Gizi Balita di Periode Emas

Gizi Balita di Periode Emas

Kurang gizi adalah dampak dari tidak terpenuhinya kebutuhan gizi anak. Kondisi ini dapat dimulai ketika bayi masih berada di dalam kandungan. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan agar dapat memenuhi kebutuhan gizinya dengan baik selama masa kehamilan.

Setelah bayi lahir sampai usia 2 tahun, pemenuhan gizi untuk anak masih harus diperhatikan. Masa kehamilan sampai usia 2 tahuh merupakan Golden Periode atau periode emas tumbuh kembang anak. Pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan organ-organ penting yg sangat menentukan masa depan anak.

Beberapa masalah yang sering muncul adalah kurangnya nafsu makan, kurangnya ketersediaan makanan, dan gangguan pada proses pencernaan.

Kurang gizi juga dapat diperparah bila anak sering mengalami penyakit infeksi. Akibatnya, bisa membuat pertumbuhan dan perkembangannya terganggu. Inilah yang nantinya akan berdampak pada kehidupan anak di kemudian hari.

Secara garis besar, anak kurang gizi umumnya mempunyai berat badan kurang (underweight), kurus (wasting), pendek (stunting), serta kekurangan vitamin dan mineral. Di Indonesia sendiri, masalah kurang gizi pada anak masih menjadi perhatian yang serius.

Menurut WHO, ada berbagai permasalahan yang timbul ketika anak mengalami kurang gizi (undernutrition), meliputi:

1. Berat badan kurang (underweight)

Berat badan kurang ditandai ketika berat badan anak tidak setara dengan berat normal di kelompok usianya.  Dalam arti, berat anak biasanya terlalu ringan untuk ukuran usianya.

Oleh karena, berat badan kurang dapat diukur dengan menggunakan indikator berat badan berbanding dengan usia (BB/U). Selain tubuh yang kurus, gejala khas lainnya yang muncul ketika berat badan anak kurang yakni rentan sekali terserang penyakit.

2. Kurus (wasting)

Berbeda dengan berat badan kurang (underweight), anak yang sangat kurus (wasting) memiliki berat yang sangat rendah dan tidak sesuai dengan tinggi badan. Berat badan anak yang mengalami wasting biasanya jauh berada di bawah rentang normal yang seharusnya.

Indikator yang digunakan untuk menilai kemungkinan wasting pada anak yakni berat badan berbanding dengan tinggi badan (BB/TB). Kondisi kurang gizi berat juga kerap digunakan untuk menggambarkan wasting. Pasalnya, anak yang bertubuh sangat kurus biasanya sudah tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup dalam waktu lama.

Bahkan, anak tersebut juga bisa saja mengalami penyakit yang berhubungan dengan kehilangan berat badan, misalnya diare. Gejala khas yang mudah terlihat jika anak mengalami wasting yaitu memiliki tubuh yang sangat kurus karena berat badannya sangat rendah.

3. Pendek (stunting)

Pendek (stunting) adalah kondisi yang membuat pertumbuhan tubuh anak terganggu, sehingga tinggi badan anak tidak normal atau tidak setara dengan teman-teman seusianya. Stunting tidak terjadi dalam waktu singkat, melainkan sudah terbentuk sejak lama karena tidak tercukupinya kebutuhan nutrisi anak selama masa pertumbuhan anak. Penyebab lain stunting adallah penyakit infeksi berulang serta berat badan lahir rendah (BBLR).

Indikator yang digunakan untuk menilai kemungkinan stunting pada anak yakni tinggi badan berbanding dengan usia (TB/U).

Anak dinyatakan bertubuh stunting jika grafik pertumbuhan tinggi badan sesuai usianya berada di angka kurang dari -2 SD. Ada berbagai gejala stunting yang biasanya tampak pada anak, mulai dari perawakan tubuh yang jauh lebih pendek ketimbang teman-teman sebayanya, berat badan rendah untuk anak seusianya, serta pertumbuhan tulang yang lambat.

4. Kekurangan Vitamin dan Mineral

Defisiensi vitamin dan mineral, terjadi karena kurangnya asupan gizi yang optimal sesuai dengan kebutuhannya. Bukan anak kurang gizi saja yang bisa mengalami kekurangan vitamin dan mineral, tapi anak dengan berat badan normal pun punya risiko yang sama.

Padahal, berbagai vitamin dan mineral punya peran yang penting di dalam tubuh. Zat gizi mikro tersebut bisa membantu kerja seluruh organ tubuh, termasuk otak. Beberapa jenis kekurangan vitamin dan mineral yang paling umum yaitu:

- Vitamin A

Ini terjadi ketika asupan vitamin A anak dari makanan harian tidak mampu mencukupi kebutuhannya.

Sulit melihat di malam hari merupakan salah satu gejala khas karena kekurangan vitamin A. Dalam kondisi yang lebih parah, kekurangan vitamin A bisa mengakibatkan kebutaan karena rusaknya bagian retina dan kornea mata.

Hal lain.anak yang kekurangan vitamin A berisiko mengalami masalah pernapasan dan penyakit infeksi. Di sisi lain, dapat pula mengarah terhambatnya laju pertumbuhan serta perkembangan tulang anak.

Ketika anak mengalami kekurangan vitamin A, beberapa gejala yang muncul meliputi:

  • Kulit dan mata kering
  • Pertumbuhan terhambat
  • Penglihatan anak kurang optimal pada malam hari atau saat kondisi cahaya redup
  • Infeksi pada saluran pernapasan
  • Proses penyembuhan lambat

 

- Zat Besi

Kekurangan zat besi berisiko membuat anak mudah terkena anemia.

Jika sudah sampai mengalami anemia, artinya kondisi kekurangan zat besi yang dialami anak tergolong parah. Dengan kata lain, kadar hemoglobin dan hematokrit yang ada di dalam sel darah merah telah berada di bawah nilai normal atau cut off. Jika benar anak mengalami kurang gizi karena zat besi, berbagai gejala yang akan terlihat seperti:

  • Kulit pucat
  • Mudah lelah
  • Pertumbuhan dan perkembangan lambat
  • Nafsu makan menurun
  • Merasa kesulitan dalam bernapas
  • Sering mengalami penyakit infeksi
  • Keinginan untuk makan makanan tertentu meningkat, seperti es krim, sumber karbohidrat, atau lainnya

 

- Yodium

Kekurangan yodium bisa membahayakan kesehatan tubuh anak, bahkan pada kelangsungan hidupnya. Berbagai gejala kekurangan yodium pada anak seperti:

  • Pembengkakan di leher (gondok)
  • Kelelahan parah
  • Rambut mudah rontok
  • Kulit kering
  • Detak jantung melambat
  • Kesulitan dalam belajar dan berkonsentrasi

 

 

Bagaimana cara mengatasi kurang gizi pada anak?

Sebenarnya penanganan kurang gizi pada anak akan disesuaikan kembali dengan tingkat keparahan dan kondisi khusus yang dialami masing-masing anak. Adanya komplikasi yang turut menyerati gizi kurang juga akan menjadi pertimbangan tersendiri.

 

Sahabat Hermina, pantau terus asupan gizi Si Kecil selama periode emas tumbuh kembangnya agar Si Kecil selalu sehat dan terhindar dari berbagai masalah-masalah kesehatan di kemudian hari. Bila perlu, konsultasikan kesehatannya dengan dokter.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.