- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 02 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Gejala Berat DBD Yang Harus di Waspadai<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Penyakit demam berdarah dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu demam dengue (dengue fever) dan demam berdarah dengue (dengue hemorrhagic fever). Perbedaannya terletak pada kebocoran pembuluh darah. Demam berdarah dengue menyebabkan kebocoran pembuluh darah, sedangkan demam dengue tidak. \n\n Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever adalah penyakit menular yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue. Jenis nyamuk Aedes lainnya seperti Aedes albopictus, Aedes polynesiensis, dan Aedes scutellaris juga bisa menjadi vektor virus dengue tetapi tidak seefektif Aedes aegypti.Saat seseorang yang sudah terinfeksi virus dengue akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti, maka virus akan berpindah ke tubuh orang tersebut dan berinkubasi selama 4 hingga 10 hari dan kemudian menimbulkan gejala infeksi. \n\n Gejala DBD \n\n Gejala DBD memang dapat terlihat sebagai suatu hal yang “menipu”, sebab gejala awalnya sangat mirip dengan gejala akibat virus lainnya. Pada umumnya, seseorang akan mengalami tanda-tanda demam berdarah dalam kurun waktu 4 - 6 hari setelah terinfeksi oleh virus dengue. \n\n Seseorang yang terkena DBD akan mengalami demam tinggi secara mendadak hingga mencapai suhu di atas 38 derajat celsius. Selain demam, penderita DBD bisa mengalami sakit kepala berat, nyeri otot, mual dan nyeri ulu hati, tanda-tanda perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, serta timbul bintik-bintik merah pada kulit. \n\n Demam terutama berlangsung pada 1 - 2 hari pertama, dan akan turun pada hari ke 3. Namun, antara hari ke-3 hingga hari ke-5 saat demam sedang turun inilah yang justru merupakan masa kritis DBD, di mana terjadi kebocoran cairan dari pembuluh darah yang disertai penurunan nilai trombosit sehingga memerlukan terapi cairan dan observasi ketat. \n\n Gejala DBD Berat \n\n Tidak jarang penyakit demam berdarah ini menimbulkan korban jiwa akibat penanganan yang terlambat. Terlebih lagi jika pasien demam berdarah telah memasuki fase berat yang berbahaya. \n\n Untuk mencegah terjadinya komplikasi penyakit tersebut, Anda perlu mengetahui tanda dan gejala DBD berat. \n\n Berikut adalah tanda dan gejala DBD berat yang perlu Anda waspadai lebih dini: \n\n \n Lemas memberat dan gelisah \n Penurunan kesadaran \n Hipotensi (tekanan darah rendah atau semakin turun) \n Kedua tangan dan kaki terasa dingin \n Nyeri perut hebat \n Muntah terus menerus atau muntah hitam \n Kesulitan bernapas \n Perdarahan \n \n\n Hasil laboratorium menunjukkan peningkatan hematokrit atau hemokonsentrasi lebih dari 20% dari nilai awal, bersamaan dengan penurunan jumlah trombosit yang cepat di bawah 100.000 \n\n Hasil foto rontgen menunjukkan adanya penumpukan cairan di paru \n\n Mengenali tanda dan gejala DBD berat sejak dini sangat penting. Demam berdarah yang sudah tergolong parah dapat memengaruhi pembuluh darah dan getah bening, serta jika tidak diobati sejak dini dapat menyebabkan kegagalan sistem peredaran darah. \n\n Perlu dipahami bahwa DBD berat adalah keadaan darurat medis yang mengancam jiwa, sehingga cara mengobati Demam Berdarah Dengue ini perlu dilakukan dengan segera. \n\n Pencegahan DBD \n\n Cara pencegahan demam berdarah (DBD) di rumah Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, demam berdarah dengue alias DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi virus dengue. Jika tidak ditangani dengan tepat, pasien berisiko mengalami komplikasi DBD yang bisa berakibat fatal. Pencegahan DBD penting untuk dilakukan agar Anda terhindar dari risiko tersebut. Mungkin Anda sendiri sudah sangat familiar dengan slogan pencegahan demam berdarah (DBD) yang berbunyi 3M: menguras, menutup, dan mengubur. Namun, prinsip pencegahan DBD bukan cuma itu. Cara yang paling utama adalah dengan memastikan Anda tidak digigit nyamuk Aedes aegypti untuk menghindari penularan demam berdarah. Ini bisa dilakukan dengan menjaga lingkungan tetap bersih, juga menggunakan penangkal nyamuk agar tidak berkembang biak di rumah. \n\n \n Menerapkan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur Ulang. Plus mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk) \n Pasang kasa dan kelambu nyamuk Untuk cara mencegah nyamuk DBD masuk ke dalam rumah \n Jangan menumpuk atau menggantung baju terlalu lama Kebiasaan menunda-nunda melipat cucian dan membiarkannya menumpuk begitu saja? Jika tidak, apa Anda justru terbiasa menggantung baju di balik pintu, atau menumpuk cucian kotor di pojokan kamar? Sebaiknya setop kebiasaan ini sebagai langkah pencegahan DBD \n Gunakan pakaian tertutup saat keluar rumah Anda akan lebih rentan digigit nyamuk Aedes pada pagi dan sore hari \n Fogging \n Menanam tanaman pengusir nyamuk seperti Sereh, Lavender, zodia dan lain-lain \n Vaksinasi DBD \n \n\n Itulah penjelasan mengenai Gejala DBD dan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah DBD . Mulai dari rutin membersihkan atau menguras tempat penampungan air, hingga memasang kelambu nyamuk. Selain itu, beberapa cara lain juga dapat dilakukan guna memaksimalkan pencegahan DBD. Salah satunya adalah menggunakan pakaian tertutup saat keluar rumah Anda akan lebih rentan digigit nyamuk Aedes pada pagi dan sore hari. \n\n Penyakit DBD sulit dideteksi sedari awal, oleh sebab itu jika Sahabat Hermina mengalami gejala khas DBD seperti bintik merah pada kulit atau sejumlah gejala lainnya, segeralah memeriksakan diri ke dokter Rumah Sakit Hermina Mekarsari. \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Ciputat<\/a><\/li>
