Mengenal Happy Hypoxia COVID-19

Mengenal Happy Hypoxia COVID-19

Sahabat Hermina, saat ini banyak yang membicarakan tentang Happy Hypoxia pada penderita COVID-19, yaitu ketika penderita mengalami perburukan kondisi kesehatan secara tak kasat fisik, dan pada kondisi terburuk dapat mengakibatkan kematian tiba-tiba.

COVID-19 atau Corona Virus Diseases 19 pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok, pada tahun 2019. COVID-19 sendiri merupakan penyakit infeksius yang disebabkan oleh virus SARS CoV – 2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2) yang dapat menyebabkan gangguan ringan hingga berat pada sistem pernafasan manusia, dan pada kondisi terburuk dapat menyebabkan kematian.

Akhir–akhir ini, mulai muncul istilah Happy Hypoxia COVID-19 yang dapat terjadi akibat adanya tanda hipoksia atau kurang oksigen di jaringan tubuh pada pasien yang terjangkit COVID-19, tetapi tidak diikuti dengan munculnya gejala seperti sesak nafas. Pada umumnya pasien datang dengan keluhan ringan dengan tidak disertai gangguan pernafasan yang berat. Namun, saat dilakukan pemeriksaan fisik ditemukan adanya nafas cepat dan saturasi oksigen turun hingga 70% atau bahkan dibawah 50% (saturasi oksigen normal adalah lebih dari 95%).

Akibat dari turunnya kadar oksigen tersebut adalah dapat menyebabkan seseorang mengalami kerusakan jaringan tubuh dan akan mudah terjadinya perburukan gejala yang sangat cepat sehingga dapat menyebabkan kematian.

Laporan pertama mengenai adanya diagnosa pada pasien yang mengidap Happy Hypoxia COVID-19 terjadi pada April–Mei 2020 di Ottesstad, Norwegia, dengan kasus adanya seorang pasien datang dengan keluhan:

  • Demam
  • Batuk
  • Lemas
  • Konfirmasi PCR COVID-19 reaktif
  • Riwayat bepergian ke Eropa Tengah 9 hari sebelumnya

Pada pemeriksaan fisik, ditemukan terjadi peningkatan frekuensi pernafasan (takipneu) dengan disertai penurunan saturasi oksigen hingga 66%. Pasien tersebut tidak menggambarkan gambaran hipoxemia yang berat, tetapi langsung mengalami perburukan dengan cepat.

Karena Happy Hypoxia COVID-19 ini dapat terjadi tanpa disertai gejala atau hanya dengan gejala ringan, sebaiknya kita harus tetap waspada dan menjalankan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari, seperti:

  1. Menjaga jarak
  2. Menghindari kerumunan
  3. Menggunakan masker
  4. Rajin mencuci tangan
  5. Istirahat yang cukup
  6. Mengkonsumsi makanan yang bergizi

 

Sahabat Hermina, di tengah pandemi ini, apabila mengalami keluhan demam yang disertai dengan gejala pernapasan seperti batuk, pilek, nyeri tenggorokan, atau sesak napas, segera periksa kesehatan dan konsultasi dengan dokter di rumah sakit terdekat. Tidak perlu ragu ke rumah sakit, karena Rumah Sakit Hermina telah menerapkan protokol kesehatan dalam mencegah terjadinya penularan COVID-19 di lingkungan rumah sakit. Salam Sehat.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.