- Hermina Solo<\/a><\/li>
- 16 June 2022<\/li><\/ul><\/div>
Cysts in the Oral Cavity<\/a><\/h3>
<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Serpong<\/a><\/li>
- 22 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
Mengenal Impaksi Pada Gigi Gigi?<\/a><\/h3>
Impaksi gigi atau gigi terpendam merupakan kondisi dimana gigi tidak bisa erupsi/ keluar secara sempurna, bisa karena terpendam di dalam tulang maupun gusi. \n\n Biasanya impaksi gigi terjadi karena rahang terlalu kecil sehingga tidak ada cukup ruang untuk gigi tumbuh. \n\n Impakasi gigi terjadi saat gigi bungsu tumbuh secara tidak sempurna karena tidak mendapatkan ruang yang cukup untuk tumbuh dan keluar dari gusi. Kondisi Ini bisa menyebabkan gigi bungsu atau gigi geraham terakhir tumbuh menyamping yaitu mengarah atau menjauh dari gigi geraham disampingnya, gigi terpendam, atau gigi hanya tumbuh sebagian. Kondisi ini terkadang bisa menyebabkan terjadinya Kisata Gigi. \n\n Apa biasanya yang menyebabkan Impaksi Gigi \n\n Impaksi gigi bisa terjadi karena berbagai alasan berikut : \n\n • Gigi sudah tumbuh dalam posisi yang tidak beraturan, sehingga menghalangi gigi bungsu. \n\n • Rahang terlalu kecil sehingga tidak ada cukup ruang untuk gigi tumbuh. \n\n • Gigi menjadi bengkok atau miring ketika berusaha tumbuh. \n\n \n\n Pada Umumnya, impaksi gigi terjadi pada gigi geraham bungsu orang dewasa. Posisi gigi terpendam sebagian kadang sulit dijangkau oleh sikat gigi. \n\n Sehingga dapat menyebabkan sisa makanan terjebak, sehingga sering terasa tidak nyaman bahkan sakit. Bakteri juga lebih mudah masuk sehingga menyebabkan rasa nyeri dan bengkak pada gusi. \n\n Gejala yang sering timbul akibat impaksi gigi yaitu sakit pada gigi, nyeri pada rahang kadang sakit sampai ke kepala, gusi bengkak dan kemerahan di sekitar gigi terpendam, hingga pasien kadang menjadi sulit membuka mulut \n\n Untuk mengatasinya kadang perlu dilakukan pengangkatan gigi bungsu dengan cara pembedahan atau yang dikenal dengan odontektomi, tindakan ini harus dilakukan melalui dokter gigi bedah mulut. Konsultasikan dengan dokter gigi jika Anda mempertimbangkan untuk melakukan prosedur ini. \n\n Impaksi gigi terkadang tidak menimbulkan keluhan, tetapi Anda tetap disarankan untuk ke dokter gigi secara rutin agar pertumbuhan gigi bungsu terpantau dari waktu ke waktu. Membiasakan diri berkunjung ke dokter gigi secara rutin setiap 6 bulan sekali juga penting agar kesehatan gigi dan mulut terus terjaga. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Banyumanik<\/a><\/li>
- 18 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
HALITOSIS<\/a><\/h3>
Halitosis atau nafas tidak sedap menjadi keluhan bagi banyak orang. Halitosis dirasa mengganggu bahkan menimbulkan rasa malu. Ketika hal itu sudah terjadi, maka penyebab halitosis menjadi hal yang penting. \n\n Halitosis sendiri bisa merupakan hal yang lumrah (fisiologis) atau memang sebuah penyakit (patologis). Bau mulut saat kita bangun tidur atau saat berpuasa disebabkan karena kondisi mulut yang kering. Hal tersebut merupakan kondisi yang lumrah (fisiologis). \n\n Penyebab halitosis dikarenakan kondisi patologis terdiri dari berbagai hal, antara lain : \n\n \n Luka di dalam rongga mulut, seperti sariawan. \n Tertimbunnya sisa makanan misalnya pada lubang gigi, celah-celah gigi, atau lidah. \n Penyakit gusi, seperti gusi bengkak, bernanah, gusi berdarah, dll. \n Peradangan pada saluran pernafasan. \n Peradangan pada salurah pencernaan. \n \n\n Faktor lain yang dapat menyebabkan halitosis adalah faktor risiko seperti tembakau, alkohol, mulut kering, diet, makanan dan minuman, obat-obatan, dan gigi tiruan. \n\n Bau yang tercium