Bahayakah Sembelit pada Anak?

Bahayakah Sembelit pada Anak?

Kondisi sembelit pada anak tidak dapat diremahkan, hal ini dapat terganggunya kesehatan percernaan anak yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatannya. Namun Sahabat Hermina tidak perlu panik jika anak mengalami sembelit. Sembelit yang dialami Anak dapat diatasi dengan pemberian obat pada anak sesuai anjuran dokter.
Sembelit merupakan gangguan pencernaan yang umumnya sering terjadi pada anak, ketidakmampuan melakukan evakuasi tinja secara sempurna yang dilhat dari berkurangnya frekuensi berhajat dari biasanya, anak terlihat mengejan atau berusaha keras untuk mengeluarkan tinja yang tampak lebih keras atau kering, dan besar.
Usia yang paling sering terjadi keluhan sembelit umumnya adalah anak usia 2-3 tahun, ketika anak sedang melakukan latihan membuang air kecil dan besar ditoilet (toilet training). Sembelit pada anak ditandai dengan keluhan seperti feses yang menjadi keras dan berbentuk mirip feses kambing sehingga dapat menyebabkan nyeri setelah melakukan buang air besar.
 

Penyebab Sembelit pada Anak

Penyebab sembelit yang dialami anak beranekaragam dapat disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya:
  • Kurangnya asupan serat atau terlalu banyak minum susu.
  • Kurangnya minum air putih.
  • Kurang olahraga atau jarang sekali bergerak.
  • Efek samping pada obat-obatan tertentu dan stress.
  • Maupun makanan yang tidak higienis.
 

Pencegahan Sembelit pada Anak

Langkah pencegahan yang dapat dilakukan sebelum memberikan obat sembelit, dapat melakukan perawatan secara mandiri di rumah, yaitu:
  1. Memberikan makan yang mengandung serat
Makanan yang mengandung serat, seperti kacang-kacangan, buah, sayur serta biji-bijian dapat mengatasi sembelit pada anak. Hal ini disebabkan mengonsumsi cukup serat akan membuat tinja lebih lunak dan mudah dikeluarkan oleh anak.
 
  1. Memenuhi kebutuhan cairan tubuh
Dengan kurangnya minum putih juga menjadikan penyebab tekstur tinja menjadi keras, sehingga sulit untuk dikeluarkan ketika BAB. Memenuhi kebutuhan cairan anak sehari-hari dengan memberikan anak minum air putih yang cukup membuat tekstur tinjanya lebih lunak dan mempermudah proses buang besarnya.
 
  1. Mengajak anak untuk tetap beraktivitas
Dalam menjaga pergerakan usus dan proses pencernaan. Sahabat Hermina juga perlu mengajak anak untuk melakukan aktivitas, dengan memberikannya waktu untuk bermain setidaknya 30-60 menit setiap harinya.
 
  1. Membiasakan anak ke toilet
Membiasakan anak ke toilet (Toilet training), setelah ia makan atau saat anak ingin buang air besar (BAB). Tak jarang anak-anak menahan untuk pergi ke toilet, dikarenakan takut ke toilet sendiri atau tidak nyaman dengan kondisi toilet. Jadi pastikan Sahabat Hermina anak-anak tidak menahan BAB agar tinja tidak mengeras dan sulit untuk dikeluarkan.
 

Penggunaan Obat yang Aman

Jika pengobatan dirumah tidak dapat mengatasi sembelit, Sahabat Hermina dapat langsung berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan obat sembelit yang aman dan sesuai untuk anak.
Obat yang berupa obat pencahar tidak selalu disarankan bagi anak-anak. Jenis obat ini hanya diberikan pada kondisi tertentu berdasarkan pertimbangan medis oleh dokter, sehingga harus berhati-hati dalam pemberian obat pencahar pada anak.
Berdasarkan cara kerjanya, obat sembelit memiliki dua jenis yaitu:
  • Obat pelunak tinja
Obat sembelit ini mengandung laktulosa, minyak mineral, gliserol, dan docusate yang dapat melunakan tinja.
 
  • Obat pendorong tinja
Obat pendorong bekerja dengan cara merangsang pergerakan usus untuk mengeluarkan tinja. Obat sembelit dalam bentuk pencahar tidak disarankan diberikan selain atas anjuran dokter.
 
Pada beberapa kasus, sembelit bisa menjadi tanda adanya penyakit lain yang lebih serius. Oleh itu sembelit juga tidak boleh dianggap remeh, karena dapat berisiko menyebabkan ambeien pada anak.
Oleh karena itu, sembelit pada anak tidak boleh dianggap remeh ya Sahabat Hermina, jika anak mengalami sembelit lebih dari 2 minggu, dan perutnya merasakan nyeri, BAB berdarah, atau sembelit yang tidak membaik walaupun sudah diberikan obat. Segeralah periksakan si anak keluhannya ke dokter.
Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.