\/a><\/li>
- 07 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Gejala Awal Kanker Paru-paru<\/a><\/h3>
Kanker paru adalah pertumbuhan abnormal pada jaringan paru. Kanker Paru banyak menyerang laki-laki dibandingkan perempuan, orang yang memiliki kebiasaan merokok, dan merupakan satu dari tiga jenis kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia. \n\n Walaupun sering terjadi pada perokok, kanker paru-paru juga bisa terjadi pada orang yang bukan perokok, terutama pada orang yang sering terpapar zat kimia di lingkungan kerjanya atau terpapar asap rokok dari orang lain. \n\n Angka kasus kanker paru di Indonesia berdasarkan data Globocan 2018 yaitu sebesar 19,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 10,9 per 100.000 penduduk. \n\n Kebiasaan merokok merupakan penyebab utama kanker paru-paru, sehingga sebagian besar penderitanya adalah perokok aktif. Meskipun demikian, orang yang tidak merokok juga dapat terkena kanker paru-paru. Faktor utama yang membuat seseorang dapat terkena kanker paru adalah: \n\n \n Menghirup asap tembakau (rokok, pipa, atau cerutu) \n Berusia di atas 40 tahun \n Memiliki kontak dengan zat polutan seperti radon (suatu gas radioaktif), asbes, arsenikum, khrom, nikel dan polusi udara \n Memiliki anggota keluarga yang menderita kanker paru \n \n\n \n\n Gejala Kanker Paru-Paru \n\n Semakin awal diketahui, keberhasilan pengobatan juga semakin tinggi. Namun sayangnya, kanker paru-paru sering tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Gejala baru muncul ketika tumor sudah cukup besar atau kanker telah menyebar ke jaringan dan organ sekitar. Sejumlah gejala yang dapat dirasakan penderita kanker paru-paru adalah: \n\n \n Batuk yang bertambah parah atau tidak kunjung sembuh \n Suara yang parau \n Kesulitan bernapas, misalnya sesak napas \n Nyeri dada yang tidak kunjung hilang \n Batuk darah \n Merasa sangat lelah setiap saat \n Sering mengalami infeksi paru, misalnya pneumonia \n Penurunan berat badan tanpa sebab \n \n\n Bila menemukan gejala diatas, dengan adanya faktor risiko, segera periksakan diri ke dokter spesialis Paru. \n\n \n\n Diagnosis Kanker Paru-paru \n\n Diagnosis kanker paru-paru dapat dilakukan melalui foto Rontgen, CT scan, dan biopsi jaringan paru. Dari ketiga pemeriksaan tersebut, dokter dapat menentukan jenis dan stadium kanker. Bila diperlukan, dokter paru dapat melakukan PET scan untuk melihat penyebaran kanker di seluruh tubuh. \n\n \n\n Pengobatan Kanker Paru-paru \n\n Penanganan utama terhadap kanker paru-paru stadium awal adalah melalui operasi. Jika kanker telah mencapai stadium lanjut, maka penanganan dapat dilakukan dengan radioterapi dan kemoterapi. \n\n Selain itu, ada beberapa jenis pengobatan lain untuk menangani kanker paru-paru, yaitu terapi target, terapi ablasi, terapi fotodinamik, dan krioterapi. \n\n \n\n Sahabat Hermina, jika menemukan gejala seperti yang telah dipaparkan di atas, jangan ragu untuk segera konsultasikan dengan dokter agar segera dapat ditangani sebelum gejala semakin parah. Yang penting, jalankan selalu pola hidup sehat dan hindari asap rokok. Salam sehat. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 06 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Laparaskopi dapat Membantu Program Hamil<\/a><\/h3>