oleh kita merupakan produk yang dihasilkan oleh bakteri anaerob. Produk ini dikenal dengan istilah VSC (Volatile Sulfur Compounds). Bakteri anaerob ini terdapat dalam jumlah banyak di dalam mulut kita, terutama saat terjadi kondisi patologis. \n\n Apa yang harus kita lakukan saat kita memiliki bau nafas tidak sedap? \n\n Pertama, kenali dulu penyebabnya. Jika memang karena kondisi Patologis, segeralah berkonsultasi dengan tenaga ahli untuk mengatasi penyebabnya. \n\n Jika penyebab berada di dalam rongga mulut, kita bisa memulai dengan perawatan di rumah untuk mengatasinya, sebelum terburu-buru datang ke dokter gigi. Apa saja perawatannya? \n\n \n Lakukan sikat gigi secara teratur. Sikatlah gigi 2x sehari, setelah sarapan dan sebelum tidur. Lakukan penyikatan gigi dengan baik pada seluruh permukaan gigi. \n Gunakan pasta gigi ber-detergent. Busa pada pasta gigi ber-detergent diperlukan untuk mengangkat plak-plak di seluruh permukaan gigi. \n Pilih pasta gigi dengan kandungan menthol yang kuat. Nafas yang segar sebagai efek dari menthol tersebut mampu menyamarkan bau nafas yang tidak sedap. \n Gunakan obat kumur jika diperlukan. Hanya efek dari obat kumur ini hanya bersifat sementara. \n \n\n Jika setelah dilakukan tahap pembersihan di rumah masih terasa bau mulut tidak sedap, rasa asam di dalam mulut, maka segeralah berkonsultasi dengan Dokter Gigi untuk mendiskusikan penyebab, evaluasi tahapan pembersihan di rumah, perawatan yang harus dilakukan, obat-obatan yang harus dikonsumsi, atau bahkan penambahan alat bantu kebersihan gigi lain selain sikat gigi. \n\n Pembersihan mulut yang optimal membuat kita bisa terhindar dari nafas tidak sedap. Segeralah berkonsultasi dengan Dokter Gigi dan jangan menunda perawatan jika dibutuhkan. Jangan biarkan nafas yang tidak sedap mengganggu aktifitas kita sehari-hari. \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Sukabumi<\/a><\/li>
- 31 March 2022<\/li><\/ul><\/div>
Tips Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut<\/a><\/h3>
<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Mutiara Bunda Salatiga<\/a><\/li>
- 14 March 2022<\/li><\/ul><\/div>
The Importance of Cleaning Tartar<\/a><\/h3>
Tartar is one of the causes of problems that occur in the mouth. Moreover, tartar will not disappear by brushing your teeth regularly. \n\n What is tartar? \n\n The bacteria in the mouth process the food residue on the teeth, then it becomes a sticky layer that is widely found on our teeth, called plaque. \nWhen plaque builds up and is not cleaned regularly and thoroughly, it will harden (calcify) into tartar. \nTartar can form in two places, namely the supra gingiva (above the gums, attached to the teeth) and the sub gingiva (under the gums). \n\n Then when should we clean tartar? \n\n To find out the right time to clean tartar, you must first consult with a dentist. \n\n Tartar can make it difficult for you to brush your teeth. Tartar can also cause cavities and tooth decay. \nCoral that builds beyond the gum line can be a nightmare. This is because the bacteria in it can cause irritation to the gums. \nOver time, this can progress to gum disease. The mildest form of gum disease is gingivitis or inflammation of the gums. \n\n Some people think that brushing your teeth diligently will help remove tartar, in fact, tartar cannot be cleaned with a regular toothbrush. \nBy performing scaling which is handled by a dentist and the completeness of existing tools, the tartar can be cleaned thoroughly. \n\n Dental tartar cleaning by a dentist uses a special tool called an ultrasonic scaler. The resulting vibration will release tartar that is firmly attached to the teeth. \n\n