Bipolar pada Remaja

Bipolar pada Remaja

Sahabat Hermina pasti pernah mengalami perasaan senang, takut, kecewa, dan sedih. Pada dasarnya kita semua pernah tertawa ketika merespons suatu hal yang lucu, tetapi dalam beberapa saat perasaan itu biasanya akan menghilang. Begitu juga ketika mengalami situasi yang menyedihkan, perasaan sedih akan hilang dalam beberapa saat. Jadi, perasaan akan datang silih berganti tergantung situasi yang kita alami.

 

Dalam hal ini, disebut gangguan perasaan apabila yang kita rasakan tidak sesuai dengan situasi yang sedang terjadi. Misalnya saat seseorang berada di kegiatan yang menyenangkan, suasana hatinya tidak ikut merasakan kegembiraan, tetapi malah merasa sedih tanpa sebab.

 

Gangguan perasaan yang pertama adalah gangguan depresi yang diwarnai oleh perasaan sedih dan rendahnya keinginan untuk melakukan sesuatu. Sebaliknya, yang kedua adalah mania yang ditandai oleh perasaan sangat bergembira dan bersemangat.

 

Orang Dengan Bipolar (ODB) adalah orang yang mengalami gangguan perasaan dengan dua kutub yang berbeda. ODB mengalami satu atau beberapa episode depresi, lalu berganti dengan mania pada episode lainnya. Di antara satu episode, bisa jadi ODB mengalami perasaan yang normal, yakni tidak depresi dan tidak mania.

 

Secara umum, kondisi depresi yang dialami biasanya ditunjukkan oleh:

  • Perasaan atau mood yang menurun hampir sepanjang hari
  • Menurunnya minat atau kesenangan
  • Penurunan berat badan yang siginifikan
  • Penurunan/peningkatan nafsu makan
  • Sulit tidur atau sebaliknya mengantuk hampir sepanjang hari
  • Malas bergerak, lelah, dan hilang energi
  • Perasaan tidak berarti atau bersalah yang tidak sesuai atau berlebihan
  • Penurunan kemampuan berpikir atau berkonsentrasi
  • Perasaan ragu terhadap kemampuan diri sendiri
  • Pikiran berulang mengenai kematian dan gagasan bunuh diri yang berulang

 

Bipolar dapat dialami sejak usia muda. Kondisi ini dapat mulai muncul sejak anak berusia 5-6 tahun. Pada remaja, gejala depresi yang paling sering dialami adalah berkurangnya harga diri dan kepercayaan diri. Fase depresi pada anak dan remaja biasanya dialami lebih lama daripada fase mania, yakni sekitar 6 bulan.

 

Sedangkan sebaliknya, gejala yang tampak pada fase mania adalah adanya peningkatan suasana perasaan yang signifikan, termasuk peningkatan aktivitas fisik dan mental baik dalam jumlah maupun kecepatannya. Pada keadaan hipomania yang derajatnya lebih ringan dari mania, gejala yang ditampilkan adalah suasana perasaan yang meningkat selama beberapa hari berturut-turut, dan peningkatan energi serta aktivitas sehari-hari.

 

Seringkali dalam kondisi mania, terlihat adanya peningkatan kemampuan untuk bergaul, keakraban yang berlebihan, pengurangan kebutuhan tidur, dan peningkatan energi seksual. Secara umum, pergaulan sosial ODB menyenangkan meskipun terkadang mudah marah, sulit memusatkan perhatian, dan menunjukkan perilaku maladaptif. Pada fase mania yang dialami oleh remaja dengan bipolar, banyak dari mereka yang sulit merencanakan sesuatu, boros, menjadi lebih agresif, lebih manja, mudah tersinggung dan mudah curiga. Fase mania ini biasanya dialami selama 2 minggu sampai 4 atau 5 bulan.

 

Pada fase mania, biasanya remaja dengan bipolar tidak mau dibantah atau ditolak permintaannya. Emosinya pun seringkali mudah meledak. Sebaliknya ketika dalam fase depresi, mereka akan menarik diri dari lingkungan sosial dan menjadi malas bergaul meskipun banyak teman yang mengajaknya beraktivitas. Hal ini turut membuatnya merasa bersalah dan semakin kesepian.

 

Pada kasus remaja dengan bipolar, sangat diperlukan pengobatan yang komprehensif, yaitu kombinasi antara psikofarmaka (obat) yang diberikan oleh psikiater dan psikoterapi yang diberikan oleh psikolog klinis. Target psikoterapi adalah intervensi pada aspek psikologis, sosial, dan perilaku. Manfaat utama psikoterapi adalah membantu ODB mengenali diri sendiri, mengidentifikasi pikiran, dan mengubah perilaku maladaptif. Dalam jangka panjang, psikoterapi bermanfaat untuk mencegah munculnya episode depresi dan mania serta meningkatkan kesediaan ODB untuk terus menjalani pengobatan.

 

Apabila Anda menemukan adanya indikasi gejala bipolar pada anak dan remaja, segeralah berkonsultasi dengan professional di ranah kesehatan mental. Semakin cepat Anda mencari bantuan, maka intervensi yang diberikan pun akan semakin baik hasilnya dan berdampak besar pada masa depan anak-anak Anda.

 

Dengan penanganan dan pengobatan yang tepat maka ODB dapat hidup sewajarnya. Banyak ODB yang mampu mengatasi setiap perubahan fase depresi dan mania dalam hidupnya dengan baik serta berprestasi di berbagai bidang.

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.