Stop Bullying Anak! 7 Cara Efektif Atasi Perundungan

Stop Bullying Anak! 7 Cara Efektif Atasi Perundungan

Akhir-akhir ini marak pemberitaan bullying anak di media. Tentunya ini meresahkan dan membuat miris hati para orang tua. Apalagi jika ternyata anaknya menjadi korban atau pelaku perundungan.

Bullying atau perundungan bukanlah hal yang sepele atau wajar. Perilaku ini berdampak buruk bagi kesehatan mental dan fisik anak. Prestasi akademis dan kehidupan sosialnya juga bisa hancur akibat rundungan. Ada yang sampai depresi bahkan bunuh diri.

7 Cara Mengatasi Perundungan Pada Anak

Bullying anak tidak sekedar kekerasan fisik saja. Bentuknya beragam bisa secara verbal (seperti ejekan, ancaman) social, sexual, maupun cyber. Di era internet, cyber bullying sering terjadi melalui medsos (media sosial). Karena itu dibutuhkan upaya dari berbagai pihak untuk bersama-sama mencegah dan mengatasi masalah perundungan.

Bagi orangtua, Anda dapat melakukan tindakan-tindakan di bawah ini sebagai upaya preventif dan kuratif mengatasi bullying:

1. Bekali Anak dengan Pemahaman Bullying

Hal pertama yang bisa Anda lakukan untuk mencegah perundungan adalah memberi pengetahuan kepada anak tentang pengertian bullying. Apa saja yang termasuk perilaku bullying, jenis-jenisnya dan cara menghindarinya agar mereka tidak menjadi korban atau pelaku. Termasuk langkah dan tindakan apa yang harus dilakukan jika melihat terjadinya peristiwa bullying di sekitarnya.

2. Ajarkan Anak Berani Melawan Perundungan

Melawan bukan berarti membalas dengan tindakan kekerasan atau verbal. Melawan bullying anak bisa dengan mengacuhkan atau meninggalkan pelaku perundungan.

Jika tidak terpaksa, lebih baik hindari perkelahian dan mencari pertolongan. Bukan mengajarkan menjadi pengecut, tetapi tindakan ini merupakan pilihan yang aman untuk mencegah luka-luka kekerasan yang mungkin saja ditimbulkan akibat perkelahian.   

Bila perlu, bekali anak dengan ilmu bela diri. Bukan untuk pamer tapi menjadi pertahanan diri ketika keadaan terdesak.  Selain itu, ajarkan anak untuk berani melaporkan tindakan bullying ketika mereka menjadi korban atau saksi.

3. Bangun Kepercayaan Diri Anak

Anak yang terlihat lemah, minder dan kurang percaya diri sering menjadi target perundungan teman-temannya. Oleh karena itu penting sekali orang tua mengajarkan kepercayaan diri kepada anak. Misalnya mengajarkan kontak mata saat berhadapan dengan orang lain, berjalan tegak tidak menunduk atau pun terlihat pongah, berbicara dengan nada tegas dan jelas.

4. Peka Pada Perasaan Anak dan Beri Dukungan

Jika anak Anda terlanjur menjadi korban bullying hal pertama yang harus orangtua lakukan adalah mengajak berbicara. Tunjukkan kepedulian dan kepekaan Anda melalui kata-kata dan tindakan. Beri dukungan penuh dan tulus agar anak merasa terlindungi.

Untuk mengetahui perawatan apa yang dibutuhkan korban bullying anak, penting untuk segera memeriksakan kondisi fisik dan psikologisnya kepada ahli. Peristiwa perundungan bisa menimbulkan trauma, oleh karena itu jangan biarkan anak sendirian. Ajak anak melakukan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan untuk mengurangi kesedihan dan ketakutannya.

5. Penuhi Kebutuhan Kasih Sayang dan Psikologis Anak

Anak yang kurang mendapatkan perhatian atau limpahan kasih sayang dari orang tuanya cenderung berulah untuk memperoleh pengakuan. Apalagi jika mereka sering mendapatkan perlakuan kasar atau diberi label negatif akan berpotensi menjadi pelaku bullying.

Oleh karena itu, jadilah orang tua yang bisa menjadi panutan dan ciptakanlah lingkungan yang penuh kasih sayang di rumah. Didik anak agar memiliki empati dan kasih sayang terhadap orang lain. Dengan begitu, mereka tidak akan berperilaku tidak baik atau jahat terhadap temannya.

6. Bantu Pelaku Perundungan untuk Menyadari Kesalahan dan Menghentikan Perilaku Buruknya

Jika anak Anda menjadi pelaku jangan hanya memarahinya, tetaplah terima dia sebagai anak yang harus dilindungi. Bisa jadi anak tidak menyangka bahwa konsekuensi perilakunya bisa sedemikian serius. Bagi pelaku hal ini juga dapat menimbulkan goncangan batin.

Dampingi anak menghadapi konsekuensi dari perbuatannya. Bantu anak agar memiliki pemahaman baru dan tidak mengulangi lagi perilakunya yang buruk.  Tanamkan pendidikan moral dan agama berbasis, supaya  anak tumbuh menjadi individu yang memiliki karakter positif.

7. Saling Bersinergi Membangun Komunitas Anti Bullying

Stop bullying efektif jika melibatkan banyak pihak dan saling bersinergi. Mendirikan komunitas anti bullying adalah salah satu cara yang bisa dilakukan di lingkungan rumah atau sekolah untuk mengatasi perundungan.

Pihak-pihak yang turut dilibatkan dalam komunitas antara lain: murid, guru, kepala sekolah, para wali murid, staf-staf sekolah, supir antar-jemput murid, dokter di sekolah dan penjaga kantin. Dengan banyaknya pihak yang bergabung dalam komunitas dan saling membantu, upaya memerangi perundungan bisa tercapai.  

Melalui komunitas, bisa meningkatkan kesadaran tentang bullying anak di antara para orangtua. Jika ada salah satu anak yang menjadi korban perundungan, para orang tua dan guru segera melakukan investigasi untuk mencegah terjadinya bullying lagi dan memikirkan bagaimana solusinya.  

Para guru dan murid juga bisa berkolaborasi mengadakan kampanye anti bullying. Misalnya, dengan membuat poster stop bullying. Poster dan gambar ini bisa ditempelkan di dinding sekolah atau kelas sebagai pengingat untuk anak-anak agar tidak melakukan tindak perundungan.

Stop bullying anak sekarang juga dengan cara-cara di atas. Orangtua, anak-anak, dan pihak sekolah harus saling bersinergi untuk mencegah dan menghentikan perundungan agar tidak semakin meresahkan.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.