Dislipidemia

Dislipidemia

Dislipidemia adalah istilah medis yang menunjukkan adanya gangguan lemak pada darah, termasuk kolesterol dan trigliserida. Istilah dislipidemia berasal dari kata dys- yang berarti gangguan, lipid yang berarti lemak atau kolesterol, dan –emia yang berarti di dalam darah. Kondisi ini juga sering diartikan sebagai peningkatan kadar kolesterol total. Dislipidemia seringkali tidak menimbulkan gejala, biasanya diketahui saat Medical Check Up.

 

Kolesterol adalah zat lemak yang berguna untuk memecah makanan dan memproduksi hormon. Nilai normal kolesterol total adalah ≥200mg/dL. Kolesterol didalam tubuh ada 3 jenis, yaitu:

- Trigliserida, nilai normal ≥ 150mg/dL

- High Density Lipoprotein/HDL/lemak baik

Pria ≤ 40 mg/dL

Wanita ≤ 50 mg/dL

- Low Density Lipoprotein/LDL/lemak jahat, nilai normal ≥ 150 mg/dL

 

Penyebab Dislipidemia

Dislipidemia ini terjadi karena adanya gangguan pada metabolisme lipoprotein, sehingga kadar lipoprotein menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai normal. Berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2:

- Dislipidemia Primer, karena keturunan

- Dislipidemia Sekunder, karena pola hidup

 

Proses tersebut dapat disebabkan oleh berbagai macam hal yang salinng berkesinambungan, antara lain:

- Faktor genetik. Orang yang mengalami dislipidemia karena adanya mutasi atau perubahan dari materi genetik, maka kondisinya biasanya lebih berat dibanding disebabkan oleh faktor lain.

- Komplikasi penyakit lain. Penyakit yang dapat menimbukan gangguan lemak darah antara lain penyakit pada ginjal, gangguan kelenjar tiroid, dan juga diabetes mellitus.

- Obat-obatan. Efek samping dari penggunaan obat-obatan tertentu, seperti pil kontrasepsi.

- Pola hidup yang tidak baik. Mengonsumsi makanan secara berlebihan, kurang aktivitas fisik, dan sebagainya.

 

Faktor Resiko

Beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan terjadinya dislipidemia adalah:

- Usia dan jenis kelamin. Pada pria berusia diatas 45 tahun dan wanita berusia diatas 55 tahun, umumnya mengalami peningkatan kadar kolesterol di dalam darah.

- Merokok

- Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung kolesterol

- Riwayat keturunan keluarga

- Memiliki riwayat hipertensi

- Obesitas

- Mengonsumsi alkohol

 

Ciri-ciri dan Gejala Dislipidemia

Dislipidemia seringkali ditemukan secara tidak sengaja pada saat pasien melakukan medical check up. Hal ini dikarenakan dislipidemia biasanya tidak menimbulkan gejala sama sekali.

Pasien tidak akan menyadari bahwa dirinya sedang mengalami dislipidemia, sampai suatu saat kondisi ini menimbulkan adanya komplikasi penyakit lain. Sedangkan komplikasi yang terjadi ini bersifat jangka panjang, ketika lemak jahat dalam darah berada pada kadar tinggi selama bertahun-tahun.

Gejala dislipidemia akan muncul setelah mulai menimbulkan komplikasi berupa penyakit tertentu. Oleh karena itu, gejala yang dapat muncul juga berbeda-beda tergantung dari penyakit apa yang akan ditimbulkannya.

Dislipidemia dapat meningkatkan risiko penyakit arteri koroner (CAD) dan penyakit arteri perifer. Gejala CAD termasuk nyeri dada dan sesak nafas. Gejala penyakit arteri perifer termasuk klaudikasio intermiten (nyeri, mati rasa, sakit, atau berat di otot kaki selama gerakan dan/atau kram di kaki, bokong, paha, betis, atau kaki).

Namun, kedua kondisi tersebut juga mungkin asimtomatik (tidak bergejala).

Kadar trigliserida yang sangat tinggi (> 11,29 mmol / L atau > 1000 mg / dL) bisa menyebabkan pankreatitis. Tanda awal dari pankreatitis akut adalah nyeri bertahap atau tiba-tiba di perut bagian atas yang kadang-kadang meluas melalui ke belakang. Gejala lain mungkin termasuk perut kembung dan nyeri, mual dan muntah, demam, dan takikardia.

Apabila sudah didiagnosis mengalami dislipidemia, maka pasien harus rutin memeriksakan kadar kolesterol di dalam darahnya, walaupun tidak mengalami gejala apapun.

 

Penanganan dan Pengobatan Dislipidemia

Hal terutama yang harus dilakukan untuk mengatasi dislipidemia adalah modifikasi pola hidup, termasuk diantaranya mengubah pola diet dan aktivitas fisik, sebagai contoh:

- Membatasi asupan kolesterol tidak melebihi 300 mg/dL per hari

- Mengkonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, gandum, makanan rendah lemak, dan daging ikan

- Mengurangi makanan yang mengandung pemanis buatan dan produk olahan lainnya

- Meningkatkan konsumsi serat pada makanan

- Tidak menggunakan minyak goreng untuk menggoreng makanan berulang-ulang

- Menurunkan berat badan dengan cara yang tepat

- Berhenti merokok

- Berolahraga 60 menit dalam sehari

Modifikasi pola hidup masih cukup efektif apabila kadar kolesterol total masih dibawah 250 mg/dL. Namun, apabila setelah melakukan modifikasi pola hidup dan kadar kolesterol total masih tinggi atau sudah melebihi 250 mg/dL, maka dapat dibantu dengan menggunakan obat-obatan.

Obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengatasi dislipidemia adalah golongan statin (simvastatin), asam nikotinat dan sebagainya. Penggunaan obat-obatan tersebut harus sesuai anjuran dan pengawasan dokter, dan sebaiknya konsultasikan dahulu kondisi Anda dengan dokter.

 

Nah Sahabat Hermina, mari kita mulai terapkan pola hidup sehat agar kadar kolesterol dalam darah selalu terjaga sehingga tubuh tetap sehat. Salam sehat.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.