Cerebral Palsy pada Anak

Cerebral Palsy pada Anak

Cerebral palsy merupakan salah masalah neurologi anak. Cerebral palsy adalah kelainan gerakan, tonus otot, ataupun postur yang disebabkan oleh kerusakan yang terjadi pada otak yang belum matang dan berkembang, paling sering sebelum kelahiran yang disebabkan oleh perkembangan otak yang tidak normal, sering kali sebelum lahir.

 

Bagaimana Prevalensinya di Indonesia?

Di Indonesia, berdasarkan Susenas (BPS) RI tahun 2012 lalu, tercatat sebanyak 532.130 anak menderita cerebral palsy atau sekitar 0,6% dari jumlah seluruh anak. Hasil survei Riskesdas yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, prevalensi anak dengan cerebral palsy di Indonesia memiliki jumlah besar yaitu 9 kasus dalam setiap 1000 kelahiran.

 

Bagaimana Gejala Cerebral Palsy?

Menurut Dokter Spesialis Anak Konsultan Neurologi Anak (Tumbuh Kembang), Prof. dr. Bistok Saing, Sp.A. (K), gejala termasuk refleks berlebihan, anggota badan yang lemas atau kaku, dan gerakan tak terkendali. Ini muncul di anak usia dini. Adapun uraian gejala cerebral palsy pada anak, yaitu:

  • Gangguan tumbuh kembang
  • Terdapat bagian tubuh yang kaku
  • Bayi hanya menggunakan satu sisi tubuh saja dalam beraktivitas. Misalnya saat merangkak, ia menopang tubuhnya hanya dengan tangan dan kaki kanan saja
  • Gangguan pada penglihatan atau pendengaran
  • Tidak bisa bicara atau terlambat bicara
  • Kurang merespons terhadap sentuhan atau rasa nyeri
  • Kejang

 

Penyebab Cerebral Palsy

Prof. dr. Bistok Saing, Sp.A (K) menambahkan, cerebral palsy adalah salah satu penyebab paling umum dari kecacatan yang terjadi pada anak-anak. Cerebral palsy atau yang disebut lumpuh otak disebabkan oleh gangguan perkembangan otak pada anak. Kondisi tersebut umumnya berlangsung pada masa kehamilan, tetapi juga dapat terjadi saat proses persalinan, atau beberapa tahun pertama setelah anak lahir. Selain itu, ada beberapa penyebab lain, yaitu:

  • Genetik
  • Masalah kelahiran prematur
  • Tidak cukup darah, oksigen, atau nutrisi lain sebelum atau selama kelahiran
  • Cedera kepala yang serius
  • Infeksi serius yang dapat memengaruhi otak, seperti meningitis

 

Cara Mendiagnosis Cerebral Palsy?

Dokter melakukan pemeriksaan penunjang pada seorang anak mengalami cerebral palsy, apabila terdapat sejumlah gejala yang telah dijelaskan sebelumnya, seperti:

- Elektroensefalografi (EEG). Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat aktivitas listrik otak, dengan menggunakan bantuan alat khusus yang disambungkan ke kulit kepala.

- Pemeriksaan Penunjang seperti CT-Scan dan MRI

- Dokter Neurologi Anak juga dapat menjalankan pemeriksaan untuk menemukan adanya gangguan kecerdasan, serta gangguan dalam bicara, mendengar, melihat, dan bergerak.

 

Bagaimana Pengobatan Cerebral Palsy?

Cerebral palsy merupakan kondisi yang tidak dapat disembuhkan, tetapi cacat dapat dibantu dengan terapi fisik, terapi okupasi, dan konseling psikolog anak.

Terapi fisik membantu anak mengembangkan otot yang lebih kuat dan bekerja dengan keahlian, seperti berjalan, duduk, dan keseimbangan. Alat tertentu, misalnya penyangga logam untuk kaki, atau pembebat, mungkin juga bermanfaat bagi anak.

Terapi okupasi, anak mengembangkan kemampuan motorik yang baik, misalnya untuk memakai baju, makan, dan menulis.

Terapi bicara dan bahasa membantu anak dengan kemampuan berbicara. Anak dan keluarga dibantu dengan pendukung, pendidikan khusus, dan servis yang terkait.

 

Sahabat Hermina, yuk mulai rutin lakukan pemeriksaan selama kehamilan agar kesehatan ibu serta tumbuh kembang janin dapat dipantau sehingga terhindar dari berbagai penyakit.

 

 

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.