Cegah Stunting Pada Anak dengan Perbaikan Pola Makan

Cegah Stunting Pada Anak dengan Perbaikan Pola Makan

Sahabat Hermina, stunting atau perawakan pendek masih menjadi fokus masalah kesehatan anak terutama di negara berkembang. Penyebab terbanyak perawakan pendek adalah malnutrisi kronik dengan infeksi akut berulang yang didefinisikan sebagai stunting pada balita. Tidak semua anak pendek itu stunting, namun anak stunting sudah pasti pendek. Anak stunting berisiko mengalami infeksi akut berulang, penurunan kemampuan intelektual, penurunan produktivitas, gangguan reproduksi, dan peningkatan risiko obesitas sehingga menjadi penyakit degeneratif di masa depan.

 

Angka kejadian stunting yang tinggi menjadi fokus perhatian kesehatan anak. Stunting dapat terjadi sejak intrauterin dan berlanjut sampai usia 2 tahun. Optimalisasi intervensi untuk pencegahan dan tata laksana stunting saat ini berfokus dalam 1000 hari pertama kehidupan untuk memperbaiki malnutrisi atau penyakit kronik. Anak yang masih stunting melewati periode tersebut dianggap tidak akan mengalami kejar tumbuh dan gangguan kognitif akan menetap.

 

Berikut adalah beberapa hal yang harus diketahui orangtua untuk mencegah anak mengalami stunting, yaitu aturan pemberian makan (feeding rules), strategi makan yang sehat, hal yang perlu diperhatikan, serta tahapan perkembangan makan anak berdasarkan usia.

 

Aturan pemberian makan (feeding rules)

- Jadwal

Jadwal makanan utama dan selingan (snack) yaitu 3x makan utama dan 2x makanan kecil diantara makan utama. Susu dapat diberikan 2-3 kali sehari. Pemberian makan tidak boleh lebih dari 30 menit dan hanya boleh mengonsumsi air putih diantara waktu makan.

 

- Lingkungan

Ciptakan lingkungan yang menyenangkan dan tidak ada paksaan. Hindari menggunakan mainan, gawai, dan televisi agar tidak ada distraksi saat makan. Biarkan anak duduk saat makan dan fokus terhadap makanan. Hindari membawa anak berjalan-jalan sambal makan, makan ditempat terbuka atau tempat yang membuat perhatian anak jadi teralihkan dari makanan. Jangan jadikan makanan sebagai hadiah.

 

- Prosedur

Motivasi anak untuk makan sendiri. Bila anak menunjukkan tanda-tanda tidak mau makan (mengatupkan mulut, memalingkan kepala, menangis), tawarkan kembali makanan dengan natural yaitu tanpa membujuk atau memaksa, namun apabila setelah 10-15 menit anak masih tidak mau makan, akhiri proses makan.

 

Strategi Makan Yang Sehat Untuk Bayi Dan Balita

 

Berikut merupakan strategi makanan yang sehat untuk bayi dan balita:

- Jangan menyerah untuk memperkenalkan jenis makanan baru. Ibu bisa jadi harus menawarkan 10-15 kali jenis makanan baru sebelum anak mau memakannya.

- Berikan contoh untuk memakan jenis makanan baru terlebih dahulu. Anak belajar dengan memperhatikan dan mencontoh ibunya.

- Batasi pemberian jus buah. Jus mengandung gula dalam jumlah cukup banyak. Konsumsi jus membuat anak kenyang sehingga tidak berselera saat jam makan tiba. Berikan buah potong sebagai pengganti jus.

- Matikan TV, komputer, dan gawai saat jam makan berlangsung

- Tawarkan selingan sehat diantara waktu makan jika anak terlihat lapar

- Berikan berbagai variasi pilihan rasa dan jenis makanan sehat untuk anak

- Waktu makan bukanlah hanya tentang makanan. Waktu makan adalah waktu untuk berkomunikasi dan mendukung perkembangan anak. Berinteraksilah karena hal ini dapat membangun hubungan keluarga yang kuat.