- 30 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Kapan Saatnya Radang Amandel Dioperasi?<\/a><\/h3>
Amandel merupakan jaringan limfoid yang bertugas menjaga pertahanan tubuh atau imunitas tubuh. Amandel tidak hanya ada di rongga mulut, amandel juga ada di daerah lain seperti yang dibelakang hidung atau adenoid dan di bawah lidah yang disebut dengan tonsil lingual. Ketiga amandel tersebut sama-sama jaringan limfoid yang merupakan jaringan limfoid atau sering disebut juga cincin waldeyer yang merupakan organ yang bertugas menjaga pertahanan tubuh atau imunitas tubuh pada saluran pernafasan atas. \n\n \n\n Penyebab Radang Amandel \n\n ada banyak faktor yang dapat menyebabkan radang pada amandel antara lain \n\n \n Infeksi bakteri atau virus yang menyerang imunitas \n Alergi atau atopi terutama anak yang memiliki riwayat orang tua yang memiliki riwayat alergi atau atopi \n Sering mengonsumsi makanan manis seperti coklat, minum minuman bersoda atau minuman siap saji yang kadar gulanya tinggi yang dapat memicu reaksi seperti alergi yaitu peradangan. Selain itu plak-plak dari makanan akan menempel di rongga tenggorok atau gigi \n \n\n \n\n Gejala Radang Amandel \n\n Peradangan amandel dapat kita bagi menjadi dua yaitu fase akut dan kronik. Fase akut merupakan fase pada saat sakit, keluhannya seperti nyeri menelan, batuk, beberapa orang ada juga yang mengalami gejala pilek, batuk dengan slam kental dan juga demam. Pada fase kronik atau sudah mengalami amandel dalam jangka waktu yang lama gejalanya adalah sering tidur mendengkur, sleep apnea atau berhenti nafas saat tidur. sleep apnea ini tentunya akan menyebabkan tidur anak tidak berkualitas dan dapat menyebabkan anak sering tantrum, lemas dan cepat mengantuk dalam jangka panjang tentunya akan menyebabkan anak menjadi individu yang gampang marah, dan sulit berkonsentrasi. Selain itu amandel yang sudah kronik juga akan menyebabkan batuk pilek yang berulang. \n\n \n\n Apakah Radang Amandel Harus Dioperasi? \n\n Ada beberapa kriteria pasien harus dilakukan operasi amandel. Kriteria mutlak antara lain: Sering sesak nafas saat tidur, sleep apnea, mendengkur parah. Ada juga kriteria relatif yaitu batuk pilek berulang dengan frekuensi lebih dari 5 kali dalam setahun. Namun sebelum menuju ke langkah operasi tentunya akan dilakukan pengobatan dengan obat-obatan pada saat dalam fase akut. Tentunya operasi dilakukan secara elektif apabila pasien sudah melewati fase akut. \n\n \n\n Sahabat Hermina, simak penjelasan selengkapnya tentang radang amandel di channel Youtube Hermina Hospitals (klik disini) \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 27 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Tentang Keloid dan Berbagai Pilihan Terapinya <\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Keloid merupakan penyembuhan luka abnormal yang ditandai dengan pertumbuhan jaringan ikat secara berlebihan melewati batas ukuran luka. Gambaran keloid berupa benjolan keras pada kulit , berbentuk tidak teratur, berwarna merah, keunguan hingga kecokelatan. Keluhan yang sering dirasakan gatal, nyeri, dan rasa tertarik pada kulit. Area pada tubuh yang sering terjadi keloid antara lain pipi, cuping telinga, dada, bahu, lengan atas dan pundak. \n\n Faktor resiko terjadinya keloid pada seseorang terutama akibat faktor genetik. Faktor lainnya meliputi luka terinfeksi yang tidak segera diobati, penjahitan luka dengan peregangan tinggi pada kulit dan penggunaan jenis benang yang tidak tepat. Keloid timbul 3-12 bulan setelah terjadinya luka seperti luka bekas jerawat, cacar air, bekas tato atau tindik, serta luka bekas operasi. \n\n Keloid umumnya tidak berbahaya, namun mengganggu penampilan dan menurunkan rasa percaya diri. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terapi keloid juga berkembang dan memberikan hasil yang memuaskan. Tingkat kekambuhan keloid pada beberapa kasus juga tinggi, sehingga seringkali dibutuhkan kombinasi terapi dan pengulangan terapi. \n\n Beberapa pilihan terapi pada keloid antara lain: \n\n \n Terapi kompresi yaitu dengan menekan keloid menggunakan lembaran berbentuk gel silikon, yang biasanya ditempelkan pada keloid selama 12-24 jam sehari. \n Terapi topikal berupa obat oles yang mengandung mitomycin C atau 5 fluorouracil ( 5FU) pada keloid. \n Injeksi atau suntikan kortikosteroid intralesi merupakan terapi yang paling sering dilakukan dan memberikan hasil yang cukup memuaskan. Beberapa efek samping yang sering ditemukan antara lain perubahan warna kulit sekitar keloid. Suntikan ini rutin diulang 2-3 minggu sekali hingga keloid mengempis.Injeksi Botulinum toxin tipe A (BTX-A) merupakan terapi terbaru yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi tegangan pada otot, sehingga bermanfaat untuk mengurangi rasa nyeri, kemerahan serta gatal. Injeksi ini biasanya diulang setiap 2-3 bulan sekali. Injeksi stem cell juga telah dilakukan pada beberapa kasus keloid dan memberikan hasil yang memuaskan. \n \n Terapi Bedah Bedah eksisi biasanya dilakukan pada keloid yang berukuran besar , seluruh jaringan keloid diangkat kemudian dilakukan penjahitan. Setelah keloid dieksisi dibutuhkan terapi tambahan untuk mencegah kekambuhan seperti penggunaan silikon gel atau kombinasi terapi injeksi. Bedah beku atau cryoterapi dengan menggunakan suhu -4 hingga -7 derajat celcius bertujuan untuk merusak jaringan keloid. \n \n \n Laser Laser bermanfaat untuk mengurangi ukuran keloid dan memiliki keunggulan memperbaiki jaringan dan pigmentasi pada kulit, sehingga dapat menyamarkan bekas. Beberapa jenis laser yang sering dipakai pada terapi keloid antara lain Laser NdYag, Laser CO2 Fraksional, dan Pulse Dye Laser (PDL). Tindakan laser ini juga memerlukan pengulangan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. \n \n Bila sahabat Hermina memiliki keloid, konsultasikan masalah sahabat agar segera mendapatkankan terapi yang tepat. \n \n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 25 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
