Bagaimana Agar Si Kecil Bisa Cepat Berbicara?

Bagaimana Agar Si Kecil Bisa Cepat Berbicara?

Salah satu momen terindah bagi orangtua adalah melihat anak mulai bisa berbicara meskipun hanya satu atau dua patah kata. Biasanya, kata pertama yang cukup jelas akan keluar pada saat anak berusia 1 tahun. Sejak kata pertama itulah, kemampuan bicara anak mulai berkembang seiring bertambahnya usia. 

Walau proses ini adalah bagian alami dari tahap perkembangan anak, tetapi orangtua perlu memahami cara melatih anak berbicara yang sesuai dengan umur bayi. Kemampuan bayi dalam menguasai kosakata sama seperti kemampuannya yang lain, yakni harus terus dilatih agar bayi bisa bicara semakin lancar. 

 

Perkembangan Bayi Belajar Bicara

Dikutip dari Ikatan Dokter Indonesia (IDAI), saat lahir bayi hanya dapat menangis untuk menyatakan keinginannya. Pada usia 2-3 bulan, bayi mulai dapat membuat suara seperti "aah" atau "uuh" yang dikenal dengan istilah cooing.

Setelah usia 3 bulan, bayi sudah mulai bisa mengkordinasikan panca indra miliknya dengan mencari sumber suara yang didengarnya. Mendekati usia 6 bulan, bayi baru bisa merespon suara yang didengarnya.

Di usia ini, fase cooing berangsur menjadi babbling atau fase mengoceh dengan suku kata tunggal. Misalnya seperti "papapapa" atau "mamamama". Pada usia 6-9 bulan, bayi mulai menggunakan intonasi atau nada saat bicara. Pada usia ini anak hanya mampu mengucapkan kata tertentu tanpa mengerti arti di baliknya. Namun, menginjak usia 9-12 bulan, bayi sudah bisa mulai mengucapkan kata dengan arti atau maksud tertentu.

 

Mengapa Perlu Mengajari Bayi Bicara?

Bayi cenderung memperhatikan dan memberi respon antusias kepada celotehan riang disekitarnya dibandingkan dengan percakapan normal. Intonasi nada yang tinggi dan gaya lucu orangtua sering membuat bayi merasa gembira dan siap untuk fokus.

Sekitar 80% dari perkembangan otak bayi terjadi pada 3 tahun pertama hidupnya. Seiring ukuran otak yang kian membesar, jaringan saraf otak bayi akan saling menyambung atau membuat koneksi antara pemahaman yang satu dengan yang lain. Koneksi ini dinamakan sinapsis dan memiliki kecepatan yang sangat tinggi, sekitar 700 unit per detik untuk beberapa tahun pertama hidupnya. Dengan berbicara dengan bayi, sinapsis ini akan diasah untuk anak mengenal bahasa sekaligus memahami arti dan makna kata-kata.

Proses ini akan memperkuat kemampuan linguistik bayi seiring perkembangan dan daya belajarnya. Semakin sering berceloteh dan mengajaknya bicara dengan riang, maka anak akan menunjukkan kemampuan berbahasa di atas rata-rata pada usia 2 tahun. Meskipun perkembangan berbicara anak tidaklah sama, tetapi apabila Si Kecil masih belum bisa mengucapkan satu kata apapun hingga usianya 2 tahun, kondisi seperti ini perlu Sahabat Hermina waspadai. 

 

Tips Merangsang Bayi Agar Cepat Bisa Bicara

Ingin tahu cara-cara melatih anak berbicara? Simak berbagai tips berikut ini:

1. Sering Mengajak Berbicara atau Berbincang. Kunci stimulasi berbahasa yang tepat tentu dengan mendorong anak untuk berbicara. Tak perlu menunggu usianya cukup untuk diajak bicara, orangtua sudah bisa mengajak anak berbicara saat ia baru saja dilahirkan. Misalnya saja dengan mengatakan, "ini Mama" atau "ini Papa". Meskipun anak tidak bisa menjawab apa yang ayah dan ibu bicarakan, tetapi sel-sel pada syaraf otaknya telah menangkap sinyal dengan baik dan menyimpannya dalam memori. Jadi, semakin sering orangtua mengajaknya berbicara, maka ia akan semakin mengingat kosakata yang diajarkan. Mengajak bicara yang baik-baik dan jangan pernah lelah berbicara di depan Si Kecil.

 

2. Mengajak Anak Bernyanyi. Cara mudah dan menyenangkan yang pertama ialah melalui bernyanyi. Orangtua bisa membuat suara yang dipasangkan dengan gerakan. Hal ini karena balita pada umumnya mudah meniru ucapan saat dipasangkan dengan gerakan.

 

3. Membacakan Dongeng. Tidak pernah ada kata terlalu dini untuk membacakan dongeng atau cerita, bahkan saat Si Kecil belum dapat berbicara. Sahabat Hermina bisa mulai dengan membacakan buku-buku sederhana yang lebih banyak memuat gambar. Selain sebagai salah satu cara mengajari anak berbicara, memperkenalkan buku sejak kecil akan mengembangkan kegemaran mereka terhadap buku.

 

4. Batasi Penggunaan Gadjet dan Menonton Televisi. Hidup di era teknologi tentu membuat siapa saja menghabiskan banyak waktu screen time harian. Jika anak dibiarkan menonton TV atau bermain dengan HP, itu akan membuatnya malas berbicara lantaran asyik melihat film atau video melalui layar. Alih-alih mengajak anak terlalu sering melihat layar TV atau HP, orangtua bisa mengajaknya bermain bersama sambil sesekali menyanyikan lagu kesukannya atau mengajaknya berbicara hal-hal ringan untuk melatihnya berbicara.

 

5. Sering Mengulang Kata yang Sama. Jika ingin buah hati segera berbicara, orangtua bisa menggunakan kata-kata dalam rutinitas sehari-hari yang terus diulang beberapa kali. Orangtua bisa memilih kata yang mudah untuk anak ketahui, misalnya saja melatihnya menyebutkan kata Mama atau Papa, dan juga kata mudah sehari-hari seperti makan, minum, mainan dan sebagainya. Teruslah mengucapkan kata-kata tersebut setiap hari, sebab semakin banyak diulang maka akan semakin baik dan anak akan lebih mudah mengingat kosakata tersebut.

 

Orangtua dapat mengajak anak berbicara sejak dini. Meski belum memahami arti kata-kata yang diucapkan, Si Kecil akan menyerap hal-hal yang didengarnya. Jika perkembangan Si Kecil tampak lambat atau tidak seperti anak seusianya, disarankan untuk berkonsultasi ke dokter anak agar dapat dilakukan pemeriksaan dan diberikan penanganan yang tepat.

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.