ibu, ayah dan ibu, anak

Menyiasati Gizi pada Ibu Menyusui Saat Menjalani Puasa

Pemberian ASI pada bayi sangatlah penting untuk bayi dan dikaitkan dengan kemampuan biologis, psikologis, serta perkembangan intelektual bayi yang lebih baik. Volume dan komposisi ASI sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tahapan menyusui dan pola makan ibu.

 

Berdasarkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa puasa tidak memengaruhi komposisi Makronutrien ASI secara signifikan. Namun, ada perbedaan signifikan dalam zat gizi mikro yang penting untuk ibu menyusui seperti seng, magnesium, dan kalium.

 

Berikut adalah beberapa cara untuk menjaga kondisi kesehatan ibu menyusui selama berpuasa:

 

- Menjaga Hidrasi Tubuh

Asupan cairan setiap hari sangat bermanfaat untuk menghidrasi tubuh. Dianjurkan untuk minum sedikit demi sedikit selama rentang waktu yang diizinkan (buka hingga sahur). Minum terlalu banyak sesaat sebelum berpuasa akan memenuhi kandung kemih, yang mengakibatkan sering buang air kecil sehingga ibu merasa lebih haus.

Untuk menyiasatinya, bisa dengan mengonsumsi makanan dengan kandungan tinggi air seperti, semangka, tomat, jeruk, sayur berkuah, timun.

 

- Makan dengan Tepat

Makanan dengan gizi seimbang (karbohidrat, protein dan lemak) dengan pengaturan makan seperti prinsip piring makanku, yaitu ½ sayur dan buah, 1/3 nasi, dan ¼ lauk pauk. Karbohidrat untuk sumber energi, protein untuk pertumbuhan dan mengganti sel yang rusak, vitamin dan mineral untuk menjaga dan memelihara kesehatan tubuh dan air sebagai pelarut. Makanan dengan gizi seimbang serta jumlah yang tepat, bisa mencegah tubuh dari rasa lemas dan pusing.

 

- Menghindari minuman laksatif

Hindari minuman yang bersifat laksatif (teh dan kopi) terlalu banyak di saat sahur. Laksatif dapat meningkatan pembuangan cairan tubuh melalui urin sehingga berisiko dehidrasi. Karena selain laksatif, minuman tersebut juga akan berpengaruh pada penyerapan zat besi di dalam tubuh.

 

Batasi makanan tinggi lemak dan garam seperti gorengan, saat buka puasa tubuh butuh makanan yang mudah diserap. Selain itu gorengan dapat merangsang asam lambung, menyebabkan kolesterol darah. Makanan tinggi garam dapat menyerap banyak air sehingga memicu rasa haus yang berlebihan di siang hari.

 

- Makan dengan Porsi Kecil dan Sering

  • Sahur (makan utama + buah) 03.30
  • Buka puasa (makanan selingan) 18.00
  • Buka puasa (makanan utama setelah solat maghrib) 18.30
  • Buka puasa (makan utama/makan selingan 19.30-20.00

 

Contoh Pembagian Makan Saat Puasa (Porsi Kecil Tapi Sering)

Buka Puasa:

- Buah kurma 3 biji + air mineral

- Puding susu + buah + air mineral

- Jus buah tanpa gula

 

Makan Utama:

- Nasi, Sayur asem, Ayam goreng dan tempe bacem, buah pisang

- Kentang, bistik ayam, mixed vegetable, buah jeruk

 

Makan Utama/Snacking Malam (1 jam sebelum tidur):

- Roti Bakar keju, roti bakar sosis

- Smoothies

- Salad Buah

- Kolak

 

Makan Sahur:

- Nasi putih, soto ayam dan tempe goreng, buah naga

- Nasi putih, sayur bayam, empal, rolade tahu, buah semangka

 

Puasa hanya berbeda pada jendela waktu makan (buka-sahur), tetapi kualitas dan kuantitas makanan harus tetap sama dan terpenuhi agar asupan zat penting bagi ibu menyusui tetap terpenuhi sehingga ibu dan bayi tetap sehat.

 

 

 

 

Referensi:

 

Adawi, M. et al. Ramadan Fasting Exerts Immunomodulatory Effects: Insights form a Systematic Review, 2017, 8:1144. doi: 10.3389/fimmu

 

Allegaert, K. and Anne Smiths. Acute Maternal Fasting or Fluid Abstention Does Not Significantly Affect the Macronutrient Composition of Human Milk: Clinical and Clinical Research Relevance. Children. 2020, 7, 60; doi:10.3390/children7060060

 

Ertem, I.O., Kaynak, C., Ulukol, B., and Gulnar S.B. Attitudes and Practices of Breastfeeding Mothers Regarding Fasting In Ramadan. Child: Care, Health and Development. 2009. Vol. 27, 6: 545-554

 

Khoshdel, A. et al. Impact of maternal Ramadan fasting on growth parameters in exclusively breast-fed infants. Iranian journal of Pediatrics. 2007, 17 (4)

Categories