Apa itu Internet Gaming Disorder?

Apa itu Internet Gaming Disorder?

Fenomena Internet Gaming Disorder (IGD) muncul akibat dari ketidakmampuan untuk mengontrol penggunaan internet dan video games. Secara definisi IGD adalah sebuah gangguan yang dikarakteristikkan dengan ketidakmampuan suatu individu dalam mengontrol penggunaan internet atau video games dalam hidupnya. Hal tersebut dapat menimbulkan distres nyata dan gangguan fungsional dari kehidupan seperti performa akademik, interaksi sosial, minat pekerjaan, dan masalah perilaku. Ini adalah sebuah definisi yang masih dikategorikan baru, dikarenakan masih banyaknya studi yang dilakukan untuk mempelajari fenomena ini.

 

Internet telah menjadi alat yang sangat penting dalam berbagai konteks yang berbeda, dan telah muncul minat yang meningkat dalam penelitian tentang penggunaan Internet yang bermasalah. Tahun 2015, Sensus menemukan bahwa remaja berusia 13 hingga 18 tahun menghabiskan rata-rata harian lebih dari 6,5 jam pada hiburan layar (termasuk TV, ponsel pintar, komputer, permainan video, streaming video, dan sebagainya) dan rata-rata harian remaja usia 8 hingga 12 adalah lebih dari 4,5 jam.

 

Penggunaan internet patologis dikarakateristikkan dengan berlebihannya atau tidak terkontrol dengan baik keinginan dan kebiasaan penggunaan internet yang berujung pada gangguan dan stres. Kecanduan internet juga telah dikaitkan dengan depresi yang diukur secara dimensi dan indikator isolasi sosial. Ko-morbiditas psikiatrik umum terjadi, terutama perubahan mood, kecemasan, kontrol impuls dan gangguan penggunaan narkoba.

 

IGD merujuk kepada penggunaan video games baik online maupun offline mempunyai 9 kriteria seperti;

(1) keasyikan dalam bermain internet games,

(2) gejala withdrawal seperti lekas marah, cemas, atau sedih,

(3) pengembangan toleransi,

(4) kegagalan usaha untuk mengontrol perilaku tersebut,

(5) hilangnya minat pada aktivitas lain,

(6) berlanjutnya penggunaan berlebihan meskipun mengetahui masalah psikososial yang ditimbulkannya,

(7) berbohong kepada orang lain mengenai jumlah waktu yang dihabiskan untuk bermain game,

(8) penggunaan perilaku ini untuk melarikan diri atau menghilangkan suasana hati yang negatif, dan

(9) membahayakan atau kehilangan hubungan/pekerjaan/kesempatan pendidikan secara signifikan.

 

Indonesia merupakan negara yang masih memiliki data yang terbatas terkait riset mengenai IGD. Data yang telah ada sebelumnya telah dilakukan studi oleh penulis di lingkungan perkotaan yogyakarta bahwa remaja yang memiliki diagnosis IGD telah terbukti memiliki adanya gangguan kognitif dalam bentuk gangguan atensi, memori, dan gangguan berbahasa. Selain kognitif, terdapat juga beberapa hal yang terdampak yaitu gangguan mata lelah, carpal tunnel syndrome, nyeri kepala berulang, dan gangguan tidur.

 

Untuk mendiagnosis dan melakukan terapi kepada seseorang dengan Internet Gaming Disorder memerlukan adanya pemeriksaan secara lengkap dan melibatkan bagian multidisipliner. Bila Anda dan keluarga melihat adanya gejala gangguan diatas pada orang terdekat Anda yang rutin menggunakan gadget maupun video games, silahkan bawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan secara lengkap.

 

Pencegahan agar tidak terjadinya fenomena IGD ini adalah dengan membatasi lingkup dan fasilitas bermain anak dengan selektif sedini mungkin. American Academy of Pediatrics (AAP) menyampaikan bahwa para orang tua sebaiknya tidak memberikan gadget sama sekali kepada anak hingga usia 18 bulan. Namun, bila sekedar menggunakan handphone untuk video call dengan keluarga masih diperbolehkan.

 

Pada usia 18-24 bulan anak dipersilakan mengenal smartphone dan menggunakannya bersama dengan orangtua. Penggunaannya pun terbatas untuk melihat konten video edukatif maupun game edukatif sesuai umurnya. Sejak usia 2 tahun hingga 5 tahun anak sebaiknya hanya melihat smartphone selama 1 jam per hari, dan usia 5-10 tahun hanya menggunakan maksimal 2 jam per hari.

 

Sebisa mungkin mengedukasi anak untuk menghindari game online yang mengandung kekerasan maupun unsur dewasa dikarenakan efeknya yang memengaruhi otak secara langsung dan memengaruhi tingkah laku anak. Pada anak yang sudah mencapai umur remaja, ajaklah anak berdiskusi dan berikan pengertian mengenai baik dan buruknya pengaruh game terhadap mereka.

 

Cookie membantu kami memberikan layanan kami. Dengan menggunakan layanan kami, Anda menyetujui penggunaan cookie kami.