Banyak cara yang dapat dilakukan pasangan agar segera mendapatkan momongan, mulai dari bayi tabung hingga inseminasi. Namun, tahukah Sahabat Hermina jika laparoskopi juga bisa membantu program hamil? \n\n Metode laparaskopi adalah metode operasi invasif minimal yang sering digunakan untuk mengidentifikasi, mendiagnosis dan mengobati kelainan atau gangguan yang terjadi pada sistem reproduksi wanita, terutama gangguan yang melibatkan rahim dan sel indung telur. Prosedur ini merupakan metode alternatif dari prosedur bedah terbuka (konvensional). \n\n \n\n Bagaimana Laparoskopi Dapat Digunakan di Bidang Infertilitas atau Kesuburan? \n\n Tidak sedikit wanita yang kesulitan hamil karena masalah ketidaksuburan. Artinya, bisa jadi terdapat masalah pada sistem reproduksi yang membuat seorang wanita tidak mendapatkan kehamilannya. Salah satunya bisa jadi infertilitas faktor panggul, yang terjadi karena terbentuknya jaringan parut akibat cedera, infeksi, kista ovarium, dan endometriosis. Semua itu dapat mempengaruhi fungsi sistem reproduksi wanita. \n\n Laparoskopi digunakan untuk membantu mendiagnosis masalah yang seringkali tidak bisa teridentifikasi melalui pemeriksaan USG. Pada beberapa kasus, dokter bisa mengobati atau memperbaiki permasalahan yang terjadi selama prosedur berlangsung. \n\n Laparoskopi dilakukan dengan menggunakan laparoskop, yaitu alat berbentuk selang tipis dan panjang yang dilengkapi dengan kamera dan cahaya di bagian ujungnya. Metode ini memungkinkan dokter untuk mengakses dan memperoleh gambaran jelas bagian dalam rongga perut dan panggul pasien tanpa harus membuat sayatan lebar pada kulit pasien. Dengan menggunakan peralatan video High Definition yang tersambung dengan kamera laparoskopi, kondisi organ didalam perut seperti rahim, saluran telur, ovarium maka akan dapat tervisualisasi sangat baik dan dapat dilakukan pembesaran/zoom hingga 60 kali, sehingga laparoskopi memberikan gambaran yang sangat detil kepada dokter dan operasi yang dilakukan dapat dilakukan dengan sangat teliti. \n\n \n\n Apa Saja Keuntungan Metode Laparaskopi? \n\n - Rasa sakit yang tidak seperti melakukan operasi pada umumnya, hal ini dikarenakan sayatan operasi yang sangat kecil maka jaringan otot yang dipotong juga makin sedikit sehingga pasca operasi akan memberikan nyeri yang jauh lebih sedikit dibanding operasi konvensional. \n\n - Penyembuhan yang cepat. Dengan sayatan yang sangat mini, pasien biasanya dapat melakukan aktivitas normal dalam 1 minggu. \n\n - Perawatan rumah sakit lebih cepat. Dengan laparoskopi perawatan pasca operasi biasanya hanya membutuhkan waktu 1-2 hari. Sementara pada operasi konvensional membutuhkan rawat inap antara 3-5 hari. \n\n - Akurasi pembedahan yang tinggi. Dengan keunggulan lapang pandang operasi yang dapat diperbesar akan memberikan gambaran yang lebih luas terhadap kelainan di rongga perut sehingga ketelitian saat operasi akan lebih tepat dan tinggi, serta kerusakan organ sekitar seminimal mungkin, dan hal ini berperan penting pada kasus infertilitas. \n\n - Risiko perlekatan pasca operasi lebih sedikit. Dalam laparoskopi, tangan dokter operator/bedah tidak masuk kedalam perut sehingga kerusakan organ dalam perut tidak terjadi. Operasi dilakukan melalui alat instrumen yang sangat kecil. sehingga hal ini akan memberikan hasil nyeri pasca operasi dan perlekatan yang jauh lebih sedikit. \n\n - Infeksi dan demam jauh lebih sedikit. Seringkali pasien yang menjalani operasi konvensional mengalami demam beberapa hari setelah operasi dan bahkan terjadi infeksi luka operasi yang disebabkan sayatan pada kulit perut yang sangat lebar. Hal ini lebih jarang terjadi pada tindakan laparoskopi. \n\n \n\n Setelah kesehatan pulih dari segala jenis penyakit, tentunya program hamil akan lebih mudah untuk dilakukan. Selalu cukupkan nutrisi seimbang dan tidak ada salahnya mengecek masa subur agar program lebih cepat berhasil. Konsultasikan program hamil kepada dokter berkompeten dan terpercaya. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bitung<\/a><\/li>