6 Cara Menghadapi Demam saat Anak Tumbuh Gigi<\/a><\/h3>
Proses tumbuhnya gigi pada anak-anak bisa mengakibatkan munculnya beberapa efek. Salah satunya adalah peningkatan suhu tubuh atau yang biasa disebut dengan kondisi demam. Demam saat anak tumbuh gigi ini sangat umum terjadi sehingga gejala inilah yang membuat anak-anak biasanya merasa tidak nyaman saat gigi mereka tumbuh. \n\n Tips Menghadapi Demam saat Tumbuh Gigi \n\n Saat anak mengalami demam, tentu akan merasa tidak nyaman. Biasanya anak juga jadi lebih mudah rewel dan sering menangis. Dalam kondisi seperti ini orang tua bisa melakukan beberapa upaya untuk membuat anak merasa jauh lebih nyaman. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi demam yang muncul saat anak tumbuh gigi. \n\n 1. Berikan Lebih Banyak ASI \n\n Cairan menjadi kunci penting untuk mengatasi demam pada anak. Usahakan untuk memberi cairan lebih banyak agar suhu tubuh anak bisa turun. Cobalah untuk memberikan ASI lebih banyak dari biasanya agar demam bisa turun dan anak tidak rewel. \n\n Bagaimana dengan anak-anak yang sudah tidak minum ASI? Sahabat Hermina bisa memenuhi kebutuhan cairnya dengan memberikan susu formula atau cairan dalam bentuk lainnya kepada anak. Misalnya saja air putih atau mungkin jus buah. Selain itu Sahabat Hermina juga bisa memberikan anak makanan-makanan yang mengandung air. Misalnya saja sayuran berkuah seperti sup untuk menambah asupan cairan ke dalam tubuh. \n\n 2. Berikan Kenyamanan untuk Si Kecil \n\n Periode tumbuh gigi bisa jadi terasa begitu berat bagi si kecil. Rongga mulut khususnya gusi akan terasa nyeri dan suhu tubuh juga meningkat. Itulah mengapa anak akan menjadi lebih rewel karena tubuhnya tidak nyaman. Hal ini pula yang membuat anak akan membutuhkan kenyamanan ekstra dari orang tuanya. \n\n Sebagai orang tua, Sahabat Hermina bisa mencoba membuat anak merasa lebih nyaman. Caranya sangat beragam tergantung seperti apa kondisi anak. Sahabat Hermina bisa memberi pijatan lembut kepada anak, memandikannya dengan air hangat, menggendongnya, dan lain sebagainya asalkan si anak merasa nyaman. \n\n 3. Berikan Pakaian yang Nyaman \n\n Saat anak demam, pastikan untuk memberinya pakaian yang nyaman. Hindari baju-baju yang berbahan tebal dan lebih baik pilih baju yang longgar. Baju dengan bahan yang tipis dan longgar akan mempermudah panas di tubuh anak menguap. Selain itu baju-baju yang longgar juga akan membuat anak merasa lebih nyaman. \n\n 4. Berikan Suhu Ruangan yang Nyaman \n\n Penting sekali untuk mengatur suhu ruangan di rumah agar anak merasa nyaman. Meskipun sedang demam, namun bukan berarti anak tidak boleh berada di ruangan yang ber-AC. Jika anak lebih nyaman berada di ruangan ber-AC maka tidak masalah asalkan suhunya diatur dengan baik. \n\n Lebih baik atur suhu ruangan yang sejuk di antara 18-23 derajat celcius. Suhu ruangan ini akan terasa nyaman bagi anak dan membuatnya jadi tidak rewel. Anda juga bisa menyesuaikan pengaturan suhu ruangan sesuai kondisi anak pada saat itu. \n\n 5. Berikan Teether yang Dingin \n\n Teether menjadi salah satu penolong yang tepat saat anak sedang tumbuh gigi. Teether merupakan alat yang bisa digigit-gigit dan membuat rasa gatal maupun nyeri saat tumbuh gigi jadi berkurang. Perlu diketahui bahwa teether yang dingin ternyata jauh lebih efektif untuk mengurangi rasa nyeri dan gatal di gusi anak saat gigi mereka tumbuh. \n\n Pastikan teether tidak terlalu dingin atau tidak beku supaya anak tetap bisa menggigitnya dengan nyaman. Berikan teether yang aman untuk anak dan pastikan untuk terus mengawasi mereka saat memakai teether. Pemberian teether ini mungkin tidak langsung menurunkan demam si kecil namun paling tidak membuat mereka merasa lebih nyaman. \n\n 6. Berikan Obat Penurun Panas \n\n Apabila suhu tubuh anak masih tetap tinggi dan tidak kunjung turun, maka obat penurun panas akan menjadi pilihan yang tepat. Obat penurun panas ini bisa jadi opsi terakhir apalagi jika suhu tubuh anak sudah mencapai 38 derajat celcius. Jenis obat yang bisa dipakai adalah paracetamol. \n\n Lebih baik hindari jenis obat yang memiliki kandungan ibuprofen dan aspirin. Jika memang ingin memberi obat pereda nyeri maka konsultasikan dulu dengan dokter. Jangan sembarangan memberi obat karena bisa saja muncul berbagai reaksi lain akibat produk obat yang tidak jelas tadi. \n\n Demam yang muncul saat anak tumbuh gigi biasanya tidak berlangsung lama. Jadi orang tua tidak perlu terlalu cemas dan lakukan saja hal-hal yang sudah disebutkan tadi. Apabila demam masih terus berlanjut untuk waktu yang lama, segera bawa anak ke dokter spesialis anak untuk pemeriksaan lebih lengkap. Sahabat Hermina dapat berkonsultasi secara online dengan Dokter Spesialis Anak melalui aplikasi Halo Hermina. \n\n Kondisi demam saat anak tumbuh gigi merupakan hal yang sangat normal terjadi. Orang tua harus berusaha untuk mendampingi anak dan membuatnya merasa lebih nyaman dalam menghadapi kondisi tersebut. Situasi seperti ini bisa saja terus terjadi sampai gigi-gigi anak sudah lengkap. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 18 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Kaya Protein Hewani: Cegah Stunting<\/a><\/h3>
