PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI (USG) PADA KEHAMILAN

PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI (USG) PADA KEHAMILAN

Ultrasonografi (USG) merupakan suatu metoda diagnostik dengan menggunakan gelombang ultrasonik, untuk mempelajari struktur jaringan berdasarkan gambaran echo dari gelombang ultrasonik yang dipantulkan oleh jaringan.

 

Kelebihan pemeriksaan USG:

  •  Non invasif
  •  Aman
  •  Praktis
  •  Hasil akurat

Fisika dasar gelombang ultrasonik

Gelombang ultrasonik sebetulnya gelombang suara dengan frekuensi yang tinggi.

Frekuensi gelombang suara yang dapat didengar manusia : 20 Hz – 20 kHz. (1 kiloHz = 1000 Hz, 1 MegaHz = 1000 kHz), USG menggunakan: 1 – 10 MHz; USG untuk obstetri: 3-5 Hz.

Dalam Obstetri, penggunaan alat USG aman baik ibu maupun janin, karena:

  1. Gelombang ultrasonik yang digunakan adalah jenis pulsa, sehingga efek kumulatif di dalam jaringan sangat kecil.
  2. Dinding abdomen ibu akan mengabsorbsi sebagian intensitas gelombang ultrasonik.
  3. Vaskularisasi pada dinding abdomen ibu dan tubuh janin akan menetralisir efek panas dari gelombang ultrasonik.
  4. Pemakaian USG jenis real time (dimana pemeriksa sering meggerakkan probe selama pemeriksaan) dan adanya gerakan janin, akan menghindari terfokusnya intensitas gelombang ultrasonik pada suatu organ terlalu lama.

Teknik pemeriksaan USG (trans abdominal)

  1. Posisi pasien dalam keadaan berbaring, USG ditempatkan disebelah kanan pasien. Pemeriksa berada di sebelah kanan pasien, duduk menghadap ke arah muka pasien dan layar monitor USG.
  2. Persiapan: Pada kehamilan trimester 1 sebaiknya kandung kencing terisi cukup, kandung kencing ini berfungsi sebagai jendela akustik yang akan memperrmudah pemeriksaan.
  3. Penggunaan bahan sebagai medium adalah jelli agar mudah dilalui gelombang suara.                   

Indikasi Pemeriksaan USG

Hamil trimester I

  1. Untuk memastikan adanya kehamilan dengan melihat kantong gestasi.
  2. Menentukan apakah kehamilan intra uterin atau ekstra uterin.
  3. Menentukan apakah kehamilan single atau multiple
  4. Mendeteksi adanya denyut jantung janin (mulai usia kehamilan 7 atu 8 minggu)
  5. Menentukan usia kehamilan dengan mengukur kantong gestasi (Gestational Sacc/GS), panjang janin (CRL).                                                                         

 

Komplikasi pada kehamilan trimester I

  1. Perdarahan nidasi. Proses nidasi blastosis ke dalam endometrium akan menimbulkan perlukaan pada jaringan endometrium. Kadang-kadang perlukaan tersebut menimbulkan perdarahan pervaginam.
  2. Abortus

a. Abortus imminens

b. Abortus inkomplet

c. Missed abortion

3.  Kehamilan anembrionik (Blighted ovum), adalah kehamilan patologik dimana kantong kehamilan terbentuk tetapi embrio tidak terbentuk

4. Mola hidatidosa

Pada gambaran USG menyerupai gambaran sarang tawon (honeycomb appearance) atau badai salju (snowstorm appearance). Uterus lebih besar dari usia kehamilan.

5. Kehamilan ektopik

     Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan yang lokasinya berada di luar rongga Rahim, misalnya di tuba fallopii, kanalis servikalis, atau pada bekas luka operasi sesar yang penyembuhannya tidak baik. Perlu dikenali predisposisi terjadinya kehamilan ektopik, misalnya Riwayat operasi pada daerah adneksa atau sebelumnya pernah mengalami kehamilan ektopik

Diagnosis kehamilan ektopik secara USG hanya bisa ditegakkan bila terlihat kantong gestasi berisi embrio/janin yang letaknya di luar kavum uteri.

Pemeriksaan USG pada kehamilan ektopik:

 

 

Pemeriksaan USG pada hamil trimester II

  1. Memastikan kehamilan tunggal atau ganda
  2. Menentukan viabilitas janin
  3. Pengukuran usia kehamilan
  4. Mendeteksi adanya kelainan kongenital

a. Hidrosefalus

b. Mikrosefalus

c. Anensefal

d. Ensefalokel

e.Spina bifida

f. dll.

4. Pemeriksaan alat kelamin

Pada laki-laki: terlihat penis dan skrotum

Pada perempuan: gambaran labia majora dan minora (tetapi lebih sulit sebelum usia kehamilan 24 mg)

                                                        

Pemeriksaan USG pada hamil trimester III

  1. Menentukan adanya plasenta previa
  2. Menentukan adanya solusio plasenta
  3. Oligohidramnion
  4. Polihidramnion
  5. Letak dan presentasi janin
  6. Menentukan berat janin dengan pemeriksaan BPD, AC dan FL
  7. Melihat anomaly kongenital yang terlambat muncul atau baru dapat teridentifikasi, gangguan pertumbuhan janin.
  8. Evaluasi keadaan serviks uteri (inkomptence serviks) yang berisiko terjadinya kehamila preterm.
  9. Pengukuran tebal segmen bawah Rahim pada pasien bekas SC
Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.