It should be noted that delaying scaling will usually cause food residue to mix with saliva and then harden and stick to the teeth (a thicker tartar will form). \nGerms and bacteria will multiply and cause severe damage to the teeth. One of them is the occurrence of mobility in the teeth. \nTherefore, it is better to perform scaling treatment as soon as possible so that the teeth are always healthy and awake. \n\n Dental scaling is recommended to be done every 6 months. However, for some cases of severe tartar, dental scaling can be done every 3 months or as needed. \nUsually when doing dental scaling there may be a little bleeding. \nThat's because the gums and tartarized teeth adjust to the scaling process. \n\n So, you already know, Hermina's friend? If Friends of Hermina have plans to do tartar cleaning, you can just come to RSIA Hermina Mutiara Bunda Salatiga \nGet the convenience of online registration through the Halo Hermina Application \n\n Make an appointment with drg. Yuliana Winata \n\n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Bitung<\/a><\/li>
- 31 December 2021<\/li><\/ul><\/div>
Teeth Scaling <\/a><\/h3>
<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Palembang<\/a><\/li>
- 01 December 2021<\/li><\/ul><\/div>
What is an Impacted Tooth?<\/a><\/h3>
\n \n GIGI IMPAKSI \n\n Gigi impaksi atau gigi terpendam merupakan keadaan dimana gigi geligi yang tumbuh tidak memiliki cukup ruang untuk tumbuh sehingga erupsi normalnya terhalang atau terhambat di dalam gusi dan tidak dapat keluar dengan sempurna serta tidak mencapai oklusi normal di dalam susunan gigi-geligi lain yang telah erupsi. Impaksi dapat terjadi pada gigi seri, gigi taring, gigi geraham kecil dan yang paling sering terjadi ialah impaksi pada gigi geraham bungsu. \n\n Terdapat beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab terjadinya impaksi gigi geraham bungsu. Pada prinsipnya, masalah impaksi timbul karena ketidaksesuaian antara ukuran serta bentuk gigi dan rahang, bisa disebabkan oleh kemungkinan rahang yang terlalu kecil sehingga tidak tersedianya cukup tempat untuk erupsi akibat mandibula yang sempit, jaringan sekitarnya terlalu padat, adanya retensi gigi susu berlebihan, serta tanggalnya gigi susu yang terlalu awal. \n\n Ukuran rahang yang terlalu kecil bisa jadi diakibatkan oleh perubahan pola makan. Seperti yang kita ketahui, di zaman sekarang masyarakat cenderung menyantap makanan-makanan lunak, sehingga kurang merangsang pertumbuhan tulang rahang. Makanan lunak yang mudah ditelan menjadikan rahang tidak aktif mengunyah, sedangkan makanan yang mengandung serat tinggi memerlukan kekuatan rahang untuk dikunyah lebih lama. Proses pengunyahan yang lebih lama justru menjadikan rahang berkembang lebih baik. \n\n Biasanya gigi geraham bungsu akan tumbuh pada usia 16 – 25 tahun. Gigi geraham bungsu yang tumbuh secara normal dan tidak menimbulkan keluhan apapun tidak perlu dicabut. Berbeda jika gigi tersebut mengalami impaksi dan menimbulkan keluhan, maka perlu dilakukan pencabutan untuk mencegah komplikasi lain yang mungkin timbul akibat dari impaksi. \n\n Keluhan yang paling sering timbul dan menjadi tanda-tanda impaksi gigi geraham bungsu antara lain: \n\n 1. Rasa sakit atau perih di bagian gigi geraham, tak jarang juga disertai sakit kepala. \n\n 2. Pembengkakan disekitar rahang dan warna kemerahan pada gusi disekitar gigi yang diduga impaksi. \n\n 3. Bau pada mulut. \n\n 4. Rasa nyeri pada pundak, nyeri pada saat buka tutup mulut dan telinga berdengung. \n\n 5. Gigi berjejal/crowded teeth yang merusak penampilan karena susunan gigi menjadi berjejal diakibatkan terdesak gigi yang impaksi. \n\n 6. Kerusakan