Pada peringatan Hari Gizi Nasional ke-64 tahun 2024, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menekankan tema "MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting" dengan slogan "MP-ASI Berkualitas untuk Generasi Emas". Pemilihan tema ini sangat relevan dengan masalah serius stunting yang masih dihadapi Indonesia. \n\n Stunting, masalah pertumbuhan fisik yang terhambat pada anak, masih menjadi tantangan serius di Indonesia. Untuk mengatasi hal ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menegaskan pentingnya memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) kaya protein hewani sebagai strategi utama dalam mencegah stunting pada anak-anak. \n\n \nMengapa MP-ASI Kaya Protein Hewani Penting? \n\n Protein hewani memiliki peran krusial dalam pembentukan sel, jaringan, dan organ tubuh. Pada MP-ASI, asupan protein hewani dapat memberikan asam amino esensial yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal anak. \n\n \nPeran Protein Hewani dalam Pencegahan Stunting \n\n Kualitas protein hewani berkaitan erat dengan kemampuannya meningkatkan kadar insulin, yang merupakan mediator penting dalam pembentukan matriks tulang. Dengan mengonsumsi protein hewani yang cukup, anak-anak memiliki potensi pertumbuhan yang lebih baik. Ini dapat membantu mengatasi masalah stunting yang selama ini menjadi fokus perhatian. \n\n \nSumber Protein Hewani pada MP-ASI \n\n Dalam memberikan MP-ASI kaya protein hewani, kita dapat memilih dari berbagai sumber yang mudah diakses. Daging sapi, daging ayam, hati sapi, ikan, telur, dan susu adalah pilihan yang kaya akan nutrisi penting. Variasi dalam sumber protein ini juga penting untuk memastikan anak mendapatkan manfaat nutrisi yang beragam. \n\n \nRekomendasi Pemberian MP-ASI \n\n Pemberian MP-ASI sebaiknya dimulai sejak bayi berusia enam bulan, sesuai dengan pedoman Kementerian Kesehatan. ASI tetap menjadi sumber utama gizi, dan pemberian MP-ASI bertujuan untuk memberikan tambahan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh yang sedang tumbuh pesat. \n\n \nPentingnya Kesadaran Masyarakat \n\n Dalam rangka peringatan Hari Gizi Nasional ke-64 tahun 2024, tema "MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting" memberikan panggilan kepada semua pihak, termasuk orang tua, keluarga, dan lembaga pemerintah, untuk bersama-sama menciptakan kesadaran akan pentingnya MP-ASI berkualitas. \n\n Memberikan MP-ASI kaya protein hewani bukan hanya langkah preventif terhadap stunting, tetapi juga investasi jangka panjang dalam kesehatan dan pertumbuhan anak-anak Indonesia. Dengan kolaborasi antara keluarga, pemerintah, dan masyarakat, kita dapat menciptakan generasi emas yang sehat dan tangguh. Mari kita berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi masa depan mereka. \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pandanaran<\/a><\/li>
- 09 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Deteksi Dini Hidrosefalus Pada Bayi<\/a><\/h3>
Hidrosefalus merupakan kondisi di mana terdapat penumpukan cairan dalam rongga otak yang berlebihan sehingga menyebabkan tekanan di dalam kepala meningkat. Hidrosefalus yang terjadi pada bayi dapat mengakibatkan ukuran kepala membesar. Dalam keadaan normal, memang terdapat cairan otak yang mengisi ruangan-ruangan (ventrikel) di dalam otak. \n\n Cairan dalam rongga otak yang dimaksud bernama cairan serebrospinal, yaitu cairan bening dan tidak berwarna yang mengalir di dalam serta sekitar otak dan sumsum tulang belakang. Cairan ini berfungsi untuk menjaga otak tetap mengambang di rongga kepala, menjadi bantalan dan melindungi otak dari benturan, menjaga keseimbangan tekanan di dalam otak, serta membuang produk sisa metabolisme otak. \n\n Penumpukan cairan serebrospinal yang berlebihan dapat disebabkan oleh tidak seimbangnya produksi cairan serebrospinal dengan penyerapan kembali cairan tersebut, misalnya karena terdapat sumbatan pada saluran cairan otak, penyerapan yang tidak maksimal, atau produksi yang berlebihan. Padahal, peningkatan tekanan di dalam kepala yang terlalu tinggi akibat hidrosefalus dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan otak dam menghambat pembentukan sel saraf baru, yang nantinya dapat mengganggu tumbuh kembang anak; serta dapat menimbulkan berbagai macam gangguan fungsi otak lainnya, bahkan kematian. \n\n \n\n Jenis Hidrosefalus \n\n \n Hidrosefalus Kongenital \n \n\n Jenis ini merupakan kelainan bawaan yang terjadi karena gangguan di dalam kandungan. Hal macam ini bisa terjadi karena gangguan yang dialami sang ibu saat hamil. Misalnya sang ibu terkena infeksi toksoplasma, kekurangan asam folat, atau beberapa sebab lainnya. \n\n \n Hidrosefalus Didapat (Acquired Hydrocephalus) \n \n\n Terjadi karena gangguan di otak, misalnya karena stroke, radang selaput otak, atau tumor otak. Penyakit tersebut menyebabkan terganggunya sirkulasi atau penyerapan cairan otak sehingga hidrosefalus dapat terjadi. \n\n \n\n Penyebab Hidrosefalus \n\n Hidrosefalus yang terjadi pada bayi umumnya akibat infeksi saat kehamilan. Infeksi tersebut disebabkan oleh cytomegalovirus (CMV), rubella, mumps, sifilis, atau toksoplasma. Sementara itu, hidrosefalus yang baru terjadi setelah lahir (acquired hydrocephalus) umumnya disebabkan karena penyakit di otak yang menimbulkan gangguan sirkulasi cairan otak. Misalnya karena perdarahan otak, tumor otak, radang otak atau radang selaput otak. \n\n \n\n Diagnosis Hidrosefalus \n\n Hidrosefalus yang terjadi akibat infeksi dalam kehamilan ibu sebenarnya dapat dideteksi sejak bayi masih dalam kandungan, yaitu dengan pemeriksaan USG. Sementara itu, saat bayi lahir, hidrosefalus mulai dapat diduga saat dilakukan pengukuran lingkar kepala bayi. \n\n Bayi yang mengalami hidrosefalus memiliki lingkar kepala yang lebih besar dibandingkan bayi lain seusianya. Untuk memastikan adanya hidrosefalus, biasanya diperlukan pemeriksaan CT-scan otak. Pada beberapa kasus, MRI juga diperlukan untuk mengetahui penyebab terjadinya hidrosefalus. \n\n \n\n Gejala Hidrosefalus \n\n Hidrosefalus yang terjadi saat bayi baru lahir biasanya dapat menunjukkan gejala