- 06 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Deteksi Kanker Paru-paru<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, tahukah Anda bahwa di masa pandemi COVID-19 ini, lebih membahayakan bagi yang mempunyai penyakit kanker, dan kanker paru-paru merupakan salah satu penyakit yang sangat riskan dan membahayakan. \n\n \n\n Kanker paru-paru adalah suatu kondisi ketika sel-sel kanker tumbuh secara tidak terkendali di dalam paru-paru, organ paru tidak terkendali dalam menghirup oksigen dan membuang karbondioksida. Di Indonesia, terdapat kecendrungan peningkatan temuan kasus kanker paru-paru. \n\n \n\n Penelitian epidmiologi menunjukan kaitan erat insiden kanker paru-paru dengan paparan asap rokok dan polusi udara. Upaya pencegahannya, dapat dengan menghindari asap rokok dan polusi udara. \n\n \n\n Keluhan dan gejala kanker paru tidak spesifik dan serupa dengan gejala penyakit paru lain, seperti batuk kronik, batuk darah, dan berat badan turun. Sebagian besar kasus kanker paru-paru ditemukan pada stage lanjut. \n\n \n\n Gejala kanker paru-paru pada umumnya: \n\n 1. Batuk yang tidak kunjung sembuh atau memburuk, batuk darah atau dahak berwarna karat (ludah atau dahak) \n\n 2. Nyeri dada yang seringkali lebih buruk dengan napas dalam, batuk, atau ketika tertawa. Suara serak, kehilangan selera makan, dan penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan \n\n 3. Sesak napas, merasa lelah atau lemah, infeksi seperti bronkitis dan radang paru-paru yang tidak hilang atau terus datang kembali. \n\n \n\n Gejala awal kanker paru-paru yaitu, batuk yang tidak kunjung sembuh dan memburuk sampai suara serak, nyeri dada, napas pendek atau mengi, infeksi paru yang sering seperti bronkitis atau pneumonia, lebih buruk lagi dapat dilihat dari batuk darah. \n\n \n\n Kasus kanker paru pada stage dini akan memberikan kemungkinan penderita untuk memperoleh kualitas hidup yang lebih baik. Deteksi kanker paru dapat dilakukan melalui konsultasi dan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter spesialis paru. Oleh karena itu, jangan ragu untuk segera konsultasikan ke dokter jika mengalami gejala yang telah disebutkan di atas. Salam sehat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 05 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Diskolorasi pada Gigi<\/a><\/h3>
Sahabat Hermina, pernahkah memperhatikan adanya perubahan warna pada gigi seseorang? Dokter gigi sering menerima keluhan pasien tentang adanya perubahan warna pada gigi. Perubahan warna gigi yang muncul mulai dari kuning kecoklatan, abu abu hingga hitam. Perubahan warna pada gigi bisa dikeluhkan hanya pada satu gigi ataupun seluruh gigi di dalam mulut. Pasien sudah berupaya menyikat gigi dengan baik tetapi merasa gigi tetap berwarna lebih gelap atau tidak putih seperti yang diinginkan. \n\n \n\n Perubahan warna pada gigi tersebut dikenal dengan istilah diskolorasi gigi. Diskolorasi gigi dibagi menjadi dua kategori berdasarkan penyebabnya yaitu diskolrasi instrinsik dan ekstrensik. \n\n \n\n Diskolorasi ekstrinsik disebabkan