Gigi Sehat pada Anak

Gigi Sehat pada Anak

Sahabat Hermina, mengapa kunjungan rutin ke dokter gigi menjadi faktor agar terciptanya tujuab gigi sehat? Karena setiap diri kita, baik anak-anak maupun dewasa, pasti setidaknya memiliki satu dari tanda berikut, yaitu:

  • Gigi yang permukaannya berlekuk (tidak flat seperti meja)
  • Gigi yang tidak beraturan
  • Karang gigi
  • Tambalan gigi
  • Gigi tiruan dalam mulut
  • Penyakit sistematik yang mempengaruhi kesehatan gigi dan gusi

Dan dari semua hal tersebut memungkinkan menjadi tempat plak bertumbuh.

 

Kesehatan gigi pada anak bergantung dari orang-orang di sekelilingnya, terutama orang tuanya.

 

“Role model” menjadi penting, mengingat anak-anak senang mencontoh. Maka, kita harus menjadi role model atau contoh terbaik bagi anak-anak kita atau orang-orang di sekeliling kita, karena dengan begitu secara otomatis kita pun sedang mengusahakan kesehatan gigi kita sendiri.

 

Gigi yang sehat menjadi hal yang penting, mengingat fungsi gigi yang berkaitan langsung dengan kualitas hidup seseorang termasuk anak-anak. Pencapaian gigi sehat pada orang dewasa bergantung pada pribadinya sendiri. Namun, pencapaian gigi sehat pada anak sangat bergantung pada peran orang-orang di sekelilingnya.

 

Ada beberapa faktor yang bisa kita usahakan untuk mencapai gigi sehat:

1. Cara membersihkan gigi yang benar (benar caranya, benar waktunya, benar alatnya)

2. Memakan makanan yang bernutrisi

3. Memeriksakan gigi secara teratur

Ketiga faktor di atas adalah umum dilakukan, maka ketika kita membicarakan cara agar anak-anak bisa mencapai gigi yang sehat, setidaknya ketiga faktor di atas harus diusahakan.

 

Faktor pertama diatas berkaitan langsung dengan penyebab masaalah di dalam mulut, yaitu plak. Seperti yang kita ketahui, kita tidak bisa menghindari plak, kita hanya bisa mencegah bahkan mengeliminasinya agar tidak menimbulkan masalah.

 

Alat membersihkan gigi pada anak sama seperti pada orang dewasa. Alat utamanya adalah sikat gigi.

 

Sikat gigi mulai dipakai ketika anak mulai tumbuh giginya. Namun perlu diingat, hal tersebut bukan berarti membersihkan mulut anak baru dimulai ketika giginya tumbuh. Membersihkan mulut anak dilakukan semenjak dini. Alat yang cocok untuk membersihkan mulut bayi yaitu kain lap atau kassa yang dicelupkan ke air hangat matang, dan diusapkan ke permukaan lidah dan gusi bayi. Bahkan cara ini masih bisa kita terapkan pada anak yang gigi depannya sudah tumbuh tetapi masih menolak sikat gigi. Namun, jika gigi geraham nya sudah tumbuh, maka sebaiknya mulai gunakan sikat gigi.

 

Makanan bernutrisi menjadi hal penting dalam kesehatan gigi. Beberapa kandungan nutrisi yang sangat disarankan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah makanan yang mengandung kalsium, fosfor, dan vitamin C. Makanan yang kaya akan kandungan kalsium dapat membantu meningkatkan kekuatan gigi dan tulang. Asupan kalsium bisa didapatkan dari susu dan produknya seperti yogurt dan keju, tahu, salmon, serta kacang almond. Serupa dengan kalsium, fosfor yang ada pada makanan seperti telur, ikan, dan daging tanpa lemak juga dapat membuat gigi lebih kuat. Sedangkan jika ingin gusi sehat, konsumsi makanan yang mengandung vitamin C secara rutin sangatlah dibutuhkan. Vitamin C merupakan vitamin yang sangat mudah ditemui, terutama pada buah dan sayuran seperti jeruk, lemon, tomat, bayam, dan cabai.

 

Tidak hanya itu, protein ternyata juga mampu melindungi gigi dan mulut dari berbagai penyakit. Protein yang ada dalam daging, keju, dan kacang-kacangan merupakan salah satu zat yang penting dalam pembentukan kolagen yang dapat memelihara kesehatan jaringan ikat di mulut dan gusi serta membantu penyembuhan luka.

 

Pemeriksaan gigi secara rutin itu juga sangat penting baik untuk orang dewasa maupun anak-anak.

 

Untuk orang dewasa disarankan untuk periksa gigi rutin tiap 6 bulan sekali. Namun, apabila ada keluhan pada gigi dan mulut, disarankan untuk langsung datang ke dokter gigi.

 

Frekuensi kunjungan 6 bulan sekali tersebut juga tidak sama untuk semua orang. Jika Anda memiliki gangguan metabolisme atau penyakit sistemik dan berisiko mengalami penyakit gigi dan mulut, Anda akan dianjurkan untuk periksa gigi setiap 3 bulan sekali. 

 

Anak-anak juga disarankan untuk rutin cek gigi setiap 6 bulan sekali, mulai dari usia 6-7 bulan ketika gigi susu pertama mereka sudah tumbuh. Selanjutnya, teruslah membawa anak ke dokter gigi walaupun tidak ada keluhan apapun. Selain untuk kontrol berjangka, ini juga bertujuan untuk mengenalkan anak terhadap dokter gigi, perawat, klinik gigi agar nantinya tidak takut jika sewaktu-waktu butuh prosedur dental.

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.