berupa: \n\n \n Bayi terlihat mengantuk terus atau kurang responsif terhadap kondisi di sekitarnya. \n Kaki dan tangan berkontraksi terus sehingga terlihat kaku dan sulit digerakkan. \n Bayi mengalami keterlambatan perkembangan, misalnya umur 6 bulan belum bisa tengkurap, atau umur 9 bulan belum bisa duduk. \n Kepala bayi terlihat lebih besar, juga bertambah besar setiap saat dibandingkan anak seusianya. \n Kulit kepala bayi tipis, dan pembuluh darahnya dapat terlihat dengan jelas. \n Napas tidak teratur. \n Mengalami kejang berulang. \n \n\n \n\n Pencegahan Hidrosefalus \n\n Pencegahan hidrosefalus dimulai sejak dalam kehamilan. Ibu hamil harus melakukan kontrol berkala agar bila ada infeksi virus, dapat diketahui dan ditangani segera. Pastikan bahwa ibu hamil, bayi, dan anak mendapatkan imunisasi yang lengkap sesuai dengan jadwal pemerintah. Beberapa penyebab hidrosefalus seperti infeksi rubella, radang selaput otak, dan radang otak dapat dicegah dengan imunisasi. \n\n Konsultasi kesehatan secara rutin di RSU Hermina Pandanaran. Dapatkan kemudahan pendaftaran melalui mobile Aplikasi Halo Hermina, Call Center 1500488 dan Website www.herminahospitals.com \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Arcamanik<\/a><\/li>
- 08 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
Pentingnya Nutrisi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan<\/a><\/h3>
1000 hari pertama kehidupan (HPK) adalah sejak mulai kehamilan hingga anak usia 2 tahun. Tumbuh kembang optimal anak sangat ditentukan oleh kualitas pemberian makan pada periode ini. Ibu atau pengasuh harus paham, mampu dan terampil dalam menyediakan makanan bayi yang sesuai dan memberikan dengan cara yang benar. Pertumbuhan dan perkembangan di masa balita sangat cepat khususnya dua tahun pertama. \n\n Bayi usia 0-6 bulan diberikan ASI eksklusif (hanya ASI saja tanpa penambahan makanan ataupun minuman lain sampai bayi usia 6 bulan). Tingkatkan produksi ASI dengan merangsang hormon oksitosin, hormon yang akan membantu pengeluaran ASI dan meningkatkan jumlah hormon yang merangsang produksi ASI (hormon prolaktin). \n\n Hormon oksitosin sering disebut sebagai "hormon kasih sayang" atau "hormon cinta" karena peran utamanya dalam membantu mengatur perilaku sosial dan hubungan emosional. Beberapa faktor dan situasi dapat merangsang pelepasan oksitosin, yaitu ibu merasa nyaman, aman, Bahagia, perasaan sayang kepada bayinya, melihat bayinya yang lucu mendengar suara bayinya yang lucu. Beberapa faktor dan situasi yang dapat menghambat pelepasan oksitosin, yaitu rasa khawatir, kecemasan, sedih, rasa tidak percaya diri, rasa sakit atau nyeri, rasa bimbang, asap rokok, kelelahan. \n\n Kunci keberhasilan menyusui adalah bayi minum dengan mudah dimana bayi dapat minum dengan mudah dan efektif saat menyusui adalah penting untuk pertumbuhan dan kesejahteraan mereka, berat bayi naik dengan baik dimana menyusui adalah cara utama untuk memberikan nutrisi kepada bayi dan pastikan bayi menyusui dengan baik dan efektif, payudara sehat. \n\n Posisi bayi yang baik saat menyusui adalah kunci untuk memastikan bayi dapat menyusu dengan efektif dan nyaman. Tanda posisi bayi yang baik saat bayi menyusu, yaitu Badan bayi lurus (kepala dan telinga satu garis) dan tersangga seluruhnya, badan bayi menghadap dan melekat pada ibu, puting payudara mengarah ke hidung bayi. Jika ibu merasa kesulitan atau memiliki pertanyaan tentang posisi menyusui, berkonsultasilah dengan konselor laktasi atau profesional kesehatan. \n\n Tanda perlekatan yang baik saat menyusu, yaitu mulut bayi membuka lebar, areola (bagian yang berwarna gelap di sekitar puting) lebih banyak yang nampak pada bagian atas mulut bayi, bibir bawah bayi membuka keluar, dagu menempel pada payudara ibu. \n\n Tahapan perkembangan makan anak, yaitu 0-4 bulan melekat pada payudara ibu dan gerakan rahang maju mundur memerah ASI, 4-8 bulan memindahkan makanan dari sendok ke mulut dan kepala tegak, 9-11 bulan memindahkan makanan ke kanan dan kiri dengan lidah memegang benda dengan telunjuk dan ibu jari, 12-13 bulan gerakan mengunyah lebih kuat, mengambil sendiri makanannya, minum dari gelas dan berjalan. \n\n ASI saja tidak cukup setelah bayi usia 6 bulan. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) mulai diberikan ketika anak dapat didudukkan dan menahan kepalanya sendiri dengan tegak, menunjukkan ketertarikan terhadap makanan dan mulai mencoba meraih makanan, menunjukkan tanda lapar walau telah cukup mendapat ASI, mengatupkan bibir ketika diberikan sendok ke mulutnya. MPASI dimulai dengan jumlah sedikit kemudian jumlah ditingkatkan bersamaan dengan usia anak makin bertambah. \n\n Bahan Makanan sumber MP-ASI, yaitu: \n\n \n Bahan makanan pokok misalnya sereal (biji-bijian seperti beras dan gandum), ubi, jagung, roti, pasta, mie, bihun dll mengandung terutama karbohidrat (energi). \n Lauk hewani atau ikan adalah sumber protein, zat besi, dan zinc yang baik. Hati juga memberikan vitamin A dan folat. Berbagai sumber protein hewani diantaranya: daging, unggas, telur, ikan dan makanan laut lainnya. \n Produk susu seperti susu sapi, susu kambing dll, keju, dan yoghurt berguna sebagai sumber kalsium, protein, energi, dan vit B. \n Kacang-kacangan seperti kacang polong, kacang merah, lentil, kacang tanah, dan kacang kedelai merupakan sumber protein yang baik, dan juga mengandung zat besi, tahu, tempe. \n Buah-buahan dan sayuran. Buah berwarna oranye dan sayuran seperti wortel, labu, mangga, dan pepaya dan daun berwarna gelap seperti bayam kaya sumber vit A dan vit C. Vitamin C membantu penyerapan zat besi. \n Lemak dan minyak sangat penting pada MPASI karena mengandung energi yang tinggi. \n \n\n Beri MP-ASI dari sumber bahan makanan yang bervariasi agar terpenuhi seluruh