gigi geraham kedua akibat desakan gigi geraham ketiga dan penumpukan makanan di celah antar gigi tersebut. Apabila kerusakan geraham kedua cukup parah maka harus di lakukan pencabutan. \n\n \n\n Pencabutan tentunya merupakan solusi terbaik untuk menangani gigi yang impaksi, untuk mencegah beragam komplikasi seperti penyakit periodontal, peradangan pada gusi di sekitar gigi bungsu, gigi berlubang, mencegah kista odontogenik dan tumor, serta menghilangkan rasa sakit yang timbul. \n\n Pencabutan gigi impaksi tidak sama dengan pencabutan biasa, karena melalui serangkaian prosedur operasi bedah gigi dan mulut atau yang lebih dikenal dengan istilah Odontectomy. Prosedur ini biasanya dilakukan oleh dokter gigi khusus yang kompeten dalam bidang Bedah Gigi dan Mulut, dalam hal ini merujuk kepada Dokter gigi spesialis bedah mulut, karena diperlukan tindakan operasi kecil seperti membuka sebagian gusi dan atau membuang sedikit struktur tulang yang masih menutupi seluruh maupun sebagian gigi geraham bungsu yang impaksi. Durasi pencabutan gigi geraham bungsu terbilang relatif singkat, sekitar 30 menit hingga 2 jam, tergantung dari posisi gigi dan apa saja tindakan yang diperlukan. \n\n Meskipun pencabutan melalui pembedahan merupakan rekomendasi untuk menangani gigi impkasi, tidak semua pasien dengan gigi impaksi dapat menjalani prosedur Odontectomy, terutama pada pasien berusia lanjut, pasien dengan riwayat penyakit sistemik tertentu, serta daerah sekitar gigi impaksi yang berpotensi mengalami kerusakan jika dilakukan pembedahan. \n \n \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
<\/a><\/div>- Hermina Palembang<\/a><\/li>
- 22 October 2021<\/li><\/ul><\/div>
Bad Breath, What Causes It?<\/a><\/h3>
Bau mulut tidak sedap, apa penyebabnya? \n\n \n\n Bau mulut tidak sedap adalah masalah yang umum dialami oleh banyak orang dari segala usia. Selain mengganggu rasa percaya diri, kondisi ini juga bisa menjadi indikasi adanya kondisi tertentu, mulai dari masalah mulut hingga gangguan pencernaan. \n\n Sekitar 3 dari 10 orang bisa mengalami bau mulut tidak sedap atau halitosis. Kondisi ini tidak jarang membuat penderitanya menjadi tidak percaya diri dan bahkan mengganggu hubungan sosial dan kualitas hidup mereka. \n\n \n\n Berbagai Penyebab Bau Mulut Tidak Sedap \n\n Bau mulut tidak sedap umumnya disebabkan oleh berbagai hal dan kondisi berikut ini: \n\n 1. Makanan atau minuman tertentu \n\n Bau mulut tidak sedap bisa muncul akibat konsumsi minuman atau makanan tertentu, seperti kopi, bawang, petai, jengkol, rempah-rempah, dan makanan beraroma menyengat lainnya. \n\n Meski demikian, bau mulut akibat konsumsi makanan atau minuman yang beraroma kuat biasanya bisa hilang dengan sendirinya, tetapi terkadang bisa juga menetap hingga beberapa hari ke depan. \n\n 2. Kebersihan mulut tidak terjaga \n\n Sisa makanan di gigi, gusi, atau lidah dapat memicu pertumbuhan bakteri dan plak di mulut sehingga menyebabkan bau mulut tidak sedap. \n\n Membersihkan gigi dengan sikat dan benang gigi secara teratur dapat menghilangkan sisa makanan yang terperangkap di gigi sebelum membusuk dan memicu bau mulut. \n\n 3. Rokok \n\n Kebiasaan merokok juga dapat menyebabkan bau mulut tidak sedap. Tak hanya itu, perokok aktif juga lebih berisiko mengalami penyakit gusi dan mulut kering yang bisa memperberat bau mulutnya. \n\n 4. Mulut kering \n\n Mulut kering (xerostomia) terjadi ketika mulut tidak memproduksi air liur dalam jumlah yang cukup. Padahal, air liur dapat membersihkan mulut dari sisa makanan penyebab bau tidak sedap. \n\n Mulut kering dapat secara alami terjadi selama tidur, terutama tidur dengan mulut terbuka. Namun, mulut