karena adanya penodaan (staining) akibat warna bahan makanan dan minuman yang dikonsumsi. Penggunaan produk tembakau, teh, kopi, obat kumur tertentu, dan pigmen di dalam makanan menyebabkan terbentuknya noda yang menempel pada permukaan gigi maupun bahan tambal gigi. Perubahan warna pada gigi ini muncul sesuai dengan makanan atau minuman yang sering dikonsumsi. \n\n \n\n Diskolorasi instrinsik biasanya disebabkan perubahan warna gigi dari dalam jaringan gigi, sebagai contoh oleh karena adanya: \n\n 1. Proses penuaan (aging). Kejadian ini dapat ditemukan dengan membandingkan warna gigi pada orang dewasa dan anak–anak. Semakin bertambahnya umur pada gigi dewasa normal, jaringan dentin akan semakin tebal sehingga membuat warna gigi semakin gelap. \n\n 2. Perubahan warna gigi akibat bahan-bahan kimia atau obat obatan. Pemakaian antibiotik, misalnya tetrasiklin. Tetrasiklin merupakan penyebab paling sering dari perubahan warna gigi. Pemakaian obat golongan tetrasiklin selama proses pertumbuhan gigi dapat menyebabkan perubahan warna gigi permanen karena molekul tetrasiklin tertimbun di dalam jaringan dentin dan email yang memberikan warna permanen pada gigi. \n\n 3. Ada nekrosis pada pulpa (kematian gigi) akibat gigi berlubang atau trauma pada gigi. Pulpa memiliki banyak vaskularisasi. Perubahan warna gigi disebabkan oleh karena adanya degradasi dari sel-sel darah merah dalam jaringan pulpa. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang dapat terdegradasi menjadi hematin dan hemosiderin yang memikiki karakteristik berwarna coklat kehitaman, sehingga akan menimbulkan kesan berbayang gelap di struktur mahkota gigi. \n\n \n\n Diskolorasi pada gigi dapat diperbaiki dengan menggunakan bahan pemutih gigi atau yang disebut dengan bleaching. Bleaching adalah tindakan untuk meningkatkan warna gigi menjadi lebih putih dari sebelumnya. Jenisnya ada berbagai macam, antara lain menggunakan zat kimia hidrogen peroksida dan karbamid peroksida dengan berbagai konsentrasi. Kedua senyawa tersebut dapat membantu memutihkan gigi karena dapat menembus lapisan gigi dan memecah molekul kompleks dari zat-zat yang menyebabkan pewarnaan pada gigi. Diskolorasi ekstrinsik lebih mudah ditangani daripada yang instrinsik. \n\n \n\n Proses tindakan bleaching pada diskolrasi gigi eksternal didahului dengan melakukan pemeriksaan mendalam terhadap kondisi gigi agar tidak ada kendala saat melakukan bleaching gigi atau sesudahnya. Misalnya, apakah ada gigi berlubang, gusi turun, atau masalah lainnya. Bahan bleaching dapat menimbulkan sensitifitas pada gigi atau nyeri bila prosudur pendahuluan tidak dijalankan. Perlu diketahui bahwa efek bleaching tidak dapat memutihkan tambalan gigi, mahkota gigi, atau veneer gigi. \n\n \n\n Pada tindakan bleaching akibat diskolarsi instrinsik didahului dengan perawatan saluran akar gigi. Bahan bleaching akan diletakan didalam gigi (kamar pulpa) untuk beberapa hari sampai didapatkan warna gigi yang sesuai. Efek dari bleching internal akan bersifat permanen dan lebih tahan lama dibandingkan dengan bleaching eksternal. Pada kasus gigi dengan pewarnaan atau diskolorasi instrinsik akibat obat obatan biasanya hasil bleaching tidak dapat maksimal sehingga selain tindakan bleaching dapat dganti dengan menggunakan mahkota jaket atau veneering. \n\n \n\n Perubahan warna gigi dapat dicegah dengan mengurangi konsumsi bahan makanan yang berwana. Menjaga suhu makanan agar tidak terlalu ekstrim yang dapat menyebabkan kematia pulpa, dan mencegah terjadinya gigi berlubang. Pasien diharapkan untuk selalu memeriksaan kesehatan gigi minimal enam bulan sekali. Mencega lebih baik daripada mengobati kerusakan gigi lebih lanjut. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Yogya<\/a><\/li>
