Mengenal Kanker Usus

Mengenal Kanker Usus

Karsinoma kolorektal terjadi malignansi terbanyak pada saluran cerna, di Indonesia Penyebab kematian nomor 3 pada wanita setelah keganasan pada payudara dan cerviks, Insiden meningkat sesuai dengan pertambahan usia dan sering ditemukan pada usia > 50 tahun
Etiologi
  • Penyebab dan patogenesis yang pasti, sampai sekarang belum jelas
  • Beberapa faktor dianggap berperan dalam terjadinya karsinoma kolorektal :
    1. Polyp-cancer sequence
    2. Inflamatory bowel disease :
      1. Risiko terjadinya karsinoma kolorektal meningkat  > 40% pada pasien dengan colitis ulseratif.
      2. Pasien dengan Crohn’s disease memiliki risiko tinggi terjadinya karsinoma kolorektal pada populasi umum
    3. Faktor genetik :
      1. Terjadi peningkatan insiden pada turunan pertama penderita karsinoma kolorektal
      2. FAP (familial adenomatous polyposis) terjadi transimisi genetik
      3. HNPCC (hereditary nonpolyposis colorectal carcinoma)
    4. Faktor diet :
      1. Lemak, diet lemak insiden kanker 
      2. Serat, diet serat insiden kanker
      3. Kalsium,  diet kalsium insiden kanker  
      4. Alkohol,  insiden kanker
Makroskopis
Terdapat 3 tipe makroskopis karsinoma kolon dan rektum :
1. Tipe POLOPOID / VEGETATIVE / FUNGATING
   Tumbuh menonjol kedalam lumen usus dan berbentuk bunga kol. Ditemukan terutama
   disekum dan kolon asendens
2. Tipe SKIRUS mengakibatkan penyempitan sehingga terjadi gejala stenosis dan obstruksi.
   Ditemukan terutama di kolon desendens, sigmoid dan rektum
3. Tipe ULSERATIF terjadi nekrosis sentralis ditemukan terutama pada rektum
Tipe Histologis
  • Adenokarsinoma
      • Adenokarsinoma tanpa komponen musinosum
      • Adenokarsinoma dengan komponen musinosus < 50%
      • Adenokarsinoma musinosum ( komponen musinosum > 50%)
  • Signet ring sel adenocarcinoma
  • Squamous cell carcinoma
  • Adeno-squamous carcinoma
  • Karsinosarkoma
  • Undifferentiated carcinoma
 
5 Mekanisme Penyebaran Sel Tumor :
    1. Lymfogen
    2. Hematogen
    3. Langsung menembusi dinding usus (intramural dissemination)
    4. Implantasi selama pembedahan (intraoperative spreading)
    5. Melalui rongga peritoneal
Penyebaran
  • Karsinoma kolorektal mulai berkembang pada mukosa dan   bertumbuh  sambil menembus  dinding dan memperluas secara  sirkuler ke arah cephalad dan caudad
  • Invasi tumor cenderung sirkuler dari pada logitudinal dan   cenderung kearah cephalad   daripada caudad
  • Di daerah kolon, penyebaran caudad tidak pernah melebihi 5-6 cm
   sedangkan di daerah  rektum, penyebaran kearah anal jarang melebihi  2 cm
  •  Penyebaran  perkontinuitatum menembus jaringan atau organ   sekitarnya
  •  Penyebaran limfogen à ke kelenjar parakolika, mesenterikal dan para aortal
  •  Penyebaran hematogen à terutama ke hepar sedangkan bila tumor  pada 1/3  distal       
 rektum dapat menyebar ke paru-paru.
Pemeriksaan Penunjang
  1. PEMERIKSAAN DAERAH REKTUM
    1. COLOK DUBUR
      • Harus dilakukan pada setiap kelainan kolorektal atau abdomen
      • Dapat mendeteksi tumor sampai sejauh kurang lebih 10 cm dari anal verge
      • Tumor à konsistensi keras, permukaan ¹ rata, mudah berdarah
      • Harus dinilai è ukuran tumor, terfiksasi atau tidak, ulserasi atau tidak
      • Dengan pemeriksaan colok dubur yang baik dan benar à dapat mendiagnosis hampir 40 % tumor-tumor kolorektal
    2. PROKTOSIGMOIDOSKOPI RIGID è dapat menentukan dengan tepat lokasi tumor
    3. ENDORECTAL ULTRASOUND  (EUS) è dapat menentukan dalamnya invasi tumor ke dinding usus
  1. KOLONOSKOPI disertai biopsi
    • Untuk melihat tumor daerah kolon
    • Mendiagnosis hampir 100% karsinoma kolorektal
  1. BARIUM ENEMA kontras ganda
    • Gambaran malignansi pada foto kolon dapat berupa :
                                    - Arrest (Stopping)
                                    - Filling Defect
                                    - Deviasi
    • Mendiagnosis hampir 90 % karsinoma kolorektal
  1. LABORATORIUM è Darah rutin, CEA, LFT
  2. USG / CT Scan abdomen è evaluasi hepar dan abdomen terhadap metastasis
Terapi Adjuvant
  1. Radiasi
  2. Kemoterapi
  • Stadium I / Dukes’ A  : tidak diberikan kemoterapi
  • Stadium II / Dukes’ B : dipertimbangkan untuk diberikan  kemoterapi
  • Stadium III / Dukes’ C :  kemoterapi 5 FU / Folic Acid (FA)   atau Capecitabine hingga 6 bulan
  • Stadium IV / metastasis  : kemoterapi 5 FU / FA atau Capecitabine hingga 6 bulan ditambah Oxaliplatin atau Irinotecan, 6 bulan
Prognosis
  • Dinilai berdasarkan 5-years survival  rate (ketahanan hidup  selama 5 tahun)
  • Prognosis ditentukan berdasarkan :
      • Staging
      • Derajat histopatologi
      • Derajat diferensiasi
      • Ada tidaknya invasi vaskuler atau perineural
      • Ada tidaknya obstruksi atau perforasi
      • Aneuploidi sel-sel tumor
      • Mucin-producing dan signet cell tumors  (intercytoplasmic mucin)
      • Peningkatan kadar CEA
 
Jika Sahabat Hermina merasakan hal-hal yang bermasalah terkait kesehatan Pencernaan, segera konsultasikan ke dokter kami, dr. Vincentius Daniel Sp.B-KBD yang merupakan dokter sub spesialis bedah digestif di RSU Hermina Balikpapan
Semakin cepat mencari perawatan, semakin cepat juga Anda akan merasa lebih baik. Salam Sehat Sahabat RS Hermina Balikpapan.
Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.