kebutuhan zat gizi baik energi, protein, vitamin, mineral, dan lain-lain. Kekurangan mikronutrien ASI yang paling besar setelah bayi usia 6 bulan terutama adalah zat besi, kemudian vitamin A dan sumber terbesarnya adalah hati ayam. \n\n 5 kunci keamanan makanan, yaitu jaga kebersihan (bahan makanan, cuci tangan, cuci alat makan), pisahkan makanan segar dan makanan yang sudah dimasak, masak dengan baik hingga benar-benar matang, simpan makanan dalam suhu yang aman atau segera dimakan setelah disiapkan (dalam 1 jam) atau simpan di lemari es, gunakan air bersih dan bahan mentah yang aman. \n\n Pentingnya nutrisi pada 1000 hari pertama kehidupan menunjukkan betapa krusialnya peran orang tua, keluarga, dan masyarakat dalam memberikan dukungan untuk memastikan anak-anak mendapatkan nutrisi yang optimal selama periode perkembangan awal mereka. Ini membentuk dasar kesehatan dan kesejahteraan anak di masa depan. \n\n Download aplikasi Hermina Mobile Apps untuk memudahkan akses kesehatan dan pendaftaran ke RS Hermina Arcamanik. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Pekalongan<\/a><\/li>
- 26 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Apakah benar fimosis dan khitan itu sama?<\/a><\/h3>
Fimosis adalah suatu kondisi dimana kulup (bagian kulit yang menutupi ujung penis) tidak dapat ditarik kembali sehingga kulit tersebut menutupi lubang atau uretra sehingga menimbulkan rasa sakit saat buang air kecil. Kulup penis pria semestinya cukup fleksibel untuk ditarik ke belakang melewati kepala. Namun pada penderita fimosis, kulup menempel erat pada kepala penis dan tidak bisa ditarik. Kondisi ini biasanya terjadi pada anak-anak atau pria dewasa yang belum disunat. Selain itu, kulup penis yang mengalami penyempitan juga menyebabkan kotoran yang tertampung didalam kulup kepala dan kepala penis. Kotoran ini jika menumpuk dalam jangka waktu lama akan menyebabkan infeksi. \n\n Pada infeksi yang parah, gejalanya bisa cukup mengganggu, seperti kemerahan, bengkak, bahkan nyeri pada kulit penis. Jika fimosis dibiarkan dan tidak segera ditangani, hal ini juga dapat menyebabkan kesulitan buang air kecil dan masalah hubungan seksual di kemudian hari. Jadi apakah penderita fimosis harus disunat atau khitan? Pada tahap awal pengobatan, dokter biasanya meresepkan beberapa obat untuk penderita fimosis. Namun, jika infeksi tetap terjadi meski sudah menggunakan obat resep, kemungkinan besar dokter akan menyarankan tindakan sunat atau khitan. Jadi bisa dikatakan sunat atau khitan biasanya merupakan saran pengobatan terakhir yang bisa dilakukan. Sunat secara signifikan mengurangi kejadian infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh fimosis. Sunat juga tidak memandang usia, sehingga anak dengan fimosis pada usia berapa pun dapat segera disunat untuk mencegah infeksi, tentunya setelah berkonsultasi dengan dokter spesialis. \n\n Meski penyebab fimosis masih belum diketahui secara pasti, namun diyakini bahwa kondisi tersebut berkaitan dengan faktor genetik. Ingatlah bahwa gejalanya bisa terlihat sejak masa kanak-kanak atau sejak lahir. Fimosis dapat dicegah terutama dengan menjaga kebersihan penis dan menghindari faktor risiko. Ada beberapa cara mencegah fimosis sebagai berikut : \n\n - Melakukan sunat secara dini. \n\n - Rutin membersihkan penis menggunakan air bersih secara perlahan. \n\n - Untuk membersihkan kulit bagian bawah kulup, tarik kulup secara perlahan dan jangan menarik kulup terlalu keras, karena dapat menimbulkan rasa sakit dan luka. \n\n Fimosis merupakan kelainan struktur penis yang dapat mengganggu fungsi seksual pada pria dewasa. Jika Anda mengalami salah satu gejala di atas, segera kunjungi Rumah Sakit Hermina terdekat di kota Anda untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat dari dokter kami. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mekarsari<\/a><\/li>
- 18 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Pemasangan Behel atau kawat gigi ke Dokter Gigi Apa ?<\/a><\/h3>
Halo Sahabat Hermina, Memiliki gigi yang rapi merupakan impian bagi banyak orang. Tingginya demand untuk perawatan merapikan gigi ini memunculkan berbagai pilihan perawatan yang sering ditemui di masyarakat. \n\n Mulai dari perawatan merapikan gigi atau pemasangan behel oleh dokter gigi spesialis, dokter gigi umum biasa, hingga tukang gigi abal-abal. Nah jadi seharusnya kita pasang behel ke dokter gigi mana sih ? \n\n Jawabanya adalah ke dokter gigi spesialis Orthodonti, Spesialis ortodonsia adalah dokter yang memiliki spesialisasi khusus di bidang kedokteran gigi. Spesialisasinya difokuskan secara khusus untuk perawatan ketidakteraturan gigi (keselarasan dan oklusi) dan masalah rahang. Tindakan penanganannya umumnya melibatkan penerapan kawat gigi. \n\n Selain memperbaiki kondisi yang sudah ada/terjadi, spesialis ortodonsia juga dilatih untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin berkembang di masa depan. Dokter ini dapat melakukan pemeriksaan bagi semua orang tanpa terpaut usia. \n\n Behel bukan sekedar fashion ya, Sahabat Hermina . Behel tetap saja perawatan medis yang harus ditangani oleh dokter gigi yang memiliki kompetensi yaitu dokter spesialis orthodonti . Apabila tidak dilakukan dengan benar, perawatan behel bisa menjadi sia-sia atau bahkan merusak kondisi gigi. \n\n Apa Saja Kondisi Gigi Yang Harus di Behel ? \n\n \n\n Perawatan gigi dengan behel atau kawat gigi kini sudah sangat umum dilakukan. Penggunaan behel bertujuan untuk merapikan susunan gigi. \n\n Meski begitu, tidak semua kasus kelainan gigitan atau kelainan hubungan rahang bisa diatasi dengan behel. Beberapa di antaranya memerlukan tindakan yang lebih besar, seperti operasi bedah rahang. \n\n Kondisi lainnya yang sebaiknya tidak menggunakan behel adalah gigi