- Jangan paksa anak untuk makan. Hari ini sering mengakibatkan anak menolak untuk makan, dan susah menghabiskan makanan.

 

 

Hal Hal Yang Harus Diperhatikan

Dalam proses makan dan selama MPASI, Si Kecil masih harus intensif diperhatikan sesuai tumbuh kembangnya sehingga pemberian makan juga harus memperhatikan:

- Protein hewani dan nabati diberikan sejak usia 6 bulan.

- Telur, daging, dan ikan diberikan dalam keadaan benar-benar matang.

- Pemberian jus buah tidak disarankan untuk anak berusia dibawah 1 tahun (sebaiknya buah potong).

- Madu diberikan setelah anak berusia 1 tahun.

- Pastikan kebersihan tangan anak sebelum memulai makan.

- Hindari pemberian makanan dengan kadar lemak tinggi, pemanis, dan penyedap rasa tambahan.

- Pisahkan talenan yang digunakan untuk memotong bahan mentah dan bahan matang.

- Perhatikan kebersihan tangan dan peralatan dalam mempersiapkan MPASI.

- Minyak, mentega, atau santan dapat digunakan sebagai penambah kalori.

- Gula dan garam boleh diberikan dalam kadar yang sesuai.

 

 

Usia, Perkembangan Anak, dan Tahapan Mpasi

Terdapat tahapan pemberian makan yang sesuai dengan perkembangan anak berdasarkan usianya yang dapat disimak pada informasi dibawah ini.

 

- Usia 0-6 bulan

Perkembangan anak pada usia 4-6 bulan, menunjukkan respon membuka mulut ketika sendok didekatkan. Dapat memindahkan makanan dari sendok ke mulut. Air susui ibu dapat memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi bayi.

 

- Usia 6-9 bulan

Perkembangan anak bayi pada usia ini adalah sudah dapat memindahkan makanan dari satu sisi mulut ke sisi lainnya. Gigi depan bayi mulai tumbuh. Bayi dapat menelan makanan dengan tekstur yang lebih kental.

  • Tekstur MPASI: Puree (saring) dan  mashed (lumat)
  • Frekuensi MPASI: 2-3 kali makan besar dan 1-2 kali makan selingan
  • Banyaknya MPASI per porsi: 3 sendok makan hingga setengah mangkuk ukuran 250ml

 

- Usia 9-12 bulan

Perkembangan anak bayi pada usia ini adalah sudah dapat merapatkan bibir ketika disuapi untuk membersihkan sisa makanan di sendok. Bayi dapat menggigit makanan dengan tekstur lebih keras, sejalan dengan tumbuhnya gigi.

  • Tekstur MPASI: minced (cincang halus), chopped (cincang kasar), dan finger foods
  • Frekuensi MPASI: 3-4 kali makan besar dan 1-2 kali makan selingan
  • Banyaknya MPASI per porsi: setengah mangkuk ukuran 250ml

 

- Usia 12-23 bulan

Perkembangan anak di usia ini yaitu sudah dapat beradaptasi dengan segala macam tekstur makanan, namun belum dapat mengunyah secara sempurna. Mulai beradaptasi dengan segala menu makanan yang diberikan, termasuk makanan keluarga.

  • Tekstur MPASI: makanan keluarga
  • Frekuensi MPASI: 3-4 kali makan besar dan 1-2 kali makan selingan
  • Banyaknya MPASI per porsi: tiga perempat hingga satu mangkok penuh ukuran 250ml

 

 

Nah Sahabat Hermina, untuk pencegahan stunting pada anak, yuk pastikan anak mendapatkan perbaikan pola makan yang cukup. Aturan pemberian makan (feeding rules), strategi makan yang sehat, hal yang perlu diperhatikan, serta tahapan perkembangan makan anak berdasarkan usia. Salam sehat.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.