- 05 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Tekanan Darah Tinggi<\/a><\/h3>
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu dari sekian banyak penyakit yang sering kita dengar. Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah dalam jangka waktu lama dengan tekanan darah lebih dari 120/80mmHg. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten ketika tekanan sistoliknya diatas 140mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90mmHg. \n\n \n\n Gejala Hipertensi \n\n Gejala-gejala hipertensi meliputi: \n\n \n Sakit Kepala \n Sakit Kuduk \n Sulit Tidur \n Kelelahan \n Mual \n Muntah \n Sesak Nafas \n Gelisah \n Pandangan Kabur \n \n\n \n\n Terdapat 2 jenis hipertensi yaitu, Hipertensi Primer yang tidak diketahui penyebabnya, dan Hipertensi Sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain. \n\n \n\n Hipertensi Primer disebabkan oleh: \n\n \n Genetik: respon nerologi terhadap stres atau kelainan eksresi \n Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi \n Hilangnya elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelebaran pembuluh darah \n Kebiasaan hidup: konsumsi garam yang tinggi, makan berlebihan, stress, merokok dan minum alkohol \n \n\n Hipertensi Sekunder disebabkan oleh: \n\n \n Ginjal: glomerulonnefritis, pielonefritis, nekrosis tubular akut, tumor \n Vascular: aterosklerosis, hiperplasia, trombosis, aneurisma, emboli kolesterol, vaskulitis \n Kelainan Endokrin: diabetes melitus, hipertioidisme \n Saraf: stroke, ensepalitis \n Obat-obatan: kortikosteroid \n \n\n \n\n Penyebab Hipertensi: \n\n Hipertensi dapat disebabkan oleh stress, keturunan, merokok, kegemukan, kurang aktivitas fisik, konsumsi minuman keras, kelainan ginjal. Umumnya, hipertensi menimbulkan rasa lemas, pandangan berkunang-kunang, cepat marah, nyeri kepala, mual atau muntah. \n\n \n\n Sahabat Hermina dapat melakukan hal-hal berikut agar tidak terkena hipertensi, yaitu: \n\n \n Diet rendah garam, konsumsi buah, tidak minum alkohol \n Olahraga terartur \n Haga berat badan agar tidak obesitas \n Konsumsi obat penurun tensi secara teratur sesuai anjuran dokter \n Hentikan konsumsi kopi, merokok \n Hindari makan makanan olahan daging sapi atau kambing \n \n\n \n\n Perilaku hidup sehat sangat penting agar tak terkena hipertensi, karena hipertensi dapat mengakibatkan serangan jantung, gagal ginjal, stroke hingga kebutaan. Sayangi tubuh Anda dengan menerapkan pola hidup sehat. Hidup sehat jangan menunggu tua apalagi sakit. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Tangkuban Perahu<\/a><\/li>
- 04 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Gejala Osteoarthritis dan Pengobatannya<\/a><\/h3>