berlubang dan peradangan gusi. Penggunaan kawat gigi justru dapat memperparah kondisi tersebut. \n\n \n\n Apa Saja Kondisi Gigi Yang Harus di Behel ? \n\n \n\n Perawatan gigi dengan behel atau kawat gigi kini sudah sangat umum dilakukan. Penggunaan behel bertujuan untuk merapikan susunan gigi. \n\n Meski begitu, tidak semua kasus kelainan gigitan atau kelainan hubungan rahang bisa diatasi dengan behel. Beberapa di antaranya memerlukan tindakan yang lebih besar, seperti operasi bedah rahang. \n\n Kondisi lainnya yang sebaiknya tidak menggunakan behel adalah gigi berlubang dan peradangan gusi. Penggunaan kawat gigi justru dapat memperparah kondisi tersebut. \n\n Lalu, apa saja kondisi gigi yang harus dibehel? \n\n \n Gigi Terlalu Maju \n Gigi Bercelah \n Gigi Berjejal \n Gigi Gingsul \n Rotasi Gigi \n ukuran gigi dan rahang tidak sesuai \n Gigi Tertanam \n Gigitan Terbaik \n Gigitan Terbuka \n \n\n \n\n Kenapa Pasang Behel Harus ke Dokter Spesialis Orthodonti ? \n\n Pemasangan Behel dan perawatannya sebaiknya dilakukan oleh dokter gigi yang kompeten, yaitu dokter gigi spesialis ortodonsia. Memang sampai saat ini, banyak sekali dokter gigi umum yang melakukan pemasangan kawat gigi. \n\n Apabila Anda perlu membenahi posisi gigi, sebaiknya konsultasi dengan ortodontis. Contohnya, bila mengalami masalah saat menggigit atau posisi gigi yang berantakan. \n\n Patut diingat bahwa ada jenis gigi yang tidak bisa dibehel, seperti gigi atas terlalu maju (tonggos), gigi bawah terlalu maju, gigi berjejal, gigi tidak rapat, gigitan terbuka, dan impaksi gigi. \n\n \n\n Sebelum memilih dan melakukan perawatan di atas, dokter akan melakukan prosedur rontgen gigi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi gigi dan tulang rahang di bawahnya. \n\n Kemudian, dokter ortodonti akan menangani gangguan dengan pemasangan kawat gigi, behel transparan atau Invisalign, hingga operasi. \n\n Sebenarnya, tidak masalah bila Anda merapikan gigi dengan datang ke dokter gigi atau dentist. \n\n Namun, mungkin penanganannya akan berbeda bila Anda berkunjung ke ortodontis. Entah itu teknik perawatan dan pilihan pengobatannya yang lebih terbatas. \n\n \n\n \n\n \n\n \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Depok<\/a><\/li>
- 04 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
Tidaklah sama HIV dan AIDS<\/a><\/h3>
\nHIV dan AIDS adalah dua istilah yang sering kali digunakan secara bergantian, tetapi sebenarnya keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, sedangkan AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome. \n \nHIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini dapat menyerang dan merusak sel-sel CD4, yang bertugas melawan infeksi dalam tubuh. Ketika jumlah sel CD4 menurun, sistem kekebalan tubuh menjadi lemah dan tidak dapat melawan infeksi dengan efektif. HIV dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan darah, air mani, cairan vagina, atau cairan tubuh lainnya yang terinfeksi. Penularan HIV umumnya terjadi melalui hubungan seksual tanpa pengaman, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi, atau dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya selama kehamilan, persalinan, atau menyusui. \n \nAIDS, di sisi lain, adalah tahap lanjutan dari infeksi HIV. Seseorang dikatakan menderita AIDS ketika sistem kekebalan tubuhnya sangat lemah dan ia mengalami infeksi yang parah atau penyakit yang jarang terjadi. AIDS dapat menyebabkan gejala seperti demam, penurunan berat badan yang signifikan, diare kronis, infeksi jamur, dan kanker tertentu. Tanpa pengobatan yang tepat, AIDS dapat berakibat fatal. \n \nPenting untuk memahami perbedaan antara HIV dan AIDS karena HIV dapat diobati dan dikendalikan dengan terapi antiretroviral (ARV). Terapi ini dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh tetap stabil dan mencegah perkembangan HIV menjadi AIDS. Meskipun tidak ada obat yang dapat menyembuhkan HIV, pengobatan yang tepat dapat memungkinkan seseorang dengan HIV untuk hidup dengan kualitas hidup yang baik dan mengurangi risiko penularan virus kepada orang lain. \n \nDalam menghadapi HIV dan AIDS, penting untuk mengedukasi masyarakat tentang pencegahan, penularan, dan pengobatan yang tepat. Penggunaan kondom saat berhubungan seksual, penggunaan jarum suntik steril, dan tes HIV secara teratur adalah langkah-langkah penting dalam mencegah penularan HIV. Selain itu, dukungan sosial dan akses ke perawatan medis yang memadai juga sangat penting dalam membantu individu yang hidup dengan HIV atau AIDS. \n \nDalam kesimpulannya, HIV dan AIDS adalah dua kondisi yang berbeda meskipun sering kali digunakan secara bergantian. HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, sedangkan AIDS adalah tahap lanjutan dari infeksi HIV di mana sistem kekebalan tubuh sangat lemah. Pemahaman yang benar tentang perbedaan ini penting untuk pencegahan, penularan, dan pengobatan yang tepat. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Banyumanik<\/a><\/li>
- 27 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Peran Ayah dalam Tumbuh Kembang Anak<\/a><\/h3>
