Vitamin D pada Anak

Vitamin D pada Anak

Vitamin D merupakan vitamin yang dapat dibentuk sendiri oleh tubuh. Vitamin D dapat larut dalam lemak dan terdapat dalam dua bentuk yaitu vitamin D2 (ergokalsiferol) dan vitamin D3 (kolekalsiferol). Kulit yang terpapar sinar ultraviolet B akan memicu pembentukan vitamin D3. Selanjutnya akan dimetabolisme di hati dan ginjal dan berubah menjadi bentuk aktif. Vitamin D yang aktif akan berikatan dengan reseptor vitamin D yang terdapat pada berbagai sel pada sistem skeletal, ginjal, kulit, hepar dan sel pankreas.

 

Vitamin D disintesis pada kulit dan ditemukan pada minyak ikan seperti ikan salmon, tuna, makarel, udang, kuning telur, daging, minyak ikan, jamur, shirataki dan keju. Beberapa makanan ada yang diperkaya dengan vitamin D seperti susu, mentega, yogurt atau sereal. Vitamin D yang berasal dari makanan hanya menyumbang 20% dari kebutuhan harian, sebagian besar diperoleh dari sintesis vitamin D di kulit.

 

Kadar vitamin D dikatakan defisiensi jika kadar di darah <20 nmol/L. Berdasarkan penelitian 2011 prevalensi defiesiensi vitamin D pada anak usia 1-13 tahun sebanyak 45,1%, sebanyak 49,3% berstatus in adekuat dan hanya 5,6% yang cukup. Penelitian lain mendapatkan 75,8% anak SD mengalami insufisiensi vitamin D.

 

Kekurangan vitamin D menyebabkan menurunnya kadar kalsium, fosfor dan metabolism tulang. Penurunan absorpsi kalsium dan fosfor di usus menyebabkan peningkatan hormon paratiroid yang akan memobilisasi kalsium dari tulang.  Akibatnya akan menurunkan kepadatan tulang karena terjadinya osteopenia, osteoporosis dan osteomalacia. Defisiensi vitamin D juga akan menimbulkan terjadinya kelemahan otot, penyakit infeksi, penyakit kardiovaskular, meningkatnya risiko terjadinya kanker, meningkatnya penyakit autoimmun, DM, arthritis dan multiple sclerosis.

 

Penyebab utama defisiensi vitamin D adalah kurangnya paparan sinar matahari. Terpapar sinar matahari pada daerah wajah, tangan dan lengan selama 20-30 menit 3 kali dalam seminggu dapat membantu memenuhi kebutuhan vitamin D. Produksi vitamin D maksimal saat tengah hari, sedangkan pada jam 08.00-09.00 dan jam 16.00-17.00 dalam jumlah lebih kecil.

 

Penduduk dengan pelindung kulit dan kulit gelap terjadi penurunan produksi vitamin D. Penggunaan tabir surya juga dapat menurunkan produksi vitamin D.

 

Faktor risiko kekurangan vitamin D adalah kurangnya paparan sinar UVB, obesitas, berkulit gelap, bayi yang lahir dari ibu yang defisiensi vitamin D saat hamil, anak dengan gangguan penyerapan makanan dan anak yang kurang asupan vitamin D (dalam ASI kandungan vitamin D nya rendah).

 

Asupan harian vitamin D pada anak adalah 400 IU. Pada pasien dengan risiko defisiensi vitamin D pada usia < 1 tahun diberikan 400 IU/hari, anak usia >1 tahun 600 IU/hari.

 

Untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin D digunakan vitamin D2 atau vitamin D3. Pemberian suplementasi vitamin D diberikan untuk mencegah defisiensi vitamin D, tetapi tidak direkomendasikan pemberian suplementasi vitamin D diluar kebutuhan sehari hari.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.