Tubuh manusia mempunyai komponen penting yang memungkinkan untuk bergerak dan berpindah tempat. Gerakan diawali kerjasama yang harmonis antar organ tubuh jantung sebagai pemompa darah ke otak sebagai pengatur ritme dan tonus panca indera sebagai penerima rangsangan lingkungan, otot, tulang dan sendi sebagai penggeraknya serta beberapa organ lain. \n\n Tulang dan sendi merupakan bagian tubuh yang sangat penting untuk begerak keduanya merupakan komponen vital saat bergerak, berjalan atau berlari, serta memobilisasi tubuh kita dari satu tempat ke tempat yang lain. Permasalahan pada tulang dan sendi akan sangat mengganggu mobilitas Anda dan dapat mengurangi kualitas hidup secara signifikan. \n\n Osteoarthritis (OA) merupakan salah satu permasalahan pada tulang rawan yang diakibatkan oleh faktor degeneratif atau penuaan. Masyarakat sering menyebutnya sebagai pengapuran sendi. Pada sendi yang sehat, tulang rawannya masih tebal dan halus, berbeda dengan OA, ketika tulang rawannya mulai kasar dan/atau menipis, bahkan hilang. Kondisi tersebut mengakibatkan gerakan sendi yang tidak mulus lagi. \n\n Gejala utama OA adalah nyeri, terutama dirasakan saat beraktifitas, seperti berjalan jauh atau berdiri lama. Selain sendi lutut, OA sering juga terjadi pada sendi panggul. Pada umumnya, OA disebabkan oleh pembebanan sendi yang berlebihan dalam jangka waktu lama, misalnya karena obesitas. \n\n Secara umum, ada 2 derajat atau tingkat keparahan OA, yaitu derajat ringan dan berat. \n\n - Pada OA derajat ringan seringkali ditandai dengan nyeri lutut terutama saat atau setelah beraktifitas. Pada foto ronsen didapatkan gambaran osteofit dengan celah sendi yang masih baik. Hal ini menandakan bahwa tulang rawan sendi masih cukup tebal walaupun permukaannya sudah tidak halus lagi. \n\n - Sedangkan pada OA derajat berat, nyeri lutut akan dirasakan lebih berat, dan dapat diamati adanya pembengkokan lutut. Pada foto ronsen ditemukan osteofit yang lebih besar, dengan celah sendi yang menipis atau bahkan hilang. \n\n Pengobatan OA sangat bervariatif, tergantung derajat keparahannya, dengan tujuan utama menghilangkan nyeri dan meningkatkan fungsi sendi lutut. Mulai dari memodifikasi aktifitas sehari-hari, latihan dan obat-obatan khusus, sampai ke tahap operasi. Nyeri sendi karena OA memang sangat mengganggu dan dapat mengurangi kualitas hidup, sehingga memerlukan penanganan yang tepat untuk mengatasinya. \n\n Klinik Tulang & Sendi di RS Hermina Tangkubanprahu Malang didedikasikan untuk membantu menyelesaikan permasalahan sendi lutut dan panggul Anda secara komprehensif yang didukung oleh dokter Orthopaedi, dokter Rehabilitasi Medik, dan Fisioterapis dan membantu mengembalikan gerakan sendi lutut dan panggul Anda, serta membantu mengembalikan mobilitas dan kualitas hidup Anda. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Samarinda<\/a><\/li>
- 04 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Operasi Hernia<\/a><\/h3>
Hernia adalah penyakit yang sering ditemukan di masyarakat. Hernia terjadi ketika bagian dari organ dalam menonjol melalui area lemah dari otot. Kebanyakan hernia terjadi di daerah perut. Ada beberapa jenis hernia. Jenis yang sering ditemukan adalah hernia lipat paha. \n\n \n\n Hernia dapat diterjadi pada laki-laki, wanita dan anak- anak. Penyebab hernia adalah adanya kelemahan dinding perut. Keadaan ini dapat diperberat oleh berbagai penyakit, misalnya pada pasien dengan batuk-batuk lama dapat meningkatkan tekanan dalam rongga perut yang dapat menyebabkan hernia. Pasien dengan kesulitan buang air kecil dan buang air besar juga dapat menyebabkan timbulnya hernia. \n\n \n\n Pada pasien hernia lipat paha, gejala yang dirasakan adanya benjolan yang timbul pada waktu berdiri, benjolan dapat hilang jika pasien berada pada posisi tidur. \n\n \n\n Hernia lipat paha pada orang dewasa tidak dapat sembuh dengan sendirinya dan ada kemungkinan dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya. Komplikasi