kering juga bisa dikarenakan penyebab lain, misalnya efek samping obat tertentu atau masalah pada kelenjar ludah. \n\n 5. Gangguan pencernaan \n\n Bau mulut tidak sedap dapat disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan lambung dan usus (gastrointestinal), seperti infeksi H. pylori dan penyakit asam lambung (GERD). \n\n 6. Masalah gusi \n\n Bau mulut tidak sedap yang berlangsung terus-menerus juga dapat disebabkan oleh masalah gusi. Penyakit gusi umumnya disebabkan oleh penumpukan plak pada gigi.Bakteri pada plak kemudian menyebabkan racun yang menimbulkan peradangan pada gusi. Jika tidak ditangani, kondisi tersebut akan membahayakan gusi, gigi, dan tulang rahang. \n\n 7. Infeksi mulut \n\n Bau mulut juga bisa disebabkan oleh luka atau infeksi setelah operasi mulut atau pencabutan gigi. Selain itu, infeksi mulut juga bisa disebabkan oleh kerusakan gigi, penyakit gusi, atau sariawan. \n\n Selain berbagai kondisi di atas, bau mulut tidak sedap juga bisa disebabkan oleh beberapa penyakit lain berikut ini: \n\n * Infeksi di telinga, hidung, dan tenggorokan, misalnya sinusitis \n\n * Infeksi saluran pernapasan, misalnya bronkitis kronis \n\n * Batu amandel \n\n * Penyakit atau gangguan pada organ hati atau ginjal \n\n * Diabetes \n\n * Apnea tidur \n\n \n\n Cara Mencegah Bau Mulut Tidak Sedap \n\n Kabar baiknya, bau napas tidak sedap bisa diantisipasi dan dicegah dengan cara-cara sederhana. Berikut ini adalah beberapa cara menghilangkan bau mulut tidak sedap: \n\n a. Membersihkan gigi secara rutin \n\n Sikat gigi setidaknya 2 kali sehari selama 2 menit. Usahakan untuk menyikat seluruh gigi, lidah, langit-langit mulut, dan gusi dengan pasta gigi mengandung fluoride. Jangan lupa mengganti sikat gigi setiap 3 minggu. \n\n Setelah menyikat gigi, gunakan benang gigi (dental floss) dan interdental brush (bila dibutuhkan) untuk menghilangkan sisa-sisa makanan yang tidak terjangkau sikat gigi. \n\n b. Memenuhi kebutuhan cairan tubuh \n\n Salah satu penyebab bau mulut tidak sedap adalah mulut kering. Kondisi ini bisa dihindari dengan minum air putih setidaknya 8 gelas setiap harinya dan mengunyah permen karet bebas gula. \n\n Mencukupi kebutuhan cairan tubuh dengan minum air putih bisa membuat mulut tetap lembap, sedangkan mengunyah permen karet bisa menstimulasi produksi air liur sehingga mulut tidak kering. \n\n c. Menjaga asupan makanan \n\n Hindari mengonsumsi makanan dan minuman pemicu bau mulut tidak sedap, seperti bawang putih, bawang bombay, dan makanan manis. \n\n d. Menghentikan kebiasaan merokok \n\n Berhenti merokok juga dapat menjadi solusi menghilangkan bau napas tidak sedap. Namun, jika merasa kesulitan untuk berhenti merokok, Anda dapat meminta bantuan dokter untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut. \n\n e. Mengunjungi dokter gigi secara teratur \n\n Periksakan gigi secara teratur ke dokter gigi setidaknya 2 kali dalam setahun untuk mendeteksi dan mencegah penyakit gigi dan gusi yang dapat memicu bau napas.Jika berbagai cara di atas tidak mampu mengatasi bau mulut tidak sedap yang Anda alami, jangan ragu untuk menemui dokter gigi guna mencari tahu penyebab dan solusi bau mulut yang Anda alami. \n\n \n\n source picture: freepik.com \n<\/p><\/div><\/div><\/div>
- 22 October 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 01 December 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 31 December 2021<\/li><\/ul><\/div>
- 14 March 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 31 March 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 18 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 22 April 2022<\/li><\/ul><\/div>
- 16 June 2022<\/li><\/ul><\/div>