Hai Sahabat Hermina Banyumanik \n\n Bagaimana Peran Ayah dalam Tumbuh Kembang Anak? \n\n Pertumbuhan dan perkembangan pada anak hingga remaja didasari 3 kebutuhan yang harus dipenuhi yaitu Asuh, terpenuhinya nutrisi, kesehatan, imunisasi serta perlindungan dari cidera, selain itu Asih dan Asah, yakni terpenuhinya kasih sayang yang terus menerus, rasa aman pada keluarga dan kesempatan belajar. Ketiga hal tersebut diberikan oleh kedua orang tua, menurut ASFA (the adoption and safe families act) Ayah karena selain sebagai kepala keluarga untuk menciptakan keamanan dan ketersediaan tempat tinggal, juga sebagai pemberi kesejahteraan keluarga, sehingga akan terbentuk remaja yang memiliki prinsip, dan tidak mudah menyerah. \n\n Pengaruh ayah pada kesejahteraan anak dapat memiliki dampak pada kemampuan kognitif dan prestasi anak. Menurut studi McAdoo, peranan ayah dalam keluarga yaitu nutured mother, pengasuh selain ibu dan membina hubungan positif antara ibu dan anak dengan menghabiskan waktu bersama, child specialist and educator mendisiplinkan anak dengan cara yg tepat, memberi pendidikan agama dan ilmu pengetahuan lain, memberi panduan dunia luar hingga terbentuk panutan positif, protector yang melayani dan pelindung, serta decision maker pada keluarga, anak dapat mengikut sertakan pendapat ayah sebagai pertimbangan pengambilan keputusan. Studi Sundari juga menyebutkan pengasuhan Ayah (father nutrance) dapat membantu perkembangan peran jenis kelamin sehingga anak laki-laki ldapat lebih terkesan maskulin dan perempuan tampak lebih feminin, perkembangan moral dengan kedermawanan dapat mencontah dari ayah yang tidak antisosial dan bermusuhan, serta studi tersebut menyebutkan saat dewasa penyesuaian diri anak lebih baik dan membangkitkan motivasi berprestasi. \n\n Penghambat peran ayah pada anak remaja biasanya selain motivasi ayah untuk terlibat dalam kehidupan anak, karena career/job saliency yang menimbulkan stress menjadikan kurang lekat pada perawatan/pengasuhan anak keluarga, selain hal tersebut kepercayaan diri dan ketrampilan yang kurang menimbulkan efikasi yang kurang pula, yang harus didukung dengan keyakinan ibu terhadap pengasuhan ayah. \n\n Peran ayah terhadap tumbuh kembang anak remaja ini diharapkan dapat menghindarkan anak dari pengaruh buruk, dimana saat kecil telah dikenalkan oleh Ayah dan menjadi pribadi yang berkepribadian kuat tidak mudah menyerah sehingga dapat mencegah pengakhiran hidup sendiri pada remaja. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Makassar<\/a><\/li>
- 23 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
Kenali Cacar Air pada Anak <\/a><\/h3>
Cacar air atau yang biasa kita kenal dengan varicella adalah penyakit yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Cacar air umumnya banyak diketahui adalah sebuah penyakit yang sering terjadi pada anak-anak dan hanya terjadi sekali dalam seumur hidup. Namun ada beberapa kasus, penyakit ini juga dapat diderita oleh orang dewasa. Bahkan pada orang, gejala yang dialami cenderung lebih berat dibandingkan penderita anak-anak. Sama seperti dengan penyakit yang disebabkan oleh virus, cacar air juga tergolong penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya. Virus yang menyebabkan cacar air biasanya menyebar lewat udara melalui batuk atau bersin dari orang yang terinfeksi virus. Ketika terkena virus ini, seseorang bisa menulari orang lain selama 1-2 hari sebelum munculnya ruam dan sampai semua gelembung menjadi keropeng, umumnya 4-5 hari. Adapun jarak antara kontak dengan virus dan berkembangnya penyakit bervariasi tergantung individu. \n\n Penyebab Cacar Air \n\n Cacar air disebabkan oleh virus varicella yang bisa menular dengan mudah dan cepat. Infeksi ini bisa menyebar melalui udara saat penderita batuk atau bersin dan kontak langsung dari lendir, air ludah atau cairan dari luka lepuh penderita. Penularan ini terjadi pada dua hari sebelum ruam muncul hingga seluruh kerak kering pada luka telah hilang. Sejumlah kondisi dapat menyebabkan anak rentan mengalami cacar air adalah : \n\n \n Belum pernah terkena cacar air \n Belum menerima vaksin cacar air \n Bayi yang baru lahir dari ibu yang belum divaksinasi cacar air \n Anak yang berusia dibawah 12 tahun \n \n\n Gejala Cacar Air \n\n Gejala cacar air pada anak-anak antara lain : \n\n \n Demam disertai rasa pegal pada badan dan sakit kepala 1-2 hari sebelum munculnya ruam di kulit \n Munculnya bintik -bintik merah yang gatal di wajah, dada, leher dan kulit kepala \n Nafsu makan menurun \n Gangguan pernapasan \n Jika bintik-bintik digaruk oleh anak, maka akan meninggalkan bekas luka. \n \n\n Cara Mengatasi Gejala Cacar Air \n\n Cacar air biasanya bisa hilang sendiri jika imunitas anak dalam kondisi baik. Tidak ada penanganan yang spesifik bagi anak yang terkena cacar air. Anak yang terkena cacar air bisa menjalani perawatan dirumah oleh orang tua untuk meredakan rasa gatal di kulit atau gejala lainnya yang mengganggu. Harus diingat, jangan pernah biarkan anak yang terkena cacar air untuk menggaruk ruam bintik atau gelembung yang muncul, karena hal ini bisa menyebabkan bekas luka permanan dan infeksi kulit. Adapun cara mengatasi gejala cacar air pada anak antara lain : \n\n \n Memberikan tidur yang cukup pada anak \n Memberikan makanan yang bergizi dan minum vitamin \n Mandi dengan air hangat \n Menggunakan krim atau pelembab setelah mandi untuk mengurangi rasa gatal \n \n\n Pencegahan Cacar Air pada Anak \n\n \n Memberikan vaksin cacar air pada anak \n Menghindarkan kontak anak dengan orang yang sedang terkena cacar air \n \n\n Jika anak Anda mengalami gejala dari cacar air, segera melakukan konsultasi dengan dokter anak agar bisa mendapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat. Salam sehat \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>"); $('#div_next_link').html(" <\/a><\/span>");
- 23 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 27 November 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 04 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 26 Desember 2023<\/li><\/ul><\/div>
- 08 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 09 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 18 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 25 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 27 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 30 Januari 2024<\/li><\/ul><\/div>
- 02 Februari 2024<\/li><\/ul><\/div>