yang dapat terjadi adalah bila usus terjepit pada lubang. \n\n \n\n Hal ini dapat menyebabkan pasien tidak dapat buang air besar atau bila jepitan kencang dapat menghambat aliran darah ke usus. Jika jepitan tersebut cukup lama dapat menyebabkan kerusukan usus. Biasanya dokter bedah merekomendasikan operasi untuk mencegah hal-hal tersebut. Tujuan operasi hernia adalah melepaskan jepitan usus, mengikat kantung hernia, dan meutup lubang pada dinding perut supaya usus tidak turun melalui lubang tersebut. \n\n \n\n Operasi perbaikan hernia adalah operasi yang sering dilakukan. Cara operasi hernia dapat dilakukan dengan jahitan langsung pada lubang hernia atau lubang tersebut dapat tertutup dengan mesh. Operasi dengan mesh dapat memperkecil tingkat kekambuhan setelah operasi hernia. \n\n \n\n Sahabat Hermina, tidak perlu takut atau khawatir jika dokter menyarankan untuk operasi hernia. Semakin cepat dilaksanakan tindakan, maka hernia tidak akan menjadi parah dan membahayakan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 02 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
Bengkak dan Nyeri Setelah Cedera, Apakah Boleh Diurut?<\/a><\/h3>
Cedera akibat jatuh, baik karena terpeleset, olahraga, atau kecelakaan lalu lintas, merupakan kejadian yang sering ditemui di sekitar kita. Kejadian demikian cukup sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan kadang cukup parah hingga mengakibatkan bengkak dan nyeri yang tak tertahankan. Nah, kalau sampai mengalami hal seperti itu, apakah boleh dibawa ke tukang urut? \n\n \n\n Pengobatan alternatif, khususnya dukun patah tulang, merupakan budaya atau tradisi yang sudah terlanjur berakar kuat dalam masyarakat Indonesia, tidak hanya di pedesaan tetapi juga di kota-kota besar termasuk Jakarta. Mengingat ini adalah artikel medis, mungkin Anda mengira kami akan melarang pergi ke tukang urut. Kenyataannya tidak begitu; kami punya jawaban yang cukup menarik: Boleh diurut, tetapi rontgen dulu.” Silakan disimak alasannya. \n\n \n\n Pastikan Tidak Ada Patah Tulang \n\n \n\n Kecuali ada luka dengan pecahan tulang keluar atau memar dengan bengkok parah, patah tulang seringkali tidak ketahuan sebelum dilakukan rontgen. Bengkak dan nyeri yang disebabkan karena tulang patah akan semakin parah (dan tidak akan sembuh tentunya) dengan pijat dan urut. Bahkan, biasanya semakin banyak dipijat dan diurut, bengkak akan semakin parah hingga pada saat itu barulah pasien memutuskan berobat ke dokter. Oleh karena itu, penting untuk memastikan adanya patah tulang atau tidak sebelum pergi ke tukang urut, yaitu dengan cara rontgen di rumah sakit atau klinik terdekat. \n\n \n\n Berobat ke Dokter Tulang Tidak Selalu Dipaksa Operasi \n\n \n\n Terkadang, orang enggan datang ke dokter karena takut diminta operasi. Padahal, tidak semua patah tulang harus selalu dioperasi. Dalam ilmu orthopaedi, sebagian kasus patah tulang dapat ditangani dengan baik dengan strategi lain seperti gips (plaster cast), bidai (slab), gendongan (arm sling), ikat jari (buddy taping), atau bahkan dengan istirahat saja. \n\n \n\n Pilihan tindakan sangat tergantung dari lokasi patah tulang, tingkat keparahan cedera, ada tidaknya luka terbuka, ada tidaknya cedera saraf atau pembuluh darah, dan beberapa faktor lainnya. Semua pertimbangan tersebut dimiliki oleh seorang dokter orthopaedi. Dengan kata lain, dokter orthopaedi mengetahui kasus mana yang seharusnya dioperasi dan kasus mana yang bisa ditangani tanpa operasi. Kemudian pada akhirnya, pasien dan keluarga-lah yang berhak menentukan tindakan apa yang akan diambil, sesuai dari keuntungan dan risiko masing-masing pilihan. \n\n \n\n Jadi, jika Sahabat Hermina mengalami cedera akibat jatuh atau kecelakaan hingga membengkak dan nyeri, tidak apa-apa diurut, asalkan sebelumnya konsultasikan dengan dokter dan dirontgen terlebih dulu agar dokter dapat memberikan pilihan pengobatan terbaik untuk dijalankan. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Podomoro<\/a><\/li>
- 30 Desember 2020<\/li><\/ul><\/div>
Postur Duduk yang Salah Saat Bekerja atau Sekolah dari Rumah<\/a><\/h3>
Di era pandemi saat ini memaksa kita untuk bekerja dari rumah. Namun, kita tidak pernah memperhatikan postur duduk kita yang salah. Hal ini dapat mengakibatkan cedera pada otot, sendi, dan ligamen yang sebenarnya dapat dicegah. \n\n \n\n Akibat postur duduk yang salah: \n\n \n Cedera otot leher /punggung/pinggang \n Kerusakan sendi tulang belakang \n Tubuh menjadi bungkuk \n Cedera pada pergelangan tangan dan jari-jari tangan \n \n\n \n\n Ada beberapa hal yang dapat Sahabat Hermina lakukan untuk mencegah cedera akibat postur duduk yang salah saat bekerja/sekolah, yaitu: \n\n \n Perbaiki posisi meja, kursi, dan komputer. \n Apabila kursi yang ada kurang tinggi, bisa diganjal bantal untuk alas duduk. \n Apabila jarak sandaran kursi terlalu jauh, bisa diganjal bantal di daerah pinggang. \n Apabila letak komputer kurang tinggi, dapat diganjal buku sehingga layar komputer dapat diposisikan sejajar dengan mata. \n Apabila posisi mouse/keyboard terlalu tinggi, tambahkan alas duduk atau atur tinggi kursi agar pergelangan tangan tidak tertekuk ke atas saat mengetik/menggerakkan mouse. \n Pastikan punggung dan bokong menempel pada kursi tanpa ada jarak \n \n\n \n\n Jangan lupa juga untuk luangkan waktu untuk berdiri dan berjalan di sekitar rumah serta melakukan senam peregangan leher, punggung, pinggang, dan jari- jari tangan setiap 2 jam sekali selama 30 menit. \n\n \n\n Melakukan latihan fisik untuk penguatan otot “core” (otot punggung, pinggang, perut, dan panggul) dan otot leher juga dapat dilakukan. \n\n \n\n Apabila postur bungkuk sudah terbentuk, terutama pada anak, dapat dibantu menggunakan korset punggung untuk mencegah bertambahnya keparahan postur bungkuk tersebut agar tidak terjadi nyeri kronis seiring dengan bertambahnya usia anak. \n\n \n\n Jika masih terdapat keluhan atau keluhan memburuk, segera konsultasi ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut mengenai kesehatan Anda. Salah satu program Rehabilitasi Medik untuk masalah ini adalah “Back School Therapy” yang terdiri dari edukasi dan latihan fisik untuk mencegah dan mengatasi masalah cedera akibat postur yang salah. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 30 Desember 2020<\/li><\/ul><\/div>
- 02 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 04 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 04 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 05 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 05 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 06 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 06 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 07 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 07 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 07 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 07 Januari 2021